Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH

TELAAH KURIKULUM PENDIDIKAN SAINS

“ Perkembangan Kurikulum Di Indonesia “

DISUSUN OLEH

MASUDDIN ( A20218033)
KELAS :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PASCASARJANA UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-

Nyalah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul:

“Perkembangan Kurikulum Indonesia”.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan pengetahuan dan sumber-sumber


yang ada sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak. Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Palu, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Sejarah Perkembangan Kurikulum ............................................................................ 3
B. Dinamika Pengembangan Kurikulum Indonesia ....................................................... 3
C. Perubahan Kurikulum ................................................................................................ 3
1. Kurikulum 1947 .................................................................................................. 4
2. Kurikulum 1952 .................................................................................................. 4
3. Kurikulum 1964 .................................................................................................. 5
4. Kurikulum 1968 .................................................................................................. 6
5. Kurikulum 1975 ................................................................................................. 8
6. Kurikulum 1984 .................................................................................................. 9
7. Kurikulum 1994 ................................................................................................ 10
8. Kurikulum 2004 ................................................................................................ 11
9. Kurikulum 2006 ................................................................................................ 13
10. Kurikulum 2013 ................................................................................................ 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 16
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 16
B. Saran ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa
perubahan hampir di semua aspek kehidupan. Oleh karena itu dunia pendidikan
perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab melalui proses
pendidikan akan terlahir generasi muda yang berkualitas yang diharapkan mampu
mengikuti perubahan dan perkembangan kemajuan zaman di segala aspek
kehidupan. Pembelajaran juga harus sesuai dengan standar proses pendidikan.
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan (Sanjaya, 2006: 4). Dan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan tersebut, pada hakekatnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya faktor yang paling menentukan adalah kurikulum
pendidikan yang berkualitas.
Dalam 5 dasawarsa terakhir, atau sejak berakhirnya era Presiden Soeharto
yang disebut masa Orde Baru, bangsa Indonesia telah melakukan 6 kali
penggantian kurikulum. Bahkan dalam 19 tahun terakhir, sudah 4 kali terjadi
penggantian kurikulum tersebut. Pada dasarnya, kurikulum-kurikulum tersebut
memiliki tujuan yang sama, namun dalam pelaksanaannya ada sedikit perbedaan.
Kurikulum sendiri didefinisikan bermacam-macam oleh para ahli. Namun
pada intinya semua mengarah kepada pengertian yang sama. Menurut Saylor J.
Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning”
menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi
belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”. Menurut B.
Ragan mengemukakan kurikulum adalah “Semua pengalaman anak
dibawahtanggung jawab sekolah” Menurut Soedijarto, sebuah pengalaman
Pemikiran Bagi Prosedur Perencanaan dan Pengembangan; kurikulum Perguruan
Tinggi, BP3K Departeman Pendidikan dan Kebudayaan tahu 1975 ”Segala
pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi
oleh siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
bagi suatu lembaga pendidikan”. Jadi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu usaha terencana dan terorganisir
untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, beberapa kurikulum pernah diterapkan
pada sistem pendidikan di Indonesia. Diantaranya, kurikulum 1947, kurikulum
1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,
kurikulum 1994, KBK, KTSP, dan kurikulum 2013. Dalam makalah ini akan
disampaikan penjelasan tentang perjalanan kurikulum-kurikulum tersebut dalam
pendidikan di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?
2. Bagaimana dinamika perkembangan kurikulum di Indonesia?
3. Macam-macam perubahan kurikulum yang berkembang di Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sejarah,
dinamika dan perubahan perkembangan kurikulum-kurikulum di Indonesia sampai
sekarang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Kurikulum


Dalam perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan, kurikulum sering dijadikan
alat politik oleh pemerintah. Misalnya, ketika Indonesia masih di bawah penjajahan
Belanda dan Jepang, kurikulum harus disesuaikan dengan kepentingan politik
kedua negara tersebut. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, kurikulum
sekolah diubah dan disesuaikan dengan kepentingan politik bangsa Indonesia yang
dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai cerminan masyarakat Indonesia.
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan,
yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013.
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila
dan UUD 1945, perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya.

B. Dinamika Pengembangan Kurikulum Pendidikan


Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia telah menetapkan tujuan yang jelas
kemana NKRI akan dibawa. Dasar negara telah ditetapkan sejak prakemerdekaan,
yakni Pancasila, lengkap dengan lambang negara, motto, lagu kebangsaan, dan bahkan
konstitusi yang di dalamnya telah memuat empat tujuan negara yang akan dicapai.
Salah satu tujuan itu dirumuskan dengan sangat tepat, yakni “Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa”, dan ternyata konsep “mencerdaskan” itu telah dijelaskan oleh
Horard Gardner setelah dua puluh delapan tahun kemudian, dalam bukunya berjudul
Frames od Mind: the Tehory of Multiple Intelligences yaitu tentang tujuh tipe
kecerdasan manusia. Singkatnya, bukan hanya kecerdasan intelektual (otak kiri) tetapi
juga kecerdasan spiritual, emosional, bahkan juga kinestetiknya.
Salah satu faktor yang mendorong untuk mengembangkan kurikulum adalah
amanat Undang-Undang tentang Sitem Pendidikan Nasional. Kurikulum pertama di
Indonesia telah lahir sebagai penjabaran amanat dalam Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran, Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1954, UU Nomor 22 Tahun 1961, UU Nomor 2 Tahun 1989, dan
akhirnya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di
samping itu, tuntutan globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknolgi juga ikut mendorong terjadinya perbaikan dan pengembangan kurikulum.

C. Perubahan Kurikulum
Perubahan kurikulum tentu saja disertai dengan tujuan pendidikan yang
berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu
yang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita. Perubahan
kurikulum di dunia pendidikan Indonesia beserta tujuan yang ingin dicapai dapat
diuraikan sebagai berikut:

3
1. Kurikulum 1947
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama “Rentjana
Pelajaran 1947”. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang
sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses
perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utama kurikulum ini
adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat
dan sejajar dengan bangsa lain. Kurikulum pertama yang lahir pada masa
kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya
rencana pelajaran, lebih populer ketimbang curriculum (bahasa Inggris).
Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan
Belanda ke kepentingan nasional.
Rentjana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan di sekolah-sekolah pada 1950.
Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: (1) daftar mata pelajaran
dan jam pengajarannya; (2) garis-garis besar pengajaran. Rentjana Pelajaran
1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam arti kognitif. Yang diutamakan
adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap
kesenian dan pendidikan jasmani.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana Pelajaran
1947 adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan
mendudukkan pendidikan sebagai faktor penting dalam memperkokoh
berdirinya negara Indonesia melalui persatuan dan kesatuan untuk
mengusir penjajah.
2) Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan bangsa Indonesia
melalui pendidikan
3) Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman pendidikan Indonesia
yang telah lalu di masa penjajahan, sehingga memudahkan dalam
penyusunannya.
b. Kekuranganya yaitu:
1) Dibayang-bayangi pendidikan zaman penjajahan, sehingga mengarah
pada pola pengajaran penjajah.
2) Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor namun lebih
dominan ranah afektif.
3) Belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga belum memberikan
dampak pada terlaksananya pendidikan dan terbentuknya bangsa
Indonesia hingga secara resmi dilaksanakan pada tahun 1950

2. Kurikulum 1952
Setelah “Rentjana Pelajaran 1947”, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran

4
yang kemudian diberi nama “Rentjana Pelajaran Terurai 1952”. Kurikulum
ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. “Silabus mata pelajarannya menunjukkan secara jelas
bahwa seorang guru mengajar satu mata pelajaran. (Djauzak Ahmad,
Dirpendas periode 1991-1995)”.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana Pelajaran
Terurai 1952 adalah
a. Kelebihannya yaitu:
1) Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan nasional,
walaupun belum merata pada seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat
mencerminkan suatu pemahaman dan cita-cita para praktisi pendidikan
akan pentingnya pemerataan pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.
2) Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah berorientasi pada
kebutuhan hidup para siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat berguna
ketika ditengah masyarakat.
3) Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran, maka memiliki
keuntungan untuk lebih menguasai bidang pengajarannya dengan lebih
baik, dari pada mengajar berbagai mata pelajaran
b. Kekurangannya yaitu:
1) Karena kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan
nasional, maka belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
2) Materi pelajaran belum orientasi masa depan, karena yang diajarkan
berorientasi kebutuhan untuk hidup di masyarakat saat itu, dengan
demikian belum memiliki visi kebutuhan di masa mendatang.
3) Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru, karena setiap mata
pelajaran sudah terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal ini
mempersempit kreatifitas dan inovasi guru baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, maupun menentukan sumber materi pelajaran

3. Kurikulum 1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
“Rentjana Pendidikan 1964”. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang
menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan
pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana (Hamalik, Oemar. (2004)), yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan(keterampilan), dan jasmani. Ada
yang menyebut Pancawardhana berfokus pada pengembangan daya cipta, rasa,
karsa, karya, dan moral. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan
dan kegiatan fungsional praktis.

