Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TRI HITA KARANA

TRI HITA KARANA DI BALI

Dosen Pengampu:
Prof Dr I Nyoman Kanca M.S
Oleh :
KADEK MEI PRAMANA (2215061003)
ROMBEL : 36

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNOLOGI INDRUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia hingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“TRI HITA KARANA DI BALI”.
Makalah ini disusun dengan berbagai sumber yaitu media cetak dan media pendukung lainnya.
Makalah ini dibuat berbagai tujuan yaitu sebagai tugas mata kuliah TRI HITA KARANA , untuk
menambah pengetahuan dan wawasan.
Lahir sebagai manusia sungguh mulia, sebab dapat memperbaiki karma. Semasih ada
kesempatan banyaklah berbuat Dharma. Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat memupus
pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak. Dengan menerapkan Tri Hita
Karana secara kreatif dan dinamis akan terwujudlah kehidupan harmonis yang meliputi pembangunan
manusia seutuhnya yang astiti bakti terhadap Sanghyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, cinta
kepada kelestarian lingkungan serta rukun dan damai dengan sesamanya Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesainya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tri Hita Karana (THK) merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Bali, warisan
nenek moyang (para leluhur) yang berbasis Hinduitis. THK sudah menjadi pegangan dan
pandangan hidup masyarakat Bali sejak dulu kala. Istilah Tri Hita Karana berasal dari
bahasa Sansekerta, Tri berati tiga, Hita berarti kebahagiaan/kesejahtraan, dan Karana
berati penyebab. Jadi Tri Hita Karana berarti tiga hal/unsur penyebab
kebahagiaan/kesejahtraan yang terdiri dari unsur Prahyangan merupakan hubungan yang
selaras dan serasi antaramanusia dan Tuhan, Pawongan merupakan hubungan yang
selaras dan serasi antar sesama manusia, dan unsur Palemahan merupakan hubungan yang
selaras dan serasi antara manusia dan alam lingkungannya.
Pengelolaan lingkungan merupakan aspek yang sangat penting dalam nilai-nilai THK
khususnya pada unsur palemahan. Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan
dengan asas tanggung jawab, asas keberlanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa.
Implementasi THK dalam pengelolaan lingkungan hidup di Bali belum sepenuhnya
terlaksana dengan baik. Oleh karena itu masih perlu disosialisasikan kepada seluruh
lapisan masyarakat lewat berbagai media yang ada.
Gambaran tentang kondisi dimasa yang akan datang bahwa keberadaan sumber daya air,
tanah, dan lahan menjadi semakin terbatas, dalam arti semakin menurunnya daya dukung
lingkungan sebagai akibat semakin bertambahnya penduduk, adanya pergeseran pola
hidup, dan dampak dari kegiatan pembangunan. Adanya fenomena yang menunjukkan
bahwa manusia memanfaatkan sumber daya alam dengan mengeksfluitasi dan
memanfaatkan sumber daya dengan cara yang tidak bijaksana, menyebabkan kondisi
sumber daya menjadi rawan dan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia, seperti
bencana banjir, tanah longsor, erosi, polusi dan sebagainya. Oleh karena itu keberadaan
sumber daya manusia menjadi penentu terhadap kondisi lingkungan hidupnya, baik
secara individu maupun secara kolektif melalui suatu sitem kelembagaan seperti banjar,
desa pekraman, subak, dan sebagainya. Untuk itulah perlu adanya tuntutan tentang
keseimbangan hidup yang bersumber dari kearifan lokal yang disebut Tri Hita Karana
(THK). Dalam filosofi THK yang artinya tiga penyebab kebahagiaan, Wiana (2004)
menyebutkan, bahwa hakekat THK adalah sikap hidup yang seimbang antara memuja
Tuhan dengan mengabdi kepada sesama manusia serta mengembangkan kasih sayang
pada alam lingkunagan. Ajaran tentang keseimbangan hidup sangat penting artinya dalam
kehidupan manusia, baik untuk menata kehidupan sekarang maupun untuk menata
kehidupan yang akan datang. Ajaran keseimbangan hidup menuntun manusia agar
memperoleh kehidupan yang aman, nyaman, dan sejahtera. Setia (2006) dalam uraiannya
tentang THK menjelaskan, bahwa umat Hindu telah melaksanakan ajaran THK, tetapi apa
yang telah dilaksanakan belum sesuai benar dengan konsepnya. Atau sudah
melaksanakan tetapi hanya sebagian kecil saja, sementara yang dilanggar justru lebih
banyak. Pelanggaran yang paling parah adalah pada unsur palemahannya yaitu yang
menyangkut hubungan manusia dengan alam lingkungannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Jelaskan pengertian Tri Hita Karana?
b. Jelaskan konsep dasar tri hita karana dalam hubungan manusia dengan Tuhan?
c. Jelaskan konsep dasar tri hita karana dalam hubungan manusia dengan lingkungan?
d. Jelaskan konsep dasar tri hita karana dalam hubungan manusia dengan manusia?
1.3 TUJUAN
a. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh pebimbing Pendidikan Agama Hindu.
b. Untuk menambah wawasan tentang Tri Hita Karana.
c. Untuk mengetahui cara menerapkan Tri Hita Karana dalm kehidupan sehari-hari.
d. Untuk mengetahui sebab akibat hubunga dari Tri Hita Karana.
e. Untuk membangun rasa ingin tahu lebih mendalam mengenai Tri Hita Karana.

