Kompetensi
A. IntiInti
Kompetensi (KI)(KI)
KI 1 dan KI 2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Kompetensi Keterampilan, yaitu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi
KompetensiDasar
Dasar(KD)
(KD)dan
danIndikator
IndikatorPencapaian
PencapaianKompetensi
Kompetensi(IPK)
(IPK)
C. Tujuan
TujuanPembelajaran
Pembelajara
D. Materi
MateriPembelajaran
Pembelajaran
1. Peta
Petakonsep
konsep
2. Materi
C. KARAKTERISTIK KHUSUS ATAU PARTIKULARISME DAN EKSLUSIVISME
KELOMPOK SOSIAL
1. Definisi Partikularisme dan Eksklusivisme
a) Partikularisme
In The Sage Dictionary of Sociology, particularistic is people act in very different ways
towards different sets of people. “In many traditional societies there is a very clear
difference between what you can do to your own people and what you can do to outsiders
(enslave them, for example).”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata partikularisme berarti sistem yang
mengutamakan kepentingan pribadi (diri-sendiri) di atas kepentingan umum; aliran politik,
ekonomi, atau kebudayaan yang mementingkan daerah atau kelompok khusus.
2. PERUBAHAN SOSIAL
Kelompok sosial bersifat dinamis yang artinya akan selalu melakukan perkembangan dan
perubahan. Hal tersebut bisa terjadi karena disengaja ataupun tidak sengaja.
3. DIMENSI HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
a) Dimensi sejarah
b) Dimensi sikap
c) Dimensi institusi
d) Dimensi gerakan sosial
4. TERBENTUKNYA NORMA SOSIAL
5. POLA HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK DALAM MASYARAKAT
Hubungan antarkelompok diwarnai dengan pola-pola tertentu yang khas. Terhadap kelompok
ras, Michael Banton mengemukakan bahwa terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan
antar kelompok ras di iantaranya adalah:
1. Akulturasi
Terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu.
Akulturasi terjadi tidak hanya pada masyarakat yang berposisi sama, tetapi juga pada
masyarakat yang posisinya berbeda. Dalam proses akulturasi, terjadi pula dekulturasi,
b. Pengusiran. Contohnya: pengusiran warga Palestina oleh pemerintah Israel dari tepi
barat sungai Jordan.
c. Perbudakan. Contoh: sistem kerja Rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di
Indonesia.
3. Paternalisme
Paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok
ras pribumi. Michael Banton membedakan tiga macam masyarakat sebagai berikut:
a. Masyarakat metropolitan (di daerah asal pendatang)
b. Masyarakat klonial yang teridiri atas para pendatang dan sebagian masyarakat
pribumi.
c. Masyarakat pribumi yang dijajah.
4. Integrasi.
Integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam
masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
Contoh: saling menghormati antar sesama, saling toleransi antar agama dalam
masyasrakat, saling memahami kebutuhan sosial, serta tidak mengutamakan egonya.
A. Literatur