Anda di halaman 1dari 14

Sosiologi Dalam Prespektif Kelompok Sosial

Auliak Bahtiar
Email: auliakbahtiar00@gmail.com

Abstract
Humans are social beings, which means that they cannot be
separated from other creatures or cannot be separated from other
social beings. In this world humans live with groups as they are
called social groups. And within a social group there are many
different layers of society, this is usually called social
stratification. The existence of differences in the layers of society
has an impact on the life of the community itself. society has a very
big role so that it can be said the success or failure of a role of
social strata in achieving goals.
Keywords: Social groups,sociology

Abstrak
Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya tidak bisa terlepas dari
mahluk lain ataupun tidak terlepas dari mahluk sosial lainnya. Di
dunia ini manusia hidup dengan kelompok sebagaimana yang
dinamakan dengan kelompok sosial. Dan di dalam kelompon sosial
banyak terdapat lapisan-lapisan masyarakat yang berbeda-beda hal ini
yang biasanya disebut dengan stratifikasi sosial. Adanya perbedaan
didalam lapisan masyarakat berdampak didalam kehidupan
masyarakat itu sendiri. Masyarakat memainkan peran yang sangat
penting dan dapat membuat atau menghancurkan peran kelas sosial
dalam mencapai tujuan.
Kata Kunci: Sosial kelompok,sosiologi

1
A. PENDAHULUAN
Kata sosial memiliki arti yaitu berkenaan dengan masyarakat atau
kepentingan umum. Berdasarkan arti dari kedua kata tersebut, kita dapat
menyimpulkan bahwa organisasi sosial ialah suatu kesatuan atau susunan
yang dibentuk oleh masyarakat, dapat memiliki badan hukum sendiri
ataupun tidak berbadan hukum. jenis organisasi ini memiliki fungsi yaitu
sarana atau wadah partisipasi masyarakat dalam membangun bangsa dan
negara. Sebagai makhluk sosial, sudah menjadi kodrat manusia untuk
senantiasa bersama dengan orang lain. Salah satunya dengan
menyelenggarakan suatu organisasi sosial guna mencapai tujuan atau cita-
cita yang tidak dapat mereka wujudkan sendiri. Kelompok sosial merupakan
suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih individu yang telah
mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di
antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-
norma tertentu, yang khas bagi kesatuan sosial tersebut.
Dari rumusan ini nyata bahwa kelompok sosial, dapat terdiri atas dua
individu saja, seperti sepasang suami- istri, tetapi juga dapat terdiri atas
puluhan orang dan lebih dari itu, asal saja mereka itu merupakan kesatuan
yang sudah berinteraksi agak lama, dan mempunyai ciri- ciri yang khas,
seperti misalnya suatu bangsa. Bedanya antara kelompok sosial dan "
keadaan kebersamaan " dalam arti Sherif itu ialah, bahwa situasi sosial
yang terakhir itu meliputi sejumlah orang yang belum mempunyai ikatan
interaksi yang khas, tetapi interaksi mereka berlangsung secara kebetulan
saja. sejumlah orang yang pada suatu waktu berbelanja di sebuah toko besar
ataupun di pasar, misalnya, bukan merupakan kelompok kelompok sosial
yang khas, oleh karna tidak merupakan suatu keseluruhan yang terdiri atas
anggota -anggota yang interaksinya sudah cukup mendalam dan teratur.
orang orang yang terlibat di dalam -nya setiap jam berubah -ubah , dan
bukan merupakan anggota di dalam suatu kesatuan sosial yang berstruktur.
situasi ini lebih tepat di sebut massa daripada kelompok sosial. massa
telah di rumuskan sebagai sejumlah orang banyak, ratusan ratusan dan lebih,