1.4 MANFAAT

a. Dapat mengapresiasi Tri Hita Karana dalam kehidupan.


b. Dapat menjaga kelestarian Tri Hita Karana.
c. Dapat membangun hubungan harmoni dengan konsep Tri Hita Karana.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tri Hita Karana

Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 November 1966, pada waktu
diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat Hindu Bali bertempat di
Perguruan Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut diadakan berlandaskan kesadaran umat
Hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat
sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini
berkembang, meluas, dan memasyarakat.

Kata Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta, dimana kata Tri artinya tiga, Hita artinya
sejahtra atau bahagia dan Karana artinya sebab atau penyebab. Jadi Tri Hita Karana artinya
tiga hubungan yang harmonis yang menyebabkan kebahagiaan bagi umat manusia. Untuk itu
ketiga hal tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar dapat mencapai hubungan yang
harmonis. Sebagaimana dimuat dalam ajaran Agama Hindu bahwa ” kebahagiaan dan
kesejahteraan ” adalah tujuan yang ingin dicapai dalam hidup manusia, baik kebahagiaan atau
kesejahteraan fisik atau lahir yang disebut ” Jagadhita ” maupun kebahagiaan rohani dan
batiniah yang disebut ”Moksa ”

Dalam ajaran Tri Hita Karana yang artinya tiga penyebab kebahagiaan. Menurut Wiana
(2004) bahwa hakekat Tri Hita Karana adalah sikap hidup yang seimbang antara memuja
Tuhan dengan mengabdi pada sesama manusia serta mengembangkan kasih sayang pada
alam lingkungan. Ajaran tentang kesimbangan hidup sangat penting artinya dalam kehidupan
manusia, baik untuk menata kehidupan sekarang maupun untuk menata kehidupan yang akan
datang. Ajaran keseimbangan hidup menuntun manusia agar memperoleh kehidupan yang
aman, damai dan sejahtera.

2.2 Bagian-Bagian Tri Hita Karana

Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita =
sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga
penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara:
a) Manusia dengan Tuhannya ( Prahyangan)

Kata Parahyangan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata ”Hyang”, yang berarti Ida Sang
Hyang Widhi Wasa. Jadi, kata parahyangan berarti hubungan yang harmonis dengan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan demikian kita harus menjalin hubungan yang harmonis
dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan cara menjalankan perintah-NYA dan menjauhi
larangan-NYA.

b) Manusia dengan alam lingkungannya ( Palemahan)

Kata palemahan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata ”Lemah”, yang berarti lingkungan
sekitar/alam semesta. Jadi, kata palemahan berarti hubungan yang harmonis antara manusia
dengan lingkungan sekitar/alam semesta. Dengan demikian selain menjalin hubungan yang
harmonis dengan Tuhan dan sesama manusia kita juga harus menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan sekitar/alam semesta dengan cara menjaga lingkungan sekitar
dari kerusakan.

c) Manusia dengan sesamanya ( Pawongan).

Kata Pawongan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata ”Wong”, yang berarti orang atau
manusia. Jadi, kata pawongan berarti hubungan yang harmonis antara manusia dengan
sesama manusia. Dengan demikian kita harus menjalin hubungan yang harmonis dengan
sesama manusia, dengan cara saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.

