Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

PENILAIAN TERTULIS
(Pilihan Ganda)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 9 Pontianak


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas : XI

KompetensiDasar :
3.1 Memahami pengelompokan sosial di masyarakat dari sudut pandang dan pendekatan Sosiologis.
Indikator
3.1.1. Memahami proses pembentukan kelompok sosial di masyarakat
3.1.2. Mengidentifikasi dari berbagai sumber informasi tentang proses pembentukan kelompok sosial dalam
masyarakat
3.1.3. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang proses pembentukan kelompok sosial dan mendiskusikannya
berdasarkan pengetahuan Sosiologi dengan berorientasi pada praktik pengetahuan untuk
menumbuhkan sikap religiositas dan etika social
3.1.4. Mengidentifikasi data tentang ragam pengelompokkan sosial di masyarakat sekitar dari berbagai
macam sumber

Materi
Bab 1. Kelompok Sosial di Masyarakat

“Kelompok sosial merupakan kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi”

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

Manusia menjadi anggota dari berbagai macam kelompok sosial, bahkan sejak lahir dan dibesarkan. Kelompok
sosial dengan demikian menjadi suatu bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehingga perlu diketahui serta
dimengerti.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Mendeskripsikan pengertian kelompok sosial


2. Mengidentifikasi tipe-tipe kelompok sosial
3. Mendeskripsikan dimensi hubungan antarkelompok sosial
4. Mendeskripsikan dinamika kelompok sosial di Indonesia
5. Memahami dan menghargai berbagai kelompok sosial di sekitar
6. Memperdalam nilai agama yang dianut dan menghormati agama lain
7. Mensyukuri keberadaan dan keberagaman kelompok sosial di masyarakat sebagai anugerahTuhan
Yang Maha Kuasa
Kelompok sosial merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena sebagian besar
kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Sejak dilahirkan hingga sekarang. Anda senantiasa menjadi anggota
bermacam-macam kelompok. Di samping menjadi anggota keluarga, Anda menjadi warga salah satu umat
beragama, suku bangsa, atau kelompok etnik tertentu.

A. Hakikat Kelompok Sosial


1. Pengertian Kelompok Sosial

Apa sesungguhnya kelompok sosial itu? Untuk dapat memperluas wawasan Anda mengenai
pengertian kelompok sosial, berikut adalah beberapa pengertian kelompok sosial menurut para ahli.

a. Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama
karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.
b. Robert K. Merton
Kelompok sosial adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola
yang telah mapan.
Sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau kepentingan pokok, yaitu:

1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya

2. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya

Keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan yang lain mendorong manusia untuk
membentuk kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial atau sosial group. Dari definisi para ahli dapat
disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi
sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.

2. Syarat dan Ciri Kelompok Sosial

Robert K. Merton menyebutkan tiga kriteria suatu kelompok :

a. Memiliki pola interaksi


b. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok
c. Pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok
Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila
memiliki beberapa persyaratan berikut.

a. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan


b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok itu.
c. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, sehingga
hubungan di antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, ideology politik yang sama, dan lain-lain
d. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama
e. Bersistem dan berproses
Pengayaan

Ada kelompok sosial yang tidak teratur, yaitu kerumunan (ukuran kecil) dan publik (ukuran besar). Kerumunan
terjadi apabila sejumlah orang berada di satu tempat karena sesuatu yang menarik perhatian bersama. Contoh
kerumunan adalah antrean karcis di bioskop. Kerumunan bukanlah suatu kelompok yang terorganisasi.
Interaksi di dalamnya bersifat spontan dan tidak terduga.

Publik juga merupakan kumpulan manusia yang memiliki perhatian pada hal yang sama. Namun, publik tidak
berkumpul pada satu tempat. Interaksi pada publik bersifat tidak langsung, yakni melalui saluran komunikasi
(surat kabar, radio, TV, dan film). Contoh publik adalah seluruh pemirsa televise yang menyaksikan kampanye
presiden melalui televisi.

B. Tipe-Tipe Kelompok Sosial


1. Kelompok Sosial Teratur

A. Klasifikasi Durkheim

1) Kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas mekanik


Merupakan ciri dari masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja. Yang
diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap. Seluruhan warga masyarakat diikat oleh
kesadaran kolektif, yaitu kesadaran bersama.

2) Kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas organik


Merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja. Bentuk solidaritas ini bersifat
mengikat, sehingga unsur-unsur didalam masyarakat tersebut saling bergantung. Karena adanya
kesalingtergantungan ini, ketiadaan salah satu unsur akan mengakibatkan gangguan pada kelangsungan
hidup bermasyarakat.

B. Klasifikasi Ferdinand Tonnies

1) Gemeinschaf
Merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi, dan eksklusif. Suatu keterikatan yang dibawa sejak
lahir. Contohnya adalah ikatan perkawinan, agama, Bahasa, adat, dan rumah tangga.

