PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga tugas penyusunan makalah yang berjudul “Integrasi Nasional Indonesia”
dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan semester genap. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah
ini, kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, tanpa bantuan dari kalian mungkin makalah ini tidak dapat terselesaiakan dengan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Hal itu disebabkan karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Demi perbaikan makalah ini di masa yang
akan datang.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
KELOMPOK 3
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................1
1.1....................................................................................................................Latar Belakang
Masalah......................................................................................................1
1.2....................................................................................................................Rumusan
Masalah......................................................................................................2
1.3....................................................................................................................Tujuan Masalah
...................................................................................................................2
Bab 2 Pembahasan.................................................................................................3
Bab 3 Penutup........................................................................................................13
3.1. Kesimpulan..................................................................................................13
3.2. Saran.............................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................iii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Integrasi Nasional ?
2. Apa Pentingnya Integrasi Nasional ?
3. Jelaskan Strategi Dalam Integrasi Nasional?
4. Sebutkan Faktor-Faktor Integrasi Nasional?
5. Bagaimana Integrasi Nasional di Indonesia ?
1.3.Tujuan
1. Untuk Memahami Pengertian Integrasi Nasional.
2. Untuk Mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional.
3. Untuk mengetahui Strategi Dalam Integrasi Nasional.
4. Untuk Memahami Faktor-Faktor Integrasi Indonesia.
5. Untuk Memahami Integrasi Nasional Di Indonesia.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2. Saafroedin Bahar, (1998)
Mengintegrasikan berarti membuat atau menyempurnakan dengan jalan terpusah-pisah.
Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan
wilayahnya.
3. Myron Weiner (1971)
Tentang integrase memberikan lima definisi mengenai integrasi yaitu :
Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
suatu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan
dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang yang lebih sempit.
Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat diatas
unit-unit sosial yang lebih kecil yang betanggotakan kelompok-kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok
elit dan massa.
Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan
dalam memelihara tertib sosial.
Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi
mencapai tujuan bersama.
Tipe Integrasi
1. Integrasi bangsa: Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu
pembentukan identitas nasional.
2. Integrasi wilayah : Integrasi wilayah menunjuk pada masalah pembentukan
wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang
beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.
4
3. Integrasi nilai : Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus atau
kesepakatan terhadap nilai yang minimun yang diperlukan dalam memelihara tertib
sosial.
4. Integrasi elit-massa : Integrasi elit massa menunjuk pada masalah penghubungan
antara pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan
mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.
5. Integrasi tingkah laku (perilaku integratif) : Integrasi tingkah laku (perilaku
integratif), menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang
diterima demi mencapai tujuan bersama
5
disengaja maupun tidak disengaja, ke arah menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan
negara dan bangsa. (sumartana dkk, 2001:100)
Integrasi diperlukan guna menciptakan kesetiaan baru terhadap identitas-identitas baru yang
diciptakan (identitas nasional) misalnya, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional,
ideologi nasional, dan sebagainya.
9
3) Model integrasi nasional Indonesia
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak
merdeka tahun 1945. Meskipun sebelumnya ada integrasi kolonial, namun integrasi model
ketiga ini berbeda dengan model kedua. Integrasi model ketiga dimaksudkan untuk
membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat
kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran kebangsaan yang baru. Model integrasi
nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-
orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik etis
pemerintah kolonial Belanda. Mereka mendirikan organisasi-organisasi pergerakan baik
yang bersifat keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan
kelompok perempuan. Para kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa mereka
adalah bangsa jajahan yang harus berjuang meraih kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa
merdeka dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain.
a. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru, dimana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur
budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi
identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi
integrasi nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan
mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur
menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional
dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal dalam
masyarakat negara yang bersangkutan. Dalam konteks perubahan budaya, asimilasi memang
bisa saja terjadi dengan sendirinya oleh adanya kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun
bisa juga hal itu merupakan bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan
masyarakatnya, yaitu cara melakukan rekayasa budaya agar integrasi nasional dapat
diwujudkan.
b. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru
yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini
menjadi strategi integrasi yang terapkan oleh oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa
negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya
bersama namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional
dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
Sebagaimana asimilasi, proses akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja
dikendalikan oleh negara. Namun bisa juga akulturasi menjadi bagian dari strategi pemerintah
negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya.
c. Strategi Pluralis
Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horizontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya
menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite dan massa atau antara
pemerintah dan rakyat. Jadi integrasi vertikal merupakan upaya mewujudkan integrasi
dengan menjebatani perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan rakyat. Integrasi nasional
dalam dimensi yang demikian biasa disebut dengan integrasi politik. Sedangkan dimensi
horisontal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan persatuan
di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri, baik perbedaan
wilayah tempat tinggal, perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya dan perbedaan-
perbedaan lainnya. Jadi integrasi horisontal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan
menjembatani perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional dalam dimensi
ini biasa disebut dengan integrasi teritorial.
Pengertian integrasi nasional mencakup dimensi vertikal maupun dimensi horizontal.
Dengan demikian persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan antara
pemerintah dan rakyat, serta keserasian hubungan di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya. Dalam upaya mewujudkan
integrasi nasional indonesia, tantangan yang di hadapi datang dari keduanya. Dalam dimensi
horizontal tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada
perbedaan suku, agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal tantangan yang
ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan
kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan
tradisional. Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul
kepermukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan kesan bahwa
dalam kasus indonesia dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi vertikalnya.
(Sjamsuddin, 1989:11).
Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk indonesia
dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik
pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan
darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan. (geertz, dalam :
sudarsono, 1982: 5-7).
Di era globalisasi, tantangan itu bertambah oleh adanya tarikan global dimana
keberadaan negara dan bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntunan dan
kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan
sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas
negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang
sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Disitulah nasionalisme dan keberadaan
negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.
Sejak awal berdirinya negara indonesia, para pendiri negara menghendaki persatuan di
negara ini diwujudkan dengan menghargai terdapatnya perbedaan di dalamnya. Artinya
bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional indonesia dilakukan dengan tetap memberi
kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan yang ada untuk dapat tumbuh dan berkembang
secara bersama-sama. Proses pengesahan pembukaan UUD 1945 oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 yang bahannya diambil dari naskah piagam jakarta, dan didalamnya terdapat
rumusan dasar-dasar negara pancasila, menunjukkan pada kjita betapa tokoh-tokoh pendiri
negara (the founding fathers) pada waaktu itu menghargai perbedaan-perbadaan yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat indonesia. Para pendiri negara rela mengesampingkan persoalan
perbedaan-perbedaan yang ada demi membangun sebuah negara yang dapat melindungi
seluruh rakyat indonesia.
Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah
terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap
anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu,
misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman,
tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari
legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini
juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
3.2 Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi nasional
dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak adanya
konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia ini berbeda-
beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu yang
mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
Daftar Pustaka
Lestarisuningsih. [2015], Makalah Pendidikan Kewarganegaraan. [online] tersedia
http:lestarisurningsih.blogspot.co.id201504makalah-pendidikan-
kewarganegaraan.htmlm=1 [Diakses pada 15 April 2017]
Andriani. [2016], Makalah Tentang Integrasi Nasional. [online] tersedia
http:andriani.blogspot.co.id201602makalah-tentang-integrasi-nasional.htmlm=1
[Diakses pada 15 April 2017]
Suhendra. [2015], Makalah PKN Integrasi Nasional. [online] tersedia
http:suhendra.blogspot.co.id201504makalah-pkn-integrasi-nasional.htmlm=1
[Diakses pada 15 April 2017]
Anonim. [2015], Integrasi Nasional. [online] tersedia
http:www.indonesia184.ga201505 integrasi-nasional.htmlm=1 [Diakses pada 15
April 2017]
10
12
13
iii