Anda di halaman 1dari 10

BAB II

(Pembahasan)

A. Pengertian Kelompok Sosial


Kelompok sosial bisa terjadi secara alami atau bisa pula dengan
sengaja dibuat. Hal ini dikarenakan organisasi sosial ditujukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Berikut merupakan beberapa pengertian
kelompok sosial menurut para ahli:
1. Menurut Robert K. Merton (Dalam Kamanto Sunarto, 131 ; 2000),
kelompok sosial merupakan sekelompok orang yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan.
2. Menurut Bierstedt (Dalam Kamanto Sunarto, 130 ; 2000),
kelompok sosial adalah kelompok yang anggotanya mempunyai
kesadaran jenis, berhubungan Dari pengertian para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa dalam kelompok sosial terdapat anggota
kelompok yang saling berinteraksi dan memiliki kesadaran dalam
satu ikatan. Tidak semua orang yang berkumpul merupakan
kelompok sosial. Contohnya orang-orang yang sedang membeli
karcis kereta api, orang yang sedang naik bis, orang yang sedang
menonton sepak bola, dan sebagainya. Mereka sebenarnya juga
merupakan kelompok, tetapi bersifat semu, dan tidak permanen.
Menurut Soerjono Soekanto (115 ; 2005) suatu himpunan manusia dapat
dinamakan kelompok sosial, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:

1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan


sebagian dari kelompok yang bersangkutan,
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota
3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama seperti nasib, kepentingan,
tujuan, ideologi politik, dan lain-lain.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku, dan
5. Bersistem dan berproses. satu dengan yang lain, tetapi tidak terikat
dalam ikatan organisasi.
B. Tipe-Tipe Kelompok Sosial
Berbagai tipe kelompok sosial dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke
dalam tipe-tipe tertentu. Adapun tipe-tipe tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Sosial menurut Proses Terbentuknya
Menurut proses terbentuknya, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi
kelompok semu dan Kelompok nyata.
a). Kelompok Semu
Kelompok semu merupakan kelompok orang-orang yang
bersifat sementara. Biasanya kelompok semu ini terjadi secara
spontan atau tiba-tiba. Contohnya berkumpulnya orang-orang
ketika terjadi peristiwa tabrakan. Adapun ciri-ciri kelompok
semu adalah:
 Tidak direncanakan karena terjadi secara spontan,
 Tdak terorganisasi sehingga tidak berstruktur,
 Tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang
berlangsung lama (langgeng),
 Tidak ada kesadaran kelompok, dan
 Kehadirannya bersifat sementara.
2. Massa (mass)
Massa mempunyai kemiripan ciri dengan kerumunan tetapi proses
terbentuknya agak berbeda. Pada massa ada sebagian pembentukan
yang disengaja dan ada sebagian yang terjadi secara spontan.
Contohnya adalah pengumpulan orang-orang di sebuah lapangan/jalan
untuk melakukan demonstrasi.
3. Publik (public)
Terbentuknya publik hampir sama dengan massa tetapi tidak dalam
tempat yang sama. Publik mempunyai anggota yang tersebar tanpa
batas wilayah formal. Contohnya adalah publik pendengar pidato
presiden yang disiarkan oleh Radio. Para hadirin yang datang pada
pidato tersebut merupakan massa. Sedangkan seluruh pendengar radio
yang memperhatikan pidato adalah publik.

b) Kelompok Nyata
Kelompok sosial yang nyata mempunyai berbagai bentuk tetapi ada
satu ciri yang sama, yaitu kehadirannya bersifat tetap. Robert
Bierstedt mengklasifikasikan kelompok nyata menjadi empat jenis,
yaitu Kelompok Statistik (Statistical Group), Kelompok
Kemasyarakatan (Societal Group), Kelompok Sosial (Social Group),
serta Kelompok Asosiasi (Associational Group). Pengklasifikasian
ini didasarkan atas ada tidaknya hubungan sosial, komunikasi,
kesadaran jenis, serta ada tidaknya organisasi formal dalam
kelompok sosial tersebut.
1) Kelompok statistik (statistick group)
Kelompok statistik merupakan kelompok dalam arti analitis saja. Ciri-
ciri dari kelompok ini adalah:

 Tidak direncanakan tetapi bukan berarti terjadi secara spontan,


 Tidak terorganisir dalam satu wadah tertentu,
 Tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung
lama (langgeng),
 Tidak ada kesadaran berkelompok, dan
 Kehadirannya bersifat tetap.
2) Kelompok kemasyarakatan (societal group)
Kelompok kemasyarakatan adalah kelompok yang di dalamnya
terdapat persamaan kepentingan pribadi diantara para anggotanya,
tetapi kepentingan tersebut bukanlah kepentingan bersama. Kelompok
kemasyarakatan mempunyai ciri-ciri:
 Tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,
 Kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah tertentu,
 Kemungkinan ada interaksi, interelasi, dan komunikasi,
 Kemungkinan terjadi kesadaran berkelompok, dan
 Kehadirannya tetap.
Contoh kelompok kemasyarakatan antara lain kelompok yang
memiliki kesamaan jenis kelamin (laki-laki/perempuan), ras, agama,
kelompok kaya dan miskin, dsb.
3) Kelompok sosial (social group)
Kelompok sosial oleh para ahli sosiologi sering disebut kelompok
masyarakat “khusus”. Ciri-ciri kelompok sosial adalah:
 Tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,
 Kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah tertentu,
 Ada interaksi dan interelasi sehingga terjadi komunikasi,
 Ada kesadaran berkelompok, dan
 Kehadirannya tetap.
Contohnya kelompok teman bermain, tetangga, dan sebagainya.
4) Kelompok asosiasi (associational group)
Kelompok asosiasi mempunyai bentuk yang tetap. Ciri-ciri kelompok
asosiasi adalah:
 Terjadi karena sengaja direncanakan/dibuat,
 Terorganisir dalam suatu wadah,
 Ada interaksi, interalasi, dan komunikasi secara terus menerus,
 Kesadaran berkelompok sangat kuat, dan
 Kehadirannya bersifat tetap.

C. Kelompok Sosial
Kelompok Sosial Ada 2 yaitu :
1. Kelompok sosial yang teratur:
Dapat kita sebut sebagai sebuah kelompok yang sengaja dibuat serta
memiliki aturan-aturan yang tegas didalamnya. salah satu ciri-cirinya
adalah memiliki program kegiaan yang terus menerus dalam
pencapaian tujuan yang jelas. Dibagi atas:
a) in group dan outgroup: in group kelompok sosial dimana individu
mengindentifikasi dirinya sendiri. Sedangkan outgroup :
diindentifikasi oleh individu sebagai lawan dr in group.
b) Kelompok primer dan sekunder: kelompok primer : kelompok
dimana para individu saling mngenal satu sama lain dan
berinteraksi secara pribadi serta sifat interaksi nya bersifat tatap
muka ( karyawan dalam suatu perusahaan ). Sedangkan sekunder:
merupakan kebalikan dari kelompok primer, yang dimana
hubungan sosial diantaranya tidak begitu baik atau langgeng.
c) Paguyuban dan petembayan: Paguyuban: merupakan kelompok
yang iktannya berupa ikatan batin memiliki sifat yang ilmiah dan
kekal contohnya seperti hubungan antar suku atau ras. Sedangkan
patembayan: suatu hubungan kelompok yang bersifat kontraktual
atau berdasarkan perjanjian. Contoh: Perjanjian suatu perusahaan.
d) Formal dan informal:perbedaan di keduanya adalah pada letak
penyusunan koordinasi kelompok, seperti ketua, wakil, sekretaris,
dll. Formal memiliki koordinasi tersebut sedangkan informal tidak.
e) Membership group dan reference group: Membership: suatu
individu secara fisik menjadi kelompok tersebut, sedangkan
reference group: individu tidak tercatat secara fisik dalam suatu
anggota atau kelompok untuk membentuk kepribadian setiap
anggota yang terdaftar secara fisik. Contohnya fans klub.
2. Kelompok sosial tidak teratur:
Merupakan kebalikan dari kelompok sosial yang teratur.
Pembentukannya tidak melalui rencana atau tidak adanya aturan yang
kuat atau tegas didalamnya. Macam kelompok yang tidak teratur
adalah:

a) Crowd ( kerumunan ): dari namanya kita bisa menarik suatu


hipotesis bahwa kerumunan terjadi secara spontan. Jika dijelaskan
secara formal, crowd adalah keadaan dimana individu-individu
berkumpul secara bersama disuatu tempat yang sama secara
bersamaan.
D. Masyarakat Pedesaan dan perkotaan
1. Masyarakat Desa (Rural Society)
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat
tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan
tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah
masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu
yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah
masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya
masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat
dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti
Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat
tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di
Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang
dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.
Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :

a) Anggota komunitas kecil


b) Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan
c) Sistem kepemimpinan informal
d) Ketergantungan terhadap alam tinggi
e) Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan
menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh antara
lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting
misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada
masa panen, bersih desa.
f) Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi
g) Kontrol sosial antara warga kuat
h) hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
i) Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi
pekerjaan
j) Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya
(tradisi)
k) Tingkat mobilitas sosialnya rendah
l) Penghidupan utama adalah petani.

