Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang saling berinteraksi dan memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaannya dalam suatu kelompok. Kelompok sosial terbentuk karena
tumbuhnya perasaan bersama akibat interaksi yang sering terjadi diantara mereka.

Kelompok sosial didalam kehidupan bermasyarakat sangat banyak jumlahnya, dasar


pembentukan kelompok tersebut pun berbeda-beda. Sejak dilahirkan manusia telah memiliki dua
hasrat pokok dalam dirinya yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dan
keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam disekitarnya. Pembentukan kelompok sosial
merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya tersebut.

B. Ciri ciri Kelompok Sosial


Kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang memiliki kesamaan dan kesadaran
bersama untuk membentuk sebuah kelompok yang memiliki tujuan/dorongan/prinsip sesuai
dengan kesepakatan bersama. Secara umum ciri-ciri kelompok sosial ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu suatu dengan yang lain.
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain.
3. Berlangsungnya suatu kepentingan.
4. Adanya keinginan untuk kumpul bersama/membuat acara.
5. Memiliki identitas seperti nama/atribut/merek/simbol dll.
6. Memiliki struktur organisasi, minimal ketua yang memimpin kelompok tersebut.
7. Adanya kesepakatan dan kesadaran di masing-masing anggota terhadap kelompok
tersebut.
8. Memiliki visi misi atau tujuan yang hendak dicapai.
9. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.

C. Proses Pembentukan Kelompok Sosial


Proses pembentukan kelompok sosial dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Kedekatan

Kedekatan geografis berpengaruh besar terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok.
Semakin dekat jarak geografis antara dua atau lebih orang, semakin mungkin mereka untuk
saling berbicara dan berinteraksi. Jadi, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan
bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Kedekatan
tersebut bisa kita lihat ketika ada seseorang yang merantau ke suatu daerah dan bertemu dengan
orang yang statusnya sama sebagai perantau dan berasa dari daerah yang sama. Secara tidak
sadar, orang tersebut merasa ada ikatan batin meskipun pada awalnya belum saling mengenal
ketika masih di daerah asal.

2. Kesamaan
Selain kedekatan fisik dan geografis, pembentukan kelompok sosial juga tergantung pada
kesamaan di antara anggota-anggotanya. Pada umumnya, orang memang lebih nyaman
berinteraksi dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan di sini meliputi
kesamaan latar belakang, minat, kepercayaan, nilai, usia, atau karakter-karakter personal lain.
Macam-macam kesamaan tersebut juga bisa dikategorikan menjadi tiga aspek berikut:

a. Kesamaan Kepentingan

Adanya kesamaan kepentingan membuat kelompok sosial ini memiliki pehamaman yang sama
akan tujuan bersama dan mau bekerja sama demi mencapai kepentingan dan tujuan tersebut. Hal
ini terlihat pada kelompok belajar di sebuah kelas atau bimbel yang para anggotanya sama-sama
memiliki kepentingan untuk lulus atau mendapat nilai tertentu.

b. Kesamaan Keturunan

Kelompok sosial yang terbentuk dengan persamaan keturunan, akan memiliki tujuan yang sama
yakni menyambung tali persaudaraan. Dampak positifnya, masing-masing anggotanya secara
tidak langsung memiliki komitmen untuk tetap aktif terlibat dalam kelompok sosial ini untuk
menjaga agar tali persaudaraan tidak terputus.

c. Kesamaan Nasib

Adanya persamaan nasib atau pekerjaan, maka dapat terbentuk kelompok sosial yang mewadahi
yang bertujuan meningkatkan taraf hidup amaupun kinerja anggotanya. Contohnya, perkumpulan
informal mitra ojek online yang saat ini sedang marak di berbagai kota. Adanya perkumpulan ini
didasari oleh kesamaan nasib dan profesi para anggotanya sebagai sesama mitra ojek online yang
membutuhkan wadah untuk saling berbagi cerita dan informasi terbaru terkait penumpang dan
kebijakan perusahaan.

D. Klasifikasi dan Tipe tipe Kelompok Sosial

1. Klasifikasi Kelompok Sosial

 Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok

Menurut George Simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok akan memengaruhi
kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel
memulai dari satu orang sebagai perhatian hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian
monad dikembangkan menjadi dua orang atau diad, dan tiga orang atau triad, dan kelompok-
kelompok kecil lainnya. Hasilnya semakin banyak jumlah anggota kelompoknya, pola
interaksinya juga berbeda.

 Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok

Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda. Kelompok
sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan mempunyai kelompok yang
anggotanya saling mengenal dengan baik (face-to-face groupings). Hal ini berbeda dengan
kelompok sosial seperti masyarakat kota, perusahaan, atau negara, di mana anggota-anggotanya
tidak mempunyai hubungan erat.

 Berdasarkan kepentingan dan wilayah

Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas dasar wilayah
yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu. Sedangkan asosiasi (association)
adalah sebuah kelompok sosial yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu.

 Berdasarkan kelangsungan kepentingan

Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya
sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok yang keberadaannya
hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama. Namun, sebuah asosiasi
mempunyai kepentingan yang tetap.

 Berdasarkan derajat organisasi

Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti
negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak
terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.

2. Tipe tipe Kelompok Sosial


Berbagai tipe kelompok sosial dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam tipe-tipe
tertentu, sebagai berikut:

A. Kelompok Sosial Menurut Terbentuknya


Menurut proses terbentuknya kelompok sosial dibedakan menjadi sebagai berikut:

1. Kelompok Semu
Kelompok semu merupakan kelompok orang-orang yang bersifat sementara. Kelompok
sosial ini tidak memiliki struktur, ikatan, kesadaran jenis dan aturan. Contoh berkumpulnya
orang-orang ketika terjadi peristiwa tabrakan. Ketika proses evakuasi selesai maka satu persatu
orang meninggalkan tempat tersebut. Hal ini berarti kelompok tersebut adalah semu dan bersifat
sementara.

Ciri-ciri kelompok semu sebagai berikut.

1) Tidak direncanakan karena terjadi secara spontan

2) Tidak terorganisasi sehingga tidak terstruktur


3) Tidak ada interaksi, interelasi dan komunikasi yang berlangsung lama

4) Tidak ada kesadaran kelompok

5) Kehadirannya bersifat sementara

Kelompok semu dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1) Kerumunan (crowd)
Kerumunan merupakan berkumpulnya orang-orang pada saat tertentu secara cepat tanpa
ada ikatan organisasi. Himpunan manusia yang termasuk dalam kerumuman sebagai berikut:

a) Penonton pasif, yaitu kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan satu tujuan yang sama
erat dan mempunyai sifat pasif.

b) Kelompok ekpresif yaitu kerumunan yang mementingkan tujuan daripada pusat perhatian.
Orang-orang berkumpul dengan tujuan sama tanpa memandang apa yang menarik perhatian
mereka.

c) Kelompok saling tidak senang, yaitu kerumunan sementara yang tidak menyukai kehadiran
orang lain sebab dapat menghambatnya untuk mencapai tujuan.

d) Kerumunan panik yaitu kerumunan orang yang dalam keadaan panik untuk menyelamatkan
diri dari bahaya

e) Kerumunan emosional yaitu yang menggunkan kekuatan fisik untuk melawan norma-norma
pergaulan hidup yang bersangkutan

f) Kerumunan tidak bermoral yaitu kerumunan orang yang tindakannya melawan norma
pergaulan hidup yang tidak mempunyai tujuan yang jelas.

2) Publik

Merupakan kelompok yang bukan kesatuan. Interaksi berlangsung melalui alat-alat komunikasi
dan tidak langgeng. Contoh, Radio, surat kabar, televisi. Dengan alat-alat penghubung publik
mempunyai pengikut yang luas dan berjumlah besar.

3) Massa

Massa diartikan sebagai keseluruhan dari kerumunan sosial. Pengertian massa timbul sejalan
dengan perkembangan masyarakat yang mengarah pada pola kehidupan modern. Pengertian
massa menjadi ciri khas masyarakat modern yang pada umumnya bertempat tinggal di
perkotaan. Ciri massa yang menonjol adalah suatu kumpulan orang yang heterogen sehingga
identitasnya sulit diketahui. Keaneekaragaman massa tampak dari diferensiasi status sosial, taraf
hidup, pendidikan, keturunan, pekerjaan dan agama.

2. Kelompok Nyata
Kelompok sosial yang nyata mempunyai berbagai bentuk tetapi ada satu ciri yang sama, yaitu
kehadirannya bersifat tetap. Hampir semua kelompok sosial yang terjadi di masyarakat
merupakan kelompok nyata.

Bentuk-bentuk kelompok sosial nyata sebagai berikut:

1) Kelompok Statistik, merupakan kelompok dalam arti analitis saja. Ciri-ciri kelompok statistik
sebagai berikut.

a) Tidak direncanakan tetapi sudah ada demgan sendirinya secara spontan

b) Tidak terorganisir dalam satu wadah tertentu

c) Tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung lama

d) Tidak ada kesadaran kelompok

e) Kehadirannya bersifat tetap

2) Kelompok Kemasyarakatan, merupakan kelompok yang di dalamnya terdapat persamaan


kepentingan pribadi di antara para anggotanya tetapi kepentingan tersebut bukanlah kepentingan
bersama. Ciri-ciri kelompok kemasyarakatan sebagai berikut:

a) Tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya

b) Kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah tertentu

c) Kemungkinan ada interaksi, interelasi, dan komunikasi

d) Kemungkinan terjadi kesadaran berkelompok

e) Kehadirannya tetap

3) Kelompok Sosial, yaitu kelompok sosial seringkali terjadi karena ikatan pekerjaan, usia, jenis
kelamin, tempat tinggal dan sebagainya. Ciri-ciri kelompok sosial sebagai berikut:

a) Tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya


b) Kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah tertentu

c) Kemungkinan ada interaksi, interelasi, dan komunikasi

d) Ada kesadaran kelompok

e) Kehadirannya tetap

4) Kelompok Asosiasi, mempunyai bentuk yang tetap. Ciri-ciri kelompok asosiasi sebagai
berikut:

a) Terjadi karena sengaja direncanakan/dibuat

b) Terorganisasi dalam suatu wadah

c) Ada interaksi, interelasi, dan komunikasi secara terus menerus

d) Kesadaran berkelompok sangat luas

e) Kehadirannya bersifat tetap

B. Kelompok Sosial Menurut Ikatannya


Kelompok ini didasarkan atas keeratan ikatan antaranggotanya. Ferdinand Tonnies (dalam
Soerjono Soekanto, 402:2005) membagi kelompok ini menjadi dua
yaitu gemeinschaft dan gesselschaft. Kedua kelompok ini oleh Djojoguno kemudian dikenalkan
dengan istilah paguyuban dan patembayan sebagai berikut.
1. Paguyuban (gemeinschaft )
Paguyuban pada dasarnya merupakan kelompok sosial yang terjadi karena ikatan darah
( garis keturunan ) misalnya perkawinan, kerabat, suku bangsa, dan sebagainya. Pada kelompok
sosial ini rasa kebersamaan, solidaritas sosial, dan perasaan sangat kuat diantara anggotanya.
Contoh dari paguyuban yaitu perkumpulan keluarga Minang di Jakarta., perkumpulan darah
Martowikraman dan sebagainya.

2. Patembayan (gesselschaft )
Patembayan merupakan kelompok sosial yang termasuk atas dasar kepentingan tertentu.
Seseoarang akan menjadi anggota patembayan dengan memperhitungkan untung rugi. Jadi pada
kelompok sosial sosial ini masing-masing anggota merasa sudah tidak perlu lagi terhadap
kelompok dan dapat keluar dari kelompok tersebut. Contohnya perusahaan, perkumpulan PKK,
dan sebagainya.
E. Dinamika Kelompok Sosial

 Dinamika Kelompok Sosial


Dinamika kelompok sosial bisa dikatakan sebagai penelaahan mengenai faktor terjadinya
hubungan kelompok sosial atas dasar perilaku atau tindakan dalam kelompok sosial tersebut
melalui sebuah interaksi yang dinamis dengan adanya situasi sosial yang mendukung. Sehingga
kajian terkait dengan dinamika kelompok sosial ini berkaitan erat dengan pembentukan struktur
sosial dalam kelompok, norma sosial, perasaan saling memiliki, dan internalisasi dari setiap
perwujutan norma yang ada dalam lingkungan sosial bermasyarakat.
 Pengertian Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika kelompok sosial adalah serangkaian problematika kehidupan yang dialami
oleh individu dan kelompok yang ingin melakukan bentuk mobilisasi sosial dengan cepat
sehingga mengubah keteraturan sosial yang sudah berjalan lama di masyarakat.

