Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

“Integrasi”

Guru maple:

Andi. Yustika Nur S.Pd

OLEH

KELOMPOK 2:

1. AGUNG DARUSSALAM
2. MUH. HIDAYATULLAH

M.A USMA LAMBAI


T.A 2021/2022
Kata pengantar

Alhamdullillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT. dengan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam marilah kita haturkan
kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, yang telah membimbing para umatnya
menuju jalan yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Andi Yustika Nur
selaku guru mata peajaran yang telah memberikan tugas makalah ini.

Makalah ini berisi masalah . Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................
iDaftar Isi ................................................................................................................................ iiBab
I Pendahuluan1.1

Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 11.2

Rumusan Masalah ...................................................................................................... 11.3

Tujuan ........................................................................................................................ 21.4

Manfaat ...................................................................................................................... 2Bab II


PembahasanA.

Definisi Integrasi Nasional ......................................................................................... 3B.

Makna Integrasi Nasional .......................................................................................... 5C.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integrasi Nasional .............................................. 6D.

Pentingnya Integrasi Nasional.................................................................................... 8E.

Integrasi Nasional sebagai Sarana Pemersatu Bangsa ............................................... 10F.

Jenis-jenis Integrasi .................................................................................................... 12G.

Upaya Meningkatkan Nasionalisme dan Integrasi Nasional ..................................... 13H.

Integrasi Versus Disintegrasi ..................................................................................... 16I.

Upaya-Upaya untuk Meminimalisir Perilaku-Perilaku yang Mengarah


kepadaDisintegrasi ................................................................................................................ 17J.

Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Integrasi Nasional ........................ 20K.

Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia ........................................................... 20L.

Pengembangan Integrasi di Indonesia ........................................................................ 23M.

Dinamika Integrasi dan Integrasi Nasional ................................................................ 26 N.

Tantangan Integrasi Nasional ..................................................................................... 29O.

Tantangan dalam Membangkitkan Integrasi Nasional ............................................... 35P.

Esensi Integrasi Nasional ........................................................................................... 37Q.


Urgensi Integrasi Nasional ......................................................................................... 37Bab III
Penutup3.1

Kesimpulan ................................................................................................................ 383.2

Saran .......................................................................................................................... 38Daftar Pust


aka ........................................................................................................................ 39

1
BAB IPENDAHULUAN1.1

Latar Belakang Masalah


Dewasa ini, pengetahuan kita mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah kurang, anakmuda
zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang tradisional.Pengaruh
kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita mengenai proseskebudayaan tentang
ada di Indonesia. Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajibankita sebagai warga Negara
menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadapsesama maupun Negara. Masing-
masing Individu lebih mementingkan kepentingannyasendiri, tanpa ada rasa peduli terhadap
sesamanya.Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi
nasional.Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sesama serta memiliki rasa persatuan yang
tinggi, baik terhadap bangsa negara, agama serta keluarga.Dalam makalah ini, kami ingin
menjelaskan definisi dari integrasi nasional, faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional,
integrasi nasional sebagai sarana pemersatu bangsa, serta upaya meningkatkan nasionalisme dan
integrasi nasional.
1.2

Rumusan Masalah
1.

Apa definisi dari integrasi nasional?2.

Apa makna dari integrasi nasional?3.

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional?4.

Apa pentingnya integrasi nasional?5.

Bagaimana integrasi nasional sebagai sarana pemersatu bangsa?6.

Apa jenis-jenis integrasi?7.

Bagaimana upaya meningkatkan nasionalisme dan integrasi nasional?8.

Apa perbedaan integrasi versus disintegrasi?9.


Apa saja upaya-upaya untuk meminimalisir perilaku-perilaku yang mengarahkepada
disintegrasi?10.

Bagaimana sumber historis, sosiologis, dan politik tentang integrasi nasional?11.

Bagaimana perkembangan sejarah integrasi di Indonesia?12.

Bagaimana pengembangan integrasi di Indonesia?13.

Bagaimana dinamika integrasi dan integrasi nasional?14.

Apa saja tantangan integrasi nasional?

215.

Apa saja tantangan dalam membangkitkan integrasi nasional?16.

Apa esensi integrasi nasional?17.

Apa urgensi integrasi nasional?


1.3

Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah pendidikan kewarganegaraan dan untuuk menambah pengetahuan tentang Integrasi Nasio
nal sebagai Sarana Pemersatu Bangsa Indonesia.
1.4

Manfaat
Dengan tercapainya tujuan di atas, diharapkan makalah ini tidak hanya bermanfaatsebagai bahan
bacaan untuk pembaca pada umumnya, tetapi juga mampu menambah ilmuatau wawasan bagi
pembacanya.

3
BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi Integrasi Nasional


Integrasi Nasional berasal dari 2 kata, yakni Integrasi dan nasional. Integrasi ini berasaldari
Bahasa Inggris
(integrate)
yang memiliki arti menyatupadukan, mempersatukan, ataumenggabungkan. Pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), Integrasi memiliki arti pembauran sehingga menjadi satu kesatuan
yang bulat dan utuh. Kata Nasional itu sendiri berasal dari Bahasa Inggris juga
(Nation)
yang berarti Bangsa. Di dalam Kamus BesarBahasa Indonesia (KBBI), Integrasi Nasional
memiliki arti yang politis dan antropologis.Integrasi Nasional secara politis ini memiliki arti
bahwa penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitasna
sional. Integrasi Nasional secara antropologis ini berarti bahwa proses penyesuaiandiantara
unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu kesatuan fungsidi dalam
kehidupan masyarakat.Secara umum, integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-
orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik suku, budaya,
dan berbagai latar belang ekonomi.Menurut Paul B.Horton, integrasi yaitu proses pengembangan
masyarakat yangmana segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan secara bersama-
sama dalamkehidupan budaya dan ekonomi. Oleh karena integrasi suatu yang diharapkan
dalamkehidupan masyarakat, maka harus tetap dijaga kelangsungannya. Integrasi nasionalidentik
dengan integrasi bangsa yang berarti suatu proses penyatuan atau
perubahan berbagai aspek sosial budaya kedalam suatu wilayah dan pembentukan nasional atau
bangsa.Konsep-konsep Integrasi Nasional :
1.

Jones J. Clemens dan Carl G. Roberg


Menurut Jones J. Clemens dan Carl G. Roberg, proses pemerintahan bagiansuatu negara
mencakup dua dimensi yaitu integrasi vertikal dan integrasi horisontal.a)

Integarasi Vertical (Elite-Massa)


4Integrasi ini mencakup berbagai masalah yang ada pada bidang vertikal.Integrasi ini
menjembatani celah perbedaan yang meyakini ada antara kaum elitedan massa guna
mengembangkan proses politik terpadu dan masyarakat politikyang berpartisipasi, mereka
kemudian menamakan dimensi vertikal ini sebagaiintegrasi politik.Dimensi vertikal menyangkut
pengintegrasian persepsi dan perilaku elite danmassa dengan cara menghilangkan, mengurangi
perbedaan kesenjangan antarakelompok yang berpengaruh dengan yang dipengaruhi atau dengan
kata lainmenjembatani perbedaan antara elite dan massa. b)

Integrasi Horisontal (Teritorial)Integrasi ini mencakup berbagai masalah yang ada pada bidang
horizontal.Umumnya bertujuan untuk mengurangi diskonitalitas dan ketegangan
kulturkedaerahan dalam rangka proses penciptaan masyarakat politik yang
homogen(serasi/sama).Dimensi horisontal menyangkut pengintegrasian kelompok-kelompok
dalammasyarakat, dengan cara menjembatani perbedaan-perbedaan yang ditimbulkanoleh faktor-
faktor teritorial/kultur dengan mengurangi kesenjangan yangditimbulkan oleh faktor-faktor
tersebut.
2.

Myron Weiner
Myron Weiner adalah seorang ilmuwan politik dari Amerika Serikat. Iamengidentifikasi dengan
jelas berbagai masalah yang tercakup dalam
setiap pengertian yang pernah digunakan oleh para sarjana hingga pertengahan 1960-an.Dari
berbagai studinya itu, Myron Weiner mengemukakan beberapa pengertianintegrasi lain yang
lebih bermanfaat umum, seperti integrasi nilai, integrasi budaya,dan integrasi tingkah laku.
3.

Claude Alce
Claude Alce adalah seorang sarjana kelahiran Nigeria yang menolak tegasintegrasi nasional. Ia
lebih menyukai istilah integrasi politik. Menurutnya,
istilah bangsa yang menjadi akar kata nasional itu, secara normatik sudah mengandungmakna
kelompok manusia yang sudah sangat terpadu. Oleh karena itu, istilah bangsa

5sudah dengan sendirinya merujuk pada integrasi karena komponen-komponennyamemang


sudah terintegrasi.
4.

Mahfud MD
Menurutnya, Integrasi Nasional adalah pernyataan bagian-bagian yang berbedadari masyarakat
menjadi keseluruhan yang lebih utuh, secara sederhana memadukanmasyarakat kecil yang
jumlahnya banyak menjadi suatu bangsa.Untuk mewujudkan integrasi nasional, perlu adanya
keadilan, ketegasan dankebijaksanaan dari pemerintah dengan tidak membeda-bedakan SARA.
Hal ini benar- benar perlu dikembangkan karena pada hakekatnya integrasi
nasional menunjukkantingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa.Integrasi masyarakat
dalam negara dapat tercapai apabila :
1)

Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilaisosial tertentu yang
bersifat fundamental dan krusial

2)
Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit sosial yang salingmengawasi dalam
berbagai aspek sosial yang potensial.3)

Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok sosial yangterhimpun didalam


pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.
B.

Makna Integrasi Nasional


Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atauasimilasi,
padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan denganintegrasi
kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial. Sementara pembauran
dapat berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan
(cultural traits)
mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatusistem kebudayaan
yang selaras
(harmonis).
Caranya adalah melalui difusi
(penyebaran)
,dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalamkeadaan
konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu. Cara penanggulanganmasalah konflik
adalah melalui modifikasi dan koordinasi dari unsur - unsur
kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial (Theodorson & Theodors
on,1979 dalam Danandjaja, 1999).Integrasi berasal dari bahasa inggris
“integration”
yang berarti kesempurnaan ataukeseluruhan. Intergasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur

6yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatantentang batas-
batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.Secara etimologi, integrasi
nasional terdiri atas dua kata integrasi dan nasional. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Integrasi adalah pembauran hingga menjadikesatuan yang utuh atau bulat sedangkan
nasional adalah bersifat kebangsaan; berkenaanatau berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu
bangsa. Jadi Integrasi Nasional adalah suatu pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh
atau bulat dalam Negara Kesatuan RepublikIndonesia atau NKRI yang bersemboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”.
Berikut ini disajikan beberapa pengertian integrasi nasional dalam konteks Indonesia dari para
ahli/penulis :Ada pengertian dari para ahli atau pakar asing mengenai integrasi nasional.
Misalnya,Kurana (2010) menyatakan integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di
antarawarga negara. Ini berarti bahwa meskipun kita memiliki suku, agama, daerah, dan
bahasayang berbeda-beda, kita mengakui kenyataannya bahwa kita semua adalah satu.
C.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integrasi Nasionala.

Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional (Alfian, 1981)


1)

Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.2)

Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol Negara yaitu, GarudaPancasila &
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.3)

Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonesia sepertiyang dinyatakan
dalam sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Nama Pengertian Integrasi NasionalSaafroedin
Bahar (1996)Upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsadengan pemerintah dan
wilayahnya.Riza Noer Arfani (2001)Pembentukan suatu identitas nasional dan
penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam suatukesatuan wilayah.Djuliati
Suroyo (2002)Bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayahtertentu dalam sebuah negara
yang berdaulat.Ramlan Surbakti (2010)Proses penyatuan berbagai kelompok sosial budayadalam
satu kesatuan wilayah dan dalam suatuidentitas nasional.
74)

Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan muncul semangat nasionalismedikalangan bangsa
Indonesia.5)

Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimanadibuktikan oleh banyak
pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.6)
Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan ProklamasiKemerdekaan, Pancasila dan
UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaanIndonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa
Indonesia.
b.

Faktor pendukung integrasi nasional (Alfian, 1981)


1)

Penggunaan Bahasa Indonesia.2)

Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam suatu bangsa, bahasa, dan tanahair Indonesia.3)

Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu pancasila.4)

Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaanyang kuat.5)

Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang diderita.


c.

Faktor penghambat integrasi nasional


Menurut Liddle (1970, Alfian, 1981) integrasi nasional di Indonesia mempunyaidua dimensi
masalah. Pertama
dimensihorisontal
, yaitu berupa masalah yangdisebabkan oleh karena adanya perbedaan suku, ras, agama, aliran
dan entah apa lagi.Dimensi ini sering pula disebut sebagai masalah yan disebabkan oleh
pengaruh- pengaruh ikatan-
ikatan “primordial” yang ada dan hidup
di dalam sebuah masyarakatyang bisa membahayakan kelangsungan proses integrasi nasional,
bilamana iasampai menjelma menjadi perasaan loyalitas yang lebih tinggi terhadap kelompok-
kelompok subnasional semacam itu daripada kepada kesatuan bangsa itu sendiri.Kedua,
dimensivertikal,
berupa masalah yang ditimbulkan oleh muncul dan berkembangnya semacam jurang pemisah
(gap)
antara golongan elit nasional yangsangat kecil jumlahnya dengan mayoritas terbesar rakyat biasa
(massa). Keadaanseperti ini akan menimbulkan rasa keterpencilan atau keterasingan anggota-
anggotamasyarakat banyak dari kaum elit yang memimpin dan berkuasa. Akibatnya, partisipasi
massa rakyat di dalam sistem politik akan menjadi sang at kecil,
bahkan bisa jadi sistem politik menjadi tidak efektif. Fenomena makin meningkatkanya

8golongan putih dalam pemilihan umum paling menunjukkan indikasi tingkatantertentu dari
partisipasi rakyat Indonesia terhadap sistem politiknya.Berikut ini faktor penghambat integrasi di
Indonesia (Alfian,1981) :1)

Masyarakat Indonesia yang heterogen


(beraneka ragam) dalam faktor-faktorkesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan
daerahnya, bahasa daerah,agama yang dianut, ras dan sebagainya.2)

Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingioleh lautan luas.3)

Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yangmerongrong


keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal daridalam maupun luar negeri.4)

Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-


hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan dimasalah SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatismedan kedaerahan, demonstrasi dan
unjuk rasa.integrasi nasional.5)

Adanya paham
“etnosentrisme”
di antara beberapa suku bangsa yangmenonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budayasuku bangsa lain.6)

Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat pengaruh budaya asing yang tidaksesuai dengan
kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontaktidak langsung.7)

Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontaktak langsung,
antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid) atau mediaelektronik (televisi, radio, film,
internet, telepon seluler yang mempunyai fituratau fasilitas lengkap).
D.

Pentingnya Integrasi Nasional


Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebabintegrasi
masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk membangunkejayaan nasional
demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negarasenantiasa diwarnai oleh
pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yangdiderita, baik kerugian berupa fisik
materill seperti kerusakan sarana dan prasarana yangsangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun
kerugian mental spiritual seperti perasaan

9kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Disisilain
banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapatdigunakan
untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harusdikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yangsenantiasa diwarnai konflik di
dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.Integrasi masyarakat yang sepenuhnya
memang sesuatu yang tidak mungkindiwujudkan, karena setiap masyarakat disamping
membawakan potensi integrasi jugamenyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan
kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-
nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbeda
an-perbedaan yang ada dalammasyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan
budaya, dan perbedaankepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila
perbedaan-pebedaan itutidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun
apapun kondisiintegrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk
membangunkejayaan bangsa dan negara, dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan.
Kegagalandalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan untuk membangun
kejayaannasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara
yang bersangkutan.Menurut Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) dalam negara
merdeka, faktor pemerintah yang berkeabsahan
(legitimate)
merupakan hal penting bagi pembentukannegara-bangsa. Hal ini disebabkan tujuan negara hanya
akan dapat dicapai apabila terdapatsuatu pemerintaha yang mampu menggerakkan dan
mengarahkan seluruh potensimasyarakat agar mau bersatu dan bekerja bersama. Kemampuan ini
tidak hanya dapatdijalankan melalui kewenangan menggunakan kekuasaan fisik yang sah tetapi
juga persetujuan dan dukungan
rakyatnya terhadap pemerintah itu. Jadi, diperlukan hubunganyang ideal antara pemerintah
dengan rakyatnya sesuai dengan sistem nilai dan politik yangdisepakati. Hal demikian
memerlukan integrasi politik. Negara-bangsa baru, seperti halnya Indonesia setelah
tahun 1945, membangun integrasi juga menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat
menjelaskan ini.
Pertama,
pemerintahkolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya membangun kesetian
nasionaldan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. Penjajah lebih
mengutamakanmembangun kesetiaan kepada penjajah itu sendiri dan guna kepentingan integrasi
pribadikolonial. Jadi, setelah merdeka, kita perlu menumbuhkan kesetiaan nasional
melalui pembangunan integrasi bangsa.
Kedua,
bagi negara-negara baru , tuntutan integrasi ini juga
10menjadi masalah pelik bukan saja karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya,
tetapi juga latar belakang bangsa yang bersangkutan. Negara-bangsa
(nation state)
merupakannegara yang di dalamnya terdiri dari banyak bangsa (suku) yang selanjutnya
bersepakat bersatu dalam sebuah bangsa yang besar. Suku-suku itu memiliki pertalian primordial
yangmerupakan unsur negara dan telah menjelma menjadi kesatuan etnik yang
selanjutnyamenuntut pengakuan dan perhatian pada tingkat kenegaraan. Ditinjau dari keragaman
etnikdan ikatan primordial inilah pembangunan integrasi bangsa menjadi semakin
penting.Ironisnya bahwa pembangunan integrasi nasional selalu menghadapi situasi
dilematisseperti terurai di depan. Setiap penciptaan negara berdaulat dan kuat juga akan
semakinmembangkitkan sentimen primordial yang dapat berbentuk gerakan separatis, rasialis
ataugerakan keagamaan.Kekacauan dan disintegrasi bangsa yang dialami pada masa-masa awal
bernegaramisalnya yang terjadi di India dan Srilanka bisa dikatakan buka semata akibat politik
“pecahbelah”
kolonial namun akibat perebutan dominasi kelompok-kelompok primordial untukmemerintah
negara. Hal ini menunjukkan bahwa setelah lepas dari kolonial,
mereka berlomba saling mendapatkan dominasinya dalam pemerintahan negara. Mereka berebut
agar identitasnya diangkat dan disepakati sebagai identitas nasional.Integrasi diperlukan guna
menciptakan kesetiaan baru terhadap identitas-identitas baruyang diciptakan Identitas Nasional.
Misal, bahasa nasional, simbol negara, semboyannasional, ideologi nasional, dan sebagainya.
E.

