PENDIDIKAN PANCASILA
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM SD DARI MASA
PEMERINTAHAN ORDE BARU HINGGA REFORMASI
OLEH :
DESY TOLLA
IKA ROSMALA
Riswan
NOVITA
EKA KARMILA
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat,
Hidayah serta Inayah-Nya sehingga Kami dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila ini dengan baik..
Makalah ini membahas tentang Sejarah Perkembangan Kurikulum pada masa orde
baru hingga era reformasi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
Akhir kata Kami sampaikan, Semoga Allah senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai
finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan
dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh
oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh
penghargaan dalam bentuk ijazah.
Berbicara tentang sejarah perjalanan kurikulum pendidikan di Indonesia, maka hal
itu tidak terlepas dari sejarah perkembangan pendidikan bangsa Indonesia itu sendiri.
Sejak zaman kolonialisme, bangsa Indonesia sudah mengenal sekolah, yang tentu saja juga
ada kurikulum. Setiap generasi memiliki sejarah kurikulum yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Kurikulum pendidikan di Indonesia senantiasa berubah sesuai dengan
zamannya. Bahkan tak jarang juga terdapat keterkaitan dengan unsur-unsur politis yang
mengiringinya. Dalam pengertian bahwa kurikulum di Indonesia kerapkali mengikuti
kehendak pemimpin yang berkuasa ketika itu. Ketika masa kolonialisme, maka kurikulum
yang berkembang disesuaikan dengan tujuan melanggengkan imprialisme. Begitupula
dengan beberapa masa setelahnya.
Dalam perjalanan sejarah sejak Indonesia merdeka atau tahun 1945, kurikulum
pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006, 2013 ( bahkan rencananya akan kembali terjadi
perubahan kurikulum di 2017 ini ). Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari
terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat.
Atas dasar inilah penulis akan membuat makalah sederhana yang mengupas tentang
perkembangan sejarah kurikulum di Indonesia dari orde baru hingga reformasi saat ini.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini antara
lain:
1. Bagaimana perkembangan kurikulum SD pada masa orde baru?
2. Bagaimana perkembangan kurikulum SD pada era reformasi?
3. Perbandingan Kurikulum SD dari orde baru hingga reformasi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan kurikulum pada masa orde baru
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan kurikulum era reformasi
3. Untuk mengetahui Perbandingan Kurikulum dari orde baru hingga reformasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang masif, dengan hanya
menghapal teori-teori yang ada, tanpa ada pengaplikasian dari teori tersebut. Aspek afektif
dan psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum ini. Praktis, kurikulum ini hanya
menekankan pembentukkan peserta didik hanya dari segi intelektualnya saja.
2. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien
berdasar MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci
dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah
“satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus
(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib untuk
membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-mengajar berlangsung.
Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan program belajar mengajar. Setiap
tatap muka telah diatur dan dijadwalkan sedari awal. Dengan kurikulum ini semua proses
belajar mengajar menjadi sistematis dan bertahap.
Dasar pendidikan masa ini adalah KTPD, MPR-RI No. IV/MPR/1973, yaitu;
pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun diri sendiri dan
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Tujuan pendidikan nasional adalah:
5
Tujuan umum pendidikan SD adalah agar lulusan:
Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik;
Sehat jasmani dan rohani;
Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dasar yang diperlukan untuk:
Melanjutkan pelajaran;
Bekerja di masyarakat;
Mengembangkan diri sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup. (Sumber:
Depdikbud, 1976. Kerangka Program dan Dasar Metodik Pendidikan Moral
Pancasila dalam Rangka Kurikulum 1975)
6
Ketiga, memberikan pula bekal dasar untuk hidup di masyarakat dan
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, lingkungan, dan
kebutuhan pembangunan.
4. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Dalam ranah pendidikan dasar, isi
kurikulum sekurang-kurangnya wajib memuat bahan kajian dan pelajaran: pendidikan
pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca
dan menulis, matematika, pengantar sains dan teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan
sejarah umum, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan,
menggambar, bahasa Inggris.(PP. No. 28 tahun 1990. Pasal 14:2). Sementara materi
muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa
daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
Dalam kurikulum pendidikan kelas dasar (SD/MI/SMP/MTS) ini, pengantar Sains
dan Tekhnologi menempati peran penting untuk dipelajari anak didik meskipun tidak
mengabaikan aspek yang lain. Hal ini dimungkinkan sebagai upaya mempersiapkan anak
didik memasuki era industrialisasi abad ke-21 dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia.
Pendidikan dasar (SD dan SLTP atau sekolah lanjutan tingkat pertama) bertujuan
memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyrakat, warga negara dan anggota umat
manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (Pasal 3
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).
7
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
(berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum
untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga
daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal
yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk
pemantapan pemahaman.Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa
permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan
materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut:
Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/ substansi setiap mata pelajaran.
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.
8
maka dibuat sistem “Kurikulum Berbasis Kompetensi” atau yang kerap disebut kurikulum
KBK.
Memasuki tahun 2003 pemerintah membuat UU No.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menggantikan UU No 2 tahun 1989, dan sejak saat itu pendidikan
dipahami sebagai: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.”.
Pada pelaksanaan kurikulum ini, posisi siswa kembali ditempatkan sebagai subjek
dalam proses pendidikan dengan terbukanya ruang diskusi untuk memperoleh suatu
pengetahuan. Siswa justru dituntut untuk aktif dalam memperoleh informasi. Peran guru
diposisikan kembali sebagai fasilitator dalam perolehan suatu informasi. KBK berupaya
untuk menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002).
Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan
9
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat
peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan
keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
Diantara karakteristik utama KBK, yaitu:
a. Menekankan pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi.
b. Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa
(normal, sedang, dan tinggi).
c. Berpusat pada siswa.
d. Orientasi pada proses dan hasil.
e. Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual.
f. Guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
g. Buku pelajaran bukan satu-satunya sumber belajar.
h. Belajar sepanjang hayat;
i. Belajar mengetahui (learning how to know),
j. Belajar melakukan (learning how to do),
k. Belajar menjadi diri sendiri (learning how to be),
l. Belajar hidup dalam keberagaman (learning how to live together).
Meski demikian, kurikulum 2004 merupakan kurikulum eksperimen yang diterapkan
secara terbatas di beberapa sekolah/madrasah. Ketentuan ini belum mendapatkan payung
hukum dari peraturan pemerintah. Namun demikian, pemerintah tetap menghargai
terhadap sekolah/madrasah yang menerapkan kurikulum KBK tersebut. Setidaknya ini
tercermin dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 20/2005 tentang ujian
nasional tahun ajaran 2005/2006 yang menyatakan bahwa bahan ujian nasional disusun
berdasarkan kurikulum 1994 atau standar kompetensi lulusan kurikulum 2004.
10
dirujuk dalam pengembangan kurikulum. Jadi pada kurikulum ini sekolah sebagai satuan
pendidikan berhak untuk menyusun dan membuat silabus pendidikan sesuai dengan
kepentingan siswa dan kepentingan lingkungan. KTSP lebih mendorong pada lokalitas
pendidikan. Karena KTSP berdasar pada pelaksanaan KBK, maka siswa juga diberikan
kesempatan untuk memperoleh pengetahuan secara terbuka berdasarkan sistem ataupun
silabus yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah.
Kurikulum 2006 yang digunakan merupakan kurikulum yang memberikan
otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu
akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga
seorang guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia
yang professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru. Kurikulum yang kita
pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada.
Kekurangannya tidak lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam
menjabarkan KTSP dengan kata lin masih rendahnya kualitas seorang guru, karena
dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebihh kreatif dalam menjalankan pendidikan.
(2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah.
3. Kurikulum 2013
Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan bahwa
kurikukulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi
berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling
mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari
informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk
siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan
interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. Tujuannya
adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Khusus untuk tingkat
SD, pendekatan tematik integrative memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan
memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. Pelajaran IPA ndan IPS diajarkan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Seperti yang dirilis kemdikbud di website http:// kemdikbud.go.id ada empat aspek
yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan
kurikulum 2013.
11
Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut
metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru
(UKG) baru mencapai rata-rata 44,46.
Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu
pengetahuan kepada siswa.
Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada
siswa dan teman sejawat lainnya.
Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang
akan ditiru siswa.
Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini
akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih baik dalam
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka
peroleh setelah menerima materi pembelajaran.
Apabila kita amati perkembangan kurikulum di Indonesia dari tahun 1968 hingga
2013 yang menjadi faktor terhadap perkembangan tersebut adalah:
(1) menyesuaikan dengan perkembangan jaman,
(2) kepentingan politis semata, hal ini sangat jelas terekam dalam perubahan
kurikulum 2004 (KBK) menjadi kurklum 2006 (KTSP). Secara matematis masa aktif
kurikulum 2004 sebelum diubah menjadi kurikulum 2006 hanya bertahan selama 2 tahun.
Hal ini tidak sesuai dengan perkembangan sebelum-sebelumnya. Dalam kurun waktu yang
singkat ini, kita tidak bisa membuktikan baik tidaknya sebuah kurikulum. Hal senada juga
diungkapkan oleh Bagus (2008), menyebutkan bahwa lahirnya kurikulum 1968 hanya
bersifat politis saja, yaitu mengganti Rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk Orde Lama.
Seiring dengan yang telah disebutkan diatas, Hamalik (2003: 19) mengungkapkan
bahwa dalam perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
1. Tujuan filsafat pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan
tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan merumuskan tujuan
kurikulum suatu satuan pendidikan.
2. Sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
3. Keadaan lingkungan.
4. Kebutuhan pembangunan POLSOSBUDHANKAM
5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai dan
kemanusiaan serta budaya bangsa.
12
C. Perbandingan Susunan Program Pengajaran Kurikulum SD dari orde baru
hingga reformasi
Perbandingan susunan kurikulum SD dari masa orde baru hingga reformasi dapat
No Bidang Studi
1 Agama
2 Pendidikan Moral Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Ilmu Pengetahuan Sosial
5 Matematika
6 Ilmu Pengetahuan Alam
13
Tabel Susunan Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Dasar (1984)
1 Pendidikan Agama
2 Pendidikan Moral Pancasila
4 Bahasa Indonesia 2)
5 Ilmu Pengetahuan Sosial
6 Matematika
7 Ilmu Pengetahuan Alam
8 Olahraga dan Kesehatan
9 Pendidikan Kesenian
10 Keterampilan Khusus
11 Bahasa Daerah 3)
14
Tabel Susunan Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Dasar 2004
1 Matematika
2 Sains
3 Pengetahuan Sosial
4 Kerajinan tangan dan Kesenian
5 Pendidikan Jasmani
6 Pendidikan Agama
7 Bahasa Indonesia
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
15
Tabel Susunan Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Dasar 2013
1 Matematika
2 kesenian
3 Ppkn
4 Pengetahuan Umum
5 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
6 Pendidikan Agama
7 Bahasa Indonesia
1 Matematika
2 Sains
3 Pengetahuan Sosial
4 Kerajinan tangan dan Kesenian
5 Pendidikan Jasmani
6 Pendidikan Agama
7 Bahasa Indonesia
BAB III
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan pada zaman reformasi mengalami suatu perkembangan yang pada
dasarnya lebih maju daripada pendidikan pada zaman orde baru. Pendidikan pada zaman
reformasi mengutamakan pada perkembangan peserta didik yang lebih terfokus pada
pengelolaan masing – masing daerah (otonomi pendidikan). Dalam hal tenaga
kependidikan diberlakukan suatu kualifikasi profesional untuk lebih meningkatkan mutu
pendidikan Indonesia. Sedangkan sarana dan prasarana juga sudah mengalami suatu
peningkatan yang baik. Namun daripada hal tersebut pendidikan yang ada di Indonesia
masih belum mengalami suatu pemerataan. Ini terlihat dari adanya beberapa sekolah –
sekolah terutama di daerah pedalaman masih terdapat keterbatasan dalam berbagai aspek
penyelenggaraannya. Dinamika sosial politik Indonesia yang juga berdampak pada
perubahan kurikulum merupakan suatu bentuk penyempurnaan dalam bidang pendidikan
untuk meningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
B. Saran
Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, Kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami.
Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir
aktif dan kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
17
Hasan, Hamid. 2013. Perkembangan Kurikulum: Perkembangan Ideologis Dan Teoritik
Pedagogis (1950 – 2005). Pdf (diunduh tanggal 25 November 2017).
Suplemen Bahan Ajar. 2013. Sejarah Perkembangan Kurikulum Di Indonesia. Pdf (diunduh
tanggal 25 November 2017)
Muzamiroh, Latifatul Mida, S.S. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Indonesia: Kata Pena
http://malikabdulkarim.blogspot.com/2011/05/sejarah-perkembangan-kurikulum.html
18