Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS KURIKULUM

STRUKTUR K.13 DAN KURIKULUM MERDEKA

MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN TELAAH


KURIKULUM SEKOLAH

Disusun Oleh:
Afrisa Miranda Salsabila (220210101016)
Fadhor Ramadani (220210101074)
Binyamin Alivi Pradana (220210101137)
Hanna Sya’bana Fawaida (220210101148)
Mirsany Ikrimah Fillah (220210101150)
Rido Apriansyah (220210101152)
Bilqis Chandra Maharani (220210101153)
Israul Laila (239919990157)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sunardi, M.Pd.
Lela Nur Safrida, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023/2024
DAFTAR ISI

BAB 1.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
2.1 Tujuan K.13.................................................................................................................4
2.2 Bahan Pelajaran K.13..................................................................................................4
2.3 Proses Belajar dan Mengajar K.13..............................................................................5
2.4 Penilaian K.13.............................................................................................................7
2.5 Tujuan Kurikulum Merdeka......................................................................................10
2.6 Bahan Pelajaran Kurikulum Merdeka.......................................................................11
2.7 Proses Belajar dan Mengajar Kurikulum Merdeka...................................................13
2.8 Penilaian Kurikulum Merdeka...................................................................................14
BAB 3.......................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan wujud kesadaran orang tua terhadap anaknya dalam


mendukung kemajuan hidupnya (Ki hajar Dewantara dalam Marwah et al., 2018).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2023) pendidikan
merupakan proses mengubah sikap dan tata laku individu atau kelompok melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Melalui definisi tersebut dapat dipahami bahwa
pendidikan adalah suatu usaha dalam memperbaiki dan mengisi apa yang tidak
diketahui dengan sebuah hal baru sehingga mampu mendukung kemajuan hidup
seseorang.

Pendidikan menurut jenisnya dikelompokkan dalam tiga macam yaitu


pendidikan informal, non formal, dan pendidikan formal. Dalam UU No.20 Tahun
2003 telah diatur mengenai pendidikan. Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan dan telah dijamin oleh negara. Oleh karena itu, perlu pengelolaan yang
baik dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan formal seperti jenjang SD
(Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA/K (Sekolah
Menengah Atas/Kejuruan).

Salah satu cara pengelolaan dalam dunia pendidikan adalah melalui


pengembangan kurikulum yang adaptif atau mampu mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Oemar Hamalik dalam karyanya yakni buku manajemen pengembangaan
kurikulum, kurikulum adalah suatu program untuk meningkatkan perkembangan dan
pertumbuhan siswa yang adaptif dengan tujuan pendidikan (Fajri, 2019). Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum merupakan perangkat mata
pelajaran yang diajarkan dalam lembaga pendidikan. Dalam definisi singkatnya,
kurikulum adalah mata pelajaran dengan berbagai program dalam pengajarannya.

Kurikulum memiliki peranan yang amat besar dalam menentukan keberhasilan


proses pembelajaran di lingkungan pendidikan. Hal ini dikarenakan kurikulum
menjadi pengatur proses pembelajaran sehingga mencapai suatu target yang akan
dituju. Semakin banyak target yang tercapai, maka keberhasilan dalam dunia
pendidikan juga akan semakin meningkat. Namun dalam implementasinya, kurikulum

2
tidaklah selalu sesuai dengan perkembangan zaman sehingga perlu pengembangan
lebih lanjut dan evaluasi lebih mendalam terkait kurikulum yang akan diberikan.
Misalnya saja dalam pendidikan di Indonesia terdapat kurikulum yang mengalami
penyesuaian yakni dari KTSP menuju K.13 kemudian mengalami pengembangan
menuju Kurikulum Merdeka.

1.2 Rumusan Masalah

1. Tujuan kurikulum K.13 dan Kurikulum Merdeka?


2. Bahan pelajaran K.13 dan Kurikulum Merdeka?
3. Proses belajar dan mengajar K.13 dan Kurikulum Merdeka?
4. Penilaian dalam K.13 dan Kurikulum Merdeka?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui maksud dari pengembangan kurikulum K.13 dan kurikulum


Merdeka.
2. Mengetahui berbagai komponen pada masing-masing kurikulum.
3. Mengetahui proses pengajaran masing-masing kurikulum.
4. Mengetahui mekanisme penilaian pada masing-masing kurikulum

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan K.13


K. 13 memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan warga negara Indonesia supaya hidup sebagai individu dan warga
yang memiliki iman, berproduktif kreatif, inovatif, dan juga dapat memiliki
kontribusi di kehidupan masyarakat, berbangsa dan juga bernegara.
2. Kurikulum ini juga memiliki tujuan untuk mendorong para siswa untuk
melakukan observasi yang lebih baik, bernalar, serta cara untuk
mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa saja yang diperoleh pada saat
setelah mereka menerima materi dari para pembimbing (guru).

2.2 Bahan Pelajaran K.13


Perangkat ajar bisa berbentuk materi pembelajaran yang membahas satu
pokok bahasan, bisa berbentuk cetak (artikel, komik, infografis) maupun noncetak
(audio dan video). Bahan ajar dirancang sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
Bahan ajar dalam Kurikulum 2013 Indonesia dapat bervariasi tergantung pada tingkat
pendidikan dan mata pelajaran yang diajarkan. Bahan ajar yang digunakan sangat
bervariasi seperti lks, buku teks, modul, dan lain sebagainya.
Kurikulum 2013 di Indonesia menekankan beberapa prinsip dan pendekatan
penting dalam penyusunan bahan ajar. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk
menciptakan pendidikan yang lebih relevan, berpusat pada siswa, dan berorientasi
pada pengembangan kompetensi. Prinsip tersebut diantaranya yaitu; pendekatan
berbasis kompetensi, pembelajaran aktif, pembelajaran kontekstual, pembelajaran
kolaboratif, pemahaman mendalam, pembelajran berbasi proyek, pengembangan
keterampilan soft skills, pendidikan karakter, evaluasi formatif, dan pengunaan
teknologi. Di bawah ini adalah beberapa bahan ajar yang biasanya digunakan dalam
pembelajaran untuk Kurikulum 2013:
1. Buku teks

4
Buku teks adalah sumber utama bahan ajar dalam Kurikulum 2013. Buku teks
dirancang untuk memberikan informasi yang komprehensif tentang mata pelajaran
tertentu. Buku teks ini mencakup teori, konsep, dan contoh kasus yang relevan.
2. Silabus
Silabus adalah dokumen yang merinci materi pelajaran yang akan diajarkan dalam
satu semester atau satu tahun pelajaran. Silabus mencakup tujuan pembelajaran,
materi pelajaran, metode pengajaran, dan penilaian.
3. Rencana Pelaksaan Pembelajaran ( RPP )
RPP adalah rencana pembelajaran buatan guru. Ini mencakup detail pelaksanaan
pembelajaran sehari-hari, termasuk langkah-langkah pengajaran, kegiatan kelas, dan
alat-alat yang akan digunakan.
4. Modul pembelajaran
Modul adalah materi pelajaran yang lebih terinci yang digunakan sebagai panduan
bagi siswa dan guru. Modul pembelajaran dapat mencakup latihan, soal-soal, contoh
kasus, dan penjelasan yang lebih mendalam tentang topik tertentu.
5. Media Pembelajaran
Media pembelajaran termasuk berbagai alat atau materi yang digunakan untuk
memfasilitasi pembelajaran, seperti video pembelajaran, presentasi berbasis komputer,
atau perangkat lunak pendidikan.
6. Bahan Tambahan
Bahan ajar tambahan seperti artikel, jurnal, dan sumber daya online juga dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran.
7. Penilaian
Bahan ajar Kurikulum 2013 mencakup instrumen penilaian yang digunakan untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Ini bisa mencakup tes, tugas,
proyek, atau penilaian formatif lainnya.

2.3 Proses Belajar dan Mengajar K.13


Proses pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
sebagai strategi pembelajarn yang digunakan. Pada kurikulum 2013, perubahan
strategi pembelajaran yang digunakan menggunakan pendekatan saintifik. Proses
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dirancang untuk memberikan pemahaman
terhadap peserta didik dalam memahami materi pembelajaran menggunakan
pendekatan ilmiah.

