Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN I

(IDENTIFIKASI MASALAH SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT)


Tugas Akhir Mata Kuliah Praktikum Sosiologi I
Dosen pembina Drs.H. Masyhuri, M.Si

OLEH
NAMA : AHMAD ABDAN SYUKRON
NIM : E1S017005
KELAS : A/V (Lima)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
A. Lokasi
1. RT 001, Dusun Batunyala, Desa Surabaya Utara,Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. (Masalah 1)
2. RT 001, Dusun Batunyala, Desa Surabaya Utara,Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. (Masalah 2 )
3. RT 001, Dusun Batunyala, Desa Surabaya Utara,Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. (Masalah 3 )
B. Masalah yang diidentifikasi
1. Prokok Usia Dini
2. Perceraian Usia Dini
3. Putus Sekolah Tingkat SMP
C. Uraian
1. Prokok Usia Dini
Keterkaitan dengan 4 ciri masalah sosial menurut Parillo yakni:

a. Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode tertentu.
Dari tahun 2018-2019 Setiap hari anak-anak merokok di lingkungan mereka tinggal,mereka dalam satu hari bisa
menghabiskan tiga batang rokok perhari,yaitu pada jam-jam tertentu seperti pada waktu selesai sarapan, siang hari dan pada
malam hari ketika mereka kumpul dengan teman-temanya,Mereka melakukanya dengan berulang-ulang setiap hari,mereka
rela uang janjannya digantikan untuk membeli rokok hal tersebut sudah bisa di katakan sebagai suatu masalah yang terus
berlanjut dalam suatu priode tertentu.

b.Dirasakan dapat menyebabkan kerugian fisik atau nonfisik, baik individu maupun masyarakat.

Kerugian fisik yang diakibatkan:


Mengkonsumsi rokok sangat berbahaya karna di dalamnya mengandung zat-zat kimia yang dapat merusak tubuh
kita,seperti nikotin,sianida,cadium,methanol,amnonia dan lain-lain.Dari situ bisa kita melihat bahwa merokok dapat menyebakan
penyakit yang berbahaya dan yang dapat mengakibatkan kematian,bahkan bagi orang di sekitar kita atau masyarakat,keluarga dan
lain-lain yang terkena asap rokok,tentunya mendapat dampak yang sama dengan prokok aktif karna mereka tergolong sebagai
prokok pasif. Salah satunya adalah kerusakan saluran pernapasan adalah efek rokok yang paling awal yang menyebakkan
penurunan daya tahan tubuh,racun pada rokok dapat menyebakan iritasi serta timbulnya lendir pada saluran pernapasan yang
dapat menyebakan terjadinya infeksi pada tenggorokan hingga paru. Tidak hanya itu kerugian materi juga mereka dapatkan dari
tiga batang rokok perhari dalam satu tahun sudah menghabiskan 1008 batang atau setara dengan 84 bungkus rokok,satu
bungkus rokok seharga 18 ribu maka jika di kalikan menghabiskan Rp 1.814.40 per tahun.

Kerugian nonfisik yang di akibatkan:

Apabila anak terus menjadi prokok aktif maka mereka akan sulit mendapatkan pekerjaan bahkan ketika mau melamar
pekerjaan mereka akan di tolak karna salah satu syaratnya adalah tidak boleh merokok,contonya saja menjadi seorang
dokter,pegawai SPBU dan lain-lain.

c. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.

Sehingga bisa melanggar norma hukum dalam undang-undang peraturan pemerintah pasal 25 tentang peredaran dalam
point b,yaitu dilarang menjual produk tembakau (rokok) kepada anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun

d. Menimbulkan kebutuhan akan pemecahan.


Tentunya memerlukan solusi dan pemecahan masalah dalam melihat permasalahan ini,karna generasi yang baik dan
sehat akan membawa perubahan untuk Negara kita,dan anak-anak kita juga dapat tumbuh kembang sebagaimana anak-
anak yang lain sesuai dengan pertumbuhan mereka.

2. Perceraian di Usia Dini

Keterkaitan dengan 4 ciri masalah sosial menurut Parillo yakni:


a. Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode tertentu.
Dalam 3 tahun terakhir ini dari tahun 2017-2019 perceraian di usia dini di desa Surabaya Utara sudah mencapi 36
orang,perceraian ini terjadi setiap 1 bulan sekali pada akhir-akhir bulan,ini merupakan kejadian yang terus-menerus dan
berulang-ulang dalam priode tertentu.
b. Dirasakan dapat menyebabkan kerugian fisik atau nonfisik, baik individu maupun masyarakat.
Kerugian fisik yang terjadi :
Kerugian fisik yang terjadi ketika mereka alami ketika melakukan perceraian di usia dini,bagi mereka yang belum siap
maka akan menjadi beban yang sangat berat,pertama mental mereka akan kacau atau tidak setabil yang harus memikirkan diri
mereka sendiri ,kedua anak mereka menjadi terlantar dan tidak mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya.dan mereka
juga tidak mempunyai skill yang dapat membantu mereka untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan akan meningkatkan
pengangguran dan tidak hanya itu kerugian materi juga mereka dapatkan, dalam proses perkawinan sampai selesai
menghabiskan sampai Rp 15.000.000.00
Kerugian non fisik yang terjadi :
Salah satunya adalah Beban Moral mereka ketika bertemu dengan teman sekolahnya,mereka menjadi malu dan tidak bisa
ikut bergabung dengan mereka,dan ketika ingin melanjutkan sekolah mereka sangat canggung sehingga memutuskan
jenjangnya sampai disana.bahkan mereka akan sulit mendapatkan pekerjaan yang cukup memadai karna di lihat tingkatan
jenjang pendidikan yang ia capai.

c. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.
Kemudian mengenai umur orang yang akan kawin, di dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) UU Perkawinan disebutkan bahwa
Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah
mencapai umur 16 (enam belas) tahun.
Dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda, “Wanita mana saja yang minta cerai pada
suaminya tanpa sebab, maka haram baginya bau surga.” (HR. Abu Dawud: 2226, Darimi:,2270, Ibnu Majah 2055, Amad:
5/283, dengan sanadhasan)

d. Menimbulkan kebutuhan akan pemecahan.


Tentunya permasalahan ini sangat memerlukan solusi dan pemecahan masalah karna menyangkut masa depan seseorang
dan anak mereka,jika hal ini terus berlanjut akan berdapak juga bagi masyarakat,pengangguran dan kriminalitas akan semakin
meningakat karna mereka tidak memiliki bakat ataupun skill.

3. Putus Sekolah Tingkat SMP

Keterkaitan dengan 4 ciri masalah sosial menurut Parillo yakni:

a. Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode tertentu.
Dalam dua tahun terakhir ini dari tahun 2017-2019 bisa di katakan anak-anak yang belum lulus SMP maupun yang baru
lulus,setiap enam bulan atau kenaikan semester dari 3 jenjang sekolah SMP masing-masing menyumbangkan 10 orang anak
putus sekolah dan di lakukan berulang-ulang dalam satu priode tertentu.

b. Dirasakan dapat menyebabkan kerugian fisik atau nonfisik, baik individu maupun masyarakat.
Kerugian fisik yang terjadi :
Perubahan mental atau pola pikir mereka yang secara drastis sangat berubah bahkan perilaku mereka juga berubah dan
tidak hanya itu jika di hitung 3 kali 10 maka ada 30 anak putus sekolah setiap enam bulan atau pergantian semester,maka jika
di hitung dalam 2 tahun terakhir dari 2017-2019 ada 120 anak yang putus sekolah,maka jika di hitung kerugian satu anak bisa
mencapai Rp 3.000.000.00 kali 30 anak,maka kerugian mencapai Rp 90.000.000.00

Kerugian nonfisik yang terjadi :


Mendapatkan kerugian masa depan yang buruk karna segala syarat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan baik
adalah semakin tinggi tingkat pendidikan yang kita tempuh maka semakin banyak peluang kita dalam mendapatkan
pekerjaaan yang layak dan baik selain itu juga kerugian yang kita dapatkan adalah kita tidak bisa mengembangkan
pengetahuan kita baik dari akademik maupun skill,sehingga kita hanya mengandalakan fisik saja tanpa ,melibatkan ilmu atau
pikiran.

c. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.
Melanggar Norma hukum yang mengatur tentang wajib belajar 9 tahun berdasarkan undang-udang pendidikan nasional
no.2/1989.Pemerintah berupaya meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan mewajibkan semua warga Negara Indonesia
yang berusia 7-12 tahun dan 12-15 tahun untuk menamatkan pendidikan dasar dengan 6 tahun tahun di SD dan 3 tahun di
SMP/SLTP secara merata.

d. Menimbulkan kebutuhan akan pemecahan

Putus sekolah yang terjadi di desa Surabaya Utara selalu terjadi terus menerus setiap tahunnya dari tahun ke tahun
Apabila dibiarkan maka akan di bawa kemana generasi kedepanya maka perlu adanya pencegahan baik dari masyarakat
skitar maupun pemerintah. Mengapa demikian karena putus sekolah merupakn hak yang mereka mendapatkanya dan
kewajiban pemrintah dan kita untuk terus membimbing serta mengarahkan mereka untuk tetap sekolah agar generasi
kedepanya lebih baik dan dapat melaukan perubahan.

Anda mungkin juga menyukai