Integrasi Nasional sebagai Sarana Pemersatu Bangsaa.

Sinkronisasi antara Nasionalisme dengan Nilai-Nilai Pancasila


Bangsa tidak akan pernah ada tanpa adanya rasa nosinalisme antar warganya.Maka Nasionalisme
merupakan hal penting yang mengikat rasa senasib dansepenanggung jawab terhadap bangsa dan
Negara. Nasionalisme adalah satu pahamyang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
sebuah negara (dalam bahasaInggris
"nation"
) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuksekelompok manusia.

Bangsa Indonesia saat ini sangat kekurangan orang yang ber-nasionalismetinggi, keadaan inilah
yang memicu banyak konflik-konflik daerah akibat tidakadanya rasa nosionalisme pada diri
pribadi. Persaan memiliki bangsa ini sudah lenyap,sehingga bertindak semena-mena dan tidak
menghargai satu dengan yang lain.

11 Nasionalisme mengajarkan pada diri kita bahwa kita harus merasa memiliki bangsa ini,
wilayah dan negara ini meskipun banyak kekurangan, namun juga dijiwaioleh semangat untuk
memajukan bangsanya demi kelangsungan hidup
generasi penerus bangsa. Nasionalisme mengajarkan kita untuk saling menghormati satudengan
yang lain meskipun berbeda suku, agama, ras, budaya, keyakinan dan pendapat, demi
menjaga keutuhan bangsanya. Nasionalisme mengajarkan kita untuk bangga menjadi bagian dari
Negara.

b.

Integritas Nasional sebagai Pemersatu Bangsa


Di saat menipisnya nilai-nilai nasionalisme pada diri manusia Indonesia, berbagai
hasutan dan isu-isu baik politik, ekonomi, pendidikan, agama dan sosial budaya dapat memicu ti
mbulnya berbagai konflik di daerah-daerah Indonesia, halinilah yang merupakan akar dari
timbulnya disintegrasi. Keterbatasan SDM (SumberDaya Manusia) serta buruknya moral
manusia Indonesia menyebabkan manusiaIndonesia mudah dihasut dan dipofokatori yang tidak
baik oleh bangsa lain. BangsaIndonesia mudah diadu domba dan mempunyai sifat yang tidak
stabil bila sudahterpengaruh oleh uang. Dengan uang manusia Indonesia mudah diubah dari
yang berperangai baik menjadi tidak baik, bahkan ikatan persaudaraan bisa menjadi permusuhan.

Untuk itu perlu kiranya penegakan yang jelas atas alat pemersatu bangsa. Salahsatunya adalah
penegakkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai norma-norma yangluhur dalam setiap aspek
kehidupan seperti halnya yang telah dijaga oleh nenekmoyang bangsa Indonesia sejak dulu.
Pancasila bukan hanya sebuah bentuk
filosofis bangsa Indonesia yang dikristalisasikan sebagai ideologi Negara, tetapi Pancasilaadalah
tatanan hidup yang luhur dan merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh para pendiri
bangsa kita.Untuk itu seluruh elemen masyarakat harus memahami apa saja nilai-
nilaiyang terkandung dalam Pancasila. Pemahaman untuk setiap nilai-nilai yangterkandung
dalam Pancasila dapat diwujudkan melalui pendidikan
kewarganegaraan. Namun, bagaimana dengan putra-putri Indonesia yang tidak bisa mengenyam
pendidikan? Maka perlu ada perhatian khusus yang harus dilakukan oleh pemerintahuntuk
memperbaiki pendidikan di Indonesia. Memprioritaskan anggaran belanja Negara sebesar 20%
untuk dunia pendidikan rasanya kurang, karena sebenarnya
yang bobrok adalah sistem pengaturan di Indonesia, sehingga walaupun anggaran untuk

12 pendidikan dinaikkan tetap saja pendidikan di Indonesia tidak akan maju, karena banyak peny
elewengan-penyelewengan dalam praktiknya. Maka inilah systemregulasi Indonesia yang sangat
bobrok, dan inilah juga yang memicu ketidak adilan bagi rakyat yang akhirnya memberikan
celah disintegrasi bangsa untuk bernafas. Namun dalam hal ini bukan hanya tanggung
jawab pemerintah saja,
seharusnya para pelajar, baik siswa maupun mahasiswa juga bertanggung jawab dalammemberik
an contoh yang baik dalam pengamalan nilai pancasila. Kiranya perludibentuk sebuah organisasi
yang mewadahi usaha-usaha pemerataan pendidikan.Mahasiswa lebih baik mebentuk suatu
kelompok pemberi pendidikan gratis bagi rakyatyang tidak mampu, daripada melakukan
demonstrasi yang ujung-ujungnya tindakanarkis.
F.

Jenis-jenis Integrasi
Tentang pengertian integrasi ini, Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebihcocok
menggunakan istilah integrasi politik daripada integrasi nasional. Menurutnyaintegrasi politik
adalah penyatuan masyarakat dengan sistem politik. MenurutnyaIntegrasi politik terbagi menjadi
lima jenis, yakni :
1)

Integrasi bangsa
Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dansosial dalam
satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional.
2)

Integrasi wilayah
Integrasi wilayah menunjuk pada masalah pembentukkan wewenang kekuasaannasional pusat di
atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
3)

Integrasi nilai
Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimumyang diperlukan
dalam memelihara tertib sosial.
4)

Integrasi elit-massa
Integrasi elit-massa menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintahdengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dannilai pada kelompok elit
dan massa.
5)

Integrasi tingkah laku (perilaku integratif)


Integrasi tingkah laku (perilaku integratif) menunjuk pada penciptaan tingkah lakuyang
terintegrasi dan diterima demi mencapai tujuan bersama.

13Menurut Suroyo (2002), dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat daritiga aspek
yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazimdisebut integrasi
politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni salingketergantungan ekonomi antar daerah
yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi sosial budaya) yakni
hubungan antara suku, lapisan, dan golongan.Berdasarkan pendapat ini, integrasi nasional
meliputi :
a)

Integrasi Politik
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal. Dimensiyang bersifat
vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politikdengan massa pengikut,
atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani
celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif. Dimensihorizontal
menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antardaerah, antar suku, umat
beragama dan golongan masyarakat Indonesia.
b)

Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalamupaya memenuhi
kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikanwilayah dan orang-orang dari
berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang salingmenguntungkan dan sinergis. Di sisi lain,
integrasi ekonomi adalah penghapusan(pencabutan) hambatan-hambatan antar daerah yang
memungkinkan ketidaklancaranhubungan antar keduanya, misal peraturan, norma dan prosedur
dan pembuatan aturan bersama yang mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.
c)

Integrasi Sosial-Budaya
Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalammasyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapatmeliputi ras, etnis,
agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.Integrasi sosial budaya juga berarti
kesediaan bersatu bagi kelompok-kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama,
dan ras.
G.

Upaya Meningkatkan Nasionalisme dan Integrasi Nasionala.