5
Kemendikbud No. 103 tahun 2014 menyatakan bahwa terdapat lima langkah
pembelajaran pada pendekatan saintifik. Langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan yaitu kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mengumpulkan informasi (experimenting), menalar atau asosiasi (association),
mengomunikasikan (communication).
Dengan kondisi pembelajaran tersebut, diharapkan dapat merangsang peserta
didik untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari suatu informasi, tidak
hanya mendapat informasi dengan diberi tahu, tetapi melakukan observasi dari
berbagai sumber. Sehingga, peserta didik tidak hanya bertumpu pada informasi dari
guru sebab informasi bisa didapat dari mana saja atau dapat disebut dengan discovery
learning.
Discovery Learning merupakan teori belajar yang dalam proses
pembelajarannya siswa tidak disajikan materi pelajaran dalam bentuk utuh, tetapi,
siswa yang mengatur sendiri. Kondisi yang terjadi pada pengaplikasian metode
discovery learning yaitu guru berperan dalam membimbing dan memberi kesempatan
kepada peserta didik belajar secara aktif dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sehingga sesuai tujuan. Kegiatan belajar yang dulunya teacher oriented berubah
menjadi student oriented. (Sinambela)
Dalam pelaksanaannya, metode Discovery Learning memiliki 6 tahap yaitu
tahap rangsang/stimulasi, identifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data,
membuktikan dan menarik kesimpulan. Berikut adalah penjelasan dari enam tahapan
tersebut.
a. Stimulation (stimulasi/ rangsangan)
Pada tahap awal ini, guru berperan sebagai fasilitataor, dengan mengajukan
pertanyaan yang menstimulasi siswa dalam pemecahan masalah. Tahap stimulasi akan
menciptakan kondisi belajar yang mampu mengembangkan siswa ketika mengkaji
bahan pembelajaran.
b. Problem statement (pernyataan/stimulasi masalah)
Setelah diberi stimulasi, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin kejadian yang berhubungan dengan bahan
pembelajaran, kemudian merumuskannya dalam bentuk hipotesis atau jawaban
sementara dalam bentuk pernyataan.
c. Data collection (pengumpulan data)

6
Pada tahap pengumpulan data, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengumpulkan informasi yang relevan melalui literasi, sumber belajar, pengamatan
objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba untuk menemukan
jawaban atau membuktikan hipotesis.
d. Data processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh siswa baik melalui wawancara, observasi dan sebagainya, kemudian
ditafsirkan. (Syah, 1996). Semua informasi hasil pengolahan data diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, dan dihitung.
e. Verivication (pembuktian)
Pada tahap pembuktian, hipotesis yang telah ditetapkan pada tahap
sebelumnya dibuktikan benar atau tidaknya oleh siswa dengan melakukan
pemeriksaan cermat beberapa fenomena yang telah diketahui kemudian digabungkan
dengan hasil pengolahan data.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap terakhir disebut tahap generalisasi yaitu proses menarik sebuah
kesimpulan dari hasil verivikasi yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama.
Kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 juga menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yaitu model pembelajaran berbasis
masalah dan model pembelajaran berbasis proyek. Model pembelajaran berbasis
masalah lebih menekankan aspek kognitif siswa. Pada pembelajaran ini, guru
memiliki peran sebagai fasilitator dan komunikator sehingga siswa belajar untuk
memecahkan masalah mereka sendiri. Model pembelajaran berbasis proyek yaitu
model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Dalam
pembelajaran ini, peran guru sebagai fasilitator akan membantu siswa untuk
mengoptimalkan daya imajinasi dan kreativitas siswa.

2.4 Penilaian K.13


Pelaksanaan Kurikulum 2013 di semua jenjang pendidikan memengaruhi cara
pendidik mengukur prestasi siswa. Pendidik melakukan evaluasi terhadap kompetensi
yang dicapai oleh peserta didik untuk terus memonitor perkembangan mereka, sesuai
dengan kemampuan yang telah ditetapkan. Selain itu, penilaian ini juga memberikan
masukan kepada pendidik untuk membantu mereka meningkatkan perencanaan dan

7
metode pembelajaran sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.

a) Penilaian Autentik
Seperti yang dijelaskan dalam Permendikbud 66 dan 81 tahun 2013,
merupakan jenis penilaian yang menyeluruh,mencakup semua tahap
pembelajaran,yaitu awal (input), proses, dan hasil (output) pembelajaran. Jenis
penilaian ini mencakup penilaian terhadap sikap,pengetahuan dan
keterampilan,serta mengevaluasi persiapan siswa serta seluruh aspek
pembelajaran. Hubungan ketiga komponen (input - proses - output) ini
mencerminkan kemampuan, model, dan pencapaian belajar siswa, bahkan dapat
memiliki efek positif pada pembelajaran dan pengaruh yang mendukungnya.
Penilaian ini seharusnya menggambarkan situasi kehidupan sehari-hari, tidak
hanya lingkungan sekolah. Penggunaannya melibatkan banyak metode dan ciri-
ciri yang menyeluruh, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Sesuai dengan pemamaparan tersebut, terdapat point-point yang didapatkan
yaitu:
1) Penilaian input: penilaian ini melibatkan penilaian terhadap kemampuan awal
siswa sebelum materi pembelajaran dimulai. Contohnya termasuk ujian pra dan
tes pemahaman awal.
2). Penilaian proses: ini berfokus terhadap penilaian selama kegiatan belajar
mengajar. Ini mencakup penilaian terhadap sikap siswa, tingkat keterlibatan,
kerjasama, kemampuan penyelesaian tugas, penilaian diri, dan elemen lain yang
relevan selama proses belajar.
3) Penilaian hasil: Mengevaluasi kemampuan siswa setelah mereka
menyelesaikan rangkaian pembelajaran. Ini mencakup penilaian pengetahuan
siswa melalui ujian tulis, ujian lisan, atau pekerjaan rumah, serta penilaian
keterampilan siswa melalui ujian praktik, membuat portofolio, atau sebuah
proyek.

b) Penilaian Pencapaian Kompetensi Pengetahuan


Dalam mengevaluasi keberhasilan kemampuan siswa, termasuk sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, penting untuk memahami bahwa penilaian

8
pengetahuan melibatkan penilaian aspek-aspek seperti pengetahuan fakta,
pemahaman konsep, keterampilan prosedural, dan kemampuan metakognisi. Ada
berbagai tingkat pemahaman kognitif yang bisa dievaluasi, mulai dari tingkat
mengingat, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, hingga tingkat kreasi
(Anderson & Krathwohl pada tahun 2001). Oleh karena itu, seorang pendidik
perlu menggunakan berbagai alat evaluasi seperti ujian tertulis, ujian lisan, dan
tugas untuk mengukur pengetahuan siswa dengan lebih baik.
Evaluasi terhadap pemahaman pengetahuan tersebut dapat juga berperan sebagai
alat untuk mengidentifikasi hambatan belajar yang dihadapi peserta didik dan
juga untuk meningkatkan proses belajar. Panduan evaluasi kemampuan
pengetahuan ini dirancang untuk panduan praktis bagi guru agar dapat
melaksanakan penilaian sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013.
c) Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap
Sikap merujuk pada perasaan yang muncul saat individu merespons suatu hal
atau objek tertentu terhubung dengan cara seseorang merespons sesuatu atau
objek. Sikap merupakan cerminan dari prinsip-prinsip atau perspektif hidup
individu. Sikap dapat dipengaruhi dan dibentuk, sehingga menghasilkan tindakan
atau perilaku sesuai dengan individu. Keterampilan sikap yang disebutkan dalam
panduan ini melibatkan penerjemahan nilai atau pandangan seseorang ke dalam
tindakan nyata.
Evaluasi kemampuan sikap pada proses pembelajaran adalah rangkaian aktivitas
yang disusun guna mengevaluasi perilaku siswa setelah mengikuti proses-proses
pembelajaran tertentu. Penilaian sikap berfungsi sebagai dasar atau alat dalam
membuat keputusan ahir terkait sikap tersebut. Salah satu manfaat utama dari
penilaian sikap dalam pembelajaran adalah memberikan pemahaman dan
mengukur perkembangan sikap siswa secara individu. Rincian tentang bagian
yang dinilai dari sikap dapat ditemukan berikut ini.
Penilaian Menghormati dan mengharagai suatu
sikap agama atau kepercayaan yang dipeluk
spiritual oleh suatu individu.
Penilaian kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab,
sikap sosial toleransi, kerjasama, kesopanan, dan rasa

9
percaya diri.
d) Penilaian Pencapaian Kompetensi Keterampilan
Asessemen capaian penilaian keterampilan adalah proses evaluasi terhadap
peserta didik untuk mengukur seberapa sejauh mereka telah mencapai SKL,KI,
dan KD pada bidang keterampilan. Dalam lingkup evaluasi keterampilan, ini
mencakup aktivitas nyata seperti penggunaan, analisis, penggabungan,
modifikasi, dan pembuatan. Selain itu, pada konteks yang lebih abstrak, penilaian
keterampilan juga melibatkan kegiatan seperti menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang.

