Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

INTEGRASI NASIONAL INDONESIA


DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

1. Christian Leo Vander Sitorus (5223530006)


2. Genhard Leonardo Situmorang (5223230019)
3. Ruth Oktafiana Sialalhi (5223530017)
4. Sukamto Simbolon (5223230018)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga tugas penyusunan makalah yang berjudul “Integrasi Nasional Indonesia”
dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan semester genap. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen mata
kuliah  Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah
ini, kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, tanpa bantuan dari kalian mungkin makalah ini tidak dapat terselesaiakan dengan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Hal itu disebabkan karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Demi perbaikan makalah ini di masa yang
akan datang.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Palu, 20 April 2017

KELOMPOK 3

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan................................................................................................1

1.1....................................................................................................................Latar Belakang
Masalah......................................................................................................1
1.2....................................................................................................................Rumusan
Masalah......................................................................................................2
1.3....................................................................................................................Tujuan Masalah
...................................................................................................................2

Bab 2 Pembahasan.................................................................................................3

2.1. Pengertian Integrasi Nasional..................................................................3

2.2. Pentingnya Integrasi Nasional.................................................................5

2.3. Strategi Integrasi Nasional......................................................................6

2.4. Faktor-Faktor Integrasi Nasional.............................................................7

2.5. Integrasi Nasional Indonesia...................................................................8

A. Dimensi Integrasi Nasional................................................................8


B. Mewujudkan Integrasi Nasional Di Indonesia...................................10
C. Contoh Wujud Integrasi Nasional......................................................12

Bab 3 Penutup........................................................................................................13

3.1. Kesimpulan..................................................................................................13

3.2. Saran.............................................................................................................13

Daftar Pustaka.......................................................................................................iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau
asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan integrasi
kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial. Sementara pembauran dapat berarti
penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits)
mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan
yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi (penyebaran), dimana unsur kebudayaan
baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur
kebudayaan tradisional tertentu. Cara penanggulangan masalah konflik adalah melalui
modifikasi dan koordinasi dari unsur - unsur kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut
sebagai Integrasi Sosial (Theodorson & Theodorson, 1979 dalam Danandjaja, 1999).
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang
kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun
wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini
juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang
melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga
dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

1
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Integrasi Nasional ?
2. Apa Pentingnya Integrasi Nasional ?
3. Jelaskan Strategi Dalam Integrasi Nasional?
4. Sebutkan Faktor-Faktor Integrasi Nasional?
5. Bagaimana Integrasi Nasional di Indonesia ?

1.3.Tujuan
1. Untuk Memahami Pengertian Integrasi Nasional.
2. Untuk Mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional.
3. Untuk mengetahui Strategi Dalam Integrasi Nasional.
4. Untuk Memahami Faktor-Faktor Integrasi Indonesia.
5. Untuk Memahami Integrasi Nasional Di Indonesia.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Intergasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi sosial
akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas
teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun
wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini
juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Definisi integrasi nasional menurut beberapa ahli :
1. Menurut Howard Wrigins (1996)
Integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi
suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak
menjadi suatu bangsa. Jadi menurutnya, integrasi bangsa dilihatnya sebagai peralihan dari
banyak masyarakat kecil menjadi suatu masyarakat yang besar.

3
2. Saafroedin Bahar, (1998)
Mengintegrasikan berarti membuat atau menyempurnakan dengan jalan terpusah-pisah.
Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan
wilayahnya.
3. Myron Weiner (1971)
Tentang integrase memberikan lima definisi mengenai integrasi yaitu :
 Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
suatu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan
dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang yang lebih sempit.
 Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat diatas
unit-unit sosial yang lebih kecil yang betanggotakan kelompok-kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
 Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok
elit dan massa.
 Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan
dalam memelihara tertib sosial.
 Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi
mencapai tujuan bersama.

 Tipe Integrasi
1. Integrasi bangsa: Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu
pembentukan identitas nasional.
2. Integrasi wilayah : Integrasi wilayah menunjuk pada masalah pembentukan
wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang
beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.

4
3. Integrasi nilai : Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus atau
kesepakatan terhadap nilai yang minimun yang diperlukan dalam memelihara tertib
sosial.
4. Integrasi elit-massa : Integrasi elit massa menunjuk pada masalah penghubungan
antara pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan
mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.
5. Integrasi tingkah laku (perilaku integratif) : Integrasi tingkah laku (perilaku
integratif), menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang
diterima demi mencapai tujuan bersama

Sunyono Usman (1998) menyatakan, bahwa suatu kelompok masyarakat dapat


terintegrasi apabila : 1) masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai
fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama, 2) masyarakat terhimpun
dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cutting affiliation” (anggota dari
berbagai kesatuan sosial), sehingga menghasilkan “croos cutting loyality”
(loyalitas ganda) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial dan 3)
masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang
terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Menurut
Nurwardani et.al (2016:60-62), dalam realitas nasional integrasi nasional dapat
dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek
politik, lazim disebut integrasi politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni
saling ketergantungan ekonomi antar daerah yang bekerjasama secara sinergi, dan
aspek sosial budaya (integrasi sosial budaya) yakni hubungan antara suku, lapisan
dan golongan.

 Aspek Integrasi Nasional


1. Integrasi Politik .
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horisontal. Dimensi
yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politik
dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani celah
perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif. Dimensi
horisontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antar
daerah, antar suku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia.
2. Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan
menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan
kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain, integrasi ekonomi
adalah penghapusan (pencabutan) hambatan- hambatan antar daerah yang
memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar keduanya, misal peraturan, norma
dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang mampu menciptakan
keterpaduan di bidang ekonomi.
3. Integrasi sosial budaya
Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam
masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur
dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain
sebagainya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok-
kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama dan ras.

Berdasarkan definisi di atas dapat dinyatakan bahwa integrasi nasional adalah


usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara
sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita
ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya.
.
2.2. Pentingnya Integrasi Nasional
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara.
Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika
masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan
banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materill seperti kerusakan
sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental
spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental
yang berkepanjangan. Disisi lain banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh
negara, yang mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi
kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk
mewujudkan kemajuan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin
diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga
menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk
bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan
potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan
kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu
tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apapun kondisi
integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun
kejayaan bangsa dan negara, dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan
dalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan
nasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bersangkutan.
Sejarah indonesia adalah sejarah yang merupakan proses dari bersatunya suku-suku
bangsa menjadi sebuah bangsa. Ada semacam proses konvergensi, baik yang

5
disengaja maupun tidak disengaja, ke arah menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan
negara dan bangsa. (sumartana dkk, 2001:100)
Integrasi diperlukan guna menciptakan kesetiaan baru terhadap identitas-identitas baru yang
diciptakan (identitas nasional) misalnya, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional,
ideologi nasional, dan sebagainya.

2.3. Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia


Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia Menurut Suroyo (Nurwardani, 2016:67-69),
ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah mengalami pembangunan integrasi sebelum
bernegara Indonesia yang merdeka. Menurutnya, ada tiga model integrasi dalam sejarah
perkembangan integrasi di Indonesia, yakni :

1) Model integrasi imperium Majapahit


Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Struktur
kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan konsentris
pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura yang diperintah
langsung oleh raja dan saudara-saudaranya. Konsentris kedua adalah wilayah di luar Jawa
(mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan- kerajaan otonom. Konsentris ketiga
(tanah sabrang) adalah negara- negara sahabat di mana Majapahit menjalin hubungan
diplomatik dan hubungan dagang, antara lain dengan Champa, Kamboja,
Ayudyapura(Thailand).
2) Model integrasi kolonial
Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia Belanda
baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terentang dari Sabang
sampai Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun integrasi wilayah juga dengan
menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari ambtenaar-ambtenaar (pegawai)
Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan dengan massa rakyat. Dengan kata lain
pemerintah tidak memiliki dukungan massa yang berarti. Integrasi model kolonial ini tidak
mampu menyatukan segenap keragaman bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud
menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial.