Meningkatkan integrasi nasional secara vertical (pemerintah denganmasyarakat). Cara-


cara yang dapat ditempuh adalah :
1)

Menerapkan rezim terbaik bagi Indonesia Ramlan Surbakti (1999: 32) yaiturezim yang
sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 dan Pancasila. Dimanadalam UUD 1945 dinyatakan 4
tujuan negara yaitu: melindungi seluruh

14golongan masyarakat dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskankehidupan bangsa,


meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan ikut sertamenciptakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, keadilan
dan perdamaian abadi, dan Pancasila sebagai sumber filsafat negara yaitu:Ketuhanann Yang
Maha esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradap, persatuanIndonesia, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmah KebijaksanaanPermusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
RakyatIndonesia. Tujuan ini dipandang maksimal jika rezim didukung secara strukturaldengan
bentuk dan susunan negara (negara republic dan kesatuan), karenastruktur pemerintahan
cenderung bersifat pembagian kekuasaan daripada pemisahan kekuasaan, dan jaminan atas hak-
hak warga negara, sepertimenyampaikan pendapat, berasosiasi, beragama, dan kesejahteraan.2)

Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangunkonsensus. Kompromi dan
kesepakatan adalah jiwa musyawarah dansesungguhnya juga demokrasi. Iklim dan budaya yang
demikian itu, bagiIndonesia yang amat majemuk, sangat diperlukan. Tentunya, penghormatan
dan pengakuan kepada mayoritas dibutuhkan, tetapi sebaliknya perlindunganterhadap minoritas
tidak boleh diabaikan. Yang kita tuju adalah harmoni danhubungan simetris, dan bukan
hegemoni. Karena itu, premis yang mengatakan
“The minority has its say, the majority has its way”
harus kita pahami secara arifdan kontekstual.3)

Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam segalaaspek kehidupan
dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan semua pihak, semua wilayah. Kebijakan
otonomi daerah, desentralisasi, keseimbangan pusat daerah, hubungan simetris mayoritas-
minoritas, perlindungan kaumminoritas, permberdayaan putra daerah, dan lain-lain pengaturan
yang sejenisamat diperlukan. Disisi lain undang-undang dan perangkat regulasi lain yanglebih
tegas agar gerakan sparatisme, perlawanan terhadap ideologi negara, dankejahatan yang berbau
SARA tidak berkembang dengan luluasa, harus dapat kitarumuskan dengan jelas.4)

Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinanyang arif dan
efektif. Setiap pemimpin di negeri ini, baik formal maupuninformal, harus memilikim kepekaan
dan kepedulian tinggi serta upaya sungguh-sungguh untuk terus membina dan memantapkan
integrasi nasional. Kesalahan

15yang lazim terjadi, kita sering berbicara tentang kondisi objektif dari kurang
kukuhnya integrasi nasional di negeri ini, serta setelah itu “bermimpi” tentang
kondisi yang kita tuju
(end state),
tetapi kita kurang tertarik untuk membicarakan prose dan kerja keras yang
harus kita lakukan. Kepemimpinan yang efektif disemua ini akhirnya merupakan faktor penentu
yang bisa menciptakan iklim danlangkah bersama untuk mengukuhkan integrasi nasional.5)

Meningkatkan Intergrasi wilayah Ramlan Surbakti (1999:53), denganmembentuk kewenangan


nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politikyang lebih kecil. Indonesia membentuk
konsep wilayah yang jelas dalam artiwilayah yang meliputi darat, laut, udara, dan isinya degan
ukuran tertentu.Maupun dengan aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk
menjagadanmempertahankan kedaulatan wilayah dari penetrasi luar. Nmun,kenyataannya masih
banyak wilayah Indonesia yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, sehingga
seringkali diakui oleh Negara lain.
b.

Meningkatkan integrasi nasional secara horizontal antar masyarakat Indonesiayang plural. Cara-
cara yang dapat ditempuh adalah :
1)

Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu.
Perjalanan panjang bangsa Indonesia untuk menyatukan dirinya, sebutlahmulai Kebangkitan
Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, ProklamasiKemerdekaan 1945, dan rangkaian upaya
menumpas pemberontakan dansaparatisme, harus terus dilahirkan dalam hati sanubari dan alam
pikiran bangsaIndonesia.2)

Membangun kelembagaan (pranata) di masyarakat yang berakarkan pada nilai dannorma yang
menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa tidak
memandang perbedaan suku, agama, ras, keturunan, etnis dan perbedaan-perbedaan lainnyayang
sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Menyuburkan integrasi nasional tidakhanya dilakukan
secara struktural tetapi juga kultural. Pranata di masyarakat kelakharus mampu membangun
mekanisme peleraian konflik
(conflict management)
guna mencegah kecenderungan langkah-langkah yang represif untukmenyelesaikan konflik.3)

Meningkatkan integrasi bangsa Ramlan Surbakti (1999: 52), adalah penyatuan berbagai
kelompok sosial budaya dalam satu-kesatuan wilayah dan dalam suatuidentitas nasional.
Diandaikan, masyarakat itu berupa masyarakat majemuk yang

16meliputi berbagi suku bangsa, ras, dan agama. Di Indoonesia integrasi bangsadiwujudkan
dengan a) penghapusan sifat kultural utama dari kelompok minoritasdengan mengembangkan
semacam kebudayaan nasional biasanya kebudayaansuku bangsa yang dominan, atau b) dengan
pembentukan kesetiaan nasional tanpamenghapuskan kebudayaan kelompok kecil. Negara
Indonesia menempuh cara bini, yakni menangani masalah integrasi bangsa dengan kebudayaan
nasional yangdilukiskan sebagai puncak-puncak (hal yang terbaik) dari kebudayaan daerah,tetapi
tanpa menghilangkan (bahkan mengembangkan) kebudayaan daerah.4)

Mengembangkan perilaku integratif di Indonesia Ramlan Surbakti (1999:55), dengan


upaya bekerja sama dalam organisasi dan berperilaku sesuai dengancara yang dapat membantu
pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan individu,kekhasan kelompok, dan perbedaaan
pendapat bahkan persaingan sekalipun
tidak perlu dipertentangkan dengan kesediaan bekerja sama yang baik. Perilakuintegrative dapat
diwujudkan dengan mental menghargai akan perbedaan, salingtenggang rasa, gotong royong,
kebersamaan, dan lain-lain.5)

Meningkatkan integrasi nilai di antara masyarakat. Integrasi nilai Ramlan Surbakti(1999: 54),
adalah persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dalam prinsipdasar politik, dan prosedur-
prosedur lainnya, dengan kata lain integrasi nilaiadalah penciptaan suatu system nilai
(ideology nasional)
yang dipandang ideal, baik dan adil dengan berbagi kelompk masyarakat. Integrasi
nilai Indonesia adadalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai system nilai bersama.
H.

Integrasi Versus Disintegrasi


Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika integrasi berarti penyatuan,keterpaduan antar
elemen atau unsur yang ada di dalamnya, disintegrasi dapat diartikanketidakpaduan,
keterpecahan di antara unsur-unsur yang ada. Jika integrasi terjadikonsensus maka disintegrasi
dapat menimbulkan konflik atau perseteruan dan pertentangan.Disintegrasi bangsa adalah
memudarnya kesatupaduan antar golongan, dan kelompokyang ada dalam suatu bangsa yang
bersangkutan. Gejala disintegrasi merupakan hal yangdapat terjadi di masyarakat. Masyarakat
suatu bangsa pastilah menginginkan terwujudnyaintegrasi. Namun, dalam kenyataannya yang
terjadi justru gejala disintegrasi. Disintegrasi

17memiliki banyak ragam, misalkan pertentangan fisik, perkelahian, tawuran,


kerusuhan,revolusi, bahkan perang.
I.

Upaya-upaya Untuk Meminimalisir Perilaku-perilaku yang Mengarah KepadaDisintegrasi


Masalah disintegrasi bangsa merupakan salah satu prioritas pokok dalam programkerja kabinet
gotong royong. Permasalahan ini sangat kompleks sebagai akibat
akumulasi permasalahan Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang salingtum
pang tindih, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untukmenanggulangi
sampai pada akar permasalahannya maka akan menjadi problem yang berkepanjangan. Bentuk-
bentuk pengumpulan massa yang dapat menciptakan konflikhorizontal maupun konflik vertikal
harus dapat diantisipasi guna mendapatkan solusitepat dan dapat meredam segala bentuk konflik
yang terjadi. Kepemimpinan dari tingkatelit politik nasional hingga kepemimpinan daerah sangat
menentukan untukmenanggulangi konflik pada skala dini.Upaya mengatasi disintegrasi bangsa
perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik proses terjadinya disintegrasi secara komprehensif
serta dapat menentukan faktor-faktoryang mempengaruhi pada tahap selanjutnya. Keutuhan
NKRI merupakan suatu perwujudan dari kehendak seluruh faktor-
faktor yang berpengaruh secara terpadu,meliputi upaya-upaya yang dipandang dari aspek asta
gatra.
Faktor disintegrasi bangsa ditinjau dari Asta Gastra :1.

Geometri

Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan letak yang sangatstrategis untuk
kepentingan lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga memiliki berbagai permasalahan yang
sangat rawan terhadap timbulnya disintegrasi bangsa.Dari ribuan pulau yang dihubungkan oleh
laut memiliki karakteristik yang
berbeda- beda dengan kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkanmuncul
nya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedan daerah misalnya daerahyang kaya akan
sumber kekayaan alamnya dengan daerah yang kering tidak memilikikekayaan alam dimana
sumber kehidupan sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau tergamtung
dari daerah lain.

2.

Demografi

18Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata, sempitnya


lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya lapangan pekerjaan, telahmengakibatk
an semakin tingginya tingkat kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah
lagi mutu pendidikan yang masih rendah yang menyebabkansulitnya kemampuan bersaing dan
mudah dipengaruhi oleh tokoh elit politik/intelektual untuk mendukung kepentingan pribadi atau
golongan.
3.

Kekayaan Alam

Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akantetap menjadi
daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secarakeseluruhan dapat digali dan di
kembangkan secara optimal namun potensi ini perludidayagunakan dan dipelihara sebaik-
baiknya untuk kepentingan pemberdayaanmasyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan
guna mendukung kepentingan perekonomian nasional.
4.

