0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut merangkum tentang kelompok sosial, meliputi definisi, ciri-ciri, proses pembentukan, dan jenis-jenis kelompok sosial seperti kelompok primer dan sekunder, in-group dan out-group, serta paguyuban dan patembayan.
Dokumen tersebut merangkum tentang kelompok sosial, meliputi definisi, ciri-ciri, proses pembentukan, dan jenis-jenis kelompok sosial seperti kelompok primer dan sekunder, in-group dan out-group, serta paguyuban dan patembayan.
Dokumen tersebut merangkum tentang kelompok sosial, meliputi definisi, ciri-ciri, proses pembentukan, dan jenis-jenis kelompok sosial seperti kelompok primer dan sekunder, in-group dan out-group, serta paguyuban dan patembayan.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2021 Pertemuan 5
A. Pengertian Kelompok Sosial
Berikut adalah definisi kelompok sosial menurut beberapa ahli : 1. Menurut Soerjono Soekanto, kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. 2. Menurut Menurut Paul B. Horton dan Chester Chester L. Hunt, istilah istilah kelompok kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi. 3. Menurut George Homans, kelompok adalah kumpulan individdu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik. 4. Menurut Haryanto, Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama oleh karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran saling menolong. 5. Menurut Josep S Roucek dan Roland S Warren, Kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan. 6. Menurut Sherif and Sherif, Kelompok sosial adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kelompok itu B. Ciri-Ciri Kelompok Sosial Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial: Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada. Berlangsungnya suatu kepentingan. Adanya pergerakan yang dinamik. C. Proses Pembentukan Kelompok Sosial Proses pembentukan kelompok adalah bagaimana suatu kelompok dapat terbentuk disertai alasan-alasan dan tujuan pembentukan kelompok itu. Di dalam kelompok terjalin hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, gotong royong, tolong menolong serta saling mempercayai (Ahmadi, 2007: 98) Terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang ingin selalu hidup bersama; itulah sebabnya maka dalam masyarakat manusia dapat dipersamakan dengan masyarakat binatang. Manusia sejak dilahirkan di dunia ini sudah mempunyai kecenderungan atas dasar dorongan nalurinya secara boilogis untuk hidup berkelompok. Namun dalam perkembangan selanjutnya manusia hidup tidak hanya sekedar membutuhkan hidup secara boilogis belaka, akan tetapi manusia mempunyai kehendak dan kepentingan yang tidak terbatas. Atas dasar kehendak dan kepentingan yang tidak terbatas itu maka dalam usaha untuk memenuhinya, senantiasa tidak cukup untuk dapat dilakukan sendiri, melainkan harus dilakukan bersama agar di dalam proses usahanya dalam mencapai tujuannya itu dapat bekerja sama dan berpikir bersama (Abdulsyani, 2007: 102). Hal senada juga diungkapkan oleh Walgito (2003: 75-76) sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan sesama manusia. Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia lain, maka kemudian terbentuklah kelompok-kelompok dalam kehidupan masyarakat. Terdapat beberapa syarat dalam terbentuknya kelompok sosial, antara lain : 1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan. 2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. 3. Ada satu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka semakin erat. 4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku. 5. Bersistem dan berproses. D. Macam-Macam Kelompok Sosial 1. Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial Menurut Soerjono Soekanto dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu: a. Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok Menurut Georg Simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok akan memengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel memulai dari satu orang sebagai perhatian hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian monad dikembangkan menjadi dua orang atau diad, dan tiga orang atau triad, dan kelompok-kelompok kecil lainnya. Hasilnya semakin banyak jumlah anggota kelompoknya, pola interaksinya juga berbeda. b. Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik (face-to-face groupings). Hal ini berbeda dengan kelompok sosial seperti masyarakat kota, perusahaan, atau negara, di mana anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan erat. c. Berdasarkan kepentingan dan wilayah Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu. Sedangkan asosiasi (association) adalah sebuah kelompok sosial yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu. d. Berdasarkan kelangsungan kepentingan Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok yang keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama. Namun, sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap. e. Berdasarkan derajat organisasi Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan. 2. Kelompok Sosial dipandang dari Sudut Individu a. Pada masyarakat yang kompleks, biasanya setiap manusia tidak hanya mempunyai satu kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya. Namun, ia juga menjadi anggota beberapa kelompok sosial sekaligus. Terbentuknya kelompok-kelompok sosial ini biasanya didasari oleh kekerabatan, usia, jenis kelamin, pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan masingmasing kelompok sosial tersebut akan memberikan kedudukan dan prestise tertentu. Namun yang perlu digarisbawahi adalah sifat keanggotaan suatu kelompok tidak selalu bersifat sukarela, tapi ada juga yang sifatnya paksaan. Misalnya, selain sebagai anggota kelompok di tempatnya bekerja, Pak Tomo juga anggota masyarakat, anggota perkumpulan bulu tangkis, anggota Ikatan Advokat Indonesia, anggota keluarga, anggota Paguyuban masyarakat Jawa dan sebagainya.. 