Anda di halaman 1dari 33

PENGERTIAN AGAMA

Kata agama berasal dari kata A-GAM-A =


tidak pergi
Agama berarti pedoman hidup yang kekal
yang mencakup seluruh jalan kehidupan
manusia di dunia dengan tujuan untuk
menuntun manusia dalam mencapai
kesempurnaan hidup yang berupa kesucian
lahir dan bathin.
AGAMA HINDU KAHARINGAN
Agama Hindu Kaharingan merupakan
keyakinan atau kepercayaan asli
masyarakat Dayak. Kaharingan berasal
dari kata “Haring” yang berarti hidup
ditambah dengan awalan Ka dan akhiran
An menjadi kehidupan.
SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU
KAHARINGAN
• Sejarah perkembangan agama Hindu
Kaharingan, yaitu Agama Hindu Kaharingan
tidak dimulai sejak jaman tertentu. Kaharingan
telah ada sejak awal penciptaan, sejak awal
Ranying Hatalla menciptakan manusia. Sejak
adanya kehidupan, Ranying Hatalla telah
mengatur segala sesuatunya untuk menuju jalan
kehidupan ke arah kesempurnaan yang kekal
abadi. Ajaran Agama Hindu Kaharingan sampai
saat ini masih bertahan dan menyatu dalam
kehidupan masyarakat Dayak khususnya yang
beragama Hindu kaharingan
PEMBAWA AGAMA HINDU
KAHARINGAN
• Agama Hindu Kaharingan tidak dimulai sejak jaman tertentu.
Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan, sejak awal Ranying
Hatalla menciptakan manusia. Sejak adanya kehidupan, Ranying
Hatalla telah mengatur segala sesuatunya untuk menuju jalan
kehidupan ke arah kesempurnaan yang kekal abadi. Ketika nenek
moyang manusia (Raja Bunu) diturunkan ke Pantai Danum
Kalunen atau Lewu Injam Tingang/alam tempat kehidupan
manusia, terlebih dahulu mereka dibekali oleh Ranying Hatalla
dengan segala aturan, tata cara, bahkan pengalaman langsung
untuk menuju ke kehidupan sempurna yang abadi. Setelah
menetap di Pantai Danum kalunen, pengetahuan tersebut
diajarkan dan diwariskan secara turun temurun kepada anak
keturunannya dalam bentuk Tetek Tatum. Dengan demikian
agama Hindu Kaharingan tidak mempunyai tokoh panutan
sebagai pendiri yang merupakan utusan Ranying Hatalla.
AJARAN KEIMANAN/KEYAKINAN
• Dasar keyakinan umat Hindu kaharingan disebut dengan
Lima Sarahan. Dimana Lima Sarahan sebagai dasar
keyakinan umat Hindu Kaharingan selalu menjiwai setiap
perilakunya sehari-hari sebagai cerminan manusia
beragama. Komponen-komponen Lima sarahan
merupakan satu kesatuan yang utuh dimana satu dengan
yang lainnya tidak boleh terpisah karena merupakan
kepribadian umat Hindu kaharingan. Adapu komponen-
komponen Lima Sarahan tersebut adalah sebagai berikut :
• Ikei mangaku tuntang percaya :
 1. Ranying hatalla katamparan
 2. Langit Katambuan
 3. Petak Tapajakan
 4. Nyalung Kapanduyan
 5. Kalata kapadadukan
Lanjutan
Agama Hindu Kaharingan menganut
kepercayaan monotheisme sesuai dengan isi
ajaran Panaturan Pasal 1 yaitu Tamparan taluh
handiai (Awal segala kejadian) ayat 3 dan 6

Agama Hindu Kaharingan sesuai dengan ajaran


keTuhanan dalam kitab suci Panaturan yang
disebut theisme awaita artinya percaya dengan
Tuhan yang tunggal menampakkan diri dalam
berbagai perwujudan, sebagaimana yang
terdapat dalam kitab Panaturan Pasal 1 ayat 6
SUMBER HUKUM
• Sumber hukum yang menjadi pedoman
kehidupan umat Hindu Kaharingan secara turun
temurun adalah Panaturan. Kata Panaturan
berasal dari Bahasa Sangiang yaitu Nutur yang
artinya memberitahu,
menyampaikan,mengabarkan (tentang riwayat
kejadian penciptaan alam semesta oleh Ranying
Hatalla pada jaman dahulu.
• Dari kata Nutur berubah menjadi Naturan yang
berarti meriwayatkan kembali penciptaan alam
semesta oleh Ranying Hatalla
Lanjutan

• Veda kitab Suci Agama Hindu


• Arti kata Veda dapat dikaji dari 2 pendekatan,
secara etimologi dan semantik:
• Veda berasal dr urat kata kerja Vid yg artinya
mengetahui dan Veda berati “pengetahuan”
• Dalam pengetian Semantik Veda berarti
pengetahuan suci, kebenaran sejati,
“pengetahuan tentang ritual”, kebijaksanaan yg
tertinggi, pengetahuan spiritual sejati tentang
kebenaran abadi”, ajaran suci atau kitab suci
sumber ajaran Agama Hindu.
CARA BERIBADAH UMAT HINDU
KAHARINGAN
• Umat Hindu Kaharingan melaksanakan
ibadahnya selain dengan melaksanakan upacara
dan berdoa secara pribadi juga malaksanakan
persembahyangan bersama yang disebut
dengan Basarah. Basarah dilaksanakan setiap
hari Kamis malam atau malam Jum’at. Dimana
Basarah secara etimologi berasal dari kata Sarah
yang berarti menyerahkan diri secara lahir
bathin kepada Ranying Hatalla Langit. Tata cara
persembahyangan basarah diatur dalam Talatah
Basarah.
PENGERTIAN KATA BASARAH
 B = Basalungkem (bersatu padu)
 A = Auh (suara)
 S = Saritan (Uraian)
 A = Ajar (ajaran)
 RA = Ranying (kuasa)
 H = Hatalla (Tuhan)

Basarah terdiri dari 3 jenis yaitu :


 Basarah Umum di balai Basarah Hindu Kaharingan
 Basarah Keluarga
 Basarah Ampung (Basarah di tempat umat Hindu
Kaharingan yang ada mengalami kematian)
SUSUNAN TATA CARA PERSEMBAHNGAN
BASARAH
Manggaru Sangku Tambak raja
Do’a
Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja
Pembacaan Pampeteh Ranying Hatalla/Panaturan
Kandayu Mantang Kayu Erang
Pandehen/Dharmawacana
Kandayu Parawei
Do’a
Mambuwur Behas Hambaruan, Tampung tawar,
Muhus Tanteluh Manuk dan Minyak/Undus diiringi
dengan Kandayu Mambuwur Behas hambaruan
KANDAYU
• Kandayu adalah Kidung Suci yang dinyanyikan
oleh umat Hindu Kaharingan pada saat Basarah.

KANDAYU TERDIRI ATAS :

Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja,


Kandayu yang bermaksud menyerahkan
persembahan suci Sangku Tambak Raja beserta
isinya kepada Ranying Hatalla agar dapat
memberikan sinar sucinya kepada kehidupan
umat manusia.
Lanjutan

Kandayu Mantang kayu Erang,


menceritakan perjalanan Banama
bulau mandulang Untung aseng
panjang (mohon rejeki dan umur
Panjang)
Lanjutan
Kandayu Parawei, mengandung ungkapan
syukur dan terima kasih umat Hindu
Kaharingan atas penciptaan alam semesta
dengan segala isisnya. Kandayu ini juga
bertujuan mengajak umat Hindu
kaharingan agar selalu dapat memelihara
keseimbangan dalam kehidupan dan selalu
menjalani ajaran kebenaran serta
menjauhi larangan
Kandayu mambuwur Behas Hambaruan,
digunakan untuk mengiringi prosesi
mambuwur behas, tampung tawar, Mantis
Undus dan Manyaki.
SARANA PERSEMBAHYANGAN
BASARAH
• Sangku
• Behas
• Dandang Tingan
• Sipa (Giling Pinang)
• Ruku (ruku tarahan)
• Bulau Pungkal Raja (Duit singah
sangku)
• Behas Hambaruan I kabungkus
Lanjutan

• Tampung tawar
• Parapen
• Undus
• Benang lapik sangku
• Tanteluh manuk manta
• Kambang sukup macam
HUBUNGAN ANTAR SESAMA
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
• Dalam konsep Hindu Kaharingan
keseimbangan hubungan antara manusia
dengan sesama, manusia dengan
lingkungan dan antara manusia dengan
Tuhan harus seimbang dan wajib untuk
dijaga agar tercipta kehidupan yang
harmonis
UPACARA-UPACARA DALAM AGAMA
HINDU KAHARINGAN
• Dalam agama Hindu Kaharingan terdapat
berbagai macam jenis upacara yang salah
satunya juga bertujuan untuk menjaga
keseimbangan hubungan antara sesama
manusia, alam dan Tuhan.
UPACARA-UPACARA DALAM AGAMA HINDU
KAHARINGAN
• Upacara Tiga Bulanan Bayi Dalam kandungan
• Upacara Tujuh Bulanan (Nyaki Ehet)
• Upacara Sembilan Bulanan (Mangkang Kahang
Badak)
• Upacara Palas Bidan
• Upacara pemberian nama bayi (Nahunan)
• Upacara Perkawinan
• Upacara Kematian/Penguburan
• Upacara Balian Tantulak Ambun Rutas Matei
• Upacara Tiwah
• Upacara Manyanggar
• Upacara Manenung, dll.
HINDU KAHARINGAN WAJIB MENJAGA &
MEMELIHARA HUBUNGAN VERTIKAL &
HORIZONTAL YANG KEHARMONIS

• Dalam bentuk Simbol : Cacak Burung


(Tapak Dara)
Penjelasan :

• Vertikal, yaitu hubungan manusia dengan


Tuhan

• Horizontal, yaitu hubungan manusia


dengan manusia , baik secara kelompok
maupun Individu, dan manusia dengan
lingkungan/alam sekitar
ETIKA AGAMA HINDU KAHARINGAN YANG
DENGAN KESEHATAN
• Ajaran Etika atau tata susila yakni tingkah
laku yg baik & benar untuk kebahagiaan
hdp serta keharmonisan hubungan antara
manusia dgn Tuhan, antara sesama
manusia, manusia dgn alam semesta.
Ajaran Etika dalam Kitab Suci, a.l:

 Kebenaran/kejujuran (Satyam), meliputi :


 Kebenaran/kejujuran menyelamatkan org
dari malapetaka;
 Kebenaran/kejujuran untuk kesadaran;
 Selalu berbicara jujur.
KEBAIKAN ITU KEKAL
Dalam sloka mengatakan :
Emas tulen walaupun dipanasi dan ditimpa
berkali-kali, tetap cemerlang
Kayu cendana walaupun digosok-gosok
berulang-ulang kali, tetap mengeluarkan bau
harum.
Batang tebu walaupun dipotong-potong dan
dikunyah berulang kali, tetap mengeluarkan rasa
manis.
Demikianlah kebaikan yg sejati tidak akan
berubah walaupun sampai ke akhir jaman.
KARMA ITU PENGIKUT SETIA
Dalam sloka disebutkan :
Kekayaan itu hanya tertinggal di rumah setelah
kita meninggal dunia, kawan-kawan dan sanak
keluarga hanya mengikuti sampai di kuburan.
Hanya karmalah yg menjadi pengikut setia, yaitu
perbuatan baik atau buruk itu yang mengikuti
jiwa kita.
Perbuatan yg baik kebajikan di waktu kehidupan
yang lampau itulah yg pahalanya diterima dalam
kehidupan sekarang ini
Kerja keras & ketekunan, yakni
merupakan kewajiban dan kebajikan yg
patut dilakukan. Tuhan hanya menyayangi
mereka yg suka bekerja keras dan
memiliki ketekunan, bukan mereka yg
malas, gampang dan menyepelekan
segala sesuatu.
Lanjutan

Kebenaran/kejujuran untuk
keunggulan;

Sloka mengatakan:
Ilmu itu bersinar di wajah orang
bijaksana.Orang bodoh itu sebagai
tumbuhan menjalar, ilmu itu bagai orang
bijaksana, tersimpan dalam hati
merupakan obor kehidupannya.
Lanjutan

 Tanpa kekerasan (Ahimsa),yakni jangan


menyakiti hati siapapun, jangan
mengganggu, jangan merugikan org lain,
apalagi membunuh
 Kemurahan hati/kebajikan, yaitu murah
hati, suka menolong, dermawan
merupakan wujud dari dharma
Lanjutan
Keluhuran Budi, yakni perbuatan yg mulia
mengantarkan pada keluhuran budi,
misalnya menolong orang-orang miskin.
Lanjutan

Hapuskan sifat Buruk, a.l :


Jauhkan dari rasa benci;
Kuasai kemarahanmu .
Singkirkan kedengkian dengan pikiran mulia;
Lanjutan Cowo hati-hati

Kendalikan dorongan
seksual
Jangan mengucapkan
kata2 makian
Jangan mengutuk org lain
Jangan mengotori udara;
Jangan mengatakan
kebohongan.
Om Santih, santih, Santih, Om
Tabe Salamat Lingu nalatai salam sujud karande malempang

Anda mungkin juga menyukai