Anda di halaman 1dari 22

PERKEMBANGAN KURIKULUM INDONESIA

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan

DOSEN PENGAMPU :

H. HERMANTO, S.Ag., M.Ag

DISUSUN OLEH :

DINDA SAFIRAH ANWAR


(NIM: 2001010032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

(STAI-DDI) PINRANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat-
Nyalah, kita masih berkumpul diruangan ini menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya dengan judul: “Perkembangan Kurikulum Indonesia”.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan pengetahuan dan sumber-


sumber yang ada sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Pinrang, 09 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Masalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Sejarah Perkembangan Kurikulum...............................................................3

B. Dinamika Pengembangan Kurikulum Pendidikan........................................3

C. Perubahan Kurikulum...................................................................................4

1. Kurikulum 1947........................................................................................4

2. Kurikulum 1964........................................................................................6

3. Kurikulum 1968........................................................................................7

4. Kurikulum 1994........................................................................................9

5. Kurikulum 2004......................................................................................11

6. Kurikulum 2006......................................................................................14

7. Kurikulum 2013......................................................................................15

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

A. Kesimpulan.................................................................................................18

B. Saran............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah


membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan. Oleh karena itu
dunia pendidikan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah berkaitan
dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas,
sebab melalui proses pendidikan akan terlahir generasi muda yang berkualitas
yang diharapkan mampu mengikuti perubahan dan perkembangan kemajuan
zaman di segala aspek kehidupan. Pembelajaran juga harus sesuai dengan
standar proses pendidikan. Standar proses pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Sanjaya,
2006: 4). Dan untuk mencapai standar kompetensi lulusan tersebut, pada
hakekatnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
faktor yang paling menentukan adalah kurikulum pendidikan yang berkualita.
Dalam 5 dasawarsa terakhir, atau sejak berakhirnya era Presiden
Soeharto yang disebut masa Orde Baru, bangsa Indonesia telah melakukan 6
kali penggantian kurikulum. Bahkan dalam 19 tahun terakhir, sudah 4 kali
terjadi penggantian kurikulum tersebut. Pada dasarnya, kurikulum-kurikulum
tersebut memiliki tujuan yang sama, namun dalam pelaksanaannya ada
sedikit perbedaan.
Kurikulum sendiri didefinisikan bermacam-macam oleh para ahli.
Namun pada intinya semua mengarah kepada pengertian yang sama. Menurut
Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum
Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk
mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar
sekolah”. Menurut B. Ragan mengemukakan kurikulum adalah “Semua
pengalaman anak dibawahtanggung jawab sekolah” Menurut Soedijarto,

1
2

sebuah pengalaman Pemikiran Bagi Prosedur Perencanaan dan


Pengembangan; kurikulum Perguruan Tinggi, BP3K Departeman Pendidikan
dan Kebudayaan tahu 1975 ”Segala pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa/mahasiswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga
pendidikan”. Jadi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kurikulum adalah suatu usaha terencana dan terorganisir untuk
menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?


2. Bagaimana dinamika perkembangan kurikulum di Indonesia?
3. Jelaskan macam-macam perubahan kurikulum yang berkembang di
Indonesia?

3. Tujuan Masalah

1. Mengetahui sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia


2. Mengetahui dinamika perkembangan kurikulum di Indonesia
3. Mengetahui macam-macam perubahan kurikulum yang berkembang di
Indonesia
4.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Kurikulum

Dalam perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan, kurikulum sering


dijadikan alat politik oleh pemerintah. Misalnya, ketika Indonesia masih di
bawah penjajahan Belanda dan Jepang, kurikulum harus disesuaikan dengan
kepentingan politik kedua negara tersebut. Setelah Indonesia merdeka pada
tahun 1945, kurikulum sekolah diubah dan disesuaikan dengan kepentingan
politik bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai
cerminan masyarakat Indonesia.
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
2004, 2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari
terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan
dalam merealisasikannya.

B. Dinamika Pengembangan Kurikulum Pendidikan

Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia telah menetapkan tujuan yang


jelas kemana NKRI akan dibawa. Dasar negara telah ditetapkan sejak
prakemerdekaan, yakni Pancasila, lengkap dengan lambang negara, motto,
lagu kebangsaan, dan bahkan konstitusi yang di dalamnya telah memuat
empat tujuan negara yang akan dicapai. Salah satu tujuan itu dirumuskan
dengan sangat tepat, yakni “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”, dan ternyata
konsep “mencerdaskan” itu telah dijelaskan oleh Horard Gardner setelah dua
puluh delapan tahun kemudian, dalam bukunya berjudul Frames od Mind: the
Tehory of Multiple Intelligences yaitu tentang tujuh tipe kecerdasan manusia.

