Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. KONSEP INDIVIDU
Kerumunan (Public)
Lembaga kemasyarakatan terbentuk melalui suatu proses yang disebut sebagai institusionalisasi
atau kelembagaan nilai-nilai yang dibentuk untuk membantu hubungan antar manusia di halaman
masyarakat. Nilai- nilai tersebut dikenal dengan istilah norma yang mempunyai kekuatan mengikat
dengan kekuatan yang berbeda-beda. Dengan adanya norma dalam masyarakat diharapkan tingkah
laku manusia akan berjalan sesuai dengan petunjuk hidup dalam masyarakat yang bersangkutan.
Secara sosiologis, kekuatan mengikat dari norma dapat dibedakan atas berikut ini:
a. Cara ( ussage) yaitu suatu bentuk perbuatan dalam hubungan antar individu. Kekuatannya termasuk
lemah sehingga penyimpangan dari cara tidak akan mengakibatkan sanksi yang berat.
b. Kebiasaan ( folkways) merupakan kekutan mengikat lebih besar dari pada cara kebiasaan merupakan
perbuatan yang di ulang-ulang dalam bentuk yang sama.
c. Tata kelakuan ( mores) merupakan kebiasaan tidak hanya dianggap berbagai cara berperilaku maka
disebut sebagai tata kelakuan atau mores. Tata kelakuan merupakan suatu alat yang mengatur
perbuatan anggota-anggota masyarakat agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Adat istiadat ( custom) suatu tata kelakuan yang kekal dan kuat integrasinya dengan pola kelakuan
masyarakat dapat mengikat kekuatannya menjadi custom atau adat istiadat, custom mempunyai
sanksi yang keras bagi anggota masyarakat jika melanggarnya.
2. ciri-ciri lembaga kemasyarakatan
suatu lembaga kemasyarakatan memiliki ciri-ciri:
a. Mempunyai tujuan tertentu
b. Untuk mencapai tujuan diatas memiliki alat perlengkapan
c. Memiliki lembaga-lembaga tertentu dalam bentuk tulisan atau slogan
d. Memiliki tradisi lisan atau tertulis yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat, norma, tata
tertib peraturan atau hukum.
Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan, menurut Gillin and Gillin ada beberapa tipe lembaga
kemasyarakatan:
e. Berdasarkan perkembangannya
f. Berdasarkan sistem nilai
g. Berdasarkan penerimaan masyarakat
h. Berdasarkan penyebarannya
i. Berdasarkan fungsinya
j. Struktur masyarakat indonesia
STRUKTUR SOSIAL adalah keompok sosial yang merupakan kumpulan manusia, tetapi
bukan sembarang. Sedangkan strukur masyarakat adalah suatu keadaan yang menyangkut
perbedaan status/ kedudukan seseorang dalam kelompok dan mempunyai pembagian tugas
masing-masing.
Kelas dimaksudkan sebagai semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka
itu, diketahui dan di akui oleh masyarakat umum. Sehingga pengertian kelas adalah pararel
dengan pengertian lapisan tanpa membedakan lapisan dalam faktor uang, tanah, kekuasaan
atau dasar lain.
1. Type Kasta, adalah sistem kekuasaan dengan garis-garis pemisahan yang tegas dan kaku.
Pada puncak piramida pertama duduk para penguasa tertinggi ( misalnya, maharaja, raja).
2. Type Oligarkhis, mempunyai garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelas-
kelas sosial di tentukan oleh ebudayaan masyarakat terutama dalam kesempatan yang di
berikan masyarakat untuk memperoleh kekuasaan tertentu. Pada puncak piramida kedua
duduk para bangsawan, golongan pegawai tinggi ( sipil atau militer).
3. Type Demokratis, menunjukkan kenyataan akan adanya garis-garis pemisah antara lapisan
yang sifatnya mobil sekali. Pada puncak piramida ke tiga duduk para ( pekerja rendahan,
petani-petani rendahan).
Kegiatan Belajar 3
Peran dan Status Individu dalam Kehidupan Bermasyarakat
a. Kedudukan (Statis)
Menurut Soerjono Soekanto, kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang
dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya didalam
kelompok yang lebih besar. Status dalam arti objectif sevagai suatu tatanan hak &
kewajiban sevara hierarkis dalam struktur formal organisasi. Ditinjau dari aspeknya
maka status objectif ini agak stabil, untuk memberikan gambaran yang jelas lihatlah
struktur dalam suatu organisasi dalam perusahaan.
Dari segi subjectif status yang dimiliki seseorang merupakan hasil dari penilaian
oranglain terhadap diri sendiri dengan siapa ia berkontak atau berhubungan. Ditinjau
dari aspeknya adalah dinamis. Hal ini dapat dipahamai karena status yang dimiliki
individu dapat segera berubah jika orang lain menilai dengan kriteria yang tidak sama.
Didalam masyarakat terdapat 3 macam kedudukan yaitu :
Dalam kehidupan sehari-hari untuk menentukan keududkan seseorang dapat dilihat dari ciri-ciri
yang dimiliki oleh individu yang beransangkutan dalam sosiologi dinamanakan sebagai staus-
symbol , anatra lain: Cara berpakaian, Pergaulan, Cara-cara mengisi waktu senggang, dan
Memilih tempat tinggal.
B. Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Menurut Ely
Chinoy sebagaimana dikutip oleh Soerjono Soekamto menjelaskan bahwa pentingnya
peranan adalah bahwa hal itu mengatur perilakuan seseorang & juga bahwa peranan
menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-
perbuatan yang lain sehingga orang yang bersangkutan akan menyesuaikan
perilakuan sendiri dengan perilakuan orang.
Ada 3 aspek dari peran yaitu :
• Peran menyalurkan tindakan manusia ke arah tertentu.
• Ada hubungan antara nilai-nilai & peran.
• Menunjukkan bahwa pelaksanaan peran dipelajari dan dalam beberapa hal
menjadi bagian dari kepribadian.
C. Tujuan peran
Ada 4 kategori utama dari tujuan yang digeneralisasikan sebagian atau
seluruhnya dari peran, yaitu :
Tujuan Instrumental, yang dimaksud adalah dengan memainkan suatu peran
adalah kesempatan untuk mencapai tujuan lain.
Penghargaan, yang dimaksud adalah kesempatan dihargai. Penghargaan disini
dimaksud dengan suatu perasaan dihormati, “terpandang”, dinilai oleh orang
lain sebagai yang penting.
Rasa aman. Peran ini dapat memberi rasa aman secara ekonomi, sosial atau
psikologis.
Respons, yang dimaksud adalah kesempatan yang diberikan peran-peran
tertentu untuk membentuk hubungan sosial yang memuaskan dimana orang
merasa yakin akan kesinambungan respons-respons yang menyenangkan dari
orang-orang yang penting baginya.
TERIMAKASIH