Anda di halaman 1dari 17

MODUL 7

KONSEP DASAR SOSIOLOGI


Nama kelompok :
1) Raka
2) Lorennia Dian Violita
3) Puji Rahayu
4) Endang Winarsih
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP INDIVIDU, KELOMPOK DAN MASYARAKAT.

A. KONSEP INDIVIDU

Ketikan sama dengan konsep sosial. Jika manusia diartikan sebagai


individu bahwa manusia menurut kodratnya adalah di samping manusia
sebagai makhluk Tuhan yang mulia, misalnya manusia sebagai makhluk
pribadi sekaligus makhluk sosial dan manusia merupakan satu kesatuan
antara jasmani dan rohani. Manusia pada hakekatnya adalah manusia
adalah zoon politicon, yaitu makhluk yang selalu dianggap bermasyarakat
atau manusia itu harus hidup di masyarakat. Sebagai akibat dari
hubungan yang terjadi di antara individu-individu kemudian lahirlah
kelompok-kelompok sosial yang dilandasi kesamaan dan kepentingan
bersama.
B. KELOMPOK DAN MASYARAKAT

Golongan yang terdiri dari beberapa manusia yang dengan


atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan
mempengaruhi satu sama lain.

2. INDIVIDU SEBAGAI MAHKLUK SOSIAL

Dalam mengembangkan keinginannya, manusia akan saling


berinteraksi secara komplementer dan timbal balik. Sebagai
akibat hubungan yang terjadi di antara individu-individu
(manusia) ini maka lahirlah kelompok-kelompok sosial
( social groups) yang dilandasi oleh kesamaan kesamaan
kepentingan bersama, dimulai dari kelompok sosial terkecil,
yaitu keluarga, masyarakat hingga suatu bangsa.
KELOMPOK SOSIAL

Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ini merupakan


bagian dari kelompok yang bersangkutan
Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan lainnya
dalam kelompok itu
Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang
bersangkutan yang merupakan unsur pengikat atau pemersatu faktor
tersebut dapat merubah nasib yang sama kepentingan bersama tujuan
yang sama ataupun ideologi yang sama
Berstuktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku
MACAM MACAM KELOMPOK SOSIAL

Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial

Kelompok sosial dipandang dari sudut individu

In group dan out group

Primary group dan secondary group

Gemeinschaft dan gesselschaft

Formal group dan informal group


Kelompok kelompok sosial yang tidak teratur

Kerumunan (Public)

Masyarakat pedesaan atau rucal community


A. INTERAKSI SOSIAL
Kegiatan Belajar 2
Interaksi Sosial, Pranata, dan Struktur Sosial
Interaksi adalah proses dimana orang- orang yang berkomunikasi saling berpengaruh dalam pikiran
dan tindakan. Interaksi yang paling penting ada pengaruh timbal balik. Secara harfiah interaksi berarti
tindakan ( action ) yang berbalas-balasan ( inter ). Definisi masyarakat oleh Soerjono Sukanto menyimpulkan
bahwa unsur-unsur dalam masyarakat sebagai berikut:
1. Manusia hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang lama.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama sistem kehidupan bersama menimbulkan
kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lain.
Dalam pengertian masyarakat menyangkut berbagai faktor sehingga di upayakan untuk memberi
batasan yang mencangkup keseluruhan terdapat unsur-unsur pokok. Unsur-unsur yang di maksud adalah
sebagai berikut:
5. Kehidupan bersama yang memiliki tujuan.
6. Ada hubungan interaksi
7. Adanya aturan ( peraturan )
8. Adanya struktur status dan pembagian tugas
B. PRANATA DAN STRUKTUR SOSIAL
Soekanto ( 1982:191) mendefinisikan bahwa lembaga kemasyarakatan adalah “ sesuatu bentuk
dan sekaligus mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal norma-norma dan
peraturan – peraturan tertentu yang menjadi ciri lembaga tersebut.
Koentjaraningrat ( 1984: 115) memberikan istilah pranata sosial dengan asumsi bahwa “ sosial
institution “ menuju pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku masyarakat.
Sorjono , (1982:191) diartikan sebagai sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat.
 Soekanto menyatakan bahwa lembaga kemasyarakatan mempunyai fungsi-fungsi tertentu
yaitu:
1. Memberi pedoman kepada anggota masyarakat tentang bersikap dan bertingkah laku dalam
menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat .
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
( social control ), yaitu sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggotanya.
 1. Terbentuknya lembaga kemasyarakatan

 Lembaga kemasyarakatan terbentuk melalui suatu proses yang disebut sebagai institusionalisasi
atau kelembagaan nilai-nilai yang dibentuk untuk membantu hubungan antar manusia di halaman
masyarakat. Nilai- nilai tersebut dikenal dengan istilah norma yang mempunyai kekuatan mengikat
dengan kekuatan yang berbeda-beda. Dengan adanya norma dalam masyarakat diharapkan tingkah
laku manusia akan berjalan sesuai dengan petunjuk hidup dalam masyarakat yang bersangkutan.
Secara sosiologis, kekuatan mengikat dari norma dapat dibedakan atas berikut ini:
a. Cara ( ussage) yaitu suatu bentuk perbuatan dalam hubungan antar individu. Kekuatannya termasuk
lemah sehingga penyimpangan dari cara tidak akan mengakibatkan sanksi yang berat.
b. Kebiasaan ( folkways) merupakan kekutan mengikat lebih besar dari pada cara kebiasaan merupakan
perbuatan yang di ulang-ulang dalam bentuk yang sama.
c. Tata kelakuan ( mores) merupakan kebiasaan tidak hanya dianggap berbagai cara berperilaku maka
disebut sebagai tata kelakuan atau mores. Tata kelakuan merupakan suatu alat yang mengatur
perbuatan anggota-anggota masyarakat agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Adat istiadat ( custom) suatu tata kelakuan yang kekal dan kuat integrasinya dengan pola kelakuan
masyarakat dapat mengikat kekuatannya menjadi custom atau adat istiadat, custom mempunyai
sanksi yang keras bagi anggota masyarakat jika melanggarnya.
2. ciri-ciri lembaga kemasyarakatan
suatu lembaga kemasyarakatan memiliki ciri-ciri:
a. Mempunyai tujuan tertentu
b. Untuk mencapai tujuan diatas memiliki alat perlengkapan
c. Memiliki lembaga-lembaga tertentu dalam bentuk tulisan atau slogan
d. Memiliki tradisi lisan atau tertulis yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat, norma, tata
tertib peraturan atau hukum.
Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan, menurut Gillin and Gillin ada beberapa tipe lembaga
kemasyarakatan:
e. Berdasarkan perkembangannya
f. Berdasarkan sistem nilai
g. Berdasarkan penerimaan masyarakat
h. Berdasarkan penyebarannya
i. Berdasarkan fungsinya
j. Struktur masyarakat indonesia
 STRUKTUR SOSIAL adalah keompok sosial yang merupakan kumpulan manusia, tetapi
bukan sembarang. Sedangkan strukur masyarakat adalah suatu keadaan yang menyangkut
perbedaan status/ kedudukan seseorang dalam kelompok dan mempunyai pembagian tugas
masing-masing.
 Kelas dimaksudkan sebagai semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka
itu, diketahui dan di akui oleh masyarakat umum. Sehingga pengertian kelas adalah pararel
dengan pengertian lapisan tanpa membedakan lapisan dalam faktor uang, tanah, kekuasaan
atau dasar lain.
 1. Type Kasta, adalah sistem kekuasaan dengan garis-garis pemisahan yang tegas dan kaku.
Pada puncak piramida pertama duduk para penguasa tertinggi ( misalnya, maharaja, raja).
 2. Type Oligarkhis, mempunyai garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelas-
kelas sosial di tentukan oleh ebudayaan masyarakat terutama dalam kesempatan yang di
berikan masyarakat untuk memperoleh kekuasaan tertentu. Pada puncak piramida kedua
duduk para bangsawan, golongan pegawai tinggi ( sipil atau militer).
 3. Type Demokratis, menunjukkan kenyataan akan adanya garis-garis pemisah antara lapisan
yang sifatnya mobil sekali. Pada puncak piramida ke tiga duduk para ( pekerja rendahan,
petani-petani rendahan).
Kegiatan Belajar 3
Peran dan Status Individu dalam Kehidupan Bermasyarakat
a. Kedudukan (Statis)
Menurut Soerjono Soekanto, kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang
dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya didalam
kelompok yang lebih besar. Status dalam arti objectif sevagai suatu tatanan hak &
kewajiban sevara hierarkis dalam struktur formal organisasi. Ditinjau dari aspeknya
maka status objectif ini agak stabil, untuk memberikan gambaran yang jelas lihatlah
struktur dalam suatu organisasi dalam perusahaan.
Dari segi subjectif status yang dimiliki seseorang merupakan hasil dari penilaian
oranglain terhadap diri sendiri dengan siapa ia berkontak atau berhubungan. Ditinjau
dari aspeknya adalah dinamis. Hal ini dapat dipahamai karena status yang dimiliki
individu dapat segera berubah jika orang lain menilai dengan kriteria yang tidak sama.
Didalam masyarakat terdapat 3 macam kedudukan yaitu :

Ascribed-Status yaitu kedudukan seseorang di dalam masyarakat tanpa memperlihatkan


perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kemampuan tersebut diperoleh karena
kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan, kedudukan anak laki-laki dalam
keluarga, dan kedudukan ibu dalam keluarga. Pada masyarakat-masyarakat dengan sistem
berlapis-lapis yang tertutup, ascribed status biasanya berperan dalam menentukan kedudukan
seseorang dalam masyarakat.

Achieved-Status yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang


disengaja. Kedudukan ini bersikap terbuka bagi siapa saja sesuai dengan kemampuan masing-
masing dalam individu dalam mengejar serta mencapai tujuannya. Misalnya anda ingin menjadi
guru. Untuk mencapai cita-cita tersebut harus belajar di Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
dan kemudian melamar di lingkungan pendidikan. Kedudukan dapat tercapai tergantung usaha
anda dalam memenuhi syarat-syaratnya. Seandainya anda sudah menjadi mahasiswa
dilembaga pendidikan, tetapi prestasi anda tidak baik maka kedudukan tersebut tentunya akan
lebih sulit dicapai. Untuk menjadi guru tidak harus anak guru atau anak orang kaya, siapapun
dapat mencapai cita-cita tersebut jika berusaha dengan sungguh-sungguh.
.
Assigned-Status yaitu kedudukan yang diberikan kepada seseorang yang berjasa. Kedudukan
ini biasanya diberikan oleh suatu kelompok kepada seseorang yang telah memperjuangkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Misalnya pemberian
penghargaan hadiah piala citra, dan nobel. Namun demikian, ini kadangkala diberikan kepada
seseorang karena telah lama menduduki suatu kepangkatan tersebut. Misalnya kenaikan
pangkat secara otomatis bagi tenaga kerja non-edukatif di lingkungan pendidikan.

Dalam kehidupan sehari-hari untuk menentukan keududkan seseorang dapat dilihat dari ciri-ciri
yang dimiliki oleh individu yang beransangkutan dalam sosiologi dinamanakan sebagai staus-
symbol , anatra lain: Cara berpakaian, Pergaulan, Cara-cara mengisi waktu senggang, dan
Memilih tempat tinggal.
B. Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Menurut Ely
Chinoy sebagaimana dikutip oleh Soerjono Soekamto menjelaskan bahwa pentingnya
peranan adalah bahwa hal itu mengatur perilakuan seseorang & juga bahwa peranan
menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-
perbuatan yang lain sehingga orang yang bersangkutan akan menyesuaikan
perilakuan sendiri dengan perilakuan orang.
Ada 3 aspek dari peran yaitu :
• Peran menyalurkan tindakan manusia ke arah tertentu.
• Ada hubungan antara nilai-nilai & peran.
• Menunjukkan bahwa pelaksanaan peran dipelajari dan dalam beberapa hal
menjadi bagian dari kepribadian.
C. Tujuan peran
Ada 4 kategori utama dari tujuan yang digeneralisasikan sebagian atau
seluruhnya dari peran, yaitu :
 Tujuan Instrumental, yang dimaksud adalah dengan memainkan suatu peran
adalah kesempatan untuk mencapai tujuan lain.
 Penghargaan, yang dimaksud adalah kesempatan dihargai. Penghargaan disini
dimaksud dengan suatu perasaan dihormati, “terpandang”, dinilai oleh orang
lain sebagai yang penting.
 Rasa aman. Peran ini dapat memberi rasa aman secara ekonomi, sosial atau
psikologis.
 Respons, yang dimaksud adalah kesempatan yang diberikan peran-peran
tertentu untuk membentuk hubungan sosial yang memuaskan dimana orang
merasa yakin akan kesinambungan respons-respons yang menyenangkan dari
orang-orang yang penting baginya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai