Anda di halaman 1dari 10

“TEORI KRITIS BUDAYA KOMUNIKASI MASSA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Komunikasi Massa

Dosen Pengampu : Dr. Ropingi, M.Pd

Disusun Oleh :

Alif Kurniawan (933502118)

M. Ziddan Amroe (933501618)

Koirul Anwar (933503418)

Fitri Kurnia Dewi (933515918)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, innayah
serta hidayah-Nya dan tidak lupa pula shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Pengerjaan makalah ini kami kerjakan dengan semaksimal mungkin dengan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat mempelancar dalam proses penyusunannya.
Kami juga berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah komunikasi massa, yang
telah mengampu kami di dalam mata kuliah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
sebuah makalah Komunikasi Massa dengan judul “ Teori Kritis”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Sehingga
kami senantiasa terbuka dalam menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca serta Bapak Dosen demi menyempurnakan makalah kami. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kediri. 07 Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4

C. Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................5

A. Pengertian Teori Kritis.........................................................................................................5

B. Konsep teori kritis.................................................................................................................5

C. Macam-macam teori kritis....................................................................................................6

Teori Kritis berdasarkan jurnal Eka Wenats Wuryanta, M. Si....................................................8

BAB III.........................................................................................................................................10

PENUTUP....................................................................................................................................10

A. KESIMPULAN...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori kritis adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif
dan kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu
social dan humaniora.
Teori kritis lahir setelah teori masyarakat massa dan hermeneutika mengalami
masa keemasannya. Teori ini lahir di Eropa, sebagai jawaban atas kondisi sosial politik
saat itu, di mana media saat itu banyak dimanfaakan kaum elit untuk menancapkan
dominasinya. Teori kritis mendapat akarnya dari teori marxis dan juga dipengaruhi dari
teori hermenutika tentang interpretasi terhadap teks sastra. Dalam teori kritis, konsep
budaya menjadi kunci utamanya. Media mempengaruhi masyarakat karena
mempengaruhi bagaimana budaya tercipta, dipelajari, dibagikan dan diterapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teori Kritis
2. Apa itu konsep Teori Kritis
3. Apa saja macam-macam Teori Kritis
C. Tujuan
1. Mengetahui Teori Kritis
2. Mengetahui konsep Teori Kritis
3. Mengetahui macam-macam Teori Kritis
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Kritis
Istilah teori kritis pertama kali ditemukan Max Horkheimer pada tahun 30-an.
Horkheimer adalah seorang filosof jerman yang menjadi salah satu filosof generasi
pertama dari Madzhab Frankfurt. Ia lahir pada 1895 dan meninggal pada tahun 1973.
Teori kritis adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif
dan kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu
social dan humaniora. Teori kritis lahir setelah teori masyarakat massa dan hermeneutika
mengalami masa keemasannya. Teori ini lahir di Eropa, sebagai jawaban atas kondisi
sosial politik saat itu, di mana media saat itu banyak dimanfaakan kaum elit untuk
menancapkan dominasinya. Teori kritis mendapat akarnya dari teori marxis dan juga
dipengaruhi dari teori hermenutika tentang interpretasi terhadap teks sastra. Dalam teori
kritis, konsep budaya menjadi kunci utamanya. Media mempengaruhi masyarakat karena
mempengaruhi bagaimana budaya tercipta, dipelajari, dibagikan dan diterapkan. 1

B. Konsep teori kritis


4 pemikiran yang dikonsepkan oleh beberapa ahli:
1. Immanuel Kant
Dalam konsepnya ia berpendapat bahwa kritik sebagai kegiatan klaim pengetahuan
tanpa prasangka. Dalam hal ini dapat dijelaskan secara luas bahwa kritik merupakan
hak siapapun juga sebgaimana komunikasi kepemimpinan baik mereka yang
memiliki latar belakang pendidikan atau pengetahuan yang berkaitan dengan hal
tersebut ataupun yang tidak.
2. Hegel

1
Daud Afrianto, Izzati Iva Putri, Teori komunikasi massa edisi 5. Salemba humanika, Jakarta Selatan, 2010
Hegel berpendapat bahwa konsep teori kritis dipandang bahwa kritik sebagai bentuk
refleksi dari atas tekanan dan kontradiksi yang menghambat proses pembentukan diri
rasio dalam sejarah manusia. Dalam hal ini Hegel memandang bahwa, terdapat
sesuatu hal yang kemudian tidak bisa diterima. Bahkan dipandang sebagai hal yang
kontradiksi. Oleh sebab itu, kemudian memunculkan gejolak yang terjadi dalam diri
pribadi seseorang yang kemudian membuatnya harus merefleksikan dalam bentuk
kritikan .
3. Karl Marx
Karrl Marx berpedapat bahwa kritis merupakan sebuah upaya untuk berusaha
mengemansipasi diri dari aliensi atau ketersaingan yang dihasilkan oleh hubungan
kekuasaan dalam masyarakat sebagai penyebab keberhasilan dalam komunikasi,
artinya bahwa terdapat kesenjangan antara hubungan masyarakat dan pemerintah
kondisi inilah kemudian menyebabkan timbulnya pemikiran yang kritis dan
menyebabkan munculnya kritik.
4. Sigmun Freud
Sigmund Freud berpendapat bahwa kritik merupakan refleksi atas konflik psikis yang
dialami oleh seseorang atau kelompok tertentu. Oleh karenanya maka secara harfiah
dapat diartikan bahwa konflik dan kritik memiliki hubungan yang relevan.2

C. Macam-macam teori media kritis


Menurut Denis McQuail, terdapat lima cabang teori media kritis yaitu
a. Teori Marxisme Klasik
Berdasarkan teori Marxisme klasik, media dipandang sebagai alat yang digunakan
oleh kelas penguasa untuk menyebarluaskan ideologi dominan kepada masyarakat
dan menekan kelompok social atau kelas social lainnya. Karena media dimiliki oleh
sekelompok pengusaha, maka pemilik media memiliki kendali langsung atas isi
media, pemilik media dapat menggunakan media dengan leluasa untuk menyebarkan
ideologi dominan yang membenarkan posisi dan kekuasaan kelas penguasa, manajer
media tunduk pada keinginan pemilik media.
2
https://pakarkomunikasi.com/teori-kritis-dalam-komunikasi-massa
b. Teori Politik Ekonomi
Para ahli mengkaji atau mempelajari bahwa kaum elit mengontrol atau
mengendalikan institusi ekonomi seperti bank dan pasar saham, dan kemudian
mencoba untuk menunjukkan bgaiamana kontrol yang dilakukan oleh kaum elit
berdampak pada institusi social lainnya termasuk media massa.
Menurut teori ini, isi media merupakan komoditas yang dapat dijual kepada pasar dan
informasi yang disebarluaskan melalui media massa mendapat pengawasan oleh
pasar. System seperti ini mengarah pada marjinalisasi kelompok lain.
c. Frankfurt School
Frankfurt School megembangkan teori kritis dan mempopulerkan metode
pembelajaran dialektika dengan mempertanyakan media massa, budaya pop, dan
keberadaan teori sosial.
Dalam kajian media, Frankfurt School memandang media sebagai alat untuk
membentuk budaya , menempatkan perhatian lebih banyak terhadap ide atau gagasan
dibandingkan dengan materi yang baik. Media diarahkan pada penyebaran ideologi
dominasi yang disebarkan oleh kaum elit untuk mendatangkan keuntungan bagi kelas
dominan. Penyebab ideologi dominasi melalui media massa adalah kaum elit
merupakan salah satu contoh propaganda media massa.
d. Teori Hegemoni Media
Media dikendalikan oleh kelas dominan dalam masyarakat dan sebagai alat untuk
mengerahkan kendali atas kelas atas masyarakat. Teori ini juga berpendapat bahwa
berita da nisi media lainnya dibentuk untuk kebutuhan ideologi perusahaan dan
kapitalis.
e. Teori Kajian budaya
Kajian budaya adalah bidang penelitian lintas disiplin ilmu yang meneliti konteks
budaya, elemen, dan dampak pesan yang berasal dari media. Kajian budaya menitik
beratkan pada sarana dimana masyarakat menciptakan makna dan meletakkannya
pada objek, gagasan, dan praktek sehari-hari.
Para peneliti kemudian menentukan bagaiman objek dan ide tersebut mengubah atau
memperkuat budaya dengan menghubungkan aspek ideologi, etnis, kelas sosial, dan
gender. Para peneliti kajian budaya berupaya untuk memahami budaya secara umum
yang mencakup bentuk, sejarah, asal muasal, dan konteks politik.

Teori Kritis berdasarkan jurnal Eka Wenats Wuryanta, M. Si.


  Menurut Wuryanta, Teori kritis adalah anak cabang pemikiran marxis dan
sekaligus cabang marxisme yang paling jauh meninggalkan Karl Marx (Frankfurter
Schule). Cara dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik masyarakat “eine
Kritische Theorie der Gesselschaft”. Teori ini mencoba untuk mengkonstruksi ulang teori
yang membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern.

     Ciri khas dari teori ini adalah bahwa, teori ini merupakan teori yang berawal dari teori
menurut pemikiran sosial Karl Marx. Pada tahun 1961, teori ini sempat menjadi disputasi
publik di kalangan ilmuwan filsafat dan sosiologi. Teori kritis memiliki beberapa ciri
khusus yang berbeda dengan teori lainnya yaitu, teori yang menginspirasi gerakan sosial
kemasyarakatan, oleh sebabitu teori ini menganggap dirinya sebagai emansipatoris. Teori
Kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata
realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah. Pada dasarnya, Teori Kritis
ingin menjadi sebuah teori yang praktis.3

Teori ini membentuk paradigma kritis, yang memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

1. Realitas dalam pandangan kritis sering disebut dengan realitas semu.


2. Tujuan paradigma kritis ada dan eksis adalah paradigma yang mengambil sikap untuk
memberikan kritik, transformasi sosial, proses emansipasi dan penguatan social atau
dengan kata lain tujuannya adalah mengubah dunia yang tidak seimbang.
3. Titik perhatian penelitian paradigma kritis mengandaikan realitas yang dijembatani
oleh nilai-nilai tertentu. dapat dikatakan bahwa etika dan pilihan moral bahkan suatu
keberpihakan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari analisis penelitian.

Asumsi dasar dalam paradigma kritis berkaitan dengan keyakinan bahwa ada kekuatan
laten dalam masyarakat yang begitu berkuasa mengontrol proses komunikasi masyarakat.
Teori kritis melihat bahwa media tidak lepas kepentingan, terutama sarat kepentingan

3
https://pakarkomunikasi.com/teori-kritis-dalam-media-massa
kaum pemilik modal, negara atau kelompok yang menindas lainnya. Teori kritis juga
menyatakan bahwa media merupakan alat pembentuk kesadaran masyarakat.4

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori kritis adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan
kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu social
dan humaniora. Ada 4 pemikiran yang dikonsepkan oleh para ahli seperti Immanuel
Kant, Hegel, Karl Marx, Sigmund Freud. Dan menurut Denis McQuail, terdapat lima
cabang teori media kritis yaitu Teori Marxisme Klasik, Teori Politik Ekonomi, Frankfurt
School, Teori Hegemoni Media, Teori Kajian Budaya.

Menurut Wuryanta, Teori kritis adalah anak cabang pemikiran marxis dan sekaligus
cabang marxisme yang paling jauh meninggalkan Karl Marx (Frankfurter Schule). Cara
dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik masyarakat “eine Kritische
Theorie der Gesselschaft”. Teori ini mencoba untuk mengkonstruksi ulang teori yang
membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Teori ini membentuk

4
https://pakarkomunikasi.com/teori-kritis-dalam-komunikasi-massa
paradigma kritis, yang memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut: Realitas dalam
pandangan kritis sering disebut dengan realitas semu, tujuan paradigma kritis ada dan
eksis adalah paradigma yang mengambil sikap untuk memberikan kritik, transformasi
sosial, proses emansipasi dan penguatan social atau dengan kata lain tujuannya adalah
mengubah dunia yang tidak seimbang, titik perhatian penelitian paradigma kritis
mengandaikan realitas yang dijembatani oleh nilai-nilai tertentu. dapat dikatakan bahwa
etika dan pilihan moral bahkan suatu keberpihakan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari analisis penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daud Afrianto, Izzati Iva Putri, Teori komunikasi massa edisi 5. Salemba humanika,
Jakarta Selatan, 2010
https://pakarkomunikasi.com/teori-kritis-dalam-komunikasi-massa
https://pakarkomunikasi.com/teori-kritis-dalam-media-massa
https://pakarkomunikasi.com/teori-kritis-dalam-komunikasi-massa

Anda mungkin juga menyukai