2. Masyarakat Perkotaan
masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan
masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan
konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan
urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat
perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang
bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis
pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.

Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota


sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk
mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota
diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki
kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit
dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar
maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti
pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti
pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat
dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah apabila ada
yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota
membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba
praktis dan realistis.
Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
a) Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang
rasional dan cenderung sekuler
b) Sikap mandiri yang kuat dan tidak terlalu tergantung pada
orang lain sehingg cenderung individualistis
c) Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat
kemampuan/ keahlian
d) Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar
warga berdasarkan kepentingan.
e) Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan
yang matang.
f) Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah
tertentu (slum)
g) Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
h) Kontrol sosial antar warga relatif rendah
i) Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi
keterampilan
j) Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat
dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan
inovatif.

E. KELOMPOK-KELOMPOK KECIL

Kelompok kecil adalah kelompok yang jumlah anggotanya relatif kecil


(paling sedikit dua orang) dan dibentuk atas dasar kebutuhan atau
kepentingan kecil dan spesifik. Kelompok-kelompok kecil selalu timbul
atau pasti akan timbul di dalam kelompok yang lebih besar dan luas. Hal
ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan yang berbeda. Manusia
memerlukan bantuan dan perlindungan dari sesamanya. Manusia
mempunyai kemampuan yang terbatas dan sebagainya. Keadaan yang
demikian menyebabkan timbulnya kelompok kecil (small group).
Contohnya, kelompok belajar dan kelompok diskusi merupakan kelompok
kecil dari suatu kelompok pendidikan (sekolah).
Kelompok kecil mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelompok
besar sebab memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.
a. Kelompok kecil mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
masyarakat dan perilaku setiap individu. Kelompok kecil, dimana
seseorang menjadi anggota, tidak saja merupakan sumber simpati,
tetapi juga sebagai sumber ketegangan, tekanan, dan kekecewaan.
b. Dalam kelompok kecil, pertemuan antara kepentingan sosial
dengan kepentingan individu berlangsung secara tajam dan jelas.
c. Kelompok kecil pada hakikatnya merupakan sel yang
menggerakkan suatu organisme yang dinamakan masyarakat.
d. Kelompok-kelompok kecil merupakan bentuk khusus dalam
kerangka sosial secara keseluruhan. Kelompok kecil seolah-olah
miniatur masyarakat yang mempunyai pembagian kerja, kode etik,
pemerintahan, prestise, ideologi, dan sebagainya.
F. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
1. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
a. Menurut Floyd D, dinamika kelompok merupakan analisis
hubungan kelompok-kelompok social dimana tingkah laku dalam
kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-
individu dalam situasi social tertentu.
b. Ruth Benedict, persoalan yang dikaji dalam dinamika kelompok
social adalah:
 Kohesi atau persatuan, akan terlihat tingkah laku para anggota
dalam suatu kelompok (proses pengelompokan, intensitas
anggota, arah pilihan,dan nilai-nilai dalam kelompok)
 Motif atau dorongan, berkisar pada perhatian anggota terhadap
kehidupan kelompok (kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan
orientasi diri terhadap kelompok)
 Struktur, terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk
hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, dan pemabgian
tugas
 Pimpinan, pimpinan sangat penting pada kehidupan kelompok
social (bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, dan system
kepemimpinan
 Perkembangan kelompok, dapat dilihat dari perubahan dalam
kelompok, perpevahan kelompok, keinginan anggota untuk
tetap berada dalam kelompok,
Beberapa alasan penting mempelajari dinamika kelompok sosial :
 Kelompok sosial merupakan kesatuan-kesatuan soaial yang
selalu ada dalam setiap masyarakat.
 Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial
dan kebudayaan yang relevan
2. Faktor pendorong dinamika kelompok social
a. Faktor pendorong dari luar kelompok Perubahan situasi social
Seperti pemekaran sebuah wilayah, masuknya industrialisasi ke
pedesaan, dan adanya penemuanp-penemuan baru Perubahan
situasi ekonomi Masyarakat perkotaan memiliki tingkat
perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding masyarakat
pedesaan Perubahan situasi Politik Pergantian elite politik
menyebabkan perkembangan kelompok-kelompok social
masyarakat,
b. Faktor pendorong dari dalam Adanya konflik antar anggota
kelompok Menyebabkan keretakan dan berubahnya pola hubungan
social Adanya perbedaan kepentingan Kelangsungan kelompok
akan terancam, karena anggota yang tidak sepaham akan berusaha
memisahkan diri Adanya perbedaan paham Perbedaan paham akan
mempengaruhi kelompok social secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai