I Winny Puspasari Thamrin, S.Psi., M.Si. I Astri Nur Kusumastuti, S.Psi., M.Psi. I Budi Setiawan, ST., MMSI. I
Gunadarma
uc University
EBOOK
ANTROPOLOGI
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI
1. PENDAHULUAN 1
Pengertian Antropologi
Pengertian Antropologi dari Beberapa Tokoh
Sejarah Perkembangan Antropologi
3. KEBUDAYAAN 19
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan, Culture dan Peradaban
Wujud Kebudayaan
7. DINAMIKA KEBUDAYAAN 61
Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Evolusi dan Difusi
Akulturasi dan Asimilasi
lnovasi
8. ANTROPOLOGI PSIKOLOGI 73
Pengertian Antropologi Psikologi
Sejarah Perkembangan Antropologi Psikologi
Metode-Metode Dalam Antropolgi Psikologi
Penelitian Mengenai Antropologi Psikologi
MATERI
UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
(BAHASA)
1. Bahasa
Merupakan produk manusia sebagai Homo Longuens yang berbentuk lisan
maupun tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Merupakan produk manusia sebagai Homo Sapiens yang meliputi pengetahuan
tentang alam sekitar, pengetahuan tentang flora dan fauna, pengtahuan tentang
zat-zat dan bahan mentah, pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan
tentang kelakuan sesama manusia, dan pengetahuan tentang ruang, waktu, dan
bilangan.
3. Organisasi Sosial
Merupakan produk manusia sebagai Homo Socius yang meliputi sistem
kekerabatan, sistem kesatuan hidup setempat, asosiasi dan perkumpulan-
perkumpulan, dan sistem kenegaraan.
-
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI Unsur-Unsur Kebudayaan (Bahasa)
6. Sistem Religi
Merupakan produk manusia sebagai Homo Religius yang meliputi sistem
kepercayaan, kesusastraan suci, sistem upacara keagamaan, kelompok
keagamaan, ilmu gaib serta sistem nilai dan pandangan hidup.
7. Kesenian
Merupakan produk manusia sebagai Homo Aesteticus yang meliputi seni patung,
seni relief, seni vocal, seni kesusasteraan, dan seni drama.
1 . Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan hal yang tidak terpisah dalam kehidupan manusia yang
berfungsi sebagai alat menyampaikan apa yang kita pikirkan dan kita rasakan. Bahasa
adalah suatu sistem bunyi yang mengikuti aturan tertentu agar dapat menimbulkan arti
dan ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu. Berikut beberapa
definisi bahasa menurut beberapa tokoh, yaitu:
a. Menurut Haviland (1995) bahasa adalah suatu sistem komunikasi yang
menggunakan suara yang dihubungkan satu sama lain menurut seperangkat
aturan, sehingga mempunyai arti.
b. Menurut Gorys Keraf (1997), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
c. Menurut Fodor (197 4) bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Si stern simbol
adalah hubungan simbol dan makna yang bersifat konvensional, sedangkan
sistem tanda adalah hubungan tanda dan makna bukan tanda dan makna bukan
konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda
atau situasi yang dimaksud.
d. Menu rut Felicia (2001) bahasa merupakan alat yang digunakan untuk
berkomunikasi sehari-hari, baik lisan maupun bahasa tulis.
e. Menurut Santoso (1990) bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap secara sadar.
-
Universitas Gunadarma
Unsur-Unsur Kebudayaan (Bahasa) ANTROPOLOGI
Dilihat dari beberapa definisi yang menjelaskan bahasa, dapat disimpulkan bahwa
bahasa dalam ilmu antropologi adalah sistem lambing secra arbitrer dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana interaksi antar
manusia. Bahasa berfungsi menyampaikan informasi dan pengalaman, baik yang
bersifat kultural maupun individual kepada orang lain. Hockett dan Ascher yang dikutip
oleh Sanderson (dalam Saebani, 2012:164) menyebutkan terdapat empat karakteristik
utama bahasa yaitu bahasa mengandung kualitas keterbukaan (openness), bahasa
dikarakterisasikan dengan ciri yang disebut displacement, bahasa merupakan dualitas
susunan serangkaian unit suara dasar, dan bahasa ditransmisikan dengan belajar.
3. Fungsibahasa
Menurut Gorys Keraf fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif
pertumbuhan bahasa, yang terdiri dari:
a. Untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa secara terbuka, menyatakan segala sesuatu yang ada di dalam hati dan
pikiran kita. Ekpresi diri mengandung makna agar menarik perhatian orang lain
terhadap kita dan adanya keinginan membebaskan diri kita dari segala tekanan
emosi.
b. Sebagai alat komunikasi
-
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI Unsur-Unsur Kebudayaan (Bahasa)
Dengan komunikasi, setiap orang dapat menyampaikan informasi, apa yang kita
rasakan dan pikirkan.
c. Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Melalui bahasa, seseorang dapat perlahan-lahan belajar untuk mengenal adat-
istiadat, tingkah laku, aturan dalam masyarakat, dan mampu untuk
menyesuaikan diri dalam segala hal
d. Sebagai alat kontrol sosial
Kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena adanya aturan dalam
penggunaan bahasa.
-
Universitas Gunadarma
Unsur-Unsur Kebudayaan (Bahasa) ANTROPOLOGI
c. Proksemik
Pesan ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Pada umumnya,
dengan mengatur jarak, kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
Pesan ini juga diungkapkan dengan mengatur ruangan objek dan rancangan
interior. Pesan ini dapat mengungkapkan status sosial ekonomi, keterbukaan,
dan keakraban. Edward T. Hall seorang antropolog menyebutkan bahwa dalam
berinteraksi terdapat emapat zona spasial, yaitu jarak intim (intimate distance),
jarak pribadi (personal distance), jarak sosial (social distance), dan jarak publik
(public distance).
e. Sensitivitas kulit
Cara berkomunikasi dengan melalui sebuah sentuhan badan. Dengan adanya
sentuhan kita bisa memaknai pesan yang ingin disampaikan oleh lawan bicara
kita.
f. Faktor artifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui penampilan, body image, pakaian, kosmetik, dll.
Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, yang
berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana
orang lain sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu pakaian juga berguna
untuk mengungkapkan perasaan (misal pakaian hitam berarti duka cita) dan
formalitas (misal sandal untuk situasi informal dan batik untuk situasi formal).
-
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI Unsur-Unsur Kebudayaan (Bahasa)
Latihan Saal!
Pilihan Ganda
2. Pesan yang dapat disampaikan melalui sentuhan adalah sebagai berikut, kecuali
a. Detached
b. Mothering
c. Fearful
d. Affection
4. Seorang mahasiswa yang berasal dari pedalaman papua, mengirim surat kepada
ibu yang tinggal di Jakarta untuk memberi kabar. Komunikasi antar mahasiswa dan
ibunya termasuk ke dalam komunikasi
a. Komunikasi verbal
b. Komunukasi non verbal
c. Komunikasi kinesik
d. Komunikasi proksemik
5. Di bawah ini yang tidak termasuk dalam tiga komponen utama bahasa kinesi,
adalah
a. Pesan gestural
b. Pesan verbal
c. Pesan postural
d. Pesan fasial
6. Bahasa non verbal yang disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang, disebut
a. Kinesik
b. Proksemik
c. Olfaksi
d. Paralinguistik
-
Universitas Gunadarma
Unsur-Unsur Kebudayaan (Bahasa) ANTROPOLOGI
7. Di dalam pesan postural terdapat tiga makna yang dapat disampaikan, kecuali
a. Immediacy
b. Power
c. lntensi
d. Responsiveness
8. Di bawah ini yang termasuk dalam pengaturan jarak dalam proksemik adalah
a. Jarak publik
b. Jarak teman
c. Jarak komunikasi
d. Jarak individu
10. Mana yang bukan termasuk enam jenis komunikasi non verbal menurut Duncan
a. Kinesik
b. Paralinguistik
c. Kronemik
d. paralinguistik
Essay
1. Jelaskan fungsi bahasa menurut Gorys Keraf dan menurut pendapat anda!
2. Apa yang dimaksud dengan bahasa verbal dan bahasa non verbal, berikut
contohnya!
3. Jelaskan pembagian jarak dalam proksemik, berikut contohnya!
4. Hal apa saja yang mendasari perbedaan antara kinesik dan proksemik?
5. Bagaimana hubungan antara bahasa dalam kerangka kebudayaan?
-
Universitas Gunadarma
MATERI
Perkawinan
Rumah Tangga dan Keluarga Inti
Kelompok-Kelompok Kekerabatan
Kesatuan Hidup Setempat (Komunitas)
Sistem Religi
SISTEM
KEKERABATAN
DAN PERKAWINAN
Sistem kekerabatan dan perkawinan sejak awal menjadi hal yang menarik
perhatian bagi para antropolog. Teori-teori dan konsep-konsep antropologi yang tertua
banyak berkisar mengenai keluarga dan sistem kekerabatan. Hal in dilatar belakangi
oleh adanya perbedaan sistem kekerabatan dan pranata perkawinan antara suku-suku
bangsa di luar Eropa dan Amerika dengan masyarakat pendatang dari Eropa dan
Amerika. Banyaknya penelitian yang dilakukan terhadap sistem kekerabatan selama
kurang lebih dari setengah abad menghasilkan data-data yang beraneka ragam. Data-
data yang dihasilkan mengenai konsep, konsepsi, dan teori dalam hal wujud, asas-
asas, adat istiadat, fungsi sosial, struktur sosial, organisasi sosial, sistem kekerabatan,
dan pranata perkawinan merupakan kontribusi penting dari ilmu antropologi terhadap
ilmu-ilmu sosial pada umumnya (Koentjaraningrat, 1990). Dalam bab ini akan dibahas
secara singkat beberapa hal mengenai perkawinan, yang menjadi awal mula
munculnya fenomena kekerabatan, dan kemudian juga akan dibahas mengenai
keluarga dan kelompok-kelompok kekerabatan.
-
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI Sistem Kekerabatan dan Perkawinan
Perkawinan
-
Universitas Gunadarma
Sistem Kekerabatan dan Perkawinan ANTROPOLOGI
wanita yang lebih tua umurnya. Sementara pada suku batak, orang dilarang mencari
jodoh di antara semua orang yang mempunyai nama marga yang sama dengannya.
Misalnya, seseorang yang bernama Hutabarat, maka ia tidak boleh menikah dengan
gadis atau pemuda yang bermarga Hutabarat.
Selain exogami kita juga mengenal istilah endogami, yang pembatasannya juga
berbeda-beda sesuai dengan konteksnya. Salah satu istilah penting dalam endogami
adalah istilah sumbang atau incest. Fenomena sumbang terjadi karena seseorang
telah melanggar adat exogami. Pembatasan sumbang juga berbeda-beda sesuai
dengan konteksnya.
Adapula alternatif lain dari jenis keluarga yaitu keluarga sedarah ( consanguine
family), yang terdiri dari wanita dengan anak-anak mereka yang belum berdiri di atas
kaki sendiri dan saudara-saudara lelaki mereka. Dalam masyarakat seperti itu pria dan
wanita memang menikah, namun tidak tinggal bersama sebagai suami dan teman
hidup. Sebaliknya, mereka menghabiskan masa hidup mereka dalam rumah tangga
-
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI Sistem Kekerabatan dan Perkawinan
tempat mereka dibesarkan, sedangkan kaum pria untuk keperluan kegiatan seksual
berkunjung kepada istrinya. Jenis keluarga sedarah tidak lazim dilakukan, tetapi ada
beberapa suku menganut jenis keluarga ini, contohnya ialah rumah tangga suku Nayar
di India barat daya dan penduduk Kepulauan Tory yang hidup di lepas pantai lrlandia
dengan bermata pencarian sebagai nelayan. Mayoritas penduduk kepulauan Tory
beragama Roma Katolik. Penduduk di sana tidak menikah sampai berumur mendekati
atau sedikit melebihi tiga puluh tahun. Penduduk kepulauan Tory hanya berjumlah
beberapa ratu orang saja, jarak tempat tinggal suami dan istri umumnya tidak jauh dan
mudah untuk saling mengunjungi.
Kelompok-kelompok Kekerabatan
-
Universitas Gunadarma
Sistem Kekerabatan dan Perkawinan ANTROPOLOGI
Keluarga ambilineal kecil, terjadi bila sesuatu keluarga luas yang utrolokal
mendapat suatu kepribadian yang disadari oleh para anggotanya, tidak selamanya
waktu mereka hidup saja, tetapi yang dianggap ada sejak dua-tiga angkatan dalam
waktu yang lama. Nenek moyang yang menurunkan kelompok, malahan sering masih
hidup sebagai warga senior dalam kelompok. Jadi, kelompok ini biasanya bentuknya
kecil, terdiri dari kira-kira 25 sampai 30 orang, dimana semua warganya masih hidup
dalam suatu jangka waktu, dan masih saling kenal serta tahu akan hubungan
kekerabatannya. Kelompok keluarga ambineal kecil semacam ini menghidupkan rasa
kepribadiannya, karena kelompok menguasai sejumlah harta produktif, biasanya
berupa tanah, air berisi ikan, atau pohon-pohon yang berbuah, yang semuanya dapat
dinikmati para warganya. Dengan demikian suatu keluarga ambilineal kecil adalah
suatu corporate kingroup.
Keluarga ambilineal dapat juga terdiri lebih dari tiga atau empat angkatan yang
disebut dengan keluarga ambilineal besar, tetapi dari banyak angkatan yang
diturunkan oleh seorang nenek moyang yang tidak saling mengenal dan tahu-menahu
lagi. Jumlah warga kelompok tidak hanya 25-30 orang, melainkan sampai beratus-
ratus sehingga tidak saling mengenal lagi.
Klen terdiri dari dua, yaitu klen kecil dan klen besar. Klen kecil merupakan
suatu kelompok yang terdiri dari satu gabungan keluarga luas yang merasakan diri
-
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI Sistem Kekerabatan dan Perkawinan
berasal dari satu nenek moyang. Dalam klen kecil satu sama lain dari anggotanya
terikat melalui garis-garis keturunan laki-lakinya saja, atau patrilineal, dan melalui garis
keturunan wanitanya saja, atau matrilineal. Anggota dalam suatu klen kecil dapat
berjumlah antara 50 - 70 orang atau lebih, dan umumnya masih mengetahui hubungan
kekerabatan mereka masing-masing, masih saling mengenal, dan masih saling
bergaul. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar para anggotanya umumnya tinggal
dalam satu desa walaupun tidak dalam satu rumah (compound), sedangkan klen besar
merupakan suatu kelompok kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan satu nenek
moyang yang diperhitungkan melalui garis keturunan sejenis, yaitu keturunan warga
pria maupun wanita. Jadi, selalu ada dua macam klen besar, yaitu patrilineal dan
matrilineal. Nenek moyang dari suatu klen besar tersebut sudah hidup berpuluh-puluh
angkatan yang lalu, sehingga tidak dapat dikenali lagi secara konkret. Anggota dari
klen besar ini dapat beribu-ribu atau bahkan berpuluh ribu, sehingga mereka sudah
tidak saling mengenal lagi, apalagi tahu hubungan darah di antara mereka.
Paruh masyarakat. Paruh atau moiety, berasal dari bahasa Perancis yaitu "la
rnoitie" yang mempunyai arti "setengah". Paruh masyarakat adalah kelompok
kekerabatan gabungan dari klen seperti fratri, tetapi yang selalu merupakan separuh
dari suatu masyarakat. Hal ini tergantung dari struktur masyarakatnya, sehingga suatu
moiety dapat berupa gabungan dari klen-klen kecil, atau gabungan-gabungan dari
bagian-bagian lokal dari klen besar.
-
Universitas Gunadarma
Sistem Kekerabatan dan Perkawinan ANTROPOLOGI
1 ) Seperasaan
2) Sepenanggungan
Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat
sendiri memungkinkan peranannya dalam kelompok dijalankan sehingga dia
mempunyai kedudukan yang pasti dalam darah dagingnya sendiri.
3) Saling memerlukan
3) Komunitas kecil juga merupakan suatu kelompok manusia yang dapat menghayati
sebagian besar dari lapangan-lapangan kehidupan secara bulat.
Komunitas kecil dapat berbentuk band, rukun warga, desa dan sebagainya. Berikut
ini hanya akan disajikan band dan village.
Band atau kelompok berburu adalah komunitas kecil yang hidup berpindah-pindah
dari berburu dan meramu dalam batas suatu wilayah tertentu. Kelompok berburu
-
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI Sistem Kekerabatan dan Perkawinan
biasanya merupakan kelompok kecil yang berpindah-pindah dan pada umumnya tidak
melebihi 80 sampai 100 anggota, sedangkan village atau desa merupakan suatu
kelompok hidup kecil yang menetap dalam suatu wilayah yang tetap. Suku bangsa
yang hidup di desa biasanya hidup bercocok tanam atau dari perikanan.
SISTEM RELIGI
Sistem religi menjadi suatu pembahasan yang penting dalam buku-buku para
pengarang tulisan etnografi mengenai suku-suku dan bangsa. Sistem religi atau
agama menurut Haviland (1993) dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku
yang diusahakan oleh manusia untuk menangani masalah-masalah penting yang tidak
dapat dipecahkan dengan menggunakan teknologi dan teknik organisasi yang
diketahuinya. Mengatasi keterbatasan tersebut, manusia kemudian berpaling kepada
sesuatu yang tidak tampak dan kekuatan supernatural. Selanjutnya Wallace (dalam
Haviland, 1993), mendefinisikan agama sebagai seperangkat upacara, yang diberi
rasionalisasi mites, dan yang menggerakkan kekuatan-kekuatan supernatural dengan
maksud untuk mencapai atau untuk menghindarkan sesuatu perubahan keadaan pada
manusia atau alam. Fungsi utama agama ialah mengurangi kegelisahan dan untuk
memantapkan kepercayaan kepada diri sendiri, yang penting untuk memelihara
keadaan manusia agar tetap siap untuk menghadapi realitas. lnilah yang merupakan
niai agama untuk menghadapi hidup.
Emosi keagamaan (religious emotion) adalah suatu getaran jiwa yang pada
suatu ketika pernah menghinggapi seorang manusia dalam jangka waktu hidupnya.
Walaupun getaran itu mungkin hanya berlangsung beberapa detik saja untuk
kemudian menghilang lagi (Koentjaraningrat, 1992). Proses-proses fisiologi dan
psikologi yang terjadi apabila seseorang mengalami emosi keagamaan ternyata belum
-
Universitas Gunadarma
Sistem Kekerabatan dan Perkawinan ANTROPOLOGI
pernah dianalisis dan dideskripsi oleh para ahli. Seorang ahli, Rudolf Otto malahan
menghindari suatu analisis yang lebih mendalam bahwa emosi yang berupa sikap
kagum terpesona terhadap hal yang gaib dan keramat pada hakikatnya tidak dapat
dijelaskan dengan akal manusia karena berada di luar jangkauan kemampuannya. Ahli
lain, Soderblom hanya menyebutkan bahwa emosi keagamaan adalah sikap takut
bercampur percaya kepada hal yang gaib serta keramat (2009).
-
Universitas Gunadarma
ANTROPOLOGI Sistem Kekerabatan dan Perkawinan
Latihan Saal!
Pilihan Ganda
a. Keamanan psikologis
b. utrolokal
c. Kindred
d. Virilokal
5. Satu gabungan keluarga luas yang merasa diri berasal dari seorang nenek
moyang yang terikat melalui satu garis keturunan disebut
a. Fratri
b. Kindred
c. Klen kecil
d. virilokal
6. Di bawah ini menurut koentjaraningrat unsur-unsur religi terdiri dari, kecuali ...
a. Keagamaan
b. Proses keagamaan
c. Emosi keagamaan
d. Kelompok keagamaan
7. Sikap takut bercampur percaya kepada hal yang gaib serta keramat, termasuk
unsur religi ...
a. Sistem keagamaan
b. Keagamaan
c. Emosi keagamaan
d. Proses keagamaan
-
Universitas Gunadarma
Sistem Kekerabatan dan Perkawinan ANTROPOLOGI
ESSAY
-
Universitas Gunadarma
MATERI
DINAMIKA
KEBUDAYAAN
-
Universitas Gunadarma
-jd;J-jfjMllllo_i_a_m_
n ki _a_K_be _u_d_v_aa _na _
menjelang Perang Dunia II, yaitu masa sekitar tahun 1930 dan terutama pada waktu-
waktu sesudah itu, di antara para ahli antropologi timbul perhatian baru terhadap
masalah perubahan kebudayaan antara berbagai bangsa Afrika, Asia, Oseania, dan
Amerika. Hal ini disebabkan karena pengaruh sistem ekonomi, pendidikan, dan
organisasai sosial yang dibawa orang-orang dari Eropa Barat dan Amerika Serikat
sebagai penjajah bangsa-bangsa tersebut. Namun perhatian dan hasrat yang besar
untuk melakukan penelitian mengenai gejala perubahan kebudayaan para ahli
antropologi Ero-Amerika tersebut lebih didasarkan kepada timbulnya gejala
peningkatan kepandaian, antara bangsa-bangsa itu, yang menjadi ancaman bagi
kelangsungan hidup kolonialisme itu sendiri.
a. Proses internalisasi
b. Proses Sosialisasi
-
Universitas Gunadarma
_________________D_n_ai _m_k_i _a _K b_ue _a_vd _a_na _llll!i;Jji-ji-@1111
c. Proses Enkulturasi
Proses enkulturasi yaitu proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta
sikap terhadap adat, sistem norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam
kebudayaan seseorang (Keontjaraningrat, 2009). Proses enkulturasi telah dimulai
sejak awal kehidupan, yaitu dalam lingkungan keluarga, kemudian dalam
lingkungan yang makin lama makin meluas. Pada awalnya seorang anak kecil mulai
belajar dengan cara menirukan tingkah laku orang-orang di sekitarnya, yang lama-
lama menjadi pola yang mantap, dan norma yang mengatur tingkah lakunya
"dibudayakan". Selain dalam lingkungan keluarga, norma-norma tersebut dapat pula
dipelajari dari pengalamannya bergaul dengan sesama warga masyarakat dan
secara formal di lingkungan sekolah.
a. Evolusi Kebudayaan
proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh
seorang peneliti secara mikro maupun secara makro. Proses kebudayaan yang
dianalisis secara mikro (mendetil) dapat memberi gambaran mengenai berbagai
proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari suatu masyarakat.
Proses ini di dalam ilmu antropologi disebut proses-proses berulang (recurrent
processes), sedangkan proses evolusi sosial-budaya secara makro adalah proses
yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Pada proses makro ini, dalam ilmu
antropologi disebut dengan proses-proses menentukan arah (directional processes).
b. Difusi
-
Universitas Gunadarma
-jd;J-jfjMllllo_i_a_m_
n ki _a_K_be _u_d_v_aa _na _
pelayaran bangsa-bangsa Arab di Asia Selatan dan Afrika Timur; migrasi bangsa
Arab dari Asia Barat ke Afrika Utara; perkembangan pelayaran dari bangsa-bangsa
Eropa ke Benua Afrika Asia dan Amerika, transmigrasi dari lebih kurang 3 juta orang
Spanyol ke Amerika Selatan dalam abad ke-16 dan ke-17; transmigrasi dari kira-kira
55 juta orang Eropa ke Amerika Utara, Tengah, dan Selatan, (sebagai budak-budak
belian dalam abad-abad ke-18 dan ke-19); migrasi suku-suku bangsa Afrika yang
berbahasa Bantu, dari Afrika Barat ke Afrika Timur dan Selatan; berbagai migrasi
besar dari suku-suku bangsa peternak di Asia Tengah yang dipimpin oleh Jengiz
Khan; berbagai migrasi suku-suku bangsa di Kepulauan Polinesia dan Mikronesia
dari satu pulau ke pulau lain dan masih banyak peristiwa lain.
-
Universitas Gunadarma
_________________D_n_ai _m_k_i _a _K b_ue _a_vd _a_na _llll!i;Jji-ji-@1111
1) Hampir semua proses akulturasi mulai dalam golongan atasan yang biasanya
tinggal di kota, lalu menyebar ke golongan-golongan yang lebih rendah di daerah
pedesaan. Proses itu biasanya mulia dengan perubahan sosial-ekonomi.
3) Adisi, unsur atau kompleks unsur-unsur baru ditambahkan pada yang lama. Di
sini dapat terjadi atau tidak terjadi perubahan struktural.
-
Universitas Gunadarma
-jd;J-jfjMllllo_i_a_m_
n ki _a_K_be _u_d_v_aa _na _
b. Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul
secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-
golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Biasanya suatu asimilasi terjadi antara suatu golongan mayoritas dengan minoritas.
Pada proses ini, biasanya golongan minoritas yang berubah dan menyesuaikan diri
dengan golongan mayoritas, sehingga sifat-sifat khas dari kebudayaan lambat laun
berubah dan menyatu dengan kebudayaan golongan mayoritas (Koentjaraningrat,
2009).
-
Universitas Gunadarma
_________________D_n_ai _m_k_i _a _K b_ue _a_vd _a_na _llll!i;Jji-ji-@1111
dunia kebatinan mereka, dimana mereka dapat memimpikan jaman kebahagiaan masa
lampau. Fenomena ini adalah awal dari gerakan kebatinan kontra-akulturasi, suatu
gejala masyarakat yang timbul dalam jaman transisi kebudayaan untuk menentang
proses akulturasi.
Beberapa ahli antropologi meragukan adanya watak kolot atau watak progresif
yang dapat mempengaruhi suatu proses akulturasi dalam masyarakat, hal ini
menyebabkan terjadinya gejala akulturasi diferensial. Sifat yang kolot atau agresif tidak
ditentukan oleh kepribadian individu yang bersangkutan itu berada. Para ahli yang
berpendirian demikian berpendapat bahwa individu-individu dalam suatu masyarakat
yang bersifat kolot sudah mempunyai kedudukan cukup baik di dalam masyarakat.
Mereka tidak menyukai terjadinya perubahan, karena dengan demikian keadaan yang
baru akan mengubah kedudukan yang sudah dipunyainya.
Sebaliknya individu yang progresif adalah individu yang belum atau tidak
mempunyai kedudukan. Pendapat ini pernah diuji oleh penelitian Vogt. Vogt meneliti
12 orang bekas pejuang tentara Amerika Serikat yang berasal dari suku bangsa Indian
Navaho. Ke-12 orang tersebut mempunyai latar belakang yang sama, mengalami
pendidikan yang sama, mempunyai pengalaman tempur yang sama pula. Akan tetapi
sewaktu mereka keluar dari tentara ada yang hidupnya kembali seperti dahulu,
menjadi penggembala domba. Adapula yang hidupnya tidak teratur dan ada pula
beberapa yang telah meninggalkan masyarakat Navaho dan mempunyai kedudukan di
tengah-tengah masyarakat orang kulit putih. Penelitian Vogt ini dilakukan dengan
menggunakan tes psikologi, dan berhasil menyimpulkan bahwa orang-orang Navaho
yang sebelumnya memiliki kehidupan yang memuaskan di tengah masyarakat Navaho,
kembali menjadi orang kolot, sedangkan mereka yang dulunya belum memiliki
kedudukan tetap, menjadi orang yang progresif, atau menjadi kacau.
lnovasi
-
Universitas Gunadarma
-jd;J-jfjMllllo_i_a_m_
n ki _a_K_be _u_d_v_aa _na _
Hal yang menjadi daya tarik bagi para ahli antropologi adalah faktor yang
mendorong individu dalam suatu masyarakat untuk memulai suatu upaya yang akan
menuju ke suatu penemuan baru. Barnett (dalam Koentjaraningrat, 1990) mengajukan
pendapat bahwa para individu yang "tidak terpandang dalam masyarakat atau yang
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya" justru yang sering termotivasi
untuk mengadakan pembaruan dalam kebudayaan, dan menjadi pendorong terjadinya
suatu penemuan baru dan kemudian terjadinya suatu inovasi. Koentjaraningrat (1990)
menambahkan bahwa untuk mendorong kreativitas diperlukan pula tumbuhnya (1)
kesadaran para individu akan adanya kekurangan-kekurangan dalam kebudayaan
mereka; (2) mutu dari keahlian para individu bersangkutan; (3) adanya sistem
perangsang dalam masyarakat yang mendorong mutu; dan ( 4) adanya krisis dalam
masyarakat.
Sebuah contoh penemuan primer seperti yang diuraikan oleh Haviland (1993)
yaitu penemuan pembakaran tanah liat yang membuat bahannya menjadi keras
seterusnya. Dapat diduga bahwa sering terjadi pembakaran tanah liat secara tidak
sengaja dalam api untuk memasak pada jaman dulu. Akan tetapi kejadian secara
kebetulan itu bukan suatu penemuan kalau orang tidak mengetahui bahwa penemuan
itu dapat diterapkan untuk sesuatu keperluan. Kira-kira 25.000 tahun yang lalu orang
melihat cara penerapannya; sebab patung-patung kecil dibuat dari tanah bakar. Akan
tetapi, orang tidak membuat bejana tembikar, dan rupa-rupanya penemuan itu tidak
sampai ke Timur Tengah; kalau terjadi, hal itu tidak sampai berakar. Baru pada suatu
waktu di antara 7.000 dan 6.500 tahun S.M. diketahui adanya penerapan pembakaran
tanah liat di Timur Tengah dengan dibuatnya wadah-wadah dan bejana untuk
memasak, yang murah, awet, dan mudah dibuat.
-
Universitas Gunadarma
_________________D_n_ai _m_k_i _a _K b_ue _a_vd _a_na _llll!i;Jji-ji-@1111
Latihan Saal!
Pilihan Ganda
2. Proses pembaruan dari yang sudah ada, sehingga terbentuk suatu hal yang baru
disebut ...
a. Originalitas
b. discovery
c. lnovasi
d. Evaluasi
7. Pembakaran tan ah liat membuat tan ah liat menjadi keras merupakan contoh
a. Penemuan sekunder
b. Penemuan primer
c. Penemuan tertier
d. Penemuan inovasi
-
Universitas Gunadarma
-jd;J-jfjMllllo_i_a_m_
n ki _a_K_be _u_d_v_aa _na _
ESSAY
-
Universitas Gunadarma
MATERI
ANTROPOLOGI
PSIKOLOGI
Pada bab ini akan membahas mengenai antropologi psikologi yang merupakan
bagian dari ilmu antropologi. llmu ini berkembang pesat terutama di Amerika, sehingga
sudah menjadi suatu bidang ilmu tersendiri. Nama antropologi psikologi ini yang
semula dianjurkan oleh antropolog Amerika Serikat Francis L.K. Hsu, sebenarnya
merupakan nama yang relatif baru yang sebelumnya dikenal dengan nama Culture and
Personality (kebudayaan dan Kepribadian), atau terkadang juga disebut Ethno-
psychology (Psikologi Suku Bangsa).
-
Universitas Gunadarma
-!d;HiiMllllA_n_rt _o_op _ol _g_ i
P_s_k_
i l_
o g_
o i _
4) Segala karya dari seorang ahli antropologi, yang mempergunakan konsep atau
teknik tes psikologi, yang memberikan data tepat-guna dalam bentuk yang dapat
dipergunakan oleh para ahli antropologi.
5) Ruang lingkup antropologi psikologi sama dengan pengkajian secara lintas budaya
( cross cultural studies) mengenai kepribadian dan sistem sosial budaya. Pengkajian
tersebut meliputi masalah-masalah sebagai berikut :
a. Hubungan struktur sosial dan nilai-nilai budaya dengan pola pengasuhan anak
pada umumnya;
-
Universitas Gunadarma
A_t_
_________________ n o_p
r _l_
o g_
o _
i s_
P k_
i _
o oli g 1111.UMNii@IIII
6) Konsep kepribadian kebudayaan (personality culture), yang timbul sebagai akibat
interaksi dari kedua ilmu tersebut di atas (psikologi dan antropologi), sangat
berguna sekali. Hal ini akan menyebabkan para peneliti antropologi psikologi dalam
studinya mengenai perilaku selalu memperhatikan faktor-faktor penyebab
pendahulunya (antecedents); dan tidak akan puas hanya dengan pelukisan
mengenai sifat-sifat khas saja, sebagaimana yang umum dilakukan oleh para ahli
psikologi sosial.
Ahli lain Milton Singer (dalam Danandjaja, 1988) berpendapat bahwa terdapat tiga
kelompok permasalahan besar dalam penelitian antropologi psikologi, yaitu:
1) Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia (human
nature)
Dari ketiga kelompok permasalahan besar itu timbul beberapa pokok permasalahan
penelitian seperti : "hubungan antara perubahan kebudayaan dengan perubahan
kepribadian" dan "hubungan antara perubahan kebudayaan dengan kepribadian
abnormal".
-
Universitas Gunadarma
-!d;HiiMllllA_n_rt _o_op _ol _g_ i
P_s_k_
i l_
o g_
o i _
kepribadian umum, yang pada etnografi-etnografi kuno hanya didasarkan pada kesan
be I aka.
"The psycho develops the neurosis when it feels itself unequal to the task of
mastering (sexual) excitation arising endogeously. That is to say, it acts as if it had
projected this excitation into the outer world. "
Jiwa seseorang akan menghasilkan suatu kecemasan neurotis ketika
situasinya tidak sama dengan rasangan seksual yang muncul dari dalam. Dapat
dikatakan bahwa jiwa akan bertindak jika telah ada proyeksi dari rangsang-rangsang
itu ke dunia luar.
..... a defensive process under the sway of the pleasure principle whereby the
ego thrusts forth on the external world unconscious whishes and ideas which, if
allowed to penetrate into consciousness, would be painful to the ego.
Suatu proses pertahanan di bawah kendali dari prinsip kenikmatan dengan cara
ego mendorong seterusnya ke dunia luar keinginan-keinginan dan ide-ide tidak sadar,
yang jika dibiarkan masuk ke alam kesadaran justru akan menyiksa ego.
Menurut English dan English (dalam Prabowo, 1996) tes proyeksi adalah
situasi yang secara relatif tidak berstruktur, namun bersifat standard, dimana orang
yang diuji diminta untuk memberikan tanggapan secara sebebas mungkin, tanpa
-
Universitas Gunadarma
_________________A_t_n o_pr _lo_go __i sP _k_oi _o_l ig_llll!i;J-ji-111@1111
dipengaruhi sugesti. Respon terhadap materi tes proyeksi tersebut biasanya dianalisa
untuk mendapatkan karakteristik kepribadian dan juga tingkat kognitif tertentu secara
kualitatif. Untuk melakukan interpretasi respon-respon yang muncul dari materi tes
proyeksi tertentu diperlukan latihan yang banyak.
2) Proses perubahan kebudayaan yang makin lama makin cepat dialami oleh hampir
semua kebudayaan di dunia pada saat ini, menambah gejala keanekaragaman
watak dari para individu yang menjadi warga dari suatu kebudayaan
3) Karena dalam rangka suatu masyarakat masa kini ternyata ada beberapa macam
adat istiadat pengasuhan anak dan beberapa jenis proses enkulturasi dan
sosialisasi berdasarkan sub kebudayaan, golongan sosial, golongan agama, dan
sebagainya, maka satu masyarakat dan kebudayaan seringkali memunculkan
kepribadian umum. Para peneliti yang menggunakan teknik proyektif untuk
menganalisa kepribadian umum memang harus lebih teliti dan seksama dalam hal
menyusun sampel-sampel, sesuai dengan aneka ragam subkebudayaan dan
golongan sosial yang ada.
4) Has ii tes proyektif harus dicocokkan dengan data yang diperoleh dari metode-
metode etnografi kualitatif yang lain, seperti data pengalaman individu, hasil
wawancara, hasil pengamatan dan sebagainya.
-
Universitas Gunadarma
-!d;HiiMllllA_n_rt _o_op _ol _g_ i
P_s_k_
i l_
o g_
o i _
analis Rorschach, gambar-gambar kepada analis gambar, dan sejarah hidup kepada
Abraham Kardiner untuk dianalisis. Setiap ahli diwajibkan memberikan gambaran
umum mengenai kepribadian orang-orang Alar di atas berdasarkan bahan-bahan yang
diberikan itu. Dalam analisis tersebut ternyata terdapat banyak sekali persamaan di
antara laporan itu dan penyesuaian dengan kesan yang diperoleh penulis etnografi
tersebut. Metode ini memperkecil kemungkinan prasangka dan subjektivitas dalam
deskripsi kepribadian orang-orang Alar.
Individual life history adalah istilah yang sering digunakan di kalangan ahli
antropologi psikologi, adalah data yang mengumpulkan semua keterangan apa yang
pernah dialami individu-individu tertentu sebagai warga dari suatu masyarakat yang
sedang dijadikan objek penelitian. Dalam ilmu psikologi disebut dengan istilah personal
document, dan dalam sosiologi dikenal dengan istilah human document sedangkan
dalam antropologi dikenal dengan istilah individual life history (Koentjaraningrat, dalam
Prabowo, 1996). Selanjutnya menurut Danandjaja (dalam Prabowo, 1996) dikatakan
bahwa dalam ilmu antropologi psikologi, metode pengumpulan riwayat hidup individu
ini ternyata sudah banyak dilakukan orang. Tujuan dari penelitian semacam ini adalah
untuk mencapai suatu pengertian tentang suatu masyarakat, kebudayaan, dan tipe
kepribadian suatu bangsa atau suku bangsa, melalui pandangan mata individu-individu
yang merupakan warga dalam masyarakat bersangkutan. Selanjutnya disebutkan oleh
Danandjaja salah satu contoh dari penggunaan metode ini pada penelitian di kalangan
antropolog yaitu A. L. Kroeber. Kroeber pada waktu masih muda ketika mengumpulkan
bahan penulisan buku etnografi tentang suku bangsa Gros Ventre di daerah stepa
utara negara bagian Motana, Amerika Serikat, telah pula mengumpulkan riwayat hidup
tokoh-tokoh suku bangsa tersebut. Namun orang yang pertama kali menggunakan
metode riwayat hidup ini secara sistematis untuk memperdalam pengertian tentang
suatu masyarakat yang sedang diteliti adalah Paul Rodin. Etnografi yang telah
dihasilkan Rodin adalah "Crashing Thunder" (1913, 1920, 1926), yaitu mengenai
seorang tokoh suku bangsa Winnebago dari negara bagian Wisconsin, Amerika
Serikat. Sejak itulah banyak sekali digunakan metode pengumpulan riwayat hidup.
Lalu muncul pertanyaan bagaimana Oscar Lewis dapat melakukan semua itu?
Sebelum melakukan wawancara mendalam dengan kelima tokoh utama dari keluarga
Rios, ia telah melakukan penelitian dengan menggunakan metode angket, observasi
-
Universitas Gunadarma
_________________A_t_n o_pr _lo_go __i sP _k_oi _o_l ig_llll!i;J-ji-111@1111
dan wawancara terhadap seratus keluarga daerah kumuh di kota San Juan, Puerto
Rico, adapun angket yang dipergunakan bermaksud untuk mengumpulkan data umur,
pekerjaan, agama, komposisi keluarga, ekonomi rumah tangga, tingkat kemakmuran,
migrasi dan hubungan kerabat-kerabat di New York, pola pergaulan dengan tetangga,
pandangan politik, pola rekreasi, dan sebagainya. Sesudah pengetahuan umumnya
mengenai kehidupan sosial dan kebudayaan di daerah kumuh tadi diperoleh secara
memadai, maka Lewis menseleksi lagi 19 keluarga untuk penelitian yang mendalam
dengan metode pengamatan, wawancara, dan tes psikologis. Selain itu Lewis juga
menseleksi delapan keluarga yang telah pindah ke New York dan memiliki hubungan
kekerabatan dan kontak dengan salah satu dari ke-19 keluarga di San Juan tadi. Di
New York, kedelapan keluarga tadi diteliti dengan metode kualitatif yang sama
intesifnya dengan apa yang dilakukan di San Juan. Akhirnya baru dapat diputuskan
lima keluarga diantara ke-27 keluarga tersebut untuk diteliti life history-nya.
Menurut Koentjaraningrat (dalam Prabowo, 1996) metode analisis riwayat hidup
amat berguna bagi penelitian antropologi psikologi, karena memiliki beberapa fungsi
antara lain:
1) Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk memperoleh pandangan
dari dalam mengenai gejala-gejala sosial dalam suatu masyarakat melalui
pandangan dari para warga sebagai partisipan dair masyarakat yang bersangkutan.
2) Data riwayat hidup penting bagi si peneliti untuk mencapai pengertian mengenai
masalah individu warga masyarakat yang suka berperilaku menyimpang. Dan
masalah peranan para individu yang menyimpang tersebut sebagai pendorong
gag as an baru dalam masyarakat dan kebudayaan.
3) Data riwayat hidup penting bagi si peneliti untuk memperoleh pengertian mendalam
tentang hal-hal psikologis yang tidak mudah diamati dari luar, atau dengan metode
wawancara berdasarkan pernyataan langsung. Hal ini biasanya sudah mengenai
pengaruh lingkungan kebudayaan terhadap jiwa si individu dan data serupa itu
secara praktis penting dalam penelitian psikiatri, psikologi, dan kesehatan mental.
4) Data riwayat hidup penting bagi si peneliti untuk mendapatkan gambaran lebih
dalam mengenai rincian dari hal yang tidak mudah akan diceritakan orang dengan
metode wawancara berdasarkan pertanyaan langsung.
lsi impian (dream content) menurut psikoanalisa (dalam Prabowo, 1996) adalah
gambaran, kesan, dan ide yang ditampilkan dalam impian. lsi impian ini dibagi ke
dalam dua tipe dasar, yaitu: pertama, isi manifestasinya, atau isi seperti hal tersebut
berlangsung benar pada si pemimpi. Kedua, isi yang laten, yang harus ditafsirkan
lewat teknik penafsiran impian. Penafsiran impian, juga menurut psikoanalisa adalah
proses pemberian makna pada impian. Cara yang digunakan oleh kalangan
psikoanalis adalah menyuruh pasien melakukan asosiasi bebas di sekitar impiannya,
sampai sifatnya yang bercorak pengaburan impian khayalnya menjadi jelas kelihatan.
Penggunaan secara sungguh-sungguh juga dilakukan untuk menafsirkan simbol-
simbol impian. Beberapa simbol dianggap sebagai universal sifatnya, dan ditafsirkan
dengan segera, misalnya objek menusuk hati, yang merupakan lambang phalic
(lambang lingga, atau kemaluan laki-laki), dan air mengalir yang melambangkan
kelahiran. Banyak simbol lainnya merupakan hal yang aneh atau ganjil bagi pribadi
pemimpi, dan harus ditafsirkan lewat proses asosiasi bebas. Harapan impian adalah
-
Universitas Gunadarma
-!d;HiiMllllA_n_rt _o_op _ol _g_ i
P_s_k_
i l_
o g_
o i _
penyajian secara simbolis suatu harapan yang ditekan, atau yang tidak disadari, dalam
bentuk satu impian (dalam Prabowo, 1996).
Menurut John J. Honigman (dalam Prabowo, 1996) terdapat dua alasan penting
mengapa pengumpulan mimpi-mimpi menjadi hal yang penting untuk penelitian
antropologi psikologi. Pertama, adanya asumsi bahwa mimpi-mimpi menggambarkan
perilaku standar dari suatu masyarakat. Yakni mimpi seorang informan sebagian
ditentukan oleh komunitas dimana ia menjadi anggotanya, sehingga merupakan
bagian dari kebudayaannya. Kita misalnya tidak dapat mengharapkan orang Eskimo
yang belum pernah melihat televisi, akan bermimpi bahwa ia sedang merekam video
suatu pertandingan ski es. Kedua, mimpi mengungkapkan gagasan-gagasan,
perasaan-perasaan, dan keadaan-keadaan motivasional yang sulit diungkapkan
secara verbal karena mimpi adalah suatu fenomena ketidaksadaran manusia. Apabila
fenomena tersebut juga berpola pada masyarakatnya, maka mimpi adalah pintu
gerbang penting untuk mengetahui seluk beluk kepribadian kolektif suatu masyarakat
tertentu.
Folklor menurut Ember dan Ember (dalam Prabowo, 1996) adalah semua adat
dan pengetahuan seperti mites, cerita hikayat atau dongeng, takhayul, tebak-tebakan,
dan permainan yang hid up dalam masyarakat suatu kebudayaan tertentu. Folklor pada
umumnya hanya bersifat lisan, walaupun kadang-kadang juga tertulis. Diperjelas oleh
Danandjaja (dalam Prabowo, 1996) bahwa folklor adalah bagian kebudayaan dari
berbagai kolektif di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, yang
disebarkan secara turun-temurun di antara kolektif-kolektif bersangkutan, baik dalam
bentuk lisan, maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu
ingatan (mnemonic devices). Bentuk-bentuk folklor di Indonesia antara lain adalah
bahasa rakyat; ungkapan tradisional (peribahasa, pepatah, dan lain-lain); teka-teki;
cerita prosa rakyat (mite, legenda, dan dongeng, termasuk lelucon dan anekdot);
nyanyian rakyat; teater rakyat; permainan rakyat; kepercayaan/ keyakinan rakyat;
arsitektur rakyat, seni rupa rakyat, musik rakyat, bahasa tubuh rakyat, dan sebagainya.
-
Universitas Gunadarma
_________________A_t_n o_pr _lo_go __i sP _k_oi _o_l ig_llll!i;J-ji-111@1111
yang sedang tenang mengerami telurnya di atas sarangnya. Legenda ini sampai hari
ini masih tetap dipergunakan orang di Jawa untuk membenarkan anak-anak kampung
untuk mebunuh dengan sumpitan cecak berwarna kelabu pada setiap Jumat Legi.
-
Universitas Gunadarma
-!d;HiiMllllA_n_rt _o_op _ol _g_ i
P_s_k_
i l_
o g_
o i _
Penelitian antropologi psikologi yang menggunakan survei lintas budaya antara lain
adalah hubungan antara adat istiadat pengasuhan anak dengan unsur kebudayaan
dari suatu masyarakat tertentu. Margaret Mead adalah ahli antropologi wanita yang
pernah mengkaji masalah puberitas di Samoa dan adat istiadat pegnasuhan anak di
Pulau Manus sebelah utara lrian (Koentjaraningrat dalam Prabowo, 1996).
Menurut Kartono dan Gula (dalam Prabowo, 1996), peran jenis adalah tingkah
perilaku, sikap-sikap, atau peranan-peranan sosial yang oleh masyarakat atau
kebudayaan tertentu dianggap cocok untuk jenis kelamin tertentu dan tidak cocok
untuk jenis kelamin lainnya.
Konsep peran jenis (sex role) dilihat oleh Margareth Mead ternyata tidak berlaku
secara universal. Di dalam studinya pada kebudayaan Arapesh, melihat tidak ada
perbedaan secara psikologis antara pria dan wanita. Kedua jenis kelamin ini umumnya
memiliki kepribadian yang halus, lembut, dan pasif seperti pada umumnya seorang
wanita di dalam kebudayaan Eropa-Amerika. Sebaliknya pada kebudayaan
Mundugumor, dapat dilihat juga tidak memiliki adanya perbedaan secara psikologis
yang jelas antara pria dan wanita. Baik pria maupun wanita pada kebudayaan ini
memiliki kepribadian yang keras, kasar, aktif, dan agresif, seperti umumnya dimiliki
oleh pria pada kebudayaan Eropa-Amerika. Namun pada kebudayaan Tchambuli yang
terjadi adalah sebaliknya. Pada kebudayaan tchambuli memang terdapat perbedaan
yang menyolok antara pria dan wanita secara psikologis, hanya saja pria justru bersifat
feminin, sedangkan wanitanya bersifat maskulin. Para wanita pada kebudayaan ini
umumnya berkepribadian dan bertingkah laku keras, kasar, aktif, mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang berat, dan mendominasi kegiatan produksi ekonomi,
berkebun, serta mencari sagu. Mereka tidak terbiasa bersolek atau mempercantik diri
dengan perhiasan, bahkan terkadang mereka juga berkepala botak. Kaum pria
sebaliknya hanya bekerja sebagai tukang, atau seniman, ataupun secara sambil lalu
melakukan kegiatan produksi ekonomi seperti mencari ikan atau berburu. Kaum pria
dan wanita pada kebudayaan ini juga berusaha untuk menarik perhatian pasangannya,
terutama dilakukan di kalangan pria dengan cara menghias diri dengan beragam
perhiasan dan rambut yang warna-warni. Suatu hal yang tidak lazim dilakukan pada
kebudayaan Eropa-Amerika (Koenjaraningrat dalam Prabowo, 1996).
2. Oedipus Complex
-
Universitas Gunadarma
_________________A_t_n o_pr _lo_go __i sP _k_oi _o_l ig_llll!i;J-ji-111@1111
Salah satu teori yang dikemukakan seorang ahli psikoanalisa yaitu sigmund
Freud adalah Oedipus complex. Menurutnya, Oedipus complex adalah hasrat seorang
anak laki-laki untuk memiliki secara seksual dengan ibunya serta merasa iri terhadap
bapaknya. Biasanya keinginan ini timbul pada masa phalik (antara usia tiga sampai
lima tahun) dan ditekan ke dalam alam bawah sadar setelah melalui masa itu. Menurut
Freud, oedipus complex merupakan salah satu sumber dari banyaknya gangguan
neurotis yang muncul dalam jiwa manusia. Apabila anak tumbuh dan menjadi besar
sehingga tidak menyusui lagi, maka bagian tubuh yang dapat menerima rangsangan
seks kemudian berpindah ke alat kelaminnya. Oleh karena itu perasaan seksual
terhadap ibunya di desaknya ke alam bawah sadar. Kebencian kepada pesaing utama
yang tak lain adalah ayahnya sendiri juga didesaknya ke alam bawah sadar. Namun
sikap ayah yang selalu ingin mendominasi dan otoriter terhadapnya justru
mengakibatkan rasa bencinya sejak awal akan berlangsug terus. Gangguan atau
bahkan sampai kepada penyakit jiwa dapat muncul apabila kebencian ekstrim
terhadap ayah sampai harus membunuhnya sekaligus dorongan untuk bersetubuh
dengan ibunya sudah tidak dapat dikendalikannya lagi, sehingga ia akan menekan
dorongan batinnya yang terlarang tersebut (Koentajaraningrat dalam Prabowo, 1996).
3. Motif Berprestasi
Kita akan membahas mengenai motif berprestasi dari beberapa penelitian yang
dilakukan oleh para ahli psikologi lintas budaya (cross cultural psychology), namun
penelitian-penelitian yang akan kita bahas lebih menyangkal bahwa konsep-konsep
psikologi selalu bersifat universal.
Menurut McClelland (dalam Prabowo, 1996), etika dan ajaran yang dianut oleh
sekelompok masyarakat yang berperan sebagai pembaharu merupakan suatu yang
mempengaruhi kadar need for achievement (N-Ach; kebutuhan untuk berprestasi) dari
orang-orang yang menganut etika dan ajaran tersebut. Selanjutnya, McClelland
menetapkan beberapa kriteria manusia-manusia yang memiliki N-Ach tinggi atau
manusia-manusia yang haus akan karya unggul. Karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut:
-
Universitas Gunadarma
-!d;HiiMllllA_n_rt _o_op _ol _g_ i
P_s_k_
i l_
o g_
o i _
1) Manusia yang haus akan karya unggul adalah mereka yang tertarik oleh
kecemerlangan karya for its own sake (demi kesenangan diri), dan bukan karena
ganjaran (seperti pahala, balas budi) yang didapat daripadanya, baik berupa uang,
prestise, ataupun kekuasaan.
2) Manusia yang haus akan karya unggul berkecenderungan pada pencapaian yang
sukses daripada menghindari kegagalan.
3) Bila dibandingkan dengan orang biasa (atau mereka yang ber-N-Ach rendah),
manusia yang haus akan karya unggul lebih tertarik oleh tindakan alternatif yagn
secara realistis memiliki peluang keberhasilan yang besar.
4) Memiliki ketajaman dalam memilih situasi. Mereka memiliki kemampuan untuk
mengendalikan situasi daripada hanya bergantung kepada "kesempatan".
Kritikan lain terhadap teori McClelland datang dari Le Vine yang melakukan
studi di Nigeria (Afrika) serta Gallimore, Sloggett,, dan Kubany di Hawaii. Le Vine
(dalam Prabowo, 1996) mengambil sampel penelitian para siswa sekolah (semuanya
pria) yang terdiri dari tiga kelompok etnik yang berbeda, yaitu Ibo, Yarubo, dan Hausa.
la berangkat dari asumsi bahwa pada suatu akar kebudayaan yang sama atau jelas
"terdapat distribusi pencapaian (achievement) atau motif berprestasi" di atas kelompok
-
Universitas Gunadarma
_________________A_t_n o_pr _lo_go __i sP _k_oi _o_l ig_llll!i;J-ji-111@1111
-
Universitas Gunadarma
-!d;HiiMllllA_n_rt _o_op _ol _g_ i
P_s_k_
i l_
o g_
o i _
Latihan Saal!
Pilihan Ganda
1. Studi yang dilakukan para ahli psikologi terhadap dua atau lebih masyarakat
a. Culture and personality
b. Cross-cultural psychology
c. Cross-cultural of evolution
d. Universal of cultural evolution
6. Tokoh yang membahas mengenai sampel dalam penelitian lintas budaya adalah ...
a. Erikson
b. Singer
c. Linton
d. Rivers
7. Perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita secara psikologis. Pria feminin,
wanita maskulin adalah kebudayaan ...
a. Mundugumor
b. Tchambuli
c. Arapesh
d. Tcharagumor
-
Universitas Gunadarma
_________________A_t_n o_pr _lo_go __i sP _k_oi _o_l ig_llll!i;J-ji-111@1111
9. Suatu keinginan berprestasi secara jitu dalam bidang apapun, bukan semata-mata
untuk memperoleh uang, pengakuan sosial, akan tetapi terdorong oleh keinginan
untuk memperoleh kepuasan karena keberhasilan sendiri merupakan ...
a. Prestise
b. Motif belajar
c. Motif mandiri
d. Motif berprestasi
ESSAY
-
Universitas Gunadarma
-!d;HiiiMIIII----------------------
Daftar Pustaka
-
Universitas Gunadarma
setiawanDesign@2013