Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“URGENSI INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU
PARAMETER PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA”

Dosen Pengampu :
Agusningrum, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
1. Eka Citra Rahayu 200210102013
2. Donny Harya Juanda 200210102040
3. Muhammad Sahrul R. 200210102060
4. Lisa Nur Afni 200210102110
5. Az Zahra Lintang K. 200210102111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tepat waktu. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu karena bimbingan
dan arahan serta kontribusi pikiran dan usaha dari beberapa pihak. Oleh karena itu
dengan segenap hati kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Agusningrum,
S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Adapun judul makalah yang kami susun yaitu “Integrasi Nasional” untuk
memenuhi tugas salah satu mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Makalah ini
membahas tentang apa saja konsep, pentingnya, sumber secara historis; sosiologi dan
politik, dinamika dan tantangan, esensi dan urgensi, contoh permasalahan dari
integrase nasional. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna entah itu dari segi penulisan maupun yang lainnya kami memohon
maaf sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai ilmu
pengetahuan bagi penyusun dan pembaca.

Jember, 27 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Konsep Urgensi dan Integrasi Nasional ............................................................... 3

B. Alasan Mengapa Diperlukan Integrasi Nasional .................................................. 6

C. Sumber Historis, Sosiologis dan Politik Tentang Integrasi Nasional................... 9

D. Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional Indonesia ..................................... 13

E. Deskripsi Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional ............................................... 17

F. Contoh Permasalahan Integrasi Nasional Dalam Masyarakat Multicultural dan


Solusinya ................................................................................................................. 18

BAB 3. PENUTUP...................................................................................................... 23

A. Kesimpulan......................................................................................................... 23

B. Saran ................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Integrasi Nasional adalah usaha serta proses mempersatukan berbagai


perbedaan yang terdapat pada suatu negara sehingga akan menciptakan sebuah
keserasian dan keselarasan secara nasional. Tentunya integrasi nasional
membutuhkan proses untuk melakukan hal tersebut dan tidak langsung muncul begitu
saja. Selain itu, integrasi nasional merupakan kesadaran identitas bersama diantara
warga negara. Ini memiliki arti bahwa kita memiliki kasta, perbedaan agama dan lain-
lain tetap kita semua adalah satu. Titik dari kesamaan diatas adalah integrasi nasional
dapat berarti penyatuan, pembaruan, keterpaduan.
Adanya integrasi nasional akan membuat sebuah negara menjadi tertib,
stabilitas hingga membuat masyarakat menjadi makmur. Selain itu, mereka akan
saling memberikan sikap peduli satu sama lain. Integrasi nasional harus dijaga agar
mampu mencapai ketahanan nasional bagi sebuah negara. Hak warga dalam menjaga
integrasi nasional yaitu memperoleh perlakuan hukum yang adil, pendidikan hingga
layanan kesehatan.
Penyusunan makalah ini oleh penulis memiliki maksud agar pembaca dapat
mengetahui mengenai konsep urgensi dan integrasi nasional. Selain dari konsep kami
juga akan membahas alasan mengapa diperlukannya integrasi nasional. Lalu, kami
membahas dinamika dan tantangan, esensi dan urgensi hingga contoh permasalahan
integrasi nasional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa konsep urgensi dan integrasi nasional?


2. Apa alasan mengapa diperlukan integrasi nasional?
3. Apa sumber historis, sosiologis dan politik tentang integrasi nasional?
4. Apa saja dinamika dan tantangan integrasi nasional Indonesia?
5. Apa deskripsi esensi dan urgensi integrasi nasional?

1
6. Bagaimana contoh permasalahan integrasi nasional dalam masyarakat
multicultural dan solusinya?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami mengenai konsep urgensi dan integrasi


nasional
2. Mahasiswa mampu memahami mengenai alasan mengapa diperlukan integrasi
nasional
3. Mahasiswa mampu memahami mengenai sumber historis, sosiologis dan
politik tentang integrasi nasional
4. Mahasiswa mampu memahami mengenai dinamika dan tantangan integrasi
nasional Indonesia
5. Mahasiswa mampu memahami mengenai deskripsi esensi dan urgensi
integrasi nasional
6. Mahasiswa mampu memahami mengenai contoh permasalahan integrasi
nasional dalam masyarakat multicultural dan solusinya

2
BAB 2. PEMBAHASAN

A. Konsep Urgensi dan Integrasi Nasional

Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, persatuan adalah ha yang selalu


