Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI

“KELOMPOK SOSIAL”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MARHEN AMADEO SITEPU
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas penyertaan-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini berisi tentang kelompok – kelompok sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan
kita.
Makalah ini saya harapkan dapat memberikan ilmu atau pengetahuan tentang kelompok
kelompok sosial, juga saya harapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca, rekan murid, serta
Guru.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan, kata-kata. Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih.

Medan, Oktober 2022

Penulis Marhen Amadeo Sitepu


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada
reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan
antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial
antara individu dengan kelompok. Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan
kelompok sosial sekunder.

Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social
primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal
lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial
primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda.

Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya
kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.Setiap masyarakat manusia selama
hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak
menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas
maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga
berjalan dengan cepat.

Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan
kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan
kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat
mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan
kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial?

2. Apa faktor pembentuk kelompok sosial?

3. Apakah ciri-ciri kelompok sosial?

4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk?

5. Apa arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang menyebabkan
terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial,
proses terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam
kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas
wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyarakat.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok Sosial menurut para pakar

1. Menurut Soerjono Soekanto

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya
hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

2. Menurut Hendro Puspito

Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang
melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt

Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya
dan saling berinteraksi.

B. Klasifikasi Kelompok Sosial

1. Klasifikasi menurut cara terbentuknya

a) Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan Ciri-ciri

kelompok semu :

1). Tidak direncanakan

2). Tidak terorganisir

3). Tidak ada interaksi secara terus menerus

4). Tidak ada kesadaran berkelompok

5). Kehadirannya tidak konstan

Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.

i. Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :

1) Formal audiency / pendengar formal

Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop

2) Inconvenient Causal Crowds adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin
menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.

3) Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik.

Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.


4) Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan
peristiwa tertentu.

Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.


5) Lawless Crowds adalah kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.

6) Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan
orang yang minum-minuman keras.

ii. Massa

Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi
kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.

iii. Publik,

Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa,
perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama.
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti :
radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.

b) Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam
bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.

1) Kelompok Statistical Group

Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan
kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.

2) Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan

Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna
kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak
terlihat dalam organisasi.

3) Kelompok sosial / social groups

Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam
arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat
tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki
anggotaanggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh :
ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.

4) Kelompok asosiasi / associational group

Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal
(kepengurusan).

Ciri-ciri kelompok asosiasi :

1. direncanakan

2. terorganisir

3. ada interaksi terus menerus

4. ada kesadaran kelompok

5. kehadirannya konstan
C. Klasifikasi Kelompok Nyata

1. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota

a. Gemeinschaft / paguyuban

Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni,
bersifat alamiah dan kekal.

Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :

i. Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah. Contoh : kerabat,

klien

ii. Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.

Contoh : RT, RW, Padukuhan, Pedesaan

iii. Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.

Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)

b. Gesselschaft / patembayan

Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat
mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik. 2.

Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota

a. Kelompok Primer (Primary Group)


Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan
bersifat informal.
Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
b. Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas
manfaat. Contoh : sekolah, PGRI
3. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan
a. Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat
untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b. Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
Contoh : anggota OSIS
Klasifikasi kelompok sosial menurut pendapat Robert K. Merthon
a. Membership Group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut. Contoh : Anggota DPR

b. Reference Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok)
untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan tersebut.Contoh :
Anggota TNI
PEMBAHASAN
A. Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
Dalam melakukan sesuatu manusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu. Sehingga
dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai apa yang
diinginkannya.Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktorfaktor tertentu
yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu.
Adapun dorongan tersebut antara lain :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara
tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan
hidupnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya
kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa
merasa aman.
b. Dorongan untuk meneruskan keturunan
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni
meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya
masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini dapat
tercapai
c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan
efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok sosial
akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan
adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.
B. Faktor pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga
secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang
merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut
adalah kedekatan dan kesamaan.
1. Kedekatan
i. Kedekatan geografis tempat tinggal
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam
sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di
sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis
antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi.
Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang
memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
ii. Kedekatan geografis daerah asal
Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau
dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula
belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.
2. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan
di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan
orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan
minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.
Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
a. Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja
sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b. Kesamaan keturunan
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya
adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling
berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan agar
tidak terputus.
c. Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang
mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.
C. Ciri-ciri Kelompok Sosial
1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya
kelompok formal dengan informal.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara
tertulis atau secaratidak tertulis
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan,
maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.
4. Memiliki kepentingan bersama
Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah
kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat
diusahakan secarabersama-sama.
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi
sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu
dapat menyampaikan ide/ ggasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial
tersebut.
D. Pembentukan Norma Kelompok
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma
yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan
dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang
perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini
mengarahkan interaksi kelompok.Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di
antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn
atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak
langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang
masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
E. Arti Penting Hidup Berkelompok
Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu bentuk
kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial. Dalam sebuah
kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan suatu urusan, tugas
atau tujuan dengan cara bekerja sama. Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan
menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok ,
setiap anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah
pembagian tugas.
KESIMPULAN
1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial:

a. Dorongan untuk mempertahankan hidup

b. Dorongan untuk meneruskan keturunan

c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

2. Faktor pembentuk kelompok sosial?

a. Kedekatan
i. Kedekatan geografis tempat tinggal

ii. Kedekatan geografis daerah asal

b. Kesamaan

i. Kesamaan kepentingan
ii. Kesamaan keturunan

iii. Kesamaan nasib

3. Ciri-ciri kelompok sosial:


a. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.

b. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.

c. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.

d. Memiliki kepentingan bersama

e. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk


Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Norma
terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.

5. Arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial:Bahwa hidup berkelompok pada
kelompok sosial sangat penting untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Anda mungkin juga menyukai