2) Gesellschaft
Merupakan kehidupan publik sebagai sekumpulan orang yang secara kebetulan hadir bersama,
tetapi setiap orang tetap mandiri. Bersifat sementara dan semu. Contohnya adalah ikatan pekerja
dan ikatan pengusaha.

C. Klasifikasi Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris

1. Kelompok primer
Ditandai dengan pergaulan, kerja sama, dan tatap muka yang intim. Ruang lingkup kelompok primer yang
terpenting adalah keluarga, teman bermain pada masa kecil, rukun warga, dan komunitas orang dewasa.

2. Kelompok sekunder

Kelompok sekunder yang formal, tidak pribadi, dan berciri kelembagaan. Contohnya adalah koperasi
dan partai politik

D. Klasifikasi W.G Sumner

1. In-group (kelompok dalam), dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan, dan kedamaian.


2. Out-group (kelompok luar), apabila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar munculah rasa
kebencian, permusuhan, perang, atau perampokan.
E. Klasifikasi Soerjono Soekanto

Soerjono Soekanto membagi jenis kelompok berdasarkan enam hal, yaitu:

1. Berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota, menurut Simmel bentuk terkecil kelompok sosial
terdiri dari satu orang sebagai focus hubungan sosial dinamakan monad, berkembang menjadi
dua disebut dyad dan triad.
2. Berdasarkan derajat interaksi sosial, berdasarkan derajat interaksi sosial terdiri dari kelompok-
kelompok yang anggotanya saling mengenal (face to face grouping) dan kelompok-kelompok yang
anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat.
3. Berdasarkan kepentingan dan wilayah
4. Berdasarkan derajat organisasi
5. Berdasarkan kesadaran terhadap jenis yang sama, terdapat in-group dan out-group
6. Berdasarkan hubungan sosial dan tujuan, dapat dibedakan menjadi kelompok primer dan sekunder.
Dalam konteks Indonesia kedua kelompok tersebut tercermin dalam paguyuban dan patembayan.
a. Paguyuban, merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya memiliki
hubungan batin yang kuat, bersifat alamiah dan kekal. Contohnya, keluarga, kekerabatan, antar
tetangga pada masyarakat tradisional atau pada masyarakat pedesaan. Ciri-ciri paguyuban, intim,
privat, ekslusif
b. Patembayan, merupakan bentuk kehidupan bersama dimana diantara anggotanya terdapat ikatan
lahir yang bersifat pokok, dalam jangka waktu yang relative pendek. Contohnya, hubungan dalam
dunia industry atau organisasi politik.
2. Kelompok Sosial Tidak Teratur

Tidak semua kelompok sosial dapat dikategorikan sebagai kelompok sosial yang teratur, berikut beberapa
kelompok sosial yang tidak teratur.

A. Kerumunan Sosial

Kerumunan sosial adalah sekumpulan orang yang berada di suatu tempat, tetapi diantara mereka tidak
berhubungan secara tetap. Pengelompokkan manusia seperti itu disebut juga kolektivitas, yaitu kumpulan manusia
pada suatu tempat dan suatu waktu yang sifatnya sementara. Dalam buku yang ditulis oleh Soerjono Soekanto
menyebutkan adanya beberapa bentuk umum kerumunan yaitu sebagai berikut.

1) Kerumunan yang Berartikulasi dengan Struktur Sosial


a) Khalayak Penonton atau Pendengar yang Formal (Formal Audiences)
Formal Audiences adalah kerumunan yang memiliki pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi bersifat
pasif. Contoh: orang-orang yang menghadiri suatu ceramah agama/khotbah dan kerumunan orang yang
menonton film.
b) Kelompok Ekpresif yang Telah Direncanakan (Planned Expressive Group)

Planned Expressive Group adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, tetapi memiliki
persamaan tujuan yang bersimpul dalam aktivitas tersebut dan kepuasan yang dihasilkannya. Fungsi
diciptakannya kerumunan ini adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena
aktivitas/ pekerjaan sehari-hari. Contoh: kerumunan orang yang berpesta.

2) Kerumunan yang Bersifat Sementara


a) Kumpulan yang Kurang Menyenangkan (Inconvenient Aggregations)
Contoh kumpulan ini adalah kerumunan orang yang mengantre karcis, menunggu bus, dan
sebagainya. Dalam kerumunan ini, kehadiran orang lain menjadi penghalang terhadap
tercapainya maksud dan tujuan seseorang.
b) Kerumunan Orang dalam Keadaan Panik (Panic Crowds)
Panic Crowds adalah kerumunan orang yang secara bersama-sama berusaha menyelamatkan
diri dari suatu bahaya. Dorongan dalam diri setiap individu pada kerumunan tersebut mempunyai
kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik.
c) Kerumunan Penonton (Spectator Crowds)
Spectator Crowds adalah kerumunan yang terbentuk/ terjadi karena adanya keinginan untuk
melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan ini hampir sama dengan khalayak penonton, yang
membedakan adalah bahwa dalam kerumunan penonton tidak direncanakan dan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada umumnya tidak terkendalikan.
B. Publik
Publik adalah kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung
melalui berbagai alat komunikasi, contohnya surat kabar, radio, televise, atau yang lainnya. Melalui
alat-alat penghubung semacam ini memungkinkan suatu public memiliki pengikut yang lebih besar
dan luas ruang lingkupnya, tetapi karena jumlahnya yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian
yang tajam, sehingga tidak ada kesatuan.
C. Massa

Massa adalah kumpulan manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Terdiri dari orang-orang dari segala lapisan dan tingkat sosial dalam masyarakat.
2) Bersifat anonym dan heterogen
3) Tidak ada interaksi dan interelasi satu dengan yang lain karena masing-masing terpisah.
4) Tidak bisa bertindak secara teratur disebabkan ikatan sosial/organisasinya sangat longgar.
5) Adanya sikap yang kurang kirtis dan mudah percaya pada pihak lain.
6) Sangat mudah tersinggung, terkadang muncul fanatic yang berlebihan, bersemangat, dan
berani serta bisa berbuat sesuatu tanpa memikirkan tanggung jawab.
7) Dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu massa terlihat/konkret (berkumpul dalam
satu tempat) dan massa yang tidak terlihat/abstrak (keberadaannya berpencar di banyak tempat).
Suatu massa dapat dinamakan massa terlihat/konkret apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Mempunyai ikatan batin karena adanya kehendak dan pandangan yang sama
b) Mempunyai norma-norma yang sama.
C. Hubungan Antarkelompok dalam Masyarakat
Dimensi Hubungan Antarkelompok

Menurut Kinloch, hubungan antarkelompok memiliki beberapa kriteria sebagai berikut.

1. Kriteria fisiologis, didasarkan pada persamaan jenis kelamin, usia, dan ras
2. Kriteria kebudayaan, diikat oleh persamaan budaya, seperti kelompok etnik suku bangsa, ataupun
persamaan agama
3. Kriteria ekonomi, dibedakan antara mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi dan yang tidak
4. Kriteria perilaku, didasarkan pada cacat fisik, cacat mental, dan penyimpangan terhadap aturan
masyarakat
Dalam hubungan antar kelompok terdapat empat dimensi;

1. Dimensi sejarah, diarahkan pada masalah tumbuh dan berkembangnya hubungan antarkelompok.
Hal tersebut terkait dengan timbulnya stratifikasi etnik, stratifikasi jenis kelamin, dan stratifikasi usia
2. Dimensi sikap, timbulnya prasangka (prejudice) atau stereotip
3. Dimensi institusi, dapat berupa institusi politik dan ekonomi
4. Dimensi gerakan sosial, baik diprakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh
mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang sudah ada.
Pola hubungan antarkelompok

1. Akulturasi, terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur
2. Dominasi, terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Kornblum menyatakan bahwa
terdapat empat macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan
antarkelompok,
a. Genosida adalah pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok
tertentu
b. Pengusiran
c. Perbudakan
d. Segresi, yaitu pemisahan antara warga kulit putih dan hitam (apartheid)
e. Asimilasi, interaksi antara dua kelompok yang berbeda kebudayaannya sehingga memunculkan
kebudayaan campuran
3. Paternalism, bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi
4. Integrasi, suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak
memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
5. Pluralism, suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak perdata
masyarakat.
Stanley Lieberson, mengklasifikasikan pola hubungan antar kelompok menjadi dua pola,

1. Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordinate)


2. Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordinate)
Sumber

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2: Kelompok Pemintan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis
Erlangga

Fakta
-

Konsep
-

Prinsip
-

Prosedur
-

a. TesPilihanGanda

Pilih Satu Jawaban yang paling tepat !


1.
a.
b.
c.
d.
e.

2.
a.
b.
c.
d.
e.

3.
a.
b.
c.
d.
e.

4.
a.
b.
c.
d.
e.

5.
a.
b.
c.
d.
e.

6. dst
Kunci Jawaban Piliahan Ganda dan Pedoman Penskoran
Alternatif
Penyelesaian Skor
Jawaban
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
9 1
10 1
11 1
12 1
13 1
14 1
15 1
16 1
17 1
18 1
19 1
20 1
Jumlah 20

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = × 10
20
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN (ANALISIS)
PENILAIAN TES TERTULIS

KELAS :.………………..

PILIHAN GANDA ESSAY SKOR


NO NAMA NILAI
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 01 02 03 04 05 PG E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
PILIHAN GANDA ESSAY SKOR
NO NAMA NILAI
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 01 02 03 04 05 PG E
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

…………………, …………… 20 …

Mengetahui
Kepala Sekolah ………………… Guru Mata Pelajaran

………………………………….. …………………………………..
NIP . NIP.

Anda mungkin juga menyukai