Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan keyakinan religius, manusia pada awalnya adalah Adam dan


Hawa, hidup bersama di bumi. Naluri manusia ingin hidup bersama orang-
orang lain disebut social animal. Manusia mempunyai dua keinginan yaitu; (1)
ingin hidup berkelompok, dan (2) ingin hidup bersatu dengan lingkungannya
(Soekanto, 1982:109-111). Interaksi dengan lingkungan sosial dan interaksi
dengan lingkungan alam itu terjadi pokok bahasa sosiologi. Kedua interaksi
itu merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup material dan spiritual.
Masyarakat multikultural terdiri atas berbagai kelompok sosial yang terdiri
atas dasar persamaan agama, pekerjaan, profesi atau pekerjaan, kepentingan,
ras, etnis, suku, dan kebudayaan. Dengan demikian, masyarakat multikultural
menjalin kehidupan bersama dengan berbagai perbedaan kepercayaan, budaya,
pekerjaan atau profesi, agama, etnis, ras, suku, agama, bangsa dan golongan.
Menurut Mayor Polak, kelompok adalah group, yaitu sejumlah orang yang
menjalin hubungan antara satu dan lainnya serta antarhubungan tersebut
bersifat sebagai sebuah struktur untuk memenuhi kepentingan bersama. Disisi
lain menurut Soerjono Soekanto mendefinisikan kelompok sosial sebagai
himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling
berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi
dan suatu kesadaran untuk saling menolong.
Di dalam Sosiologi juga membahas masalah kelompok sosial. Dalam
sosiologi sedikitnya diketemukan empat pengertian atau definisi dari
kelompok sosial itu sendiri.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian atau definisi dari kelompok sosial?
2. Bagaimana proses pembentukan kelompok sosial?
3. Apa saja bentuk-bentuk kelompok sosial?
4. Apa saja syarat kelompok sosial?
5. Apa saja karakteristik kelompok sosial?
6. Apa saja macam-macam kelompok sosial?
7. Apa saja faktor pembentukan kelompok sosial?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian atau definisi dari kelompok sosial

2. Mengetahui proses pembentukan kelompok sosial

3. Mengetahui bentuk-bentuk kelompok sosial

4. Mengetahui syarat-syarat dari kelompok sosial

5. Mengetahui karakteristik dari kelompok sosial

6. Mengetahui macam-macam kelompok sosial

7. Mengetahui faktor pembentukan kelompok sosial

1.4 MANFAAT PENULISAN

Dengan melaksanakan tugas ini, diharapkan kami selaku penyusun


makalaj dapat mempelajari dan memahami Kelompok Sosial agar nantinya kami
dapat menerapkan atau mengimplementasikan paham ilmu Sosiologi dengan lebih
bermanfaat dan bertanggung jawab.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL

Dalam sosiologi setidaknya diketemukan empat pengertian atau definisi


dari kelompok sosial. Pertama, kelompok sosial diartikan sebagai sekumpulan
manusia yang secara fisik saling berdekatan dan berhubungan. Dalam definisi ini
kelompok sosial tidak mempunyai ikatan kebersamaan, kecuali hanya dekat
secara fisik. Kumpulan semacam ini kerap kali juga disebut agregasi atau
kolektivitas. Kedua, kelompok sosial adalah sejumlah orang yang memiliki ciri-
ciri tertentu. Definisi ini hanya menekankan pada persamaan identitas. Istilah lain
yang sering kali diapakai untuk menyebut definisi yang kedua ini adalah kategori.
Ketiga, kelompok sosial adalah sejumlah orang yang memiliki pola hubungan
yang berstruktur, terorganisasi serta terjadi secara berulang dan teratur. Definisi
ini tidak mencakup kumpulan orang yang terjadi secara kebetulan atau bersifat
sementara. Keempat, kelompok sosial adalah setiap kumpulan orang yang saling
berinteraksi berdasarkan kesadaran bersama atas keanggotaannya. Kesadaran itu
dibangun di atas dasar nilai dan norma sosial tertentu. Kumpulan orang yang
mempunyai kedekatan secara fisik saja atau hanya memiliki identitas yang sama,
belum bisa disebut kelompok sosial. Demikian pula kumpulan orang yang saling
berhubungan secara berulang dan teratur belum bisa disebut kelompok sosial,
karena dalam diri masing-masing orang tersebut belum tentu terendap kesadaran
kolektif atas keanggotaannya.
Dalam berbagai analisis sosiologi, definisi yang keempat lebih lazim
digunakan atau dipakai untuk mengembangkan analisis daripada definisi-definisi
yang lain. Apabila kita mempergunakan definisi yang keempat tersebut, maka
hakikat atau makna kelompok sosial sesungguhnya bukan terletak pada kedekatan
jarak fisik atau persamaan identitas, tetapi lebih pada kesadaran untuk

3
berhubungan yang melekat dalam diri orang-orang yang terhimpun dalam
kelompok sosial itu.
Sebuah kelompok sosial disebut kelompok primer apabila jumlahnya
kecil, interaksi yang terjalin diantara anggotanya akrab, penuh kerja sama,
impersonal serta saling mengenal satu sama lain. Di dalam kehidupan sosial, ada
dua kelompok primer utama yaitu klik dan keluarga batih (nucleus family). Klik
adalah kelompok kecil dari sejumlah orang yang berhubungan akrab dalam kurun
waktu yang relatif lama, saling mengenal, senasib, sepenanggungan, serta
membangun hubungan sosial yang didasarkan pada perasaan dan minat yang
kurang lebih sama. Klik bisa tumbuh dan berkembang pada hampir seriap sesuai
kelompok. Sedangkan keluarga batih secara sosiologis bukan hanya orang-orang
yang terikat oleh hubungan darah atau perkawinan, tetapi lebih daripada itu adalah
kelompok orang yang melakukan interaksi sosial dengan bingkai norma dan nilai
tertentu. Oleh karena itu, keluarga juga berperan penting dalam proses sosialisasi
norma dan nilai yang berkaitan dengan berbagai macam aspek kehidupan.
Sedangkan menurut para ahli seperti Soerjono Soekanto pengertian dari
kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup
bersama karena saling berhubungan atau berinteraksi di antara mereka secara
timbal balik (feedback) dan saling memengaruhi satu sama lain.

4
2.2 PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat terbentuk secara alami


(natural) ataupun disengaja. Secara alami, individu-individu sudah terikat
kelompok sejak lahir seperti ikatan kelompok kekerabatan dan keluarga.
Sementara itu, kelompok sosial yang terbentuk secara disengaja seperti organisasi
dan perkumpulan. Adapun latar belakang pembentukan kelompok sosial sebagai
berikut.
 Kesamaan darah dan keturunan (genalogi)
 Faktor geografis suatu daerah
 Kesamaan daerah asal
 Kesamaan kepentingan

Terbentuknya kelompok sosial di dalam masyarakat harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut.

 Terdapat kesadaran setiap anggota kelompok bahwa mereka adalah


bagian dari kelompok yang bersangkutan
 Terdapat hubungan timbal balik (feedback) antara anggota satu
dengan anggota yang lainnya
 Terdapat persamaan tertentu, seperti latar belakang (background),
tujuan (goal), nasib, atau ideologi
 Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola
 Struktur sosial bersistem dan berpola

5
2.3 BENTUK-BENTUK KELOMPOK SOSIAL

Kelompok sosial dalam masyarakat pada dasarnya dibedakan menjadi dua,


yaitu kelompok sosial teratur dan kelompok sosial tidak teratur

a) Kelompok Sosial Teratur


a. Kelompok primer (primary group) yaitu kelompok sosial
yang dicirikan saling mengenal anggotannya, sering
bertatap muka (face to face), bekerja sama dengan sifat
pribadi, dan bersifat permanen.
b. Kelompok sekunder (secunder group) yaitu kelompok
sosial dengan jumlah anggota banyak, sifat hubungan
cenderung formal, dan tidak saling mengenal, serta tidak
bersifat permanen.
c. Kelompok format (format group) yaitu organisasi
kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja
dibuat oleh anggota-anggotannya untuk ditaati serta
berfungsi untuk mengatur hubungan antaranggota
d. Kelompok informal (informal group) yaitu organisasi
kelompok yang tidak resmi (unofficial), tidak mempunyai
struktur/organisasi yang pasti, serta peraturan tidak tertulis
e. Gemeinschaft (paguyuban) yaitu bentuk kehidupan bersama
antaranggota masyarakat yang mempunyai hubungan
solidaritas mekanis, sifatnya alami, dan kekal. Kelompok
paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat atau warga-
warga di desa
f. Gessellschaft (patembayan) merupakan bentuk kehidupan
yang bersifat pamrih, bersifat solidaritas organis, dan
berlangsung dalam kurun waktu yang pendek.
g. Kelompok referensi (reference group) yaitu kelompok
sosial yang menjadi acuan atau pedoman bagi seseorang

6
(bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan
perilakunya)
h. Kelompok membership (membership group), merupakan
kelompok yang hubungan antaranggotanya terjadi secara
fisik. Ukuran utama keanggotaan seseorang adalah
hubungan atau interaksinya dengan kelompok sosial yang
bersangkutan
i. In-group, yaitu kelompok sosial yang individunya
mengidentifikasi diri dalam kelompok tersebut
j. Out-group, merupakan kelompok yang dianggap sebagai
kelompok luar atau kelompok yang dianggap sebagai lawan
b) Kelompok Sosial Tidak Teratur
Kelompok sosial tidak teratur diidentifikasikan sebagai berikut
a. Kerumunan, yaitu kumpulan dari berbagai individu yang
bersifat sementara. Ukuran utama dari kerumunan adalah
kehadiran individu secara fisik dan tidak terorganisasi.
b. Publik, yaitu kelompok yang terbentuk karena interaksi
bersifat secara tidak langsung melalui alat-alat media,
misalnya surat kabar, radio, internet, televisi
c. Massa, yaitu kelompok yang memiliki ciri-ciri hampir
sama dengan kerumunan, akan tetapi terbentuknya secara
disengaja dan direncanakan

7
2.4 SYARAT-SYARAT KELOMPOK SOSIAL

Manusia hidup mengelola alam dan lingkungan sosialnya melalui kerja.


Pekerjaan merupakan arena membentuk pola pikir (mindset) dan perilaku, karena
dalam pekerjaan itu manusia dapat mewujudkan keterampilan dan
pengetahuannya. Dalam pekerjaan itu manusia pastinya memerlukan kelompok,
pada awalnya mereka mengembara, berburu, meramu, kemudian menetap
bercocok tanam (agraris tertutup). Proses perkembangan selanjutnya menjadi
agraris terbuka atau agraris komersial dan industri.

Sejak zaman purba sampai sekarang, berdasarkan penelitian sejarah,


manusia hidup berkelompok. Syarat-syarat kelompok sosial adalah:

1. Setiap anggota harus mempunyai kesadaran bahwa ia bagian dari


kelompok, oleh sebab itu ia harus memberi kontribusi untuk kelangsungan
hidup kelompok
2. Ada hubungan timbal balik (Feedback) antar anggota kelompok, artinya
ada kerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama, dan saling
bertukar pengalaman
3. Ada nilai (sesuatu yang dihormati dan diperjuangkan) dan norma (aturan
perilaku) yang disepakati bersama

Kelompok sosial yang paling kecil adalah keluarga dan yang terbesar adalah
negara. Kelompok-kelompok sosial dapat dipandang dari berbagai sudut,
antara lain :

1. Wilayah, rukun tetangga, rukun warga, desa, kota, daerah, suku, etnis,
ras, bangsa
2. Kepentingan, kelas, kasta
3. Asosiasi kecil, kelompok berdasarkan profesi, permainan (sepak bola,
badminton, voli dll)
4. Asosiasi besar, gereja, negara, persatuan buruh, persatuan regional atas
dasar ekonomi dll.

8
2.5 KARAKTERISTIK KELOMPOK SOSIAL

Mengacu pada teori Charles H. Cooley (17 Agustus 1864-8 Mei 1929),
jika komunitas lebih dekat dengan konsep “secondary group”, kelompok lebih
dekat dengan konsep “primary group”. Menurut Cooley, kelompok primer
ditandai oleh persatuan (association) dan kerja sama tatap muka (face to face)
yang bersifat intim. Kelompok memiliki fungsi membentuk sifat sosial dan sifat
ideal individu. Hasil dari persatuan yang intim secara psikologis merupakan
perpaduan tertentu kepribadian-kepribadian (individualities) dari suatu
keseluruhan, sehingga dalam diri seseorang dengan berbagai tujuan sekurang-
kurangnya, merupakan kehidupan dan tujuan bersama kelompok (Johnson, 1994
:30). Kepribadian kolektif tersebut akhirnya membentuk “we”, berupa simpati dan
identifikasi timbal-balik (feedback) di mana “we” bersifat alamiah. Orang yang
hidup dalam perasaan akan keseluruhan dan menemukan tujuan-tujuan
kehendaknya yang utama dalam perasaan. Kelompok ditandai dengan
keharmonisan, menonjolkan cinta dan mengurangi konflik. Walau terdapat
kompetisi, konflik, ingin menonjolkan diri dalam pertentangan dengan orang lain,
namun dorongan individualistis atau sifat kompetitif diperlunak dan diperhalus
oleh pemahaman simpati secara timbal-balik antar individu dan oleh perasaan-
perasaan yang dimiliki bersama, yang memberikan kesatuan pada kelompok.
Individu belajar mengungkapkan perasaan-perasaan sosialnya, seperti kesetiaan
dan kerelaan untuk membantu dan bekerja sama sengan orang lain (Johnson,
1994).

Kelompok merupakan unit analisis sosiologi yang terkecil dibandingkan


dengan komunitas dan masyarakat. Namun, kelompok memiliki level analisis
lebih tinggi dibandingkan individu. Kelompok merupakan kolektifitas
individu/orang dengan perasaan kelompok yang kuat dan tinggal di wilayah
tertentu. Kelompok menjalin interelasi dan interaksi timbal-balik, terlembagakan,
serta hubungan bersifat tertutup dan informal. Jadi, terdapat sekurang-kurangnya
tujuh karakteristik kelompok sosial :

9
1. Wilayah
2. Kolektifitas orang
3. Perasaan kelompok yang kuat (strong group feeling)
4. Interrelations individu dan kelompok
5. Interaksi timbal-balik (mutual interactions)
6. Interaksi yang terlembagakan (organized interaction)
7. Hubungan tertutup dan informal (close and informal
relationships)

Wilayah merujuk pada ruang (space) dan tempat tertentu. Perkembangan


teknologi internet, wilayah tidak harus fisik akan tetapi juga dapat berapa ruang
publik virtual (blogoshpere). Kolektifitas orang merujuk pada sekumpulan orang.
Merujuk George Simmel, tipe kelompok dapat dibedakan menjadi dua, yakni dyat
dan triad. Sekelompok orang tersebut memiliki perasaan kelompok yang kuat,
ditandai dengan adanya pemaknaan (meaning) dan tujuan bersama, adanya
interrelasi antara individu dengan individu dan individu dengan kelompok.
Interrelasi tersebut didorong oleh interaksi timbal-balik (feedback) dan saling
tolong menolong. Interaksi yang terjadi di dalam kelompok selain terlembagakan
juga bersifat terbatas, hanya untuk keanggotaan.

10
2.6 MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL

Menurut Robert Bierstedt, kelompok mempunyai banyak jenis dan


dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok,
dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok berdasarkan ada
tidaknya organisasi hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis
menjadi empat macam antara lain :

1. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak


memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis diantarannya.
Contoh: kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah
kelurahan.
2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki
persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial
di antara anggotannya.
3. Kelompok sosial, yaitu kelompok anggotanya memiliki kesadaran
jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak
terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: kelompok pertemuan,
kerabat, dll.
4. Kelompokn asosiasi, merupakan kelompok yang anggotanya
mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepetingan pribadi
maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya
melakukan interaksi sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki
ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain lain.

 Kelompok Okupasional dan Volunter

Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin


memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya
memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya, kelompok profesi, seperti asosiasi
sarjana farmasi, ikatan dokter indonesia, dan lain-lain. Okupasional diambil dari
kata okupasi yang berarti menempati tempat atau

11
objek kosong yang tidak mempunyai penguasa, dalam hal ini dicontohkan
kelompok tersebut adalah orang-orang yang dapat memonopoli suatu teknologi
tertentu yang mempunyai patokan dan aturan tertentu seperti halnya etika profesi,
sedangkan volonter adalah orang yang mempunyai kepentingan yang sama,
namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat. Kelompok ini dapat memenuhi
kepentingan kepentingan anggotanya secara individual, tanpa mengganggu
kepentingan masyarakat secara umum. Terjadinya kelompok volunter karena
beberapa hal antara lain:

 Kebutuhan sandang dan pangan


 Kebutuhan keselamatan jiwa dan raga
 Kebutuhan akan harga diri
 Kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri
 Kebutuhan akan kasih sayang

 Kelompok-kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur

Kelompok teratur merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas


dansengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan
antarmereka. Ciri-ciri kelompok teratur, antara lain:

 Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada nama


kelompok, simbol kelompok,dll).
 Memiliki daftar anggota yang rinci.
 Memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada
pencapaian tujuan yang jelas.
 Memiliki prosedur keanggotaan.

Contoh kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau


mahasiswa, instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan
lainlain. Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai
macam, antara lain:

12
1. Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta
kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk
kerumunan antara lain:

a. Khalayak penonton atau pendengar yang formal (Formal audiences)


Merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian
dannpersamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif, contohnya menonton film.
b. Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned Expressive Group)
Adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, tetapi
mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktifitas kerumunan
tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai
penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan
sehari-hari, contoh orang yang berpesta, berdansa, dsb.

2. Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds)

a. Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations)


Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan
terhadap tercapainya maksud seseorang. Contoh; orang-orang yang antri
karcis, orang-orang yng menunggu bis dan sebagainya.
b. Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowd) Yaitu
orang-orang yang bersama-sama menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
c. Kerumunan penonton (spectator crowd), Karena ingin melihat suatu
kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak
penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak
direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya belum tak
terkendalikan.

3. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum

a. Kerumunan yang bertindak emosional


b. Kerumunan yang bersifat imoral.

13
2.7 FAKTOR PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari


diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam
keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor
utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan
kesamaan.

1. Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan


seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok
bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok
kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling
berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin
mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan
interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok
pertemanan.

2. Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik,


tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan,
orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan
dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai,
usia, tingkat intelegensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga
merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk
kelompok sosial yang disebut keluarga.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Seperti yang telah dijabarkan dan diterangkan di atas bahwa pembahasan
makalah ini bertujuan untuk membantu masyarakat agar lebih memahami arti
kelompok sosial secara utuh dan benar. Kelompok sosial sejatinya adalah
himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani ketergantungan
dengan sadar dan tolong menolong. Hal ini berarti bahwa manusia meruapakan
mahkluk sosial yang tentunya tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dari
sinilah patut dipahami bahwa adanya rasa sepenanggungan sesama anggota
kelompok patut diimbangi dengan keterbukaan terhadap kelompok lain agar
nantinya kita tidak akan mempunyai sifat fanatik terhadap kelompok sosial kita
sendiri.

3.2 SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca. Sekian dan Terimakasih

15
DAFTAR PUSTAKA

Cohen, J Bruce. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Maestro Eduka. 2018. Tryout & Bank Soal SBMPTN Soshum 2019. Sidoarjo:
Genta Group Production.

Soekanto 1982:109-111, dalam Buku; Jacky, M.2015. Sosiologi: Konsep, Teori


dan Metode. Bogor: Mitra Wacana Media.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Usman, Sunyoto. 2012. Sosiologi Sejarah,Teori dan Metodologi. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Utari, Dewi dan Darsono Prawironegoro. 2017. Pengantar Sosiologi Kajian


Perilaku Sosial Dalam Sejarah Perkembangan Masyarakat. Bogor: Mitra Wacana
Media.

16

Anda mungkin juga menyukai