Ideologi
Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan dan pengamalannya
masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan saat ini sering
diperdebatkan. Ideologi pancasila cenderung tergugah denganadanya kelompok-kelompok
tertentu yang mengedepankan faham liberal ataukebebasan tanpa batas, demikian pula faham
keagamaan yang bersifat ekstrim baikkiri maupun kanan

5.

Politik

Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama oleh bangsaIndonesia saat ini
seperti diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi
partai, pemisahan TNI dengan Polri serta penghapusan dwi fungsi BRI, sampai saat inimasih
menjadi permasalahan yang belum dapat diselesaikan secara tuntas
karena berbagai masalah pokok inilah yang paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan
yang akhirnya dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.

6.

Ekonomi
Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk, yang
dapat pemberdayakan sebagian besar potensi sumber daya nasional, serta bentuk-
bentukkemitraan dan kesejajaran yang diiringi dengan pemberantasan terhadap KKN. Halini
dihadapkan dengan krisis moneter yang berkepanjangan, rendahnya
tingkat pendapatan masyarakat dan meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnyalahan
mata pencaharian yang layak.

19
7.

Sosial Budaya

Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dandapat menimbulkan
konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya
dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakatyang terjadi adalah konflik tata nilai.
Konflik tata nilai akan membesar bila masing-masing mempertahankan tata nilainya sendiri
tanpa memperhatikan yang lain.
8.

Pertahan dan Keamanan

Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat
multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri,hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,informasi dankomunikasi. Serta sarana
dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi
dimensional yang bersumber dari permasalahan.
Strategi Penanggulangan
Adapun strategi yang digunakan dalam penanggulangan disintegrasi bangsa antara lain :a.

Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar
tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.

b.

Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada


setiapkebijaksanaan dan kegiatan, agar tidak terjadi KKN

c.

Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahandari anasir luar


dan kaki tangannya.

d.

Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butirPancasila,


dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.

e.

Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.

f.

Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalammemerangi
separatis.

g.

Melarang, dengan melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha untukmenggunakan
kekuatan massa.

20
Upaya Penanggulangan
Dari hasil analisis diperlukan suatu upaya pembinaan yang efektif dan berhasil,diperlukan pula
tatanan, perangkat dan kebijakan yang tepat guna memperkukuh integrasinasional antara lain :

a.

Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
b.

Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.

c.

Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yangmenyuburkan


persatuan dan kesatuan bangsa.

d.

Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspekkehidupan dan
pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak,semua wilayah.

e.

Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yangarif dan
bijaksana, serta efektif.

J.

Sumber Histori, Sosiologis, dan Politik tentang Integrasi Nasional


Mengintegrasikan bangsa umumnya menjadi tugas pertama bagi negara yang barumerdeka. Hal
ini dikarekan negara baru tersebut tetap menginginkan agar semua wargayang ada di dalam
wilayah negara bersatu untuk negara yang bersangkutan.
K.

Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia


Menurut Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah
mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka. Menurutnya,
ada tigamodel integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di Indonesia, yakni 1)
modelintegrasi imperium Majapahit, 2) model integrasi kolonial, dan 3) model integrasi
nasionalIndonesia.
a. Model integrasi imperium Majapahit.
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Strukturkemaharajaan
yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan
konsentris pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura yangdiperi
ntah langsung oleh raja dan saudarasaudaranya. Konsentris kedua adalah wilayahdi luar Jawa
(mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom.Konsentris ketiga
(tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat di mana Majapahit

21menjalin hubungan diplomatik dan hubungan dagang, antara lain dengan Champa,Kamboja,
Ayudyapura (Thailand).
b. Model integrasi kolonial
Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah HindiaBelanda baru
sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terentangdari Sabang sampai
Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun integrasiwilayah juga dengan menguasai
maritim, sedang integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibina
melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dariambtenaar-ambtenaar (pegawai) Belanda dan
pribumi yang tidak memiliki jaringandengan massa rakyat. Dengan kata lain pemerintah tidak
memiliki dukungan massayang berarti. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan
segenap
keragaman bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan tunggal pada pen
guasa colonial.
c. Model integrasi nasional Indonesia
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesiasejak bernegara
merdeka tahun 1945. Meskipun sebelumnya ada integrasi kolonial,namun integrasi model ketiga
ini berbeda dengan model kedua. Integrasi model kedualebih dimaksudkan agar rakyat jajahan
(Hindia Belanda) mendukung pemerintahankolonial melalui penguatan birokrasi kolonial dan
penguasaan wilayah. Integrasi modelketiga dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru
yakni bangsa Indonesiayang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru
atau kesadarankebangsaan yang baru. Model integrasi nasional ini diawali dengan
tumbuhnyakesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang
mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda.Mer
eka mendirikan organisasi-organisasi pergerakan baik yang bersifat keagamaan,kepemudaan,
kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan kelompok perempuan.Para kaum terpelajar ini
mulai menyadari bahwa bangsa mereka adalah bangsa jajahanyang harus berjuang meraih
kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa merdeka dansederajat dengan bangsa-bangsa lain.
Mereka berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa yang merasa sebagai satu nasib dan
penderitaan sehingga bersatu menggalangkekuatan bersama. Misalnya, Sukarno berasal dari
Jawa, Mohammad Hatta berasal dariSumatera, AA Maramis dari Sulawesi, Tengku Mohammad
Hasan dari Aceh.

22Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan


sebagai berikut:
1)

Masa Perintis
Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan
organisasi-organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan munculnya pergerakan Budi Utomo
pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi Utomo diperingatisebagai Hari Kebangkitan
Nasional.
2)

Masa Penegas
Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri bangsa
Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober1928. Dengan
Sumpah Pemuda, masyarakat Indonesia yang beraneka ragam tersebutmenyatakan diri sebagai
satu bangsa yang memiliki satu Tanah Air, satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia.
3)

Masa Percobaan
Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta kemerdekaandari Belanda.
Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI(Gabungan Politik Indonesia)
tahun 1938 mengusulkan Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut Indonesia
merdeka tersebut tidak berhasil.
4)

Masa Pendobrak
Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasilmendobrak
belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan. Kemerdekaan bangsa Indonesia
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu bangsaIndonesia menjadi bangsa
merdeka, bebas, dan sederajat dengan bangsa
lain. Nasionalisme telah mendasari bagi pembentukan negara kebangsaan Indonesiamodern.Dari
sisi politik, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan pernyatan bangsa
Indonesia baik ke dalam maupun ke luar bahwa bangsa ini telah merdeka, bebasdari belenggu
penjajahan, dan sederajat dengan bangsa lain di dunia. Dari sisi sosial budaya,
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan
“revolusi integratifnya”
bangsa Indonesia, dari bangsa yang terpisah dengan beragam identitas menuju bangsayang satu
yakni bangsa Indonesia.

23
L.

Pengembangan Integrasi di Indonesia


Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin MaxAndrews (1995) menyebut ada
lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi
bangsa.Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut sebagai faktor yang menentukan
tingkatintegrasi suatu negara adalah : 1) Adanya ancaman dari luar, 2) Gaya
politikkepemimpinan, 3) Kekuatan lembaga

lembaga politik, 4) Ideologi Nasional, dan 5)Kesempatan pembangunan ekonomi.
a.

Adanya ancaman dari luar


Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyarakatakan bersatu,
meskipun berbeda suku, agama dan ras ketika menghadapi
musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakatIndone
sia bersatu padu melawannya. Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengansaudara sendiri,
suatu saat dapat berintegrasi ketika ada musuh negara yang datangatau ancaman bersama yang
berasal dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dariluar mengancam bangsa juga mampu
mengintegrasikan masyarakat bangsa itu.
b.
Gaya politik kepemimpinan
Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikanmasyarakat bangsa
tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya danmemiliki jasa-jasa besar umumnya
mampu menyatukan bangsanya yang sebelumyatercerai berai. Misal Nelson Mandela dari Afrika
Selatan. Gaya politik sebuahkepemimpinan bisa dipakai untuk mengembangkan integrasi
bangsanya.
c.

Kekuatan lembaga- lembaga politik


Lembaga politik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi sarana pemersatumasyarakat bangsa.
Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem pelayananyang sama, baik, dan diterima
oleh masyarakat yang beragam. Pada akhirnyamasyarakat bersatu dalam satu sistem pelayanan
d.

Ideologi Nasional
Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati.Ideologi juga
memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visiatau tujuan itu. Jika suatu
masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi menerima satuideologi yang sama maka
memungkinkan masyarakat tersebut bersatu. Bagi bangsaIndonesia, nilai bersama yang bisa
mempersatukan masyarakat Indonesia adalah

24Pancasila. Pancasila merupakan nilai sosial bersama yang bisa diterima oleh
seluruhmasyarakat Indonesia. Nilai-nilai bersama tidak harus berlaku secara nasional.
Di beberapa daerah diIndonesia terdapat nilai-nilai bersama. Dengan nilai itu kelompok-
kelompokmasyarakat di daerah itu bersedia bersatu. Misal
“Pela Gadong”
sebagai nilai bersama yang dijunjung oleh masyarakat Maluku.
e.

Kesempatan pembangunan ekonomi


Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan, makamasyarakat bangsa tersebut
bisa menerima sebagai satu kesatuan. Namun jikaekonomi menghasilkan ketidakadilan maka
muncul kesenjangan atau ketimpangan.Orang

orang yang dirugikan dan miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa dengan
mereka yang diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan secaratidak adil. Banyak kasus
karena ketidakadilan, maka sebuah masyarakat inginmemisahkan diri dari bangsa yang
bersangkutan. Dengan pembangunan ekonomiyang merata maka hubungan dan integrasi antar
masyarakat akan semakin mudahdicapai.Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu
kelompok masyarakat dapatterintegrasi, apabila:1.

Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapatdijadikan


rujukan bersama. Jika masyarakat memiliki nilai bersama yang disepakatimaka mereka dapat
bersatu, namun jika sudah tidak lagi memiliki nilai bersama makamudah untuk berseteru.2.

Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus, memiliki “


cross cutting
affiliation”
sehingga menghasilkan
“cross cutting loyality”.
Jika masyarakat yang berbeda-beda latar belakangnya menjadi anggota organisasi yang
sama, maka merekadapat bersatu dan menciptakan loyalitas pada organisasi tersebut, bukan lagi
pada latar belakangnya3.

Masyarakat berada di atas memiliki sifat saling ketergantungan di antara unit-unitsosial yang
terhimpun di dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Apabilamasyarakat saling
memiliki ketergantungan, saling membutuhkan, saling kerjasamadalam bidang ekonomi, maka
mereka akan bersatu. Namun jika ada yang menguasaisuatu usaha atau kepemilikan maka yang
lain akan merasa dirugikan dan dapatmenimbulkan perseteruan

25Pendapat lain menyebutkan, integrasi bangsa dapat dilakukan dengan dua strategikebijakan
yaitu
“policy assimilasionis”
dan
“policy bhinneka tunggal ika”
(Sjamsudin,1989). Strategi pertama dengan cara penghapusan sifat-sifat kultural utama dari
komunitaskecil yang berbeda menjadi semacam kebudayaan nasional. Asimilasi adalah
pembaurandua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli
sehinggamembentuk kebudayaan baru. Apabila asimilasi ini menjadi sebuah strategi bagi
integrasinasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan
mengupayakanagar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur
menjadi satu dantidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya
lokal.Kebijakan strategi yang sebaiknya dilakukan di Indonesia :

Memperkuat nilai bersama

Membangun fasilitas

Menciptakan musuh bersama

Memperkokoh lembaga politik

Membuat organisasi untuk bersama

Menciptakan ketergantungan ekonomi antar kelompok

Mewujudkan kepemimpinan yang kuat

Menghapuskan identitas-identitas lokal

Membaurkan antar tradisi dan budaya lokal

Menguatkan identitas nasionalMembangun fasilitas infrastruktur seperti jalan, gedung
pertemuan, lapangan olahraga,dan pasar merupakan contoh kebijakan penyelenggara negara
yang memungkinkanmampu mengintegrasikan masyarakatnya. Hal ini dikarenakan masyarakat
dari berbagailatar belakang akan bertemu, berinteraksi dan bekerja sama. Pembangunan
berbagaifasilitas itu bisa dilakukan apabila memiliki sumber pembiayaan yang cukup. Di
negarayang sedang membangun, salah satu sumber utama pembiayaan negara tersebut
adalah pajak yang dipungut dari warga negara.
Pajak sebagai instrumen memperkokoh Integrasi Nasional
Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tersebut dalam alenia keempat
Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah “memajukan kesejahteraanumum”. Kesejahteraan umu
m akan dapat dicapai atau akan lebih cepat dicapai, apabila

26keuangan negara sehat, atau dengan kata lain negara memiliki dana yang cukup untuk
membiayai seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menunjang tujuan
negara “memajukankesejahteraan umum” tersebut.
Berbicara tentang keuangan negara yang sehat, tidak bisa dilepaskan dari sumber-sumber
penerimaan negara. Salah satu sumber keuangan negara adalah penerimaan darisektor pajak.
Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir Penerimaan pajak merupakansumber pendapatan
negara yang utama. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaratahun 2016, pemerintah
menargetkan pendapatan yang bersumber dari penerimaan
75 pajak adalah sebesar 1.360 triliun atau sebesar 74,63 % dari penerimaan negara secarakeselur
uhan.
M.

Dinamika Integrasi dan Integrasi Nasional


Sejak tahun 1945, upaya membangun integrasi secara terus-menerus dilakukan.Terdapat banyak
perkembangan dan dinamika dari integrasi yang terjadi di Indonesia.Dinamika integrasi sejalan
dengan tantangan zaman waktu itu.Perkembangan sejarah integrasi di Indonesia menurut Suroyo
(2002), ternyata sejarahmenjelaskan bangsa kita sudah mengalami pembangunan integrasi
sebelum bernegaraIndonesia yang merdeka. Menurutnya, ada tiga model integrasi dalam
sejarah perkembangan integrasi di Indonesia, yakni:
1.

Model Integrasi Imperium Majapahit


Model integrasi imperium Majapahit adalah model integrasi kerajaan artinyamasyarakat
dibawah kemaharajaan (imperium) majapahit diintegrasi dalam satunaungan kerajaan untuk
mencapai tujuan kerajaan majapahit tersebut yaitu menguasainusantara.
2.

Model Integrasi Kolonial


Model integrasi imperium Majapahit adalah model integrasi kerajaan artinyamasyarakat
dibawah kemaharajaan (imperium) majapahit diintegrasi dalam satunaungan kerajaan untuk
mencapai tujuan kerajaan majapahit tersebut yaitu menguasainusantara.
3.
Model Integrasi Nasional Indonesia
Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa,integrasi model ini
dengan membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesiayang merdeka, memiliki
semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau

27kesadaran kebangsaan yang baru dengan mengesampingkan etnis dan budaya.Misalnya,


Sukarno berasal dari Jawa, Mohammad Hatta berasal dari Sumatera, AAMaramis dari Sulawesi,
Tengku Mohammad Hasan dari Aceh tapi tujuan merekasama yaitu untuk memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.Selanjutnya integrasi nasional juga tercermin pada tanggal 28 Oktober
1928 denganSumpah Pemuda, para pemuda Indonesia yang beraneka ragam yang berasal
dari berbagai daerah dengan ras, suku, dan agama yang berbeda. Mereka menyatakan dirisebagai
satu bangsa yang memiliki satu Tanah Air, satu bangsa, dan bahasa persatuanyaitu bahasa
Indonesia. Mereka bersatu dibawah lambang garuda dan dengan semboyanBhineka Tunggal Ika.
Setelah kemerdekaanpun integrasi nasional Indonesia terlihatsemakin kuat seperti saat Belanda
ingin kembali menguasai Indonesia. Semuamasyarakat Indonesia bersatu untuk melakukan
perlawanan terhadap Belanda denganmengabaikan semua perbedaan latar belakang mereka dan
bersatu menjadi satu semangatyaitu semangat kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan
Indonesia Tahun 1945Integrasi nasional terus dibangun dan diperkuat.

Dinamika itu bisa kita contohkan peristiswa integrasi berdasar 5 (lima) jenis integrasisebagai
berikut:
a.

Integrasi bangsa
Tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of Understanding) di Vantaa,Helsinki,
Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil secara damai mengajak GerakanAceh Merdeka (GAM)
untuk kembali bergabung dan setia memegang teguhkedaulatan bersama Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Proses ini
telah berhasil menyelesaikan kasus disintegrasi yang terjadi di Aceh sejak tahun 1975sampai
2005.
b.

Integrasi wilayah
Melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesiamengumumkan
kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut teritorial seluas 12mil diukur dari garis yang
menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada
pulau- pulau Negara Indonesia. Dengan deklarasi ini maka terjadi integrasi wilayahteritorial
Indonesia. Wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah dan lauttidak lagi merupakan
pemisah pulau, tetapi menjadi penghubung pulau-pulau diIndonesia

28
c.

Integrasi nilai
Pengalaman mengembangkan Pancasila sebagai nilai integratif terus-menerusdilakukan,
misalnya, melalui kegiatan pendidikan Pancasila baik dengan mata kuliahdi perguruan tinggi dan
mata pelajaran di sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulaidiberikannya mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini,melalui kurikulum 2013 terdapat mata
pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini,Pancasila sebagai nilai bersama dan sebagai dasar filsafat
negara disampaikankepada generasi muda.
d.

Integrasi elit-massa
Dinamika integrasi elit

massa ditandai dengan seringnya pemimpin mendekatirakyatnya melalui berbagai kegiatan.
Misalnya kunjungan ke daerah, temu kaderPKK, dan kotak pos presiden. Kegiatan yang sifatnya
mendekatkan elit dan massaakan menguatkan dimensi vertikal integrasi nasional.
e.