 Ciri Dinamika Kelompok Sosial


Sedangkan karakteristik dinamika yang menonjol dalam kelompok sosial. Antara lain;

1. Terjadinya gejala sosial yang mengarah pada perpecahan


2. Tersusunnya perubahan struktur sosial di masyarakat dari sebelum dan sesudahnya
terjadinya dinamika
3. Terbentuknya perubahan sosial baru
4. Menentang aturan dan nilai sosial di masyarakat

 Jenis Dinamika Kelompok Sosial


Adapun untuk bentuk dinamika yang ada dalam kelompok sosial, antara lain;

1. Dinamika Kecil, Dinamika kecil perubahan baik kecil yang ada di masyarakat dan
berpengaruh pada suatu kelompok sosial.
2. Dinamika Besar, Merupakan dinamika yang terjadi dalam kelompok sosial perubahan
progres (maju) ataupun perubahan regres (mundur) akibat proses mobilitas sosial

 Aspek Kelompok Sosial


Aspek yang menjadi latar belakang adanya kelompok sosial dalam masyarakat, sangat
berpengaruh besar pada pola interaksi sosial dan keteraturan sosial yang diciptakan. Adapun
bentuknya sebagai berikut;

1. Adaptasi

Adaptasi di dalam kelompok sosial sangat diperlukan untuk menyesuaikan kelompok dengan
perkembangan zaman yang pada saat ini tidak terbatas. Adaptasi adalah kemampuan masyarakat
atau seseorang dalam penyesuaian dirinya dengan lingkungan sosial yang terbentuk.

2. Pencapaian Tujuan
Kelompok sosial yang berupaya mencapai tujuan tertentu akan mengalami perubahan dan
perkembangan yang ada di dalam masyarakat. Pencapaian tujuan dalam kelompok sosial ini
dilakukan atas dasar suka rela antar anggota masyarakat, yang sebelumnya dilakukan dengan
adanya kesepakatan-kesepatan tertentu.

3. Integrasi

Integrasi dalam kelompok sosial menandakan upaya tetap bersatu dalam kelompok untuk
mendukung dan mewujudkan tujuan yang impikan. Aspek yang terdapat dalam kelompok sosial
ini penting untuk dilakukan sebagai upaya adanya kesimbangan dan keteraman di dalam
kehidupan.

4. Pola Pemeliharaan dan Perluasan

Kelompok sosial yang melakukan perubahan membuat pola-pola pemeliharaan agar tidak terjadi
disintegrasi. Kelompok sosial juga melakukan perluasan dengan menerima anggota baru dan
memperkenalkan anggota tersebut dengan unsur budaya kelompok.

 Contoh Dinamika Kelompok Sosial


Adapun untuk contoh yang bisa diambil dalam dinamika kelompok sosial masyarakat, misalnya
saja;

1. Indonesia

Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya masyarakat Indonesia yang banyak memberikan


pandangan kepada masyarakat di Papua dengan tipikal yang keras dan tertinggal. Keras dalam
artian dalam pergaulan dan tatacara dalam berbicaranya.

Kondisi seperti ini adalah bagian daripada dinamika dalam kelompok sosial masyarakat. Padahal
belum tentu masyarakat yang berasal dari Papua tertinggal dan tatabicaranya keras. Pandangan
ini sejatinya perlu untuk diingatkan sebagai wujud integrasi nasional dan juga wujud
diskriminasi kepada kelompok-kelompok tertentu.

2. Agama

Contoh lain, dalam segi agama. Sebagian golongan melihat bahwa adanya Organisasi NU
(Nahdalutul Ulama) sebagai organisasi yang membeli agama lain daripada membela agamanya
sendiri, bahkan ada sejumlah pandangan dan perkataan bahwa “Banser (Banom NU) lebih
menjaga Geraja daripada Menjaga Masjid“.

Padangan seprti ini juga bisa dikatakan sebagai dinamika kelompok sosial yang merugikan dan
dapat mengikis integrasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Demikinalahlah penjabaran mengenai pengertian dinamika kelompok sosial menurut para ahli,
ciri, jenis, faktor, aspek, dan contonya. Semoga dengan adanya penjelasan dan bahasan ini bisa
memberikan wawasan dan juga memberikan pengetahuan yang mendalam.

Anda mungkin juga menyukai