5
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana Pendidikan
1964 adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Sudah mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Ranah kognitif merupakan kemampuan pada segi keilmuan, ranah
afektif merupakan kemampuan pada segi sikap, dan psikomotorik
merupakan kemampuan pada segi keterampilan, dimana ketiganya
merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian manusia
telah menjadi prioritas dalam kurikulum ini.
3) Mengupayakan pengembangan potensi peserta didik sebagai pangkal
dari kemampuan seseorang untuk melakukan tindak lanjut dengan
segala kreatifitas dan inovasi, maka dengan kurikulum ini telah
menganggap setiap manusia memiliki potensi yang berbeda-beda.
4) Pendidikan bersifat praktis, sehingga pembelajaran di sekolah akan
memilki kegunaan dalam kehidupan peserta didik.
b. Kekurangannya yaitu:
1) Kurikulum ini dipergunakan hanya pada tingkat sekolah dasar dan
belum mencakup sekolah lanjutan dan perguruan tinggi.
2) Terkesan masih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang
cenderung mengakomodir sistem-sistem yang belum sejalan dengan
jiwa UUD 45.
3) Karena pendidikan diwarnai oleh kepentingan-kepentingan kelompok
menjadikan kurikulum ini dimaknai sebagai alat untuk membantu
kepentingan-kepentingan tertentu.
4) Kurikulum ini berjalan ketika Indonesia masih dalam keadaan labil.

4. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu mengganti Rencana
Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan
pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada
upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan
struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968
merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. "Hanya memuat
mata pelajaran pokok saja,". Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak
mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada
materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

6
Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi
pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah
lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada tiga kelompok
besar: pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah
mata pelajarannya 9, yakni:
a. Pembinaan Jiwa Pancasila, meliputi:
1) Pendidikan Agama
2) Pendidikan Kewarganegaraan
3) Bahasa Indonesia
4) Bahasa Daerah
5) Pendidikan Olahraga
b. Pengembangan Pengetahuan Dasar, meliputi:
1) Berhitung
2) IPA
3) Pendidikan Kesenian
4) Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, termasuk ilmu kesehatan
c. Pembinaan Kecakapan Khusus, meliputi:
1) Kejuruan Agraria (pertanian, peternakan, dan perikanan)
2) Kejuruan Teknik (pekerjaan tangan dan perbengkelan)
3) Kejuruan Ketatalaksanaan atau Jasa (koperasi dan tabungan)
Semua mata pelajaran diberikan sejak kelas I, kecuali pelajaran Pendidikan
Bahasa Indonesia yang diberikan mulai kelas III (bagi sekolah-sekolah yang
menggunakan bahasa daerah sabagai bahasa pengantar di kelas I dan II).
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum 1968
adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa otonomi dimana
semua komponen kurikulum dilaksanakan oleh sekolah.
2) Sistem pembelajaran di ruangan kelas diserahkan kepada masing-
masing guru, yang penting tujuan pendidikan dapat tercapai.
3) Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan kreativitas dan
persaingan kompetitif diantara daerah, sekolah, dan guru untuk
mengembangkan kurikulum.
4) Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah untuk
melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.
b. Kekurangannya yaitu:
1) Walaupun sudah ada pembelajaran keterampilan namun pada prakteknya
kurikulum ini masih kurang memperhatikan pembelajaran praktek.
2) Kurikulum ini tidak mengadopsi kebutuhan masyarakat, sehingga
pembelajaran di sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan riil dalam
kehidupan anak.
3) Kurikulum ini yang masih di pengaruhi unsur politis sehingga tidak
mengakar pada kebutuhan hidup anak secara individual.

7
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif
dan efisien. latar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat
itu," Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah
"satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuan
instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-
mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat sibuk
menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kutikulum 1975
adalah:
a. Kelebihanya yaitu:
1) Berorientasi pada tujuan
2) Mengarah pembentukan tingkah laku siswa
3) Relevan dengan kebutuhan masyarakat
4) Menekankan efektivitas dan efisiensi
5) Menekankan fleksibilitas yaitu mempertimbangkan faktor-faktor
ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang
terlaksananya program.
6) Melatih guru untuk dapat menggunakan teknik penyusunan program
pengajaran yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI).
7) Prinsip berkesinambungan
b. Kekurangannya yaitu:
1) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi
dengan kemampuan anak didik
2) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di
sekolah
3) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap
jenjang.
4) Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran.
5) Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan
secara sentralistik, sehingga kurang memberi peluang untuk
berkembangnya potensi daerah.
6) Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi
bahwa guru yang mendominasi proses pembelajaran, metode-metode
ceramah dan metode dikte menonjol digunakan oleh para guru.
7) Kreativitas murid kurang berkembang karena didukung oleh konsep
kurikulum yang menempatkan guru sebagai subjek dalam melakukan
pembelajaran di kelas.

8
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum
ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Konsep
CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara
nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA.
Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di
sana-sini ada tempelan gambar, dan yang mencolok guru tak lagi mengajar
model berceramah. Akhiran penolakan CBSA bermunculan. Kurikulum 1984
ini berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa
pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat
terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu,
sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan
adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa
pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang
sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif.
b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar
siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik,
mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
c. Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar
berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran.
d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Untuk
menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk
membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa
dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan
konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan
pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan.
f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses
adalah pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomu-
nikasikan perolehannya.

9
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum 1984
adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci,
sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
2) Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan
melalui keberanian memberikan pendapat.
3) Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah
berlangsung yang ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam
melaksanakan tugas.
4) Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun
sosial.
5) Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan
berpartisipasi secara aktif
b. Kekurangannya yaitu:
1) Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-
sini ada tempelan gambar, dan yang mencolok guru tidak lagi
menggunakan metode ceramah.
2) Ada ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu buku
teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga membentuk guru
dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode yang tepat dan
memiliki sumber belajar sangat terbatas.
3) Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia
menolak pendapat peserta lain.
4) Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan
ketinggalan.
5) Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa
serta tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar
sangat kurang.
6) Kurangnya Alokasi waktu
7) Guru kurang komunikatif dengan siswa.

7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan
antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan,
disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional
sampai muatan lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-
lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak agar
isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma
menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada

10
1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih
pada menambal sejumlah materi pelajaran saja.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di
antaranya sebagai berikut: Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan
sistem caturwulan, Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran
yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi). Kurikulum 1994
bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti
sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri
disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terapat pada Kurikulum 1994
adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Kurikulum berstandar nasional dan memberikan ruang untuk
pengembangan potensi wilayah.
2) Mampu mengadopsi aspirasi berbagai pihak yang berhubungan dengan
isu-isu yang berkembang di masyarakat.
3) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan
masing-masing dengan beberapa alternatif.
4) Terdapat keserasian antara teori dan praktek, sehingga mengembangkan
ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Kekurangannya yaitu:
1) Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat.
2) Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga
mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Alhasil,
Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.
3) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran
4) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan
tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena
kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

8. Kurikulum 2004
Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut
dengan “Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)”. KBK memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi.

11
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi
Struktur kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam suatu
mata pelajaran memuat rincian kompetensi (kemampuan) dasar mata pelajaran
itu dan sikap yang diharapkan dimiliki siswa. Mari kita lihat contohnya dalam
mata pelajaran matematika, Kompetensi dasar matematika merupakan
pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau subaspek mata pelajaran
matematika. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika merupakan
gambaran kompe-tensi yang seharusnya dipahami, diketahui, dan dilakukan
siswa sebagai hasil pembelajaran mata pelajaran matematika. Kompetensi
dasar tersebut dirumus-kan untuk mencapai keterampilan (kecakapan)
matematika yang mencakup kemampuan penalaran, komunikasi, pemecahan
masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika. Struktur
kompetensi dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi ini dirinci dalam komponen
aspek, kelas dan semester. Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata
pelajaran, disusun dan dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.
Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran
pada setiap level. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan,
“Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar
mereka pada level ini?”. Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman,
dan kompleksitas kurikulum dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur
dengan berbagai teknik penilaian.
Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator
adalah untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana kita mengetahui bahwa siswa
telah mencapai hasil belajar yang diharapkan?”. Guru akan menggunakan
indikator sebagai dasar untuk menilai apakah siswa telah mencapai hasil belajar
seperti yang diharapkan. Indikator bukan berarti dirumuskan dengan rentang yang
sempit, yaitu tidak dimaksudkan untuk membatasi berbagai aktivitas pembelajaran
siswa, juga tidak dimaksudkan untuk menentukan bagaimana guru melakukan
penilaian. Misalkan, jika indikator menyatakan bahwa siswa mampu menjelaskan
konsep atau gagasan tertentu, maka ini dapat ditunjukkan dengan kegiatan
menulis, presentasi, atau melalui kinerja atau melakukan tugas lainnya.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Pendidikan berbasis kompetensi menitik beratkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai
dengan standard performance yang telah ditetapkan, sebagai upaya
mempersiapkan kemampuan individu.

12
2) Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua
pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan
kebutuhan masa datang.
3) Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
/siswa (student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik
ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan
membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
4) Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai
mata pelajaran yang diajarkan.
b. Kekurangannya yaitu:
1) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal
indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling
mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan.
2) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan
standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru
untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
3) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-
kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.

9. Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan “Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)”. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah
guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai
dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.
Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu
mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi
sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun
menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah dibawah binaan dan
pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Secara teori memberikan otonomi secara luas pada sekolah untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan sesuai dengan potensi di daerahnya.
2) Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan kreatifitas dan
inovasi. Untuk menggali potensi sekolah sehingga mampu menjadi
agen bagi pembangunan masyarakat yang mengakar pada potensi lokal.

13
3) Sekolah leluasa untuk ambil peranan dalam pendidikan untuk
membentuk siswa sebagai pengambil peranan dalam masyarakat.
4) Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mengembangkan dirinya di luar sekolah, karana telah terjadi
pengurangan kepadatan jam pelajaran
b. Kekurangannya yaitu:
1) Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada
2) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
3) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif
baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
4) Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran
akan berdampak berkurangnya pendapatan guru.

10. Kurikulum 2013


Pemerintah melakukan pemetaan kurikulum berbasis kompetensi yang
pernah diujicobakan pada tahun 2004 (curriculum based competency).
Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk
mengembangkan berbagai ranah pendidikan; pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur
pendidikan sekolah.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum
ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang
dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam
bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria
keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta
didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar
mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan
konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus
diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan
kecepatan belajar masing-masing. Kurikulum 2013 terutama berorientasi pada
perubahan proses pembelajaran (yang semula dari siswa diberitahu menjadi
siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berfokus pada pengetahuan
melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian
proses dan output). Penambahan jam pelajaran sebagaimana halnya
kecenderngan negara-negara luar belakangan ini, seperti Knowledge is Power
Program (KIPP) dan Massachusettes Extended Learning Times (MELT).
Tema utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam
implementasi kurikulum, guru dituntut secara profesional merancang

14
pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir pembelajaran,
memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur
pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan
kriteria keberhasilan.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum 2013
adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2) Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan
hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai
kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
3) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
5) Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama
dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan
lain-lain.
b. Kekurangannya yaitu:
1) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013
guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal
banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
2) Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan
kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif,
pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga
membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala
berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan
pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi
menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
3) Kurangnya keterampilan guru merancang RPP
4) Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
5) Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di
sekolah terlalu lama.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004,
2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia sebagai
instrument yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik dan kebutuhan masyarakat.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum memiliki lima
komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) isi/materi; (3) metode atau strategi pencapain
tujuan pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan
(5) evaluasi.

B. Saran
Harapan kita semua bahwa kurikulum yang baru tidak akan mengalami nasib
yang sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Akan tetapi mampu
memberikan pencerahan terhadap perubahan paradigma berpikir para pelaksana di
lapangana, serta mampu memfasilitasi dan membantu meningkatkan kompetensi
peserta didik sehingga mampu bersaing baik di kancah nasional maupun
internasional dengan bangsa-bangsa yang lain.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2004). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PPs


Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Hamalik, Oemar. (2006). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT.Remaja


Rosdakarya.

Indarto. (1999). Menyimak Perkembangan Kurikulum di Indonesia. Makassar:


Diposting dari Web Master Gamaliel School.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Desan Induk Kurikulum 2013.


Jakarta. Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Draft Kurikulum 2013. Jakarta.
Kemendikbud.

https://www.academia.edu/15234157/SEJARAH_KURIKULUM_DI_INDONESIA
(diakses pada tanggal 18 September 2017, pukul 16:12)

https://b3sm4rt.files.wordpress.com/2011/01/perjalanan-kurikulum-di-indonesia.pdf
(diakses pada tanggal 18 September 2017, pukul 16:28)

https://s3.amazonaws.com/ppt-download/tugaskurikulum-140809002509-
phpapp02.docx?response-content-
disposition=attachment&Signature=%2F1F%2F2PIiTJ6mhpYy6nFvl4fOejU%3D
&Expires=1505384501&AWSAccessKeyId=AKIAJ6D6SEMXSASXHDAQ
(diakses pada tanggal 19 September, pukul 19:21)

iii

Anda mungkin juga menyukai