9
3) Model integrasi nasional Indonesia
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak
merdeka tahun 1945. Meskipun sebelumnya ada integrasi kolonial, namun integrasi model
ketiga ini berbeda dengan model kedua. Integrasi model ketiga dimaksudkan untuk
membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat
kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran kebangsaan yang baru. Model integrasi
nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-
orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik etis
pemerintah kolonial Belanda. Mereka mendirikan organisasi-organisasi pergerakan baik
yang bersifat keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan
kelompok perempuan. Para kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa mereka
adalah bangsa jajahan yang harus berjuang meraih kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa
merdeka dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain.

Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan


sebagai berikut:
 Masa Perintis
Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan
organisasi-organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan munculnya pergerakan Boedi
Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Boedi Oetomo diperingati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional.
 Waktu Penegas
Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri bangsa
Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Dengan
Sumpah Pemuda, masyarakat Indonesia yang beraneka ragam tersebut menyatakan diri sebagai
satu bangsa yang memiliki satu tanah air, satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia.
 Masa Percobaan
Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta kemerdekaan dari Belanda.
Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia)
tahun 1938 mengusulkan Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut Indonesia
merdeka tersebut tidak berhasil.
 Masa Pendobrak
Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil mendobrak
belenggu penjajahan kemerdekaan. Kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamirkan 1 tanggal 17
Agustus 1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka, bebas, dan sederajat
dengan bangsa lain. Nasionalisme telah mendasari bagi pembentukan negara kebangsaan
Indonesia modern. Dari sisi politik, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan
pernyatan bangsa Indonesia baik ke dalam maupun ke luar bahwa bangsa ini telah merdeka,
bebas dari belenggu penjajahan, dan sederajat dengan bangsa lain di dunia. Dari sisi sosial
budaya, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan “revolusi integratifnya” bangsa
Indonesia, dari bangsa yang terpisah dengan beragam identitas menuju bangsa yang satu yakni
bangsa Indonesia. Masyarakat. Namun bis pemerintah negara dala ara melakukan rekayasa 1)
Strategi Akulturasi Akulturasi adalah sampai puncak budaya asli formasi

2.4. Strategi Integrasi Nasional


Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap ada
beberapa strategi yang mungkin ditempuh, yaitu :

a. Strategi Asimilasi

Asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru, dimana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur
budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi
identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi
integrasi nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan
mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur
menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional
dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal dalam
masyarakat negara yang bersangkutan. Dalam konteks perubahan budaya, asimilasi memang
bisa saja terjadi dengan sendirinya oleh adanya kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun
bisa juga hal itu merupakan bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan
masyarakatnya, yaitu cara melakukan rekayasa budaya agar integrasi nasional dapat
diwujudkan.

b. Strategi Akulturasi

Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru
yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini
menjadi strategi integrasi yang terapkan oleh oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa
negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya
bersama namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional
dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
Sebagaimana asimilasi, proses akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja
dikendalikan oleh negara. Namun bisa juga akulturasi menjadi bagian dari strategi pemerintah
negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya.

c. Strategi Pluralis

Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam


masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi
kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan
berkembang. Ini berarti bahwa dengan strategi pluralis, dalam mewujudkan integrasi nasional
negara memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku,
agama, budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan berkembang serta
hidup berdampingan secara damai. Jadi integrasi nasional diwujudkan dengan tetap
menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
2.5. Integrasi Nasional Indonesia

Dimensi Integrasi Nasional

Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horizontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya
menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite dan massa atau antara
pemerintah dan rakyat. Jadi integrasi vertikal merupakan upaya mewujudkan integrasi
dengan menjebatani perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan rakyat. Integrasi nasional
dalam dimensi yang demikian biasa disebut dengan integrasi politik. Sedangkan dimensi
horisontal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan persatuan
di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri, baik perbedaan
wilayah tempat tinggal, perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya dan perbedaan-
perbedaan lainnya. Jadi integrasi horisontal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan
menjembatani perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional dalam dimensi
ini biasa disebut dengan integrasi teritorial.
Pengertian integrasi nasional mencakup dimensi vertikal maupun dimensi horizontal.
Dengan demikian persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan antara
pemerintah dan rakyat, serta keserasian hubungan di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya. Dalam upaya mewujudkan
integrasi nasional indonesia, tantangan yang di hadapi datang dari keduanya. Dalam dimensi
horizontal tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada
perbedaan suku, agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal tantangan yang
ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan
kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan
tradisional. Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul
kepermukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan kesan bahwa
dalam kasus indonesia dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi vertikalnya.
(Sjamsuddin, 1989:11).