3
4

Singkatnya, bukan hanya kecerdasan intelektual (otak kiri) tetapi juga


kecerdasan spiritual, emosional, bahkan juga kinestetiknya.
Salah satu faktor yang mendorong untuk mengembangkan kurikulum
adalah amanat Undang-Undang tentang Sitem Pendidikan Nasional.
Kurikulum pertama di Indonesia telah lahir sebagai penjabaran amanat dalam
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan
Pengajaran, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954, UU Nomor 22 Tahun
1961, UU Nomor 2 Tahun 1989, dan akhirnya UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di samping itu, tuntutan globalisasi, dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi juga ikut mendorong
terjadinya perbaikan dan pengembangan kurikulum.

C. Perubahan Kurikulum

Perubahan kurikulum tentu saja disertai dengan tujuan pendidikan yang


berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan
tertentu yang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita.
Perubahan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia beserta tujuan yang
ingin dicapai dapat diuraikan sebagai berikut:

4. Kurikulum 1947

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama


“Rentjana Pelajaran 1947”. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan
kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu
masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi
ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan
karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah
leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih
populer ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisikisi
pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional.
5

Rentjana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan di sekolah-sekolah


pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan
kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal
pokok: (1) daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya; (2) garis-garis
besar pengajaran. Rentjana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan
pikiran dalam arti kognitif. Yang diutamakan adalah pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan
dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana
Pelajaran 1947 adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan
mendudukkan pendidikan sebagai faktor penting dalam
memperkokoh berdirinya negara Indonesia melalui persatuan dan
kesatuan untuk mengusir penjajah.
2) Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan bangsa
Indonesia melalui pendidikan.
3) Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman pendidikan
Indonesia yang telah lalu di masa penjajahan, sehingga
memudahkan dalam penyusunannya.
b. Kekuranganya yaitu:
1. Dibayang-bayangi pendidikan zaman penjajahan, sehingga
mengarah pada pola pengajaran penjajah.
2) Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor
namun lebih dominan ranah afektif.
3) Belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga belum
memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan
terbentuknya bangsa Indonesia hingga secara resmi dilaksanakan
pada tahun 1950
6

5. Kurikulum 1964

pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di


Indonesia. Kali ini diberi nama “Rentjana Pendidikan 1964”. Pokok-
pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini
adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik,
Oemar. (2004)), yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan(keterampilan), dan jasmani. Ada yang
menyebut Pancawardhana berfokus pada pengembangan daya cipta,
rasa, karsa, karya, dan moral. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana
Pendidikan 1964 adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
1) Sudah mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2) Ranah kognitif merupakan kemampuan pada segi keilmuan,
ranah afektif merupakan kemampuan pada segi sikap, dan
psikomotorik merupakan kemampuan pada segi keterampilan,
dimana ketiganya merupakan faktor penting dalam pembentukan
kepribadian manusia telah menjadi prioritas dalam kurikulum ini.
3) Mengupayakan pengembangan potensi peserta didik sebagai
pangkal dari kemampuan seseorang untuk melakukan tindak
lanjut dengan segala kreatifitas dan inovasi, maka dengan
kurikulum ini telah menganggap setiap manusia memiliki potensi
yang berbeda-beda.
4) Pendidikan bersifat praktis, sehingga pembelajaran di sekolah
akan memilki kegunaan dalam kehidupan peserta didik.
7

b. Kekurangannya yaitu:
1) Kurikulum ini dipergunakan hanya pada tingkat sekolah dasar
dan belum mencakup sekolah lanjutan dan perguruan tinggi.
2) Terkesan masih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan
tertentu yang cenderung mengakomodir sistem-sistem yang
belum sejalan dengan jiwa UUD 45.
3) Karena pendidikan diwarnai oleh kepentingan-kepentingan
kelompok menjadikan kurikulum ini dimaknai sebagai alat untuk
membantu kepentingan-kepentingan tertentu.
4) Kurikulum ini berjalan ketika Indonesia masih dalam keadaan
labil.

6. Kurikulum 1968

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu mengganti


Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur
kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968
merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Mata pelajaran
dikelompokkan menjadi 9 pokok. Djauzak menyebut Kurikulum 1968
sebagai kurikulum bulat. "Hanya memuat mata pelajaran pokok saja,".
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja
yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
8

Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya


materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan
kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini
dikelompokkan pada tiga kelompok besar: pembinaan pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah mata pelajarannya 9,
yakni:
a. Pembinaan Jiwa Pancasila, meliputi:
1) Pendidikan Agama
2) Pendidikan Kewarganegaraan
3) Bahasa Indonesia
4) Bahasa Daerah
5) Pendidikan Olahraga
b. Pengembangan Pengetahuan Dasar, meliputi:
1) Berhitung
2) IPA
3) Pendidikan Kesenian
4)Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, termasuk ilmu kesehatan
c. Pembinaan Kecakapan Khusus, meliputi:
1) Kejuruan Agraria (pertanian, peternakan, dan perikanan)
2) Kejuruan Teknik (pekerjaan tangan dan perbengkelan)
3) Kejuruan Ketatalaksanaan atau Jasa (koperasi dan tabungan)
Semua mata pelajaran diberikan sejak kelas I, kecuali pelajaran
Pendidikan Bahasa Indonesia yang diberikan mulai kelas III (bagi
sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa daerah sabagai bahasa
pengantar di kelas I dan II).
Semua mata pelajaran diberikan sejak kelas I, kecuali pelajaran
Pendidikan Bahasa Indonesia yang diberikan mulai kelas III (bagi
sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa daerah sabagai bahasa
pengantar di kelas I dan II).
9

a. Kelebihannya yaitu:
1) Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa
otonomi dimana semua komponen kurikulum dilaksanakan
oleh sekolah
2) Sistem pembelajaran di ruangan kelas diserahkan kepada
masing-masing guru, yang penting tujuan pendidikan dapat
tercapai.
3) Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan
kreativitas dan persaingan kompetitif diantara daerah,
sekolah, dan guru untuk mengembangkan kurikulum.
4) Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah
untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih
tinggi.
b. Kekurangannya yaitu:
1. Walaupun sudah ada pembelajaran keterampilan namun
pada prakteknya kurikulum ini masih kurang
memperhatikan pembelajaran praktek
2. .Kurikulum ini tidak mengadopsi kebutuhan masyarakat,
sehingga pembelajaran di sekolah tidak dapat memenuhi
kebutuhan riil dalam kehidupan anak.
3. Kurikulum ini yang masih di pengaruhi unsur politis
sehingga tidak mengakar pada kebutuhan hidup anak secara
individual.

7. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan


kurikulumkurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984.
Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga
banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai
terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Materi muatan
lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya
10

bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai


kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak agar isu-
isu tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994
menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto
pada 11 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi
perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi pelajaran saja.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum
1994, di antaranya sebagai berikut: Pembagian tahapan pelajaran di
sekolah dengan sistem caturwulan, Pembelajaran di sekolah lebih
menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada
materi pelajaran/isi). Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh
Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terapat pada Kurikulum
1994 adala
a. Kelebihannya yaitu:
1) Kurikulum berstandar nasional dan memberikan ruang
untuk pengembangan potensi wilayah
2) Mampu mengadopsi aspirasi berbagai pihak yang
berhubungan dengan isu-isu yang berkembang di
masyarakat.
3) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan
kesempatan seluasluasnya kepada siswa untuk dapat
mengembangkan kemampuan masingmasing dengan
beberapa alternatif.
4) Terdapat keserasian antara teori dan praktek, sehingga
mengembangkan ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.
11

b. Kekurangannya yaitu:
1) Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai
terlalu berat.
2) Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat
juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum. Alhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi
kurikulum super padat.
3) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata
pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata
pelajaran
4) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang
relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan
kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.

8. Kurikulum 2004

Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang


disebut dengan “Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)”. KBK
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi
12

Struktur kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam


suatu mata pelajaran memuat rincian kompetensi (kemampuan) dasar
mata pelajaran itu dan sikap yang diharapkan dimiliki siswa. Mari kita
lihat contohnya dalam mata pelajaran matematika, Kompetensi dasar
matematika merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan
suatu aspek atau subaspek mata pelajaran matematika. Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Matematika merupakan gambaran kompetensi
yang seharusnya dipahami, diketahui, dan dilakukan siswa sebagai hasil
pembelajaran mata pelajaran matematika. Kompetensi dasar tersebut
dirumuskan untuk mencapai keterampilan (kecakapan) matematika
yang mencakup kemampuan penalaran, komunikasi, pemecahan
masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika.
Struktur kompetensi dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi ini dirinci
dalam komponen aspek, kelas dan semester. Keterampilan dan
pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut
aspek dari mata pelajaran tersebut.
Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun
pelajaran pada setiap level. Perumusan hasil belajar adalah untuk
menjawab pertanyaan, “Apa yang harus siswa ketahui dan mampu
lakukan sebagai hasil belajar mereka pada level ini?”. Hasil belajar
mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas kurikulum
dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai teknik
penilaian.
Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan
indikator adalah untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana kita
mengetahui bahwa siswa telah mencapai hasil belajar yang
diharapkan?”. Guru akan menggunakan indikator sebagai dasar untuk
menilai apakah siswa telah mencapai hasil belajar seperti yang
diharapkan. Indikator bukan berarti dirumuskan dengan rentang yang
13

sempit, yaitu tidak dimaksudkan untuk membatasi berbagai aktivitas


pembelajaran siswa, juga tidak dimaksudkan untuk menentukan
bagaimana guru melakukan penilaian. Misalkan, jika indikator
menyatakan bahwa siswa mampu menjelaskan konsep atau gagasan
tertentu, maka ini dapat ditunjukkan dengan kegiatan menulis,
presentasi, atau melalui kinerja atau melakukan tugas lainnya.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
o Pendidikan berbasis kompetensi menitik beratkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi)
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard performance
yang telah ditetapkan, sebagai upaya mempersiapkan
kemampuan individu.
o Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua
pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini
dan kebutuhan masa datang.
o Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik /siswa (student oriented). Peserta didik dapat bergerak
aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra
seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran
terlibat dalam proses belajar.
o Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah
masing-masing sesuai mata pelajaran yang diajarkan.
b. Kekurangannya yaitu:
o Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun,
padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru
yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan
lingkungan.
14

o Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada


urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga
menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
o Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti
kurikulumkurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher
oriented.

9. Kurikulum 2006

Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan “Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan (KTSP)”. Tinjauan dari segi isi dan proses
pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis
evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan
yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk
merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi
siswa serta kondisi sekolah berada.
Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini
guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan
penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah
perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah dibawah
binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
o Secara teori memberikan otonomi secara luas pada sekolah
untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam
meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan potensi di
daerahnya.
15

o Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan


kreatifitas dan inovasi. Untuk menggali potensi sekolah
sehingga mampu menjadi agen bagi pembangunan
masyarakat yang mengakar pada potensi lokal.
o Sekolah leluasa untuk ambil peranan dalam pendidikan untuk
membentuk siswa sebagai pengambil peranan dalam
masyarakat
o Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk mengembangkan dirinya di luar sekolah, karana telah
terjadi pengurangan kepadatan jam pelajaran
b. Kekurangan yaitu:
o Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan
KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada
o Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
o Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara
Komprehensif baik konsepnya, penyusunanya maupun
prakteknya di lapangan
o Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam
pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru.

10. Kurikulum 2013

Pemerintah melakukan pemetaan kurikulum berbasis kompetensi


yang pernah diujicobakan pada tahun 2004 (curriculum based
competency). Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi
pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah
pendidikan; pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam seluruh
jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada
pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh
karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan
16

seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa,


sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau
keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan
pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai
sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep
belajar tuntas dan pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus
diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan
dan kecepatan belajar masing-masing. Kurikulum 2013 terutama
berorientasi pada perubahan proses pembelajaran (yang semula dari
siswa diberitahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari
berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis
kemampuan melalui penilaian proses dan output). Penambahan jam
pelajaran sebagaimana halnya kecenderngan negara-negara luar
belakangan ini, seperti Knowledge is Power Program (KIPP) dan
Massachusettes Extended Learning Times (MELT).
Tema utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia
yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan
hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut secara
profesional merancangpembelajaran secara efektif dan bermakna,
mengorganisir pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang
tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi
secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum
2013 adalah:
a. Kelebihannya yaitu:
o Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam
setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
17

o Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa


bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari
nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.
o Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti
yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
o Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
o Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa
terutama dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai,
cinta tanah air dan lain-lain.

b. Kekurangannya yaitu:
o Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan
kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada
siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap
ada penjelasan dari guru.
o Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan
kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih
kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti
itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa
membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan
pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru
sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi
siswa agar kreatif.
o Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
o Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu
belajar di sekolah terlalu lama.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami


perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1964, 1968, , 1994, 2004, 2006 dan 2013.
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan
sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia
sebagai instrument yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat
dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum memiliki lima komponen utama,
yaitu : (1) tujuan; (2) isi/materi; (3) metode atau strategi pencapain tujuan
pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi.

B. Saran

Harapan kita semua bahwa kurikulum yang baru tidak akan mengalami
nasib yang sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Akan tetapi
mampu memberikan pencerahan terhadap perubahan paradigma berpikir para
pelaksana di lapangana, serta mampu memfasilitasi dan membantu
meningkatkan kompetensi peserta didik sehingga mampu bersaing baik di
kancah nasional maupun internasional dengan bangsa-bangsa ya

18

Anda mungkin juga menyukai