2
yang berkumpul untuk sementara, yang dalam hal ini merupakan
kepentingannya berbelanja. situasi massa itu dapat di golongkan pula ke
dalam pengertian " keadaan kebersamaan " dalam arti Sherif.
Akan tetapi kelompok sosial itu dapat pula mirip dengan situasi massa
apabila suatu perkumpulan yang berstruktur telah mempunyai anggota serba
banyak, misalnya suatu organisasi massa yang anggotanya satu per satu
jarang sekali mengadakan interaksi serba intensif, dan yang kadang-kadang
saja berkumpul dalam jumlah lengkap, sehingga interaksinya antara anggota
pun terbatas.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari
orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, di mana dapat
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.1
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri
dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang
terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah
kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-
kesamaan kepentingan bersama.
Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang
berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan
pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja
untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara
kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas
umum namun dengan arah interaksi terkecil.
Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne:
a. Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain.
b. Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan
mempengaruhi perilaku anggota yang lain.

1
Dr. Baharuddin, MA.2021.pengantar sosiologi Sanabil Jl. Kerajinan 1 Blok C/13 Mataram

3
c. Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa
minggu, bulan dan tahun).
d. Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua
anggota.
e. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam
struktur sehingga mereka memiliki set peran.
f. Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari
kelompok.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan
oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku
para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan
manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan
dengan sadar dan tolong menolong.2
Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan
manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong 3
Ciri dan Syarat Kelompok Sosial
Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial.
a. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan
yang lain
b. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu
satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-
beda antara individu yang terlibat di dalamnya.
c. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi
kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan
masing-masing

2
(R.M. Macler & Charles H. Page: Society, An Introductory Analysis, Macmillan & Co.Ltd.,
London, 1961: 213).
3
Soekanto, Surjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

4
d. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok
yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk
mencapai tujuan yang ada.
e. Berlangsungnya suatu kepentingan.
f. Adanya pergerakan yang dinamik.
Adapun syarat kelompok sosial sebagai berikut.
a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan
sebagian dari kelompok yang bersangkutan.4
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota
lainnya.
c. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota
kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.
Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain.
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
2. Klasifikasi Macam-Macam Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan
dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara
kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok
berdasarkan ada tidaknya organisasi hubungan sosial antara kelompok,
dan kesadaran jenis menjadi empat macam antara lain:
a. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak
memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh:
Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
b. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki
persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di
antara anggotanya.

4
Effendi, Ridwan. 2007. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek

5
c. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki
kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi
tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan,
kerabat, dan lain-lain.
d. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai
kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun
kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan
hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan
organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain.5
Berdasarkan interaksi sosial agar ada pembagian tugas, struktur dan
norma yang ada, kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa macam,
antara lain:
a. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial
yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam
kehidupan, kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri
dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya
sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung
(bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya, keluarga, RT,
kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
b. Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan,
dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya
bersifat lebih objektif. Misalnya, partai politik, perhimpunan serikat
kerja dan lain-lain.
c. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau
Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada.

5
Effendi, Ridwan. 2007. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.

6
Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini
adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
d. Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi,
daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan
kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh
daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok ini terjadi
pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya
berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya, kelompok arisan
dan sebagainya.
3. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Suatu individu merupakan kelompok kecil dari suatu kelompok
sosial atas dasar usia, keluarga, kekerabatan, seks, pekerjaan, hal tersebut
memberikan kedudukan prestise tertentu/sesuai adat istiadat. Dengan
kata lain keanggotaan dalam masyarakat tidak selalu gratis.
a. In Group dan Out Group
Summer membedakan antara in group dan out group. In group
merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-
individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Out group
merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai
lawan in group jelasnya kelompok sosial di luar anggotanya disebut
out group. Contohnya, istilah kita atau kami menunjukkan adanya
artikulasi in group, sedangkan mereka berartikulasi out group.
Perasaan in group atau out group didasari dengan suatu sikap yang
dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan
dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibandingkan dengan
kelompok lainnya.
Sikap in group dan out group dapat dilihat dari kelainan
berwujud antagonisme atau antipati. Sikap in group dan out group
merupakan dasar sikap etnosentrisme yang merupakan sikap bahwa

