Disusun oleh :
1. Winda Auliyanti Putri
2. M. Yogi Apriawan
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya sehingga tugas penyusunan makalah yang berjudul
“Integrasi Nasional Indonesia” dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Kami mengucapkan terima kasih kepada yang
telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini, kami juga berterima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
tanpa bantuan dari kalian mungkin makalah ini tidak dapat terselesaiakan dengan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”.
Hal itu disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian. Demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................1
1.1....................................................................................................................La
tar Belakang Masalah................................................................................1
1.2....................................................................................................................Ru
musan Masalah..........................................................................................2
1.3....................................................................................................................Tu
juan Masalah..............................................................................................2
Bab 2 Pembahasan.................................................................................................3
Bab 3 Penutup........................................................................................................13
3.1. Kesimpulan..................................................................................................13
3.2. Saran.............................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah
pembauran atau asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Integrasi diartikan dengan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme
sosial. Sementara pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua atau lebih
kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka yang
berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan
yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi (penyebaran), dimana
unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam
keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu. Cara
penanggulangan masalah konflik adalah melalui modifikasi dan koordinasi dari
unsur - unsur kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut sebagai Integrasi
Sosial (Theodorson & Theodorson, 1979 dalam Danandjaja, 1999).
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan
bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi
hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan
kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui
dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau
manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa
Indonesia.
1
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Integrasi Nasional ?
2. Apa Pentingnya Integrasi Nasional ?
3. Jelaskan Strategi Dalam Integrasi Nasional?
4. Sebutkan Faktor-Faktor Integrasi Nasional?
5. Bagaimana Integrasi Nasional di Indonesia ?
1.3.Tujuan
1. Untuk Memahami Pengertian Integrasi Nasional.
2. Untuk Mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional.
3. Untuk mengetahui Strategi Dalam Integrasi Nasional.
4. Untuk Memahami Faktor-Faktor Integrasi Indonesia.
5. Untuk Memahami Integrasi Nasional Di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial dalam suatu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional,
membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-
ikatan yang yang lebih sempit.
Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan
nasional pusat diatas unit-unit sosial yang lebih kecil yang betanggotakan
kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.
Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah
dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai
aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.
Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum
yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang
diterima demi mencapai tujuan bersama.
4. Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat
terintegrasi apabila :
Masyarakat dapat menentukan dan menyepapakati nilai-nilai fundamental
yang dapat dijadikan rujukan bersama.
Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cutting
loyality”.
Masyarakat berada saling ketergantungan diantara unit-unit sosial yang
terhimpun di dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
4
Disisi lain banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang
mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan
masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan
demikian negara yang senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk
mewujudkan kemajuan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin
diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi
juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan,
kebutuhan untuk bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam
masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-
perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama,
perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi konflik,
terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara
dan sikap yang tepat. Namun apapun kondisi integrasi masyarakat merupakan
sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara,
dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan
integrasi masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional,
bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bersangkutan.
Sejarah indonesia adalah sejarah yang merupakan proses dari bersatunya
suku-suku bangsa menjadi sebuah bangsa. Ada semacam proses konvergensi, baik
yang disengaja maupun tidak disengaja, ke arah menyatunya suku-suku tersebut
menjadi satu kesatuan negara dan bangsa. (sumartana dkk, 2001:100)
a. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru, dimana dengan percampuran tersebut
maka masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam
kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya
5
pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi integrasi nasional,
berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan
agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur
menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau
budaya lokal. Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya
mewujudkan integrasi nasional dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur
budaya kelompok atau budaya lokal dalam masyarakat negara yang
bersangkutan. Dalam konteks perubahan budaya, asimilasi memang bisa saja
terjadi dengan sendirinya oleh adanya kondisi tertentu dalam masyarakat.
Namun bisa juga hal itu merupakan bagian dari strategi pemerintah negara
dalam mengintegrasikan masyarakatnya, yaitu cara melakukan rekayasa
budaya agar integrasi nasional dapat diwujudkan.
b. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan
demikian berarti bahwa kebudayaan baru yang terbentuk tidak “melumat”
semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini menjadi strategi
integrasi yang terapkan oleh oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa
negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya
identitas budaya bersama namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya
kelompok atau budaya lokal. Dengan strategi yang demikian tampak bahwa
upaya mewujudkan integrasi nasional dilakukan dengan tetap menghargai
unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal. Sebagaimana asimilasi,
proses akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja
dikendalikan oleh negara. Namun bisa juga akulturasi menjadi bagian dari
strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya.
c. Strategi Pluralis
Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan
dalam masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi
6
nasional dengan memberi kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada
dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang. Ini berarti bahwa dengan
strategi pluralis, dalam mewujudkan integrasi nasional negara memberi
kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku, agama,
budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan
berkembang serta hidup berdampingan secara damai. Jadi integrasi nasional
diwujudkan dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam
masyarakat.
7
Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal
dari dalam maupun luar negeri.
Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan
hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan
keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan),
gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
8
dimensi vertikal tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite
dan massa, dimana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum
elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah
yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul kepermukaan
setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan kesan bahwa
dalam kasus indonesia dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi
vertikalnya. (Sjamsuddin, 1989:11).
Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat, kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah, dan ketaatan
warga masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya
integrasi dalam arti vertikal. Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang
diambil oleh pemerintah yang tidak atau kurang sesuai dengan keinginan dan
harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal.
Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang melayani dan memuaskan
seluruh warga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah
hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan sebagian besar warga
masyarakat.
Sedangkan jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-
kelompok yang berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup
berdampingan secara damai dan saling menghargai antara kelompok-kelompok
masyarakat dengan pembedaaan yang ada satu sama lain, merupakan pertanda
adanya integrasi dalam arti horizontal.
B. Mewujudkan integrasi nasional Indonesia
Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang
termasuk indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah
primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya
berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis
bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan. (geertz, dalam : sudarsono,
1982: 5-7).
9
Di era globalisasi, tantangan itu bertambah oleh adanya tarikan global
dimana keberadaan negara dan bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk
mewadahi tuntunan dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan
negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa
globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas negara-bangsa, dan
tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang
sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Disitulah nasionalisme
dan keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.
Namun demikian harus tetap diyakini bahwa nasionalisme sebagai
karakter bangsa tetap diperlukan di era indonesia merdeka sebagai kekuatan
untuk menjaga eksistensi, sekaligus mewujudkan taraf peradaban yang luhur,
kekuatan yang tangguh, dan mencapai negara-bangsa yang besar. Nasionalisme
sebagai karakter semakin diperlukan dalam menjaga harkat dan martabat
bangsa di era globalisasi karena gelombang “peradaban kesejagatan” ditandai
oleh semakin kaburnya batas-batas teritorial negara akibat gempuran informasi
dan komunikasi. (budimansyah dan suryadi, 2008:164).
Sejak awal berdirinya negara indonesia, para pendiri negara
menghendaki persatuan di negara ini diwujudkan dengan menghargai
terdapatnya perbedaan di dalamnya. Artinya bahwa upaya mewujudkan
integrasi nasional indonesia dilakukan dengan tetap memberi kesempatan
kepada unsur-unsur perbedaan yang ada untuk dapat tumbuh dan berkembang
secara bersama-sama. Proses pengesahan pembukaan UUD 1945 oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 yang bahannya diambil dari naskah piagam
jakarta, dan didalamnya terdapat rumusan dasar-dasar negara pancasila,
menunjukkan pada kjita betapa tokoh-tokoh pendiri negara (the founding
fathers) pada waaktu itu menghargai perbedaan-perbadaan yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat indonesia. Para pendiri negara rela mengesampingkan
persoalan perbedaan-perbedaan yang ada demi membangun sebuah negara
yang dapat melindungi seluruh rakyat indonesia.
Sejalan dengan itu dipakailah semboyan bhineka tunggal ika, yang
artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu adanya. Semboyan tersebut
sama maknanya dengan istilah “unity in diversity:”, yang artinya bersatu dalam
10
keanekaragaman, sebuah ungkapan yang menggambarkan cara menyatukan
secara demokratis suatu masyarakat yang didalamnya diwarnai oleh adanya
berbagai perbedaan. Dengan semboyan bhineka tunggal ika tersebut segala
perbedaan dalam masyarakat ditanggapi bukan sebagai keadaan yang
menghambat persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan sebagai kekayaan
budaya yang dapat dijadikan sumber pengayaan kebudayaan nasional kita.
Untuk terwujudnya masyarakat yang menggambarkan semboyan
bhineka tunggal ika, diperlukan pandangan atau wawasan multikulturalisme.
Multikulturalisme adalah pandangan bahwa setiap kebudayaan memiliki nilai
dan kedudukan yang sama dengan kebudayaan lain, sehingga setiap
kebudayaan berhak mendapatkan tempat sebagaimana kebudayaan lainnya.
(baidhawy. 2005:5). Perwujudan dari multikulturalisme adalah kesediaan
orang-orang dari kebudayaan yang beragam untuk hidup berdampingan secara
damai. Disini diperlukan sikap hidup yang memandang perbedaan di antara
anggota masyarakat sebagai kenyataan wajar dan tidak menjadikan perbedaan
tersebut sebagai alasan untuk berkonflik. Disamping itu perlu memandang
kebudayaan orang lain dari perspektif pemilik kebudayaan yang bersangkutan,
dan bukan memandang kebudayaan orang lain dari perspektif dirinya sendiri.
Oleh karena itu multikulturalisme menekankan pentingnya belajar tentang
kebudayaan-kebudayaan lain dan mencoba memahaminya secara penuh dan
empatik sehingga dapat menghargai kebudayaan-kebudayaan lain disamping
kebudayaannya sendiri.
11
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain,
bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa
atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat
Bali.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita
ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan
masalah yang baru.
3.2 Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari
integrasi nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di
indonesia, sehingga tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan
perbedaan semata. Walaupun indonesia ini berbeda-beda suku, ras, agama, dan
budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu yang mempunyai satu
tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
13
DAFTAR PUSTAKA
14