3. In-Group dan Out-Group Kelompok dalam ( In-Group ) merupakan bentuk kesadaran seseorang tentang identitas dirinya dalam suatu kelompok, misalnya keluargaku, negaraku, dan profesiku. Kata "ku" dalam pernyataan tersebut menunjukan seseorang merasa menjadi bagian dalam kelompok. Sedangkan, Dalam kelompok luar ( Out-Group ) seseorang dapat merasa bahwa dirinya bukan bagian dari suatu kelompok. Out-group dapat berubah in-group karena adanya kontak dan komunikasi yang memungkinkan interaksi sosial antar kelompok atau antar individu terjalin dengan baik sehingga muncul rasa simpati. 4. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group) Kelompok primer (Primary Group) merupakan yang merujuk pada kelompok kecil yang memiliki ciri bersifat intimitas, asosiasi tatap muka., dan kerja sama. Kelompok primer merupakan kelompok yang anggota-anggotanya sering berhadapan muka dan saling mengenal dari dekat dan karena itu hubungannya lebih erat, misalnya keluarga, klan, atau sejumlah sahabat. Sedangkan, Kelompok sekunder (Secondary Group) merupkan kelompok yang merujuk pada sebuah kelompok formal imersonal yang memiliki sedikit kedekatan sosial. Interaksi dalam kelompok sekunder terdiri atas saling hubungan yang tidak langsug dan kurang bersifat kekeluargaan hubungan- hubungan kelompok skunder biasanya lebih bersifat objektif. Peranan atau fungsi kelompok sekunder dalam kehidupan manusia adalah untuk mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat dengan bersama, secara objektif dan rasional. 5. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft) Paguyuban (gemeinschaft) Merupakan bentuk kehidupan bersama, di mana para anggotaanggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal, dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekeluargaan, rukun tetangga, dan lain-lain. Sedangkan, Patembayan (gesellschaft) : Berupa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat dalam mesin. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya, ikatan antar pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, dan lain-lain. 6. Formal Group dan Informal Group Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggotaangotanya. Hubungan antaranggota berlangsung secara terkoordinasi melalui usaha-usaha untuk mencapai tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Kegiatannya didasarkan pada aturan-aturan yang sebelumnya sudah ditentukan. Organisasi biasanya ditegakkan pada landasan mekanisme administratif. Staf administratif bertanggung jawab memelihara organisasi dan mengkoordinasikan kegiatankegiatan organisasi. Contohnya, unit kepolisian lalu lintas terdiri atas bagian-bagian, yaitu bagian administrasi, lapangan atau patroli, logistik, pembinaan atau penyuluhan. Sedangkan, Kelompok Informal merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan- kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya, kelompok arisan dan sebagainya 7. Membership Group dan Reference Group Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Sedangkan, Reference group merupakan kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. 8. Kelompok Okupasional dan Volunteer Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya, kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter indonesia, dan lainlain. Sedangkan, Kelompok volonter adalah orang yang mempunyai kepentingan yang sama, namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat. Kelompok ini dapat memenuhi kepentingan-kepentingan anggotanya secara individual, tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum. Terjadinya kelompok volunter karena beberapa hal antara lain: kebutuhan sandang dan pangan, kebutuhan keselamatan jiwa dan raga, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri, kebutuhan akan kasih sayang. 9. Kelompok Sosial Tidak Teratur a. Kerumunan Sosial (Crowd) : adalah sekumpulan orang yang berada di suatu tempat, akan tetapi diantara mereka tidak berhubungan secara tetap. b. Publik : merupakan kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi berlangsung melalui alat-alat komunikasi dan tidak langgeng. Contohnya, pembicaraan pribadi yang berantai, desasdesus atau gosip, surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya. c. Massa diartikan sebagai keseluruhan dari kerumunan sosial. Pengertian massa timbul sejalan dengan perkembangan masyarakat yang mengarah pada pola kehidupan modern. Oleh karena itu, pengertian massa menjadi ciri khas masyarakat modern yang pada umumnya bertempat tinggal di perkotaan. Ciri massa yang menonjol adalah suatu kumpulan orang yang heterogen sehingga identitasnya sulit diketahui. Keanekaragaman massa tampak dari diferensiasi status sosial, taraf hidup, pendidikan, keturunan, pekerjaan, dan agama.
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Kelompok Sosial Adalah Sekumpulan Manusia Yang Melakukan Interaksi Dan Menyadari Akan Keanggotaannya Kelompok Tersebut Tercipta Oleh Anggota Masyarakat