Sedangkan jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang


berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaaan yang ada satu sama
lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal.

Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk indonesia
dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik
pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan
darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan. (geertz, dalam :
sudarsono, 1982: 5-7).

Di era globalisasi, tantangan itu bertambah oleh adanya tarikan global dimana
keberadaan negara dan bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntunan dan
kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan
sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas
negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang
sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Disitulah nasionalisme dan keberadaan
negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.

Sejak awal berdirinya negara indonesia, para pendiri negara menghendaki persatuan di
negara ini diwujudkan dengan menghargai terdapatnya perbedaan di dalamnya. Artinya
bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional indonesia dilakukan dengan tetap memberi
kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan yang ada untuk dapat tumbuh dan berkembang
secara bersama-sama. Proses pengesahan pembukaan UUD 1945 oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 yang bahannya diambil dari naskah piagam jakarta, dan didalamnya terdapat
rumusan dasar-dasar negara pancasila, menunjukkan pada kjita betapa tokoh-tokoh pendiri
negara (the founding fathers) pada waaktu itu menghargai perbedaan-perbadaan yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat indonesia. Para pendiri negara rela mengesampingkan persoalan
perbedaan-perbedaan yang ada demi membangun sebuah negara yang dapat melindungi
seluruh rakyat indonesia.

Untuk terwujudnya masyarakat yang menggambarkan semboyan bhineka tunggal ika,


diperlukan pandangan atau wawasan multikulturalisme. Multikulturalisme adalah pandangan
bahwa setiap kebudayaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama dengan kebudayaan lain,
sehingga setiap kebudayaan berhak mendapatkan tempat sebagaimana kebudayaan lainnya.
(baidhawy. 2005:5). Perwujudan dari multikulturalisme adalah kesediaan orang-orang dari
kebudayaan yang beragam untuk hidup berdampingan secara damai. Disini diperlukan sikap
hidup yang memandang perbedaan di antara anggota masyarakat sebagai kenyataan wajar dan
tidak menjadikan perbedaan tersebut sebagai alasan untuk berkonflik. Disamping itu perlu
memandang kebudayaan orang lain dari perspektif pemilik kebudayaan yang bersangkutan,
dan bukan memandang kebudayaan orang lain dari perspektif dirinya sendiri. Oleh karena itu
multikulturalisme menekankan pentingnya belajar tentang kebudayaan-kebudayaan lain dan
mencoba memahaminya secara penuh dan empatik sehingga dapat menghargai kebudayaan-
kebudayaan lain disamping kebudayaannya sendiri.

Contoh Wujud Integrasi Nasional, antara lain sebagai berikut:

 Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah
terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap
anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu,
misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.

 Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman,
tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
 Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari
legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini
juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

3.2 Saran

Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi nasional
dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak adanya
konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia ini berbeda-
beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu yang
mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
Daftar Pustaka
Lestarisuningsih. [2015], Makalah Pendidikan Kewarganegaraan. [online] tersedia
http:lestarisurningsih.blogspot.co.id201504makalah-pendidikan-
kewarganegaraan.htmlm=1 [Diakses pada 15 April 2017]
Andriani. [2016], Makalah Tentang Integrasi Nasional. [online] tersedia
http:andriani.blogspot.co.id201602makalah-tentang-integrasi-nasional.htmlm=1
[Diakses pada 15 April 2017]
Suhendra. [2015], Makalah PKN Integrasi Nasional. [online] tersedia
http:suhendra.blogspot.co.id201504makalah-pkn-integrasi-nasional.htmlm=1
[Diakses pada 15 April 2017]
Anonim. [2015], Integrasi Nasional. [online] tersedia
http:www.indonesia184.ga201505 integrasi-nasional.htmlm=1 [Diakses pada 15
April 2017]
10
12
13
iii

Anda mungkin juga menyukai