7
setiap sesuatu yang merupakan produk kelompoknya dianggap
paling baik dan benar.6

b. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder


(Secondary Group)
Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah
kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal
antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat
pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat
pribadi tadi adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam
kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan
kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok
primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total
yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang. Di
dalam kelompok primer, seperti: keluarga, klan, atau sejumlah
sahabat, hubungan sosial cenderung bersifat santai. Para anggota
kelompok saling tertarik satu sama lainnya sebagai suatu pribadi.
Mereka menyatakan harapan-harapan, dan kecemasan-kecemasan,
berbagi pengalaman, mempergunjingkan gosip, dan saling
memenuhi kebutuhan akan keakraban sebuah persahabatan. Di sisi
lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang
terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida
perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak
begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial
bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta
didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan
dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang

6
JBAF Mayor Polak, Buku Pengantar Ringkas, Balai Buku Ikhtiar Jkt, 1966.

8
yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi
tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya.7
c. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Konsep paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan
(gesellschaft) dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies. Pengertian
paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana
anggotaanggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan
bersifat alamiah, serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa
cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan.
Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga,
kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Secara
umum ciri-ciri paguyuban adalah:
1) Intimate, yaitu hubungan yang bersifat menyeluruh dan mesra
2) Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi
3) Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja
dan tidak untuk orang lain di luar “kita”
Di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu
di antara tiga tipe paguyuban berikut.
1) Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu
gemeinschaft atau paguyuban yang merupakan ikatan yang
didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya
keluarga dan kelompok kekerabatan.
2) Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu
paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan
tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong.
Misalnya kelompok arisan, rukun tetangga.
3) Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), yaitu
paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak
mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak
berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan
7
Nofia Angelia, 2020. Buku modul 7 Sosiologi kelompok sosial.

9
ideologi yang sama. Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak
sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) adalah ikatan lahir
yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek.
Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka
(imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin.
Bentuk gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan
perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan perjanjian
kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan
sebagainya.
d. Formal Group dan Informal Group
Menurut Soerjono Soekanto, formal group adalah kelompok
yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh
anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya.
Kriteria rumusan organisasi formal group merupakan keberadaan
tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usahausaha
demi tercapainya tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang
bersifat khusus.
Organisasi biasanya ditegakkan pada landasan mekanisme
administratif. Misalnya, sekolah terdiri atas beberapa bagian, seperti
kepala sekolah, guru, siswa, orang tua murid, bagian tata usaha dan
lingkungan sekitarnya. Organisasi seperti itu dinamakan birokrasi.
Menurut Max Weber, organisasi yang didirikan secara birokrasi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa posisi yang
merupakan tugas-tugas jabatan.
1) Posisi dalam organisasi terdiri atas hierarki struktur wewenang.
2) Suatu sistem peraturan memengaruhi keputusan dan
pelaksanaannya.
3) Unsur staf yang merupakan pejabat, bertugas memelihara
organisasi dan khususnya keteraturan organisasi.

10
4) Para pejabat berharap agar hubungan atasan dengan bawahan
dan pihak lain bersifat orientasi impersonal.
5) Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karir
Sedangkan pengertian informal group adalah kelompok yang
tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. Kelompok-
kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan
yang berulang kali. Dasar pertemuan-pertemuan tersebut adalah
kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama.
Misalnya klik (clique), yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur
formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik
tersebut ditandai dengan adanya pertemuan-pertemuan timbal balik
antaranggota yang biasanya hanya “antara kita” saja.
e. Membership Group dan Reference Group
Membership group adalah suatu kelompok sosial, di mana
setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-
batas fisik yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang
tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal ini disebabkan perubahan-
perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan memengaruhi
derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga adakalanya
seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok
tersebut walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok itu.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan
seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan
perilakunya. Dengan kata lain, seseorang yang bukan anggota
kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan
kelompok tadi. Misalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi
anggota TNI, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki
lembaga pendidikan militer. Namun, ia bertingkah laku layaknya
seorang perwira TNI meskipun dia bukan anggota TNI.
f. Kelompok Okupasional dan Volunteer