2.5 Tujuan Kurikulum Merdeka


Tujuan dari kurikulum merdeka antara lain:
1. Memberikan kewenangan kepada pihak sekolah dan pemerintah daerah dalam
menyelenggarakan Pendidikan yang sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.
Kewenangan dalam memberikan kebebasan atau keleluasaan kepada
pemerintah daerah atau sekolah terkait perencanaan, pengembangan, serta evaluasi
program Pendidikan didaerahnya tentu harus menyesuaikan dengan hakikat
kebebasan akademik yang dikembangkan oleh pemerintah pusat. Hal tersebut
dapat di perumpamakan dalam proses pembuatan kue, misalkan pemerintah pusat
menyerahkan bahannya dan memberi kebebasan kepada pemerintah daerah serta
pihak sekolah untuk mengolah bahan tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
2. Mempercepat proses pencapaian tujuan pendidikan nasional
Untuk mempercepat proses pencapaian tujuan nasional, pemerintah memberi
kewenangan dalam penyelenggaraan pendidikan di tiap daerah supaya dapat
mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul serta memiliki daya saing
yang tinggi. Hal tersebut dapat dimanifestasikan dengan cara membangun karakter
siswa yang terdiri dari akhlak mulia serta mempunyai tingkat penalaran yang
tinggi, baik dibidang literasi maupun numerasi.
3. Siap menghadapi tantangan global di era revolusi 4.0
Revolusi 4.0 merupakan tantangan yang harus kita hadapi bersama dalam
setiap segi kehidupan, salah satunya Pendidikan. Tantangan ini meliputi
perkembangan psikologi, perkembangan cara belajar, kemampuan literasi digital,
serta perkembangan cara bertindak untuk lebih terampil dalam membangun
kreativitas di berbagai bidang. Supaya dapat menanggapi hal tersebut, diperlukan

10
dorongan dari semua pihak, baik pemerintah, pendidik, siswa, orang tua, dan
Masyarakat agar dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan tantangan
tersebut.
4. Memberdayakan Pendidikan karakter melalui profil Pancasila
Dasar negara kita adalah pancasila yang bukan hanya sekedar dijadikan
hiasan atau hafalan untuk syarat ujian, akan tetapi perlu menerapkan nilai-nilai
luhur pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semakin banyaknya sikap
diskriminatif yang terlihat di negeri ini, hal tersebut dapat diubah dengan cara
menanamkan karakter sejak dini, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar.
Selain itu juga dalam kurikulum merdeka pemerintah mempunyai tambahan
pembelajaran esensial yaitu pembelajaran kokurikuler. Nilai-nilai luhur pancasila
yang dimaksut antara lain nilai ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak
mulia, menguatkan nilai bhinneka Tunggal ika, gotong royong, dan lain
sebagainya.
5. Mewujudkan kurikulum perintis yang sesuai dengan kebutuhan Pendidikan abad
ke-21
Perubahan zaman yang semakin pesat menjadikan pendidikan sebagai salah
satu alternatif untuk beradaptasi. Terbentuknya suatu kurikulum merupakan suatu
cara untuk memudahkan manusia dalam proses pendidikan. Kurikulum sudah ada
sejak tahun 1947 jika dilihat dari sejarahnya hingga kini mengalami inovasi
menjadi kurikulum Merdeka. Kurikulum tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan
Pendidikan abad ke-21 yang dapat memotivasi pentingnya literasi bagi setiap
individu.
6. Mengoptimalkan kualitas pendidikan di Indonesia
Dalam memanifestasikan kurikulum Merdeka, pemerintah melakukan
banyak cara untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia. Cara tersebut
antara lain berubahnya UN menjadi AKM, skema alokasi dana bos serta rapor
Pendidikan. Selain dengan cara tersebut, pemerintah juga berupaya meningkatkan
kualitas guru melalui berbagai pelatihan dan menyelenggarakan program PPPK
(P3K) selektif dalam skala besar. Melalui program tersebut pemerintah
mengharapkan tidak ada ketimpangan sosial bagi guru, sehingga guru dapat fokus
mewujudkan kemampuan terbaiknya dalam mengoptimalkan kualitas Pendidikan
di Indonesia.

11
Meskipun pemerintah belum mengimplementasikan kurikulum ini di semua
sekolah di Indonesia, akan tetapi kemendikbutristek berharap agar setiap sekolah
dapat mengetahui manfaat kurikulum ini dimasa yang akan datang.

2.6 Bahan Pelajaran Kurikulum Merdeka

Perlengkapan pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, dan petunjuk


yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Artinya, alat pembelajaran adalah
seperangkat alat atau alat yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Materi yang digunakan dapat berupa buku teks, modul atau
modul proyek, video pembelajaran, dan bentuk lainnya. Program Merdeka lebih
menitikberatkan pada materi pembelajaran yang esensial atau diperlukan agar
pembelajaran lebih mendalam dan tidak terburu-buru. Materi Pembelajaran Program
Mandiri adalah berbagai bahan pendidikan yang digunakan oleh pendidik untuk
mencapai keberhasilan akademik dan prestasi akademik bagi peserta didik Pancasila.

1. Buku Teks

Buku teks adalah salah satu perlengkapan pendidikan yang berbentuk buku
pelajaran. Selain