Integrasi Tingkah Laku (Periliaku Integratif)


Mewujudkan perilaku integratif dilakukan dengan pembentukanlembagalembaga politik dan
pemerintahan termasuk birokrasi. Dengan lembaga dan birokrasi yang terbentuk maka orang-
orang dapat bekerja secara terintegratif dalamsuatu aturan dan pola kerja yang teratur, sistematis,
dan bertujuan. Pembentukanlembaga-lembaga politik dan birokrasi di Indonesia diawali dengan
hasil sidang IPPKI tanggal 18 Agustus 1945 yakni memilih Presiden dan Wakil Presiden.
SidangPPKI ke-2 tanggal 19 Agustus 1945 memutuskan pembentukan dua belaskementerian dan
delapan provinsi di Indonesia.Dalam perjalanan bangsa ini, integrasi nasional tidak selalu
berjalan mulus.Indonesia juga pernah mengalami disintegrasi yang sempat menimbulkan
ancamanintegrasi nasional. Salah satu contoh disintegrasi yang tak mungkin terlupakan
adalahkeluarnya Timor-Timor dan Papua Nugini dari NKRI. Disintegrasi itu sendiri
adalahkeadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau persatuan
sertamenyebabkan perpecahan. Adapun ciri-ciri terjadinya disintegrasi di suatu masyarakatantara
lain: Ketidaksamaan tujuan antara anggota suatu kelompok sehingga tidak adaketerpaduan. Jika
suatu kelompok sudah tidak lagi mempunyai kesamaan tujuan
maka pasti akan terjadi perpecahan. Seperti pada kasus keluarnya Timor-Timor dan Papua Nugin
i dari Indonesia, masyarakat Timor-timor sudah merasa tidak sesuai lagi tujuannya

29dengan Indonesia serta mereka merasa jika bersama Indonesia mereka akan terus di
anaktirikan. Mereka merasa akan lebih baik jika melepaskan diri dan menjadi negara
sendirikeluar dari NKRI. Pada kasus ini sebenarnya Indonesia sudah berusaha keras
untukmembendung disintegrasi yang yang terjadi dan menjaga agar timor-timor tetap
menjadisalah satu wilayah NKRI. Salah satu bentuk usaha pemerintah Indonesia yaitu
denganmelakukan operasi pagar betis dan operasi militer lain di jaman pemerintahan
PresidenSoeharto. Akan tetapi semua itu belum mampu untuk mencegah agartimor-timor
tetap bersama Indonesia. Keluarnya Timor-Timor juga merupakan bentuk akibat dari
adanya pengaruh luar yang bermaksud untuk merusak integrasi nasional Indonesia.Masalah
disintegrasi di Indonesia selain Timor-Timor dan Papua Nugini, ada lagiyaitu GAM atau
Gerakan Aceh Merdeka. GAM merupakan suatu gerakan masyarakatAceh yang bertentangan
dengan pancasila karena GAM menghendaki agar Aceh keluardari Indonesia dan mendirikan
negara sendiri yaitu negara dengan basis islam murni. Para penggerak GAM memiliki
pemikiran yang berbeda dengan tujuan bangsa Indonesia yangmenghendaki penyatuan dari
berbagai multi kultur budaya, agama dan ras yang dimilikiIndonesia, sedangkan GAM
menentang penyatuan tersebut. Mereka menginginkanhanya satu golongan saja yang menguasai.
Mereka menggunakan alasan agama untukmengancam integrasi nasional.

N.

Tantangan Integrasi Nasional


Di era pasar bebas seperti saat ini, ketika MEA telah resmi dibuka di Indonesia makaakan
banyak budaya-budaya ataupun Ideologi luar yang akan masuk di Indonesia.Keadaan seperti ini
selain akan mendatangkan keuntungan bagi indonesia ini juga bisamenimbulkan suatu masalah
atau tantangan bagi Integrasi Nasional. Contoh masalah yangtimbul, dihadapi dalam integrasi
nasional adalah adanya carpandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk
mencapai tujuan yang disebabkan oleh pengaruh luarataupun pengaruh dalam negeri sendiri.
Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya
bersumber pada perbedaan ideologi. Perbedaan ideologi ini disebabkankarena perbedaan falsafah
hidup yang banyak berpengaruh dalam proses sosialisasinya,maupun dalam pembentukan
konsepsi nalarnya. Termasuk faktor dominan
dalam pembentukan suasana kesenjangan ideologi ini adalah masalah agama. Karena agamadipa
ndang sebagai nilai hakiki sehingga kontrol sosial masyarakat agama cenderung lebih peka
dan sering tajam. Salah satu contohnya adalah kasus GAM (Gerakan Aceh Merdeka)

30dan tantangan kita dimasa depan adalah bagaimana caranya agar tisak terjadi lagi halserupa
dan jika terjadi maka langkah atau solusi yang tepat apa yang bisa kita ambil. Tantangan
Integrasi Nasional ini bisa berupa tantangan Militer maupun non-militer.
1.

Tantangan Militer

Tantangan militer ini bisa berupa Ancaman militer yatu ancaman yangmenggunakan kekuatan
bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyaikemampuan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatansegenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa
agresi/invasi, pelanggaran
wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, dan ancamankeama
nan laut dan udara.

Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara,keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai
bentuk- bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah.Invasimerup
akan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatanmiliter bersenjata
yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayahIndonesia. Bangsa Indonesia pernah
merasakan pahitnya diinvasi atau diserang olehBelanda yang ingin kembali menjajah Indonesia
sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947dan 19 Desember 1948.
Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi adalahtindakan
pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan) Indonesia olehnegara lain.
Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas danterbuka berpotensi terjadinya
pelanggaran wilayah. Sekarang dan di masa depan yangmenjadi tantangan bagi masyarakat yaitu
bagaimana caranya agar bisa tetap menjagakeutuhan Indonesia yang luas ini dan agar supaya
tidak kehilangan seperti Timor-Timor, Papua Nugini, dan pulau Sipadan dan Silitan yang
diambil Malaysia. Kita harustetap mempertahankan wilayah Indonesia dari berbagai ancaman
pengambilan dari pihak luar di era saat ini.

Ancaman militer dapat pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata.Pemberontakan


tersebut pada dasarnya merupakan ancaman yang timbul dan dilakukanoleh pihak-pihak tertentu
di dalam negeri, tetapi pemberontakan bersenjata tidak jarangdisokong oleh kekuatan asing, baik
secara terbuka maupun secara tertutup.

Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan bentuk ancaman
militer yang dapat merongrong kewibawaan negara dan jalannya roda

31 pemerintahan. Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia pernah mengalami sejumlahaksi


pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh gerakan radikal, seperti DI/TII,PRRI, Permesta,
Pemberontakan PKI Madiun, serta G-30-S/PKI. Beberapa sejumlahaksi pemberontakan
bersenjata tersebut tidak hanya mengancam pemerintahan yangsah, tetapi juga mengancam
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Tantanganmasyarakat Indonesia sekarang dan dimasa depan
yang nyata yaitu bagaimana caranyamembendung gerakan ISIS yang mulai membidik Indonesia
sebagai salah satu negara bidikannya untuk melancarkan tujuannya karena Indonesia
dianggap sebagai salah satunegara dengan masyarakat muslim dominan sehingga ini sesuai
dengan tujuan merekayaitu menginginkan negara islam murni. Masyarakat juga harus sadar
bahwakeberadaan gerakan itu sudah sangat tidak sesuai dengan pancasila.

Selain itu pada abad modern dewasa ini tantangan yang harus dihadapi olehmasyarakat Indonesia
yaitu tantangan dalam menghadapi kegiatan spionase yangdilakukan oleh agen-agen rahasia
dalam mencari dan mendapatkan rahasia pertahanannegara Indonesia. Kegiatan spionase
dilakukan secara tertutup dengan menggunakankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga tidak mudah dideteksi. Kegiatantersebut merupakan bentuk ancaman militer yang
memerlukan penanganan secarakhusus untuk melindungi kepentingan pertahanan dari kebocoran
yang akandimanfaatkan oleh pihak lawan. Salah satu bentuk contohnya yaitu penyadapan
yangdilakukan oleh pihak Australia terhadap pemerintahan Indonesia. Dari sana kita harus bisa
belajar bagaimana untuk menghadapi tantangan yang sama di masa depan. Karena bukan tidak
mungkin jika hal tersebut akan terulang kembali.
2.

Tantangan Non-Militer

Tantangan non-militer pada hakikatnya berupa ancaman yang menggunakanfaktor-faktor non-


militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakankedaulatan negara, kepribadian
bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatansegenap bangsa. Ancaman ini salah satunya
disebabkan oleh pengaruh negatif dariglobalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau
batas pergaulan antar bangsasecara disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif
yang kemudianmenjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara, termasuk Indonesia. Tantangan
non-militer diantaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.