2.3 Tri Hita Karana Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Tri Hita Karana dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan cara sebagai
berikut:

a. Parahyangan

Parahyangan merupakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa. Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
adalah sebagai berikut:

1. Sembahyang Tri Sandya 3 kali sehari;


2. Bertirta yatra;
3. Menyanyikan kidung suci;
4. Membaca, memahami dan menjalankan isi kitab suci Veda;
5. Mebanten setiap hari raya nityakarma maupun naimitika karma;
6. Beryajna secara tulus ikhlas (nitya yajna maupun naimitika yajna);
7. Melakukan tapa/semadhi;
8. Membersihkan tempat suci;
9. Tidak meminum minuman keras;
10. Tidak mencuri;
11. Tidak membunuh;
12. Dan lain-lain sebagainya.

b. Pawongan

Pawongan merupakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia.
Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia adalah sebagai berikut:

1) Saling menghormati satu sama lain


2) Saling menghargai satu sama lain
3) Sopan santun
4) Ramah tamah
5) Gotong royong(saling membantu)
6) Kasih sayang yang tulus
7) Berani berkorban demi teman
8) Tidak iri hati dengan orang lain
9) Tidak dengki dengan orang lain
10) Dan lain-lain sebagainya

C. Palemahan

Palemahan berarti alam lingkungan sekitar kita. Alam lingkungan sekitar kita merupakan hal
yang sangat penting untuk diperhatikan, karena ling-kungan ini sangat mempengaruhi dan
menentukan sehat tidaknya orang yang tinggal di lingkungan tersebut.

Palemahan penentu pula corak kehidupan masyarakat. Contoh masyarakat Bali yang hidup di
lingkungan pariwisata, mereka harus mau belajar bahasa asing, karena bahasa itu membuat
mereka menjadi hidup, mengantarkan dirinya untuk memperkenalkan budaya yang ada di
daerahnya. Apabila kita hidup di lingkungan petani kita harus bisa bertani. Bertani dalam arti
luas yaitu profesional mengolah lahan sawah, profesional mengelola kebun, dan profesional
dalam beternak. Apabila kita hidup di lingkungan pengrajin kita harus memiliki keterampilan
sebagai pengrajin dan sebagainya. Oleh karena itu, kita wajib bersahabat dengan lingkungan
kita sendiri agar keharmonisan itu bisa terwujud, (Duwijo dan Darta, 2014:46).

Beberapa hal yang harus kita perhatikan dan kita lakukan terhadap lingkungan sekitar agar
tercipta suasana yang aman, nyaman, dan bersahabat yaitu seperti berikut.

Memelihara dan melestarikan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Memupuk rasa persatuan dan kesatuan dengan saling hormat menghormati antarsesama
dengan menumbuhkan rasa asah, asih, dan asuh.

Menata dan menjaga desa agar nampak bersih, indah, serta aman.

2.4 Contoh Gambar pengaplikasian Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari hari

Gambar 1.1 Hubungan Manusia dengan Tri Hita Karana.

Gambar1.2 Hubungan Manusia dengan Tuhan.


Gambar 1.3 Hubungan Manusia dengan Lingkungan

Gambar 1.4 Hubungan Manusia dengan Manusia


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta, di mana kata Tri artinya tiga, Hita artinya
sejahtera atau bahagia dan Karana artinya sebab atau penyebab. Tri Hita Karana berarti tiga
hubungan yang harmonis yang menyebabkan kebahagiaan bagi umat manusia. Untuk itu
ketiga hal tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar dapat mencapai hubungan yang
harmonis. Sebagaimana dimuat dalam ajaran Agama Hindu bahwa "kebahagiaan dan
kesejahteraan" adalah tujuan yang ingin dicapai dalam hidup manusia, baik kebahagiaan atau
kesejahteraan fisik atau lahir yang disebut ” Jagadhita ” maupun kebahagiaan rohani dan
batiniah yang disebut "Moksa". Tri Hita Karana Memiliki tiga bagian diantaranya Hubungan
Manusia dengan Tuhan (Prahyangan),Hubungan Manusia dengan Manusia (Pawongan),dan
Hubungan Manusia dengan Lingkungan ( Palemahan).

DAFTAR PUSTAKA

1.https://kemenag.go.id/read/implentasi-ajaran-tri-hita-karana-dalam-kehidupan-01nv1

2.https://kesrasetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/tri-hita-karana-dan-
relevansinya-dalam-pengendalian-pandemi-covid-19-71

3.https://stahnmpukuturan.ac.id/jurnal/index.php/genta/article/view/455/371

Anda mungkin juga menyukai