11
Pada awalnya suatu masyarakat, menurut Soerjono Soekanto,
dapat melakukan berbagai pekerjaan sekaligus. Artinya, di dalam
masyarakat tersebut belum ada pembagian kerja yang jelas. Akan
tetapi, sejalan dengan kemajuan peradaban manusia, sistem
pembagian kerja pun berubah. Salah satu bentuknya adalah
masyarakat itu sudah berkembang menjadi suatu masyarakat yang
heterogen. Pada masyarakat seperti ini, sudah berkembang sistem
pembagian kerja yang didasarkan pada kekhususan atau spesialisasi.
Warga masyarakat akan bekerja sesuai dengan bakatnya masing-
masing. Setelah kelompok kekerabatan yang semakin pudar
fungsinya, muncul kelompok okupasional yang merupakan
kelompok terdiri atas orang-orang yang melakukan pekerjaan
sejenis. Kelompok semacam ini sangat besar peranannya di dalam
mengarahkan kepribadian seseorang terutama para anggotanya.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi, hampir
tidak ada masyarakat yang tertutup dari dunia luar sehingga ruang
jangkauan suatu masyarakatpun semakin luas. Meluasnya ruang
jangkauan ini mengakibatkan semakin heterogennya masyarakat
tersebut. Akhirnya tidak semua kepentingan individual warga
masyarakat dapat dipenuhi.
Akibatnya dari tidak terpenuhinya kepentingan-kepentingan
masyarakat secara keseluruhan, muncullah kelompok volunteer.
Kelompok ini mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan
sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang
semakin luas jangkauannya tadi. Dengan demikian, kelompok
volunteer dapat memenuhi kepentingan-kepentingan anggotanya
secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara
luas.
Beberapa kepentingan itu antara lain:
1) Kebutuhan akan sandang, pangan dan papan
2) Kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda

12
3) Kebutuhan akan harga diri
4) Kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri
5) Kebutuhan akan kasih sayang
4. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang
murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang
terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan
sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan
tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
5. Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita
membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita
bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun
atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak
geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat,
berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan
peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi,
yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok
pertemanan.
6. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada
kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya.
Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang
yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud
adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau
karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama
dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang
disebut keluarga.

13
C. PENUTUP
Seperti telah disebutkan bahwa pembahasan makalah ini bertujuan
untuk membantu masyarakat supaya lebih memahami arti kelompok sosial
secara utuh atau tidak secara parsial. Pembahasan pada makalah, salah
satunya menerangkan bahwa kelompok sosial merupakan himpunan manusia
yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar
dan tolong menolong. Dari arti ini saja jelas bahwa manusia akan
memerlukan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupan sosial. Kasus
yang kami ambil sebagai latar belakang pembuatan makalah ini merupakan
satu bentuk tolong menolong terhadap anggota kelompoknya yang teraniaya,
namun cenderung menyalahi norma dan tentunya tidak dibenarkan dalam
agama. Tindakan destruktif tidak akan menyelesaikan suatu masalah, malah
akan menumbuhkan dendam yang berkepanjangan.
Dari sinilah patut dipahami bahwa adanya rasa sepenanggungan sesama
anggota kelompok patut diimbangi dengan keterbukaan terhadap kelompok
lain agar nantinya kita tidak akan bersifat terlalu fanatik pada kelompok sosial
sendiri.

D. DAFTAR PUSTAKA
Dr. Baharuddin, MA.2021.pengantar sosiologi Sanabil Jl. Kerajinan 1 Blok
C/13 Mataram
(R.M. Macler & Charles H. Page: Society, An Introductory Analysis,
Macmillan & Co.Ltd., London, 1961: 213).
Soekanto, Surjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Effendi, Ridwan. 2007. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial
Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.
JBAF Mayor Polak, Buku Pengantar Ringkas, Balai Buku Ikhtiar Jkt, 1966
Nofia Angelia, Buku modul 7 Sosiologi kelompok sosial September 2020.
Usman,Sunyoto. 2012 Sosiologi:Sejarah,Teori dan Metologi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

14

Anda mungkin juga menyukai