menjadi polemik diberbagai negara. Hal ini dikarenakan negara harus memikirkan
beberapa upaya untuk menyatukan keberagaman yang berada dinegaranya baik dalam
hal budaya, sosial, ekonomi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, integrasi sangat
diperlukan oleh sebuah negara untuk tercapainya suatu tujuan negara. bagaimana
mungkin suatu negara-bangsa bisa membangun, jika orangorang yang ada di dalam
negara tersebut tidak mau bersatu, tidak memiliki perasaan sebagai satu kesatuan dan
tidak bersedia mengikatkan diri sebagai satu bangsa. Negara yang mampu
menguatkan integrasinya akan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa-
bangsa yang ada di dalamnya. Integrasi nasional merupakan salah satu tolok ukur
persatuan dan kesatuan bangsa.
Secara garis besar , Integrasi nasional dapat diuraikan berdasarkan pengertian
secara etimologi dan terminologi. Secara etimologi integrasi nasional dibedakan atas
dua kata yakni integrasi dan nasional. Negara memiliki makna sebagai bentuk
persekutuan dari kumpulan orang yang berbeda latar belakang yang berada dalam
suatu wilayah dan dibawah satu kekuasaan politik. Integrasi memiliki makna yaitu
pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan secara
terminologi, integrasi nasional diartikan sebagai upaya menyatukan seluruh unsur
suatu negara dengan pemerintah dan wilayahnya.. Sesungguhnya arti secara
terminology adalah istilah dari pengertian, sesuai dengan sudut pandang seseorang,
utamanya para ahli dan pakar. Pendapat beberapa tokoh mengenai pengertian
integrasi nasional sebagai berikut :
a. Safroedin Bahar
Integrasi nasional adalah Upaya menyatukan seluruh unsur suatu negara
dengan pemerintah dan wilayahnya.
b. Riza Noer Arfani

3
Integrasi nasional adalah Pembentukan suatu identitas nasional dan penyatuan
berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah.
c. Nazarudin Sjamsuddin
Integrasi Nasional adalah Proses penyatuan suatu bangsa yang mencangkup
semua aspek kehidupan yaitu sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
d. Howward Wriggins
Integrasi nasional adalah Penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu
masyarakat kesatuan yang lebih utuh atau memadukan beberapa masyarakat
kecil menjadi satu kesatuan (Ismail, dan Hartati.2020:47).
Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan dari berbagai kelompok
budaya dan sosial didalam satu kesatuan wilayah nasiona yang akan membentuk
identitas nasioanal. Lalu , jika ditinjau dari pengertian secara antroplogis, integrasi
nasional memiliki makna yaitu proses penyesuaian berbagai unsur budaya yang
berbeda disuatu wilayah tertentu sehingga terjadi keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Integrasi nasional memiliki berbagai jenis. Hal ini diterapkan sesuai dengan
situasi atau kondisi suatu masyarakat atau Negara tersebut. Cara pelaksanaannya juga
berbeda-beda pula. Menurut Suroyo (2002) dalam realitas nasional integrasi nasional
dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari
aspek politik, lazim disebut integrasi politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi),
yakni saling ketergantungan ekonomi antar daerah yang bekerjasama secara sinergi,
dan aspek sosial budaya (integrasi sosial budaya) yakni hubungan antara suku,
lapisan dan golongan. Sehingga integrasi nasional dapat dibagi atas integrasi politik,
integrasi ekonomi, dan integrasi sosial budaya.
1. Integrasi politik
Dalam integrasi politik terdapat dua dimennsi yaitu vertika dan horizontal.
Dimensi yang bersifat vertical menyangkut hubungan elit dan massa, baik
antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat
guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses

4
politik yang partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang
berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat beragama
dan golongan masyarakat Indonesia.
2. Integrasi ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah
dalam upaya memenuhi kebutuhaln hidup rakyat. Adanya saling
ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan
mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain,
integrasi ekonomi adalah penghalpusan (pencabutan) halmbatanhalmbatan
antar daerah yang memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar keduanya,
misal peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang
mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.
3. Integrasi sosial budaya
Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam
masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahalsa, kebiasaan, sistem nilai, dan
lain sebagainya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi
kelompok-kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, dan ras.
Selain itu , Integrasi nasional dapat dibagi atas beberapa jenis yaitu didasarkan
pada situasi dan kondisi suatu masyarakat dari negara itu sendiri. Adapun jenis
integrasi nasional yaitu integrasi asimilasi, integrasi alkulturasi, integrasi normatif,
integrasi instrumental, integrasi ideologis, integrasi fungsional, dan integrasi koersif.
Berikut uraian dan pengertian dari berbagai jenis integrasi :
1. Integrasi asimilasi adalah penggabungan dua atau lebih dari yang
menghilangkan ciri khals dari kebudayaan tersebut. Dalam konteks ini maka
negara berusahal untuk melebur beberapa budaya agar menjadi satu budaya
yang sifatnya lebih mudah diterima oleh masyarakat. Dengan tujuan untuk
mewujudkan integrasi nasional.

5
2. Integrasi alkulturasi adaah penggabungan dua atau lebih dari kebudayaan
namun tidak menghilangkan ciri khals dari kebudayaan tersebut. Hall ini
menjadikan suatu kegiatan yang inovaif dalam mewujudkan integrasi
nasional.
3. Integrasi normatif adalah integrasi yang terjadi karena adanya norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Sehingga, masyarakat dihalrapkan dapat
menjalankan norma tersebut dan dengan hal ini masyarakat telah dinilai
bersatu dan sepakat untuk menaatinya. Jadi, dengan kata lain adanya norma
dapat membuat persatuan dikalangan masyarakat yang berbeda latar belakang
dan budaya.
4. Integrasi instrumental terjadi sebagai akibat adanya keseragaman antar
individu dalam lingkungan masyarakat. Hal ini bisa terbentuk karena danya
kesamaan atau keseragaman antar individu atau kelompok dalam suatu
wilayah.
5. Integrasi ideologis terjadi saat adanya ikatan spiritual, pandangan hidup yang
kuat pada suatu kelompok masyarakat. Hal ini dilakukan tanpa adanya
paksaan oleh pihalk manapun melainkan telah tertanam dalam diri sendiri.
6. Integrasi fungsiona terjadi ketika adanya berbagai fungsi yang membuat
mereka untuk bersatu. Biasanya hal ini terjadi saat suatu kelompok
masyarakat memiliki suatu kesamaan fungsi antara satu dan lainnya. Maka,
mereka cenderung untuk bersatu dan menjalankan suatu fungsi tersebut
dengan baik dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
7. Integrasi koersif terjadi ketika adaya pengaruh dari penguas dan bersifat
memaksa. Jadi , tidak secara suka rela dalam melakukan sesuatu hall.
Integrasi macam ini pastinya tidak bertahan lama karena kurang kuatnya
pendirian.

B. Alasan Mengapa Diperlukan Integrasi Nasional

6
Dalam Istilahnya, Integrasi Nasional berdasarkan acuan menjadi satu atau bisa
disebut dengan mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia. Kita
tahu bahwa Negara kita yaitu Indonesia berasal dari berbagai macam ras maupun
budaya sehingga di perlukan rasa menjunjung tinggi nilai Integrasi Nasional. Alasan
ini sudah cukup mewakilkan bahwa Indonesia dan Integrasi harus saling
berkesinambungan sehingga masalah seperti adu domba dan aksi Rasis ataupun
SARA dapat terhindarkan. Sikap menghargai hak dan kewajiban mereka inilah yang
perlu kita sadari.
Dengan adanya tatanan serta metode yang ada ini maka Indonesia akan
menjadi kuat selama mereka menjunjung hal ini. Dari banyaknya perbedaan ini ada
beberapa faktor yang menjadi Alasan Mengapa Integrasi Nasional diperlukan yaitu :
1. Sikap untuk tidak saling memandang rendah etnis lain
2. Keinginan untuk bersatu (berdasarkan Sumpah Pemuda)
3. Rasa cinta Tanah Air dan Rela berkorban demi Bangsa dan Negara
4. Adanya simbol Negara
Selain itu juga terdapat berbagai jenis Integrasi Nasional. Berdasarkan
beberapa sumber yang kami peroleh maka Integrasi Nasional dijabarkan menjadi :
1. Integrasi Asimilasi
Yaitu Integrasi yang menggabungkan 2 budaya dengan
menghilangkan ciri khasnya sehingga dapat diterima di setiap elemen
masyarakat.
2. Integrasi Akulturasi
Integrasi ini berkebalikan dengan Integrasi Asimilasi yaitu
menggabungkan 2 budaya tanpa menghilangkan ciri khasnya.
3. Integrasi Normatif
Sesuai dengan namanya yaitu Normatif yang mengacu kepada norma
yang berlaku.
4. Integrasi Instumental

7
Terjadi akibat dari keseragaman antar individu dalam lingkungan
masyarakat atau bisa disebut mengadaptasikan dirinya dengan budaya
lain.
5. Integrasi Ideologi
Integrasi ini berdasarkan ikatan spiritual atau ideologis tanpa adanya
paksaan.
6. Integrasi Fungsional
Fungsional, makna ini berarti mereka ingin bisa. Dengan rasa ini maka
rasa ingin mencapai tujuan mereka yang sama akan menjadi Integrasi.
7. Integrasi Koersif
Integrasi ini yang paling tidak disarankan dikarenakan Integrasi ini
menggunakan metode paksaan (diktator) sehingga mudah terpecah
bela
Walau begitu masih ada beberapa hal yang membuat makna Integrasi sendiri
menjadi kurang. Maka, Indonesia sendiri menggunakan slogan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai landasan dasar atas berdirinya Indonesia dan memegang teguh sistem
berdasarkan Pancasila. Pancasila di sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”
memberikan contoh sekaligus memperlihatkan bahwa Indonesia sendiri merupakan
Kesatuan, bukan dari satu hal yang sama namun perbedaan yang saling menyatukan
dan melebur didalamnya.
Beberapa hal yang menjadikan Integrasi Nasional memiliki beragam
keuntungan yang dapat dipetik, sebagaimana contohnya ialah dalam sektor ekonomi
yang memberikan keuntungan yaitu setiap orang dapat membeli atau menjual barang
tersebut sehingga stabilitas pasar di Indonesia dapat tercapai. Kemudian ialah dalam
sektor Sosial dimana kita dapat saling bersosialisasi tanpa memandang asal usul
mereka, dari hal ini maka rasa nyaman dan damai dapat terwujud. Terakhir ialah pada
sektor politik yang menjadi acuan dasar dari Integrasi Nasional sebab dengan ini
maka setiap Warga Negara Indonesia berhak atas dirinya untuk ikut serta dalam
membangun Negeri.

8
Sepintas ini terlihat sama, sebab dalam sejarah Indonesia sendiri mereka
merasakan bagaimana kelamnya atau kondisi Indonesia saat itu. Rasa ini membuat
mereka akan sadar bahwa jika memperlakukan hal yang sama dengan penjajah kita
dahulu maka kita akan tersisihkan. Rasa senasib dan seperjuangan inilah yang
menjadikan sikap warga Indonesia kental akan nilai persahabatan.
Dari hal tersebut maka sudah jelas bahwa terdapat faktor yang membuat
Integritas Nasional menjadi terhambat ataupun tidak terlaksanakan, seperti :
1. Kurangnya rasa Toleransi
2. Kurangnya kesadaran akan ancaman luar
3. Ketidakpuasan terhadap Pembangunan Nasional
Terlihat bahwa masih ada celah yang membuat Integritas Nasional menjadi
sulit untuk di Implementasikan dalam kehidupan berbangsa. Pemerintah dan
masyarakat sekitar perlu untuk mewaspadai dan mencegah hal ini. Tentu dari
berbagai macam masalah ini ada beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
dalam rangka untuk memperkuat Integrasi Nasional. Salah satunya ialah memberikan
edukasi dan mewajibkan masyarakat Indonesia di sektor pendidikan untuk
menyertakan mata pelajaran Pendidikan Kewarnegaraan. Selain itu juga pemerintah
membangun atau membentuk POLISI dan TNI sebagai rangka dalam menjaga NKRI
dalam ancaman baik dari luar maupun dalam sekaligus dalam rangka mengegakkan
hak dan kewajiban mereka tepat di jalurnya sehingga penyalahgunaan dapat
diminimalisir.
C. Sumber Historis, Sosiologis dan Politik Tentang Integrasi Nasional

1. Secara Historis
Pendidikan kewarganegaraan telah dimulai jauh sebelum Indonesia
diproklamasikan sebagai Negara yang merdeka. Bangsa Indonesia telah
mengalami berbagai macam tantangan dalam perjalanannya untuk menjadi
sebuah negara yang diakui seluruh dunia. Kolonialisme merupakan hal yang
menyebabkan penduduk wilayah nusantara menjadi bodoh, hina, dan miskin.

9
Selain itu, penjajahan juga telah menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi
bangsa Indonesia dalam hal demokrasi, ilmu, teknologi dan juga dalam hal
perekonomian. Identitas nasional Negara Indonesia ditandai dengan
munculnya kesadaran pada diri rakyat Indonesia sebagai bangsa yang dijajah
oleh bangsa asing, dimana pada tahun 1908 terjadi gerakan dari rakyat
indonesia yang kita kenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Budi Utomo).
Keberhasilan dari Gerakan inilah yang memunculkan sikap pemuda Indonesia
yang gagah berani dan dengan tegas mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928. Sumpah Pemuda mencerminkan wawasan geografi (tanah air),
wawasan kebangsaan (bangsa), wawasan budaya (bahasa) yang hakikatnya
adalah awal tumbuhnya wawasan kebangsaan Indonesia.
Pada tahun 1930-an, organisasi kebangsaan baik yang berjuang secara
terang-terangan maupun dengan cara diam-diam, baik di dalam negeri
ataupun yang berada di luar negeri terus tumbuh dan berkembang. Organisasi
- organisasi tersebut bergerak dengan tujuan membangun rasa kebangsaan dan
mencita-citakan bangsa Indonesia dapat merdeka dengan kekuatan sendiri.
Keberanian pemuda Indonesia yang berjuang tak kenal lelah dan penuh
dengan semangat membara ini yang pada akhirnya membawa bangsa
Indonesia pada kemerdekaan, sebagai penentu eksitensi bangsa Indonesia
yang mengikrarkan dan memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, bangsa
Indonesia masih harus terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
yang telah diraihnya karena penjajah belum mengakui kemerdekaan dan
belum mau melepaskan Indonesia sebagai wilayah jajahannya. Oleh sebab itu,
dari periode pasca kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 hingga saat ini,
bangsa Indonesia sudah mempertahankan kemerdekaan melalui berbagai cara,
baik perjuangan fisik maupun diplomatis. Meskipun perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan telah tercapai namun, tantangan yang berikutnya ialah
menjaga dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga keutuhan bangsa

10
yang hakiki belumlah selesai bahkan masih Panjang. Oleh karena itu,
diperlukan adanya proses pendidikan dan pembelajaran bagi warga negara
agar dapat memelihara semangat perjuangan kemerdekaan, rasa kebangsaan,
dan cinta tanah air.
2. Secara Sosiologis
Bangsa Indonesia mempunyai budaya yang sangat beragam dan
multikultur berdasarkan etnis dan juga bahasa. Masyarakat Indonesia
mengakui serta menghargai beragam budaya yang ada tidak peduli seberapa
pun kecilnya. Perbedaan ini yang harus kita pandang sebagai sebuah potensi
kekuatan bangsa. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keragaman ini
diikat oleh norma dan aturan untuk tetap menjaga harmoni kehidupan yang
mewujudkan kesadaran moral dan hukum di Indonesia. Arus informasi yang
berdampak pada goyahnya jati diri bangsa atau yang saat ini kita kenal dengan
nama “HOAX”, diperlukan sebuah kesadaran untuk menyaring informs yang
diperoleh serta mencari sumber informasi yang terpercaya agar tidak ada
kesalahan dalam menangkap sebuah persoalan yang membuat goyahnya jati
diri bangsa serta diperlukan komitmen kebangsaan yang mewujudkan cinta
tanah air, kesadaran bela negara, persatuan nasional dalam suasana saling
menghargai keberagaman. Persatuan dan keberagaman budaya, adat istiadat,
tradisi harus dibina dan ditingkatkan secara demokratis, terpola dan terus
menerus.
3. Secara Politis
Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah
dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957. Menurut Somantri
(1972) menjabarkan bahwa pada masa orde lama mulai dikenal istilah
kewarganegaraan (1957), civics (1962), dan pendidikan kewarganegaraan
negara (1968). Pada masa awal orde lama sekitar tahun 1957, isi dari mata
pelajaran PKn membahas mengenai cara pemerolehan dan kehilangan
kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas

11
tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato pidato politik
kenegaraan.
Pada awal masa pemerintahan orde baru, kurikulum sekolah yang
berlaku dinamakan kurikulum 1968. Didalam kurikulum tersebut tercantum
mata pelajaran kewarganegaraan negara dimana materi maupun metode yang
bersifat indoktrinatif dihilangkan dan diubah menjadi materi serta metode
pembelajaran baru yang dikelompokan menjadi Kelompok Pembinaan Jiwa
Pancasila. Materi pendidikan kewarganegaraan negara pada kurikulum 1968
mencangkup dari sejarah indonesia, ilmu bumi, serta pengetahuan kewargaan
negara yang diberikan selama masa pendidikan enam tahun. Sedangkan pada
kurikulum Sekolah Menengah 1968 untuk jenjang SMA pendidikan
kewarganegaraan negara mencangkup Pancasila dan UUD 1945, ketetapan-
ketetapan MPRS 1966 serta pengetahuan umum tentang PBB. Dalam
kurikulum 1968, mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran wajib untuk
SMA. Selanjutnya, kurikulum berubah menjadi Kurikulum Sekolah Tahun
1975. Nama mata pelajaran pun berubah menjadi pendidikan Moral Pancasila
dengan kajian materi secara khusus menyangkut Pancasila dan UUD 1945
yang dipisahkan dari mata pelajaran sejarah, ilmu bumi, dan ekonomi. Hal-hal
yang menyangkut Pancasila dan UUD 1945 berdiri sendiri dengan nama
Pendidikan Moral Pancasila (PMP), sedangkan gabungan mata pelajaran
sejarah, ilmu bumi, dan ekonomi menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Pada masa pemerintahan orde baru, mata pelajaran PMP
bertujuan untuk membentuk manusia pancasila.
Sesuai dengan perkembangan iptek dan tuntutan serta kebutuhan
masyarakat, kurikulum sekolah mengalami perubahan menjadi kurikulum
1994. Nama mata pelajaran PMP pun berubah menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) yang terutama didasarkan pada ketentuan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pada ayat 2 undang-undang tersebut dikemukakan

12
bahwa isi kurikulum setiap jenis, alur, dan jenjang pendidikan wajib Pasca
orde baru hingga saat ini, nama mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
kembali mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat diidentifikasi dari
dokumen mata pelajaran PKn (2006) menjadi mata pelajaran Pkn (2013). Jadi
secara politis, PKn di Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan
dengan perubahan system ketatanegaraan dan pemerintahan, terutama
perubahan konstitusi.

D. Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional Indonesia

Sejak kita bernegara tahun 1945, upaya membangun integrasi secara


terus-menerus dilakukan. Terdapat banyak perkembangan dan dinamika dari
integrasi yang terjadi di Indonesia. Dinamika integrasi sejalan dengan
tantangan zaman waktu itu.
Dinamika itu bisa kita contohkan peristiswa integrasi berdasar 5 (lima) jenis
integrasi sebagai berikut:
1. Integrasi Bangsa

Tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of


Understanding) di Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia
berhasil secara damai mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk
kembali bergabung dan setia memegang teguh kedaulatan bersama Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Proses ini telah berhasil
menyelesaikan kasus disintegrasi yang terjadi di Aceh sejak tahun 1975
sampai 2005.
2. Integrasi Wilayah

Melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah


Indonesia mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut
teritorial seluas 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik

13
ujung yang terluar pada pulau-pulau Negara Indonesia. Dengan deklarasi
ini maka terjadi integrasi wilayah teritorial Indonesia. Wilayah Indonesia
merupakan satu kesatuan wilayah dan laut tidak lagi merupakan pemisah
pulau, tetapi menjadi penghubung pulau-pulau di Indonesia.
3. Integrasi Nilai

Nilai apa yang bagi bangsa Indonesia merupakan nilai integratif?


Jawabnya adalah Pancasila. Pengalaman mengembangkan Pancasila
sebagai nilai integratif terus-menerus dilakukan, misalnya, melalui
kegiatan pendidikan Pancasila baik dengan mata kuliah di perguruan
tinggi dan mata pelajaran di sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulai
diberikannya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di
sekolah. Saat ini, melalui kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran PPKn.
Melalui pelajaran ini, Pancasila sebagai nilai bersama dan sebagai dasar
filsafat negara disampaikan kepada generasi muda.
4. Integrasi Elit-Massa

Dinamika integrasi elit–massa ditandai dengan seringnya pemimpin


mendekati rakyatnya melalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan ke
daerah, temu kader PKK, dan kotak pos presiden. Kegiatan yang sifatnya
mendekatkan elit dan massa akan menguatkan dimensi vertikal integrasi
nasional.
5. Integrasi Tingkah Laku (Perilaku Integratif)

Mewujudkan perilaku integratif dilakukan dengan pembentukan


lembaga- lembaga politik dan pemerintahan termasuk birokrasi. Dengan
lembaga dan birokrasi yang terbentuk maka orang-orang dapat bekerja
secara terintegratif dalam suatu aturan dan pola kerja yang teratur,
sistematis, dan bertujuan. Pembentukan lembaga-lembaga politik dan
birokrasi di Indonesia diawali dengan hasil sidang I PPKI tanggal 18

14
Agustus 1945 yakni memilih Presiden dan Wakil Presiden. Sidang PPKI
ke-2 tanggal 19 Agustus 1945 memutuskan pembentukan dua belas
kementerian dan delapan provinsi di Indonesia.

Tantangan Integrasi Nasional


Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan
yang dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi
horizontal, tantangan yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras dan
geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah
berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang
pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang
cenderung berpandangan tradisional. Masalah yang berkenaan dengan
dimensi vertical lebih sering muncul ke permukaan setelah berbaur dengan
dimensi horizontal, sehingga hal ini memberikan kesan bahwa dalam kasus
Indonesia dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi vertikalnya.
Terkait dengan dimensi horisontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh
negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan intregasi
nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat
goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah
hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bangsa, daerah, agama dan
kebiasaan. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan
dan hasil pembangunan dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan
keputusan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan),
gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Hal ini bisa
berpeluang mengancam intregasi horizontal di Indonesia. Terkait dengan
dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpin untuk
terus menerus bersedia berhubungan dengan rakyatnya. Pemimpin mau
mendengar keluhan rakyat, mau turun kebawah, dan dekat dengan kelompok-
kelompok yang merasa di pinggirkan.

15
Tantangan dari dimensi vertikal dan horisontal dalam intregasi
nasional Indonesia tersebut semakin tampak setelah memasuki erat reformasi
tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertikal sering terjadi bersamaan
dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan yang
digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi telah
banyak disalah gunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk
bertindak seenaknya sendiri. Tindakan ini kemudian memunculkan adanya
gerakan-gerakan antar kelompok. Bersamaan dengan itu demontrasi
menentang kebijakan pemerintah juga banyak terjadi, bahkan seringkali
demontrasi itu diikuti oleh tindakantindakan anarkis. Keinginan yang kuat
dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, kebijakan
pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan
masyarakat terhadap pemerintah yang sah dan ketaatan warga masyarakat
melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya intregasi dalam
arti vertikal. Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh
pemerintah yang tidak / kurang sesuai dengan keinginan dan harapan
masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya intregasi vertikal.
Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan
memuaskan seluruh warga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan
pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan sebagian besar
warga masyarakat. Jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-
kelompok yang berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup
berdampingan secara damai dan saling menghargai antara kelompok-
kelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada satu sama lain, merupakan
pertanda adanya integrasi dalam arti horisontal.

16
Di era globalisasi, tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan global
di mana keberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk
mewadahi tuntutan dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan
negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa
globalisasi yang cenderung mangabaikan batas-batas negara-bangsa, dan
tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang
sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau ke daerahan.
Di situlah nasionalisme dan keberadaan negara nasional mengalami
tantangan yang semakin berat. Di sisi lain, tantangan integrasi juga dapat
dikaitkan dengan aspek aspek lain dalam integrasi yakni aspek politik,
ekonomi, dan sosial budaya.

E. Deskripsi Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional

Esensi integrasi nasional adalah suatu cara untuk mempersatukan


keberagaman bangsa dalam sebuah kesatuan yang utuh dan bulat menjadi
perwujudan dengan berlandaskan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Urgensi integrasi
nasional merupakan sautu bentuk kesadaran bangsa untuk bersatu secara mutlak
agar membentuk sebuah negara bersatu dan utuh. Suatu negara yang memiliki
masyarakat yang berintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara.
Karena masyarakat yang berintegrasi adalah kondisi yang sangat diperlukan suatu
negara untuk membangun suatu kejayaan demi terwujudnya tujuan yang
diharapkan.
Masyarakat suatu negara sewaktu-waktu dihiasi oleh banyak pertentangan
atau konflik, dari sanalah maka akan banyak mengalami kerugian, kerugian tersebut
dapat berupa fisik material dengan contoh kerusakan sarana dan prasarana dimana
masyarakat tentunya membutuhkan hal tersebut, maupun kerugian mental spiritual
dengan contoh perasaan kekhawatiran, was-was, ketakutan, bahkan juga tekanan
mental yang berlarut-larut. Di sisi lain, banyak pula potensi sumber daya yang

17
dimiliki oleh negara yang mana semestinya bisa digunakan untuk melaksanakan
pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat akhirnya harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai
dengan konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin
diwujudkan, karena setiap masyarakat di samping membawa potensi integrasi juga
menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan
untuk bekerjasama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat,
merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang
ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya,
dan perbedaan kepentingan menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-
perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun
apa pun kondisinya, integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat
dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara sehingga perlu
senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti
kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat mengancam
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.

F. Contoh Permasalahan Integrasi Nasional Dalam Masyarakat Multicultural


dan Solusinya

Permasalahan Integrasi Nasional dalam Masyarakat Multikultural dan


Solusinya. Dilihat dari namanya sendiri maka Anda paham bahwa hambatan dari
Integrasi sangatlah banyak apalagi Indonesia yang multikultur atau memiliki beragam
budaya sendiri menyebabkan masalah yang cukup serius. Dikarenakan hal ini maka
timbul permasalahan baru seperti yang baru-baru ini terjadi di luar Jawa. Fakta ini
tidak mengejutkan sebab dari alasan Integrasi Nasional tadi terdapat masalah yaitu
rasa iri dan ketidakmerataan pembangunan nasional.
Seperti yang diketahui bahwa pemerintah terlalu fokus kepada pembangunan
di pulau Jawa sehingga ada daerah lain yang beranggapan bahwa kita bukan bagian

18
dari Indonesia sebab pemerintah hanya berfokus di pulau itu saja. Dari cerita ini
beberapa faktor yang menimbulkan kegoyahan Integrasi Nasional ialah :
1. Faktor Geografis
Seperti contohnya ialah perbatasan Negara. Di tempat itu rawan sekali
orang dengan kurangnya Integrasi Nasional sebab perlu kita garis
bawahi pemerataan terutama sektor material dan non material masih
kurang baik karena faktor wilayah terpencil sehingga medan cukup
susah maupun faktor distribusi seperti transportasi yang membuat
harga melonjak mahal.
2. Faktor Demografi
Perlakuan pemerintah Indonesia yang membuat nilai Integrasi menjadi
menurun salah satunya yang paling besar ialah pada sektor pendidikan.
Seperti yang kita tahu bahwa semakin jauh dari Ibukota maka sektor
pendidikan semakin rendah pasalnya mereka berfokus pada
pembangunan di sekitar Ibukota terlebih dahulu sehingga sekitar
Ibukota dan yang paling jauh akan merasakan dampaknya. Salah satu
yang paling merasakan ialah pada Pulau Papua dimana masih cukup
rendah Sumber Daya Manusia di daerah tersebut akibat dari sektor
pendidikan kurang layak.
3. Faktor Kekayaan Alam
Faktor ini tentu menjadi faktor yang paling dilirik oleh Indonesia
sebab kekayaan alam di Indonesia yang sangat banyak. Faktor ini
termasuk dikarenakan sistem ketidakmerataan seperti pengelolaan,
pembagian hasil, dan pembinaan apabila terjadi kecelakaan.
Permasalah ini menyebabkan disintegrasi semakin naik sebab kita tahu
bahwa daerah yang berada di lingkup penuh dengan kekayaan alam
akan mendapatkan keuntungan lebih sehingga daerah tetangga akan
merasa iri akan hal tersebut, ini menyebabkan perpecahan. Seperti
contohnya Tambang yang menguntungkan masyarakat sekitar.

19
4. Faktor Ideologi
Faktor ini menjadi perbincangan utama saat ini di Indonesia. Perlu
diketahui bahwa Indonesia menjunjung tinggi Nilai Spiritual
berdasarkan Pancasila Pertama. Dari hal ini sikap penganut agama
sebagian tidak bijaksana dan intoleran. Diperlukannya pemahaman
akan rasa kebersamaan inilah yang harus menjadi dan ditanamkan
dalam pola pikir kita. Seperti contohnya permasalahan pemasaran
produk yang harus memiliki sertifikat Halal sementara kita tahu bahwa
terdapat agama yang berbeda.
5. Faktor Politik
Faktor politik tentu cukup sering dan terdengar di setiap daerah sebab
faktor ini menjadi acuan apakah hasil yang di perdebatkan menjadi
baik atau buruk. Dari hal ini maka nilai Disintegrasi sangatlah rawan
sebab kita tahu bahwa dalam dunia politik ada yang namanya oposisi
dan ada yang namanya juga koalisi serta terkadang ada yang namanya
reposisi. Terlihat bahwa terjadi perpecahan dalam bidang ini sehingga
Integrasi Nasional cukup rendah. Walau begitu sikap perbedaan
memang selalu ada namun sebagian ada yang melakukan tindakan
yang merugikan sehingga ini perlu di cegah. Masalah yang paling
sering kita dengar ialah Nepotisme yang marak terjadi di Indonesia.
6. Faktor Ekonomi
Faktor ini berpengaruh kepada kondisi Indonesia kedepannya sebab
faktor ini di tinjau dari bagaimana serta kinerja yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mengatasi masalah keuangan negara. Seperti yang
diketahui bahwa permasalahan ini semakin hari semakin menjadi.
Salah satu sebab utamanya ialah Inflasi yang setiap tahun terus menaik
sehingga diperlukan kerja yang cukup keras lagi demi memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka. Fakta ini tidak mengagetkan
dikarenakan daya konsumsi kita lebih besar daripada produksi kita,

20
keterbatasan inilah yang menyebabkan Indonesia harus impor
sehingga nilai dari mata uang kita akan menurun. Selain itu juga ini
menciptakan permasalahan baru yaitu kesenjangan sosial masyarakat
dimana yang miskin akan semakin miskin dan yang kaya akan bisa
semakin kaya. Dengan adanya kesenjangan ini maka potensi kejahatan
akan semakin naik demi memenuhinya serta terkadang kejahatan bisa
terjadi di lingkup pemerintah salah satunya ialah yang terjadi beberapa
waktu ini yaitu kasus korupsi Bansos oleh menteri sosial Juliari
Batubara.
Dari faktor tersebut maka tak heran bahwa Integrasi Indonesia akan turun
seiring dengan banyaknya masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, maka sikap
yang perlu dipegang teguh dalam mengatasi ini yang pertama ialah memiliki empati
sebelum masalah ini menyebar. Sikap empati ini sudah ada dalam Pancasila di setiap
silanya. Tentu, pancasila harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga Indonesia
akan maju baik dari Integrasi Nasional maupun beberapa sektor lainnya. Dalam
memperkukuh Integrasi Nasional diperlukan kerjasama pemerintah dengan Warga
Negara Indonesia.
Permasalahan-permasalahan diatas harus di cegah agar tidak terulang lagi di
masa mendatang. Maka dari itu diperlukan solusi dalam permasalah tersebut sehingga
apabila terjadi kembali maka kita dapat mencegahnya. Untuk itu solusi yang akan
diberikan ialah :
1. Menanamkan nilai pancasila
2. Meningkatkan ketahanan warga negara dalam menghadapi masalah
perpecah belahan
3. Memberikan wawasan tentang ideologi pancasila
4. Mencegah dan menumpas masalah yang menyangkut disintegrasi
nasional
Selain itu juga, kita dapat memberikan solusi lainnya namun jika bisa kita
memberikan solusi yang dapat mengatasi beberapa masalah sekaligus sehingga

21
terdapat nilai efisiensi. Salah satunya ialah pada sektor geografis dan ekonomi dapat
diatasi dengan cara membuka lapangan pekerjaan di setiap wilayah sehingga
kebutuhan akan barang tersebut tidak memerlukan impor yang berlebih. Hal ini
menciptakan harga stabil dan tidak terjadinya inflasi. Kemudian ada sektor geografi
dan Demografi yaitu membuka sekolah online seperti saat ini sehingga setiap wilayah
dapat menjangkau dalam mencari pendidikan yang layak serta memberikan fasilitas
sarana dan prasarana secara merata sehingga SDM dalam pendidikan di wilayah
tersebut dapat menaik. Ketiga ialah sektor Ideologi dan Politik dimana permasalahan
ini selalu ada. Dengan memberikan pengetahuan akan toleransi dan menghargai hak
mereka maka kita dapat memisahkan masalah perbedaan agama.

22
BAB 3. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Integrasi nasional merupakan usaha atau proses menyatukan perbedaan yang


ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasiaan dan keselarasan secara
nasional.
2. Jenis-jenis integrasi yaitu: integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi elit-
massa, integrasi nilai, dan integrasi tingah laku.
3. Faktor yang mempengaruhi integrasi nasional yaitu: adanya ancaman dari
luar, gaya politik kepimimpinan, kekuatan lembaga-lembaga politik, ideology
nasional dan kesempatan pembangunan ekonomi.
4. Kondisi integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan
untuk membangun kejayaan bangsa dan negara dan oleh karena itu perlu
senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat
berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat
mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.
5. Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang
dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi
horizontal, tantangan yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras dan
geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah
berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang
pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang
cenderung berpandangan tradisional.

B. Saran

Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta


berbagai faktor yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi
Bangsa Indonesia. Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa

23
Indonesia., diharapkan kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu
melaksanakan proses pemersatuan perbedaan perbedaan yang ada pada negara kita
sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya konflik dalam negara ini

24
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Rifan, 2020, “Apa Itu Integrasi Nasional? Inilah Aspek, Jenis Dan
Pendekatannya.” Suara.Com. diakses pada 1 September 2021,
https://www.suara.com/news/2020/12/04/202653/apa-itu-integrasi-nasional-
inilah-aspek-jenis-dan-pendekatannya?page=all
Agus, A. A., “Integrasi Nasional Sebagai Slah Satu Parameter Persatuan dan

Kesatuan Bangsa Negara Republik Indonesia”, Jurnal Sosialisasi Pendidikan

Sosiologi.

Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata


Kuliah Pengembangan Kepribadian.

Dr. Drs. Ismail, M.Si dan Dra. Sri Hartati, M. Si. 2020. Pendidikan
Kewarganegaraan (Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Di
Indonesia). CV. Penerbit Qiara Media - Pasuruan, Jawa Timur. Hal 8-14.
Kompas.com, 2020, Diambil kembali dari Integrasi Nasional: Pengertian, Faktor
PembentukdanPenghambat:https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/25/15331
7369/integrasi-nasionalpengertian-faktor-pembentuk-danpenghambat?page=all,
diakses pada 31 Agustus 2021

Tim Detik.com, 2020, “Mengenal Integrasi Nasional, Dari Jenis Hingga Faktor
Penghambat.” Diakses pada 1 September 2021, https://news.detik.com/berita/d-
5255552/mengenal-integrasi-nasional-dari-jenis-hingga-faktor-penghambat.

25

Anda mungkin juga menyukai