Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEDUDUKAN ILMU DALAM ISLAM

Mata kuliah : Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu : Juriono,M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Nadia Azahara Nasution (2101010025)


2. Rian Gunawan (2101010213)
3. Ismail (2101010010)

UNIVERSITAS ALWASHLIAH MEDAN

FAKULTAS AGAMA ISLAM

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan anugerah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “KEDUDUKAN ILMU DALAM
ISLAM ” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad SAW. yang telah menunjukkan kepada kita semua
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta..Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan
saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi

Medan, 28 Maret 2023

Kelompok 4

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ I

DAFTAR ISI .............................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2

A. Keutamaan Ilmu Dalam Islam ............................................................. 2


B. Ayat- Ayat Tentang Keutamaan Ilmu Pengetahuan ............................. 4
C. Hadits –Hadits Tentang Keutamaan Ilmu Pengetahuan ....................... 6
D. Penafsiran Dan Pemahaman Tentang Ayat Dan Hadits Seputar Ilmu
Pengetahuan ........................................................................................ 7

BAB III PENUTUP .................................................................................... 9

A. Kesimpulan ......................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam telah lahir sejak 1400 tahun silam. Sepanjang sejarah itu, selain
menyiarkan ajaran agama, para pemimpin Islam juga turut menyebarkan budaya,
ilmu pengetahuan, dan teknologi pada setiap wilayah masyarakat yang di
datanginya. Sejak zaman Nabi Muhammad, Islam telah menyebar luas hingga ke
luar wilayah jazirah Arab.

Dan pada masa-masa puncak kejayaan kekuasaan para khalifah agung, Islam
merambah masuk (sebagian menjadi penguasa) di Afrika, Asia Pasifik, dan Eropa
bahkan juga ke Amerika. Islam yang begitu cepat menyebar hampir ke seluruh
dunia membawa pandangan baru dan nilai-nilai baru dalam kehidupan masyarakat.

Islam datang dengan membawa pesan-pesan untuk sebuah kemajuan


peradaban yang bernilai dan bertuju pada kebahagiaan yang haq bagi seluruh
ummat manusia. Peradaban yang dibangun di atas pondasi ilmu yang kuat.
Kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam, adalah pegetahuan sebagai
kebudayaan. Islam yang sangat memperhatikan bahkan menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keutamaan Ilmu Dalam Islam?
2. Bagaimana Perintah Mencari Ilmu Dalam Islam?
3. Bagaimana Kedudukan Orang Berilmu Dalam Islam?

C.Tujuan
1. Untuk Memahami Keutamaan Ilmu Dalam Islam
2. Untuk Mengetahui Perintah Mencari Ilmu Dalam Islam
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Kedudukan Orang Berilmu Dalam Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keutamaan Ilmu Dalam Islam

Islam sejatinya menuntut pengembangan ilmu dan teknologi yang harus


menyentuh kepentingan mengangkat harkat dan martabat kehambaan kepada Allah
dan membenarkan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Mutlak adanya,
bahwa peralihan ilmu dan teknologi dalam persepsi Islam, harus selalu
bergandengan dengan aspek ketauhidan. Hal ini didukung oleh sebuah hadis
Rasulullah SAW. yang berujar, “Barang siapa ditanya tentang ilmu dan ia
menyembunyikannya, maka ia akan dirantai oleh api neraka”. Kemudian
dikukuhkan pula oleh sebuah diktum Nabi yang memandang betapa pentingnya
ilmu dan teknologi. Barang siapa yang menghendaki dunia, maka wajib dengan
ilmu. Atau yang menghendaki akhirat juga wajib dengan ilmu. Bagi yang
menghendaki keduanya, harus pula dengan ilmu 1.
Konsep ilmu dalam islam bukanlah suatu gagasan yang terbatas dan elitis.
Ilmu merupakan pengetahuan distributive. Ilmu bukan monopoli Individu,
kelompok, atau jenis kelamin. Ilmu juga tak terbatas hanya pada suatu disiplin
tertentu tetapi mencakup dimensi pengetahuan dan seluruh spectrum fenomena-
fenomena alamiah. Sungguh islam menempatkan ilmu dengan adil.
Kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat sentral. Keutamaan ilmu
tersirat dalam wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW. berupa kunci ilmu,
yakni ‫“ اقرأ‬membaca”. Tersurat dalam peringatan di dalam Al-Qur’an surah Ar-
Rum ayat 29, yang artinya berbunyi “tetapi orang-orang yang zalim mengikuti
keinginannya tanpa ilmu, maka siapakah yang dapat memberi petunjuk kepada
orang yang telah di sesatkan Allah? Dan tidak ada seorang penolongpun bagi
mereka.” Maka, dapat dikatakan bahwa ketiadaan ilmu akan menyesatkan, serta
tegas dinyatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib dan berlaku selama manusia masih
hidup. Hal ini menunjukan bahwa konsep pembelajaran sebagai suatu proses

1 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006), hal. 205

2
pembentukan dan perbaikan diri secara dinamis dan kontinyu merupakan acuan
yang dikehendaki dalam Islam. Dengan sistem pendidikan seumur hidup, maka
akan lahir good citizen (warga negara yang baik) yang memiliki kepribadian utuh.
Perlu kita ketahui, bahwa dalil-dalil keutamaan ilmu dalam Al-Qur’an banyak
sekali. Di antaranya adalah firman-Nya: “Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat.” (QS Al-Mujadalah [58]: 11)
Ibnu ‘Abbas r.a. mengatakan, “Para ulama memiliki derajat di atas orang-
orang mukmin sebanyak tujuh ratus derajat, jarak di antara dua derajat tersebut
perjalanan lima ratus tahun2.
Realita berbicara, Al-quran sebagai kitab panduan umat manusia memuat
ratusan ayat yang mengungkapkan tentang ilmu, mengajak manusia untuk berfikir
dan melakukan penalaran (mengamati, memeperhatikan, memikirkan dan
menyelidiki dengan seksama), serta memberikan penghormatan orang-orang yang
suka menggunakan akal pikirannya. Ini merupakan bukti otentik yang tak dapat
diragukan lagi akan pentingya kedudukan ilmu dalam Islam.
Selain itu Al-quran tidak bertentangan dan tidak akan berseberangan dengan
hakikat ilmu pengetahuan. Akal manusia akan selalu didorong oleh Al-quran untuk
mendalami ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kedudukan ilmu pengetahuan dan
agama dalam perspektif Islam bersifat intergral, bukan dikotomis.
Dari kolaborasi antara ilmu pengtahuan dan agama, diharapkan selain
manusia mampu membedakan fakta ilmiah dengan teori ilmiah, juga yang
terpenting mampu menemukan bagaimana konsep nilai, teori atau paradigma itu
dalam perspektif Al-quran.
Secara singkat, dibawah ini akan diuraikan kedudukan ilmu pengetahuan
dalam perspektif Islam.
1. Manusia diangkat sebagai khalifatulllah (penguasa), dan dibedakan dari

makhluk lain karena ilmunya. Al-quran menceritakan bagaimana Nabi Adam


diberi pengetahuan tentang konsep totalitas dan malaikat disuruh sujud
kepadanya. Beberapa kali Allah mengaitkan penciptaan manusia dengan

2 Al-Ghazali, Mutiara Ihya Ulumiddin, (Bandung: Mizan, 1996), hal. 23

3
kemampuannya untuk memiliki dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu tugas manusia di dunia harus dapat menggali potensi diri
(menguasai ilmu dan teknologi), dengan tujuan agar dapat memahami,
mengungkapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Hakikat manusia tidak terpisah dari kemampuannya untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan. Ilmu yang disertai iman adalah ukuran derajat manusia.
3. Al-quran diturunkan dengan ilmu Allah, dan hanya dapat direnungkan atau

dimengerti maknanya oleh orang-orang yang berilmu. Untuk memperoleh


petunjuk dari Al-quran, bukan saja diperlukan ketakwaan dan keimanan,
tetapi juga ilmu pengetahuan.
4. Al-quran memberikan isyarat bahwa yang berhak memimpin umat ialah yang

memiliki ilmu pengetahuan.


5. Allah melarang manusia untuk mengikuti suatu perbuatan tanpa memiliki

ilmu mengenainya. Di sini Islam menuntut agar manusia tidak bersikap dan
bertindak kecuali berdasarkan ilmu.

B. Ayat- Ayat Tentang Keutamaan Ilmu Pengetahuan

‫علَى كُ ِِّل ُم ْسلِم‬ َ ‫ب ْالع ِْل ِم فَ ِر ْي‬


َ ٌ ‫ضة‬ ُ َ‫طل‬
َ

Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah no.
224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam
Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913)

1. Orang Berilmu Diangkat Derajatnya

Allah SWT berfirman :

"...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS. Al-Mujadilah
[58]:11).

Dan Allah SWT berfirman : "Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan
atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-
penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. Al-Mulk : 10).

4
Allah SWT sudah memberikan banyak kenikmatan. Jika kita tidak gunakan
dengan baik, maka kita akan menjadi salah satu orang yang merugi. Seperti
tercantum dalam surat Al-Mulk ayat 10.

Ketika Allah Swt menciptakan Adam ‘alaihissalam, Allah mengajarkan ilmu


pengetahuan tentang al-asma’ (nama-nama) seluruh ciptaan-Nya, dengan berbagai
jenisnya, dan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda sebagai bekal bagi Adam
untuk mengelola bumi. Hal ini mencerminkan, betapa pentingnya ilmu pengetahuan
bagi manusia. Maka, seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang
menghadirkan kemaslahatan bagi umat manusia, Allah Swt akan mengangkat
derajatnya. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11:

‫ّٰللاُ لَكُ ْۚ ْم َواِذَا ِقيْلَ ا ْنش ُُز ْوا فَا ْنش ُُز ْوا يَ ْرفَ ِع ه‬
ُ‫ّٰللا‬ ‫ح ه‬ ِ ‫س‬ َ ‫س ُح ْوا فِى ْال َمجٰ ل ِِس فَا ْف‬
َ ‫س ُح ْوا يَ ْف‬ َّ َ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اِذَا قِ ْي َل لَكُ ْم تَف‬
‫الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْنكُ ْۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ْالع ِْل َم دَ َرجٰ ٍۗت َو ه‬
‫ّٰللاُ بِ َما تَعْ َملُ ْونَ َخبِي ٌْر‬

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah


dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah : 11)

Allah Swt juga memuji orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan,


sebagaimana tersurat dalam surat Ali Imran ayat 18, yang artinya:

ٰٓ َ ٍِۗ‫ّٰللاُ اَنَّهٗ ََلٰٓ ا ِٰلهَ ا ََِّل ه ْۙ َُو َو ْال َم ٰٰۤل ِٕى َكةُ َواُولُوا ْالع ِْل ِم قَ ٰۤا ِٕى ًم ۢا بِ ْال ِقسْط‬
‫َل ا ِٰلهَ ا ََِّل ه َُو ْالعَ ِزي ُْز ْال َح ِك ْي ُم‬ ‫ش ِهدَ ه‬
َ

“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para
Malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan
selain Dia, yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.

5
C. Hadits –Hadits Tentang Keutamaan Ilmu Pengetahuan

Imam Syafi’i pernah berkata, Ta’allam falaisal mar’u yuuladu ‘aaliman yang
artinya "belajarlah karena tidak ada orang yang terlahir dalam keadaan berilmu".
Oleh sebab itu, tak akan sempurna agama dan amal ibadah seorang muslim, tanpa
menuntut ilmu.

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang


bidang yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu untuk menjelaskan
suatu gejala di bidang pengetahuan.

Dalam Islam, tidak ada perbedaan antara ilmu agama dan ilmu umum.
Tujuannya sama, yakni untuk mencari ridho dan keberkahan Allah SWT.

1. Kewajiban Menuntut Ilmu

Dalam hadits lainnya Rasulullah SAW bersabda:

َّ ‫ضعُ ْوا ِل ُم َع ِِّل ِم ْيكُ ْم َولَيَلَ ْوا ِل ُم َع ِِّل ِم ْيكُ ْم ( َرواهُ ال‬
‫طب َْران ِْي‬ َ ‫ع ِِّل ُم ْو َاوت ََوا‬
َ ‫ت َ َعلَّ ُم ْو َاو‬

"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah


guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.
(HR.Tabrani).

Ilmu agama memang menjadi prioritas untuk dipelajari. Namun, bukan


berarti ilmu-ilmu lain bisa diabaikan. Dalam salah satu hadist disebutkan, Dari Anas
bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:

‫ّٰللاِ َحتَّى َي ْر ِج َع‬ َ ‫ب ْالع ِْل ِم فَ ُه َو فِى‬


َّ ‫س ِبي ِل‬ ِ َ‫طل‬
َ ‫َم ْن خ ََر َج فِى‬

“Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan
Allah sampai ia kembali."

Selain perintah untuk menuntut ilmu, keutamaan menuntut ilmu juga tertuang
dalam beberapa hadits. Menghimpun dalam buku Kisah-kisah Para Ulama dalam
Menuntut Ilmu karya Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, bunyi haditsnya adalah
sebagai berikut:

Sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda :

6
‫ط ِر ْيقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬ َ ،‫ِس فِ ْي ِه ع ِْل ًما‬
َ ‫س َّه َل هللا ُ لَهُ بِ ِه‬ ُ ‫ط ِر ْيقًا يَ ْلتَم‬
َ َ‫سلَك‬
َ ‫َم ْن‬

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Melalui ilmu yang dimilikinya, Allah akan memudahkan umat Islam untuk
mengerjakan amal saleh. Seperti diketahui, amal saleh merupakan cara setiap
hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

D. Penafsiran Dan Pemahaman Tentang Ayat Dan Hadits Seputar Ilmu


Pengetahuan

Al-Quran menyuruh manusia belajar dari sejarah dan mengambil


perbandingan dari kejayaan dan kejatuhan umat-umat terdahulu dalam rangka
menghadapi masa depan. Pesan-pesan samawi dalam Al-Quran sejalan dengan
semua tingkatan perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban. Umat Islam di
masa lalu mencapai zaman kejayaan dan menjadi trendsetter kemajuan peradaban
dunia dalam abad 7 - 13 M Al-Quran mendorong manusia agar mengembangkan
kemampuan berpikir seimbang dengan kemampuan berzikir, mengingat Allah. Al-
Quran menginspirasi perkembangan ilmu pengetahuan dan mengajarkan peran dan
tanggung jawab manusia yang diberi amanah ilmu. Al-Quran sebagai pedoman
hidup (manhaj al-hayah) menuntun umat manusia agar memperoleh keselamatan
dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam
Al-quran, manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang
sudah ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam QS. Ar-Rahman ayat 33

Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan.”

Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat
secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah
dipersilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya
kemampuan dan kekuatan (sulthan).

7
Kekuatan yang dimaksud di sini sebagaimana di tafsirkan para ulama adalah
ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, hal ini telah terbukti di era modern
sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi yang mampu menembus luar
angkasa, bangsa-bangsa yang telah mencapai kemajuan dalam bidang sains dan
teknologi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan, Pelanet Mars, Jupiter
dan planet-pelanet lainnya. Kemajuan yang telah diperoleh oleh bangsa-bangsa
yang maju (bangsa barat) dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi di
abad modern ini, sebenarnya merupakan kelanjutan dari tradisi ilmiah yang telah
dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan muslim pada abad pertengahan atau dengan kata
lain ilmuan muslim banyak memberikan sumbangan kepada ilmuan barat, hal ini
diakui oleh sebagian mereka.

Sains dan teknologi baik itu yang ditemukan oleh ilmuan muslim maupun
oleh ilmuan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan datang, semua itu bukti
kebenaran informasi yang terkandung di dalam Al-quran, karena jauh sebelum
peristiwa penemuan-penemuan itu terjadi, Al-quran telah memberikan isyarat-
isyarat tentang hal itu dan ini termasuk bagian dari kemukjizatan Al-quran, dimana
kebenaran yang terkandung di dalamnya selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan,
diteliti, diuji dan dibuktikan secara ilmiah oleh siapa pun3.

3 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, hal. 208.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keutamaan ilmu tersirat dalam wahyu pertama yang diterima Rasulullah


SAW. berupa kunci ilmu, yakni ‫“ اقرأ‬membaca”. Tersurat dalam peringatan di
dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 29, yang artinya berbunyi “tetapi orang-orang
yang zalim mengikuti keinginannya tanpa ilmu, maka siapakah yang dapat memberi
petunjuk kepada orang yang telah di sesatkan Allah? Dan tidak ada seorang
penolongpun bagi mereka.”

Oleh karena itu tugas manusia di dunia harus dapat menggali potensi diri
(menguasai ilmu dan teknologi), dengan tujuan agar dapat memahami,
mengungkapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Hakikat manusia tidak terpisah dari kemampuannya untuk mengembangkan


ilmu pengetahuan. Ilmu yang disertai iman adalah ukuran derajat manusia

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami paparkan. Tak lupa permohonan maaf
kami haturkan kepada saudara atas kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini pada khususnya, dan
makalah selanjutnya pada umumnya. Semoga bermanfaat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2006),

Al-Ghazali, Mutiara Ihya Ulumiddin, (Bandung: Mizan, 1996), Muhammad


Alim, Pendidikan Agama Islam,

10

Anda mungkin juga menyukai