32Tantangan berdimensi Ideologi, saat ini kehidupan masyarakat Indonesiacenderung mengarah


pada kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasanindividual. Globalisasi ternyata
mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia
ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini mempengaruhi pikiran masyarakat
Indonesia untuk tertarik pada ideologitersebut. Akan tetapi, pada umumnya pengaruh yang
diambil justru yang bernilainegatif, misalnya dalam gaya hidup yang diliputi kemewahan,
pergaulan bebas yangcenderung mengaruh pada dilakukannya perilaku seks bebas dan
sebagainya. Inimerupakan tantangan bagi bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia
harusmampu berpikir dan berkomitmen untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai pancasila.

Selanjutnya yaitu tantangan di bidang politik, tantangan ini dapat bersumber dariluar negeri
maupun dalam negeri. Dari luar negeri dapat berupa ancaman di
bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadapIndonesia.
Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi
politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untukmenekan negara lain.

Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintaha
n yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkankekuasaan pemerintah.
Selain itu, ancaman separatisme merupakan bentuk lain dariancaman politik yang timbul di
dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik,separatisme dapat menempuh pola perjuangan
politik tanpa senjata dan
perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati
masyarakat internasional.

Tantangan dalam dimensi Ekonomi. Globalisasi perekonomian merupakan


suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana negara-negara di seluruh duniamenjadi
satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batasteritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan
seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasiekonomi
terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antaraekonomi nasional
dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke

33 pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-
produk global ke dalam pasar domestik.

Pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat menjadi ancaman kedaulatanIndonesia


khususnya dalam bidang ekonomi diantaranya:
1) Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan
adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara. Hal inimengakibatka
n semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional,karena kalah bersaing
dengan barang-barang dari luar negeri.

2) Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiringdengan
semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia,
yang pada akhirnya mereka dapat mendikte atau menekan pemerintah atau bangsa kita.Dengan
demikian bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.

3) Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya


persaingan bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yangkel
ah dan yang menang. Pihak yang menang akan dengan leluasa memonopoli pasar,sedangkan
yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas.

4) Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasisemakin


sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karyasemakin ditinggalkan,
sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susahdikendalikan.

5) Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal


yangdinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka
pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhanyang
seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasionaldan kesempatan
kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan
masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya,apabila
globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan
ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil danmasa
lah sosial ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

Tantangan dalam dimensi sosial budaya, tantangan ini dapat berupa ancamanyang berdimensi
sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam, dan ancamandari luar. Ancaman dari
dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu
tersebut menjadi titik pangkal timbulnya

34 permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat


perbuatanmanusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
nasionalisme,dan patriotisme. Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh
negatifglobalisasi, diantaranya adalah:

1) Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luarnegeri.

2) Munculnya sifat hedonisme,yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilaihidup


tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapaikepuasan dan
kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Seperti mabukmabukan, pergaulan bebas, foya-foyadan sebagainya.
3) Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri sertamemandang
orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapatmenimbulkan ketidakpedulian
terhadap orang lain, misalnya sikap selalu menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya.

4) Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya
barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang biasadipakai orang-orang
barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku misalnya
memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dansebagainya.

5) Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dankesetiakawanan


sosial.

6) Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Dan jika kita tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan


sosial budaya ini maka tidak menuntut kemungkinan akan terjadi provokasi yang bisamenimbulk
an perpecahan.

Sekarang dan dimasa depan tantangan integrasi nasional tidak hanya dapat dilihat darisegi
masyarakat Indonesia secara luas melainkan ada juga tantangan integrasi nasionaldalam ruang
lingkup mahasiswa yaitu tantangannya adalah bagaimana agar mahasiswatetap menjadi agen
perubahan yang tetap memegang teguh pada nilai-nilai pancasila sertamampu berpikir kritis dan
tanggap dalam melihat segala permasalahan ataupun hal yangterjadi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara ini. Selain itu juga, mahasiswa sebagaigenerasi muda harus mampu menghadapi
tantangan dari gempuran pihak luar yang akan

35menyerang Indonesia dalam berbagai aspek baik dalam aspek ekonomi,budaya


maupun pendidikan.
O.

Tantangan dalam Membangun Integrasi Nasional


Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapidatang dari
dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang ada berkenaan
dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras,dan geografi.
Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa
celah perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan kekotaanmenyebabka
n kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional.Masalah yang
berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke permukaansetelah berbaur dengan
dimensi horizontal, sehingga hal ini memberikan kesan bahwadalam kasus Indonesia dimensi
horizontal lebih menonjol daripada dimensi vertikalnya.Terkait dengan dimensi horizontal ini,
salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam
mewujudkan integrasi nasional adalahmasalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat
goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah
(kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan.Masih besarnya
ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-
hasil pembangunan dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusan di masalahSAR
A (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatis dan kedaerahan,demonstrasi dan
unjuk rasa. Hal ini bisa berpeluang mengancam integrasi horizontal diIndonesia.Terkait dengan
dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpinuntuk terus-menerus
bersedia berhubungan dengan rakyatnya. Pemimpin mau mendengarkeluhan rakyat, mau turun
ke bawah, dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasadipinggirkan.Tantangan dari
dimensi vertikal dan horizontal dalam integrasi nasional Indonesiatersebut semakin tampak
setelah memasuki era reformasi tahun 1998. Konflik horizontalmaupun vertikal sering terjadi
bersamaan dengan melemahnya otoritas pemerintahan
di pusat. Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari prosesdemokratisasi
telah banyak disalahgunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakatuntuk bertindak
seenaknya sendiri. Tindakan ini kemudian memunculkan adanya gesekan-gesekan antar
kelompok dalam masyarakat dan memicu terjadinya konflik atau kerusuhan

36antar kelompok. Bersamaan dengan itu demonstrasi menentang kebijakan pemerintah


juga banyak terjadi, bahkan seringkali demonstrasi itu diikuti oleh tindakan-tindakan
anarkhis.Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat,kebijakan
pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukunganmasyarakat
terhadap pemerintah yang sah, dan ketaatan warga masyarakat melaksanakankebijakan
pemerintah adalah pertanda adanya integrasi dalam arti vertikal. Sebaliknyakebijakan demi
kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak/kurang sesuai dengankeinginan dan harapan
masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakatterhadap kebijakan pemerintah
menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal.Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang
dapat melayani dan memuaskan seluruhwarga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan
pemerintah hendaknya dapatmelayani keinginan dan harapan sebagian besar warga
masyarakat.Jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang berbeda
dalammasyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghargaiantara kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada satu sama
lain,merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal. Kita juga tidak
dapatmengharapkan terwujudnya integrasi horizontal ini dalam arti yang
sepenuhnya.Pertentangan atau konflik antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan
yangada, tidak pernah tertutup sama sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun
yangdiharapkan bahwa konflik itu dapat dikelola dan dicarikan solusinya dengan baik, danterjadi
dalam kadar yang tidak terlalu mengganggu upaya pembangunan bagikesejahteraan masyarakat
dan pencapaian tujuan nasional.Di era globalisasi, tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan
global di manakeberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan
dankecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua
tarikansekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan
batas- batas negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-
ikatan yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Disitulahnasionalisme dan
keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.Di sisi lain, tantangan
integrasi juga dapat dikaitkan dengan aspek aspek lain dalamintegrasi yakni aspek politik,
ekonomi, dan sosial budaya
37
P.

Esensi Integrasi Nasional


Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebabintegrasi
masyarakat merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi negara untukmembangun kejayaan
nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakatsuatu negara senantiasa
diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyakkerugian yang diderita, baik kerugian
berupa fisik material seperti kerusakan sarana
dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritualseperti
perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan.Di
sisi lain, banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara,yang mestinya dapat
digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraanmasyarakat, harus dikorbankan
untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikiannegara yang senantiasa diwarnai dengan
konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkankemajuan
.
Q.

Urgensi Integrasi Nasional


Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkindiwujudkan, karena
setiap masyarakat di samping membawa potensi integrasi jugamenyimpan potensi konflik atau
pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan
untuk bekerjasama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan pot
ensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalammasyarakat seperti
perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaankepentingan menyimpan
potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidakdikelola dan disikapi dengan cara
dan sikap yang tepat. Namun apa pun kondisinya,integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang
sangat dibutuhkan untuk membangunkejayaan bangsa dan negara, dan oleh karena itu perlu
senantiasa diupayakan. Kegagalandalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan
untuk membangun kejayaannasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan
negara yang bersangkutan.

38
BAB IIIPENUTUP3.1

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional adalah proses persatuan orang-orangdari berbagai
wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik
suku, budaya, dan berbagai latar belang ekonomi. Seperti yang kita ketahui, Indonesiamerupakan
bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satusisi hal ini
membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkankekayaan alam Indonesia
secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpahuntuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini jugaakhirnya menimbulkan masalah yang
baru.Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara Indonesia karena dari integrasinasional
dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia, sehinggatidak adanya konflik
perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. WalaupunIndonesia ini berbeda-beda
suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap Indonesia adalahnegara yang satu yang mempunyai
satu tujuan untuk memakmurkan negara Indonesia.
3.2

Saran

Pembelajaran lebih lanjut diperlukan guna memahami lebih dalam mengenaiIntegrasi Nasional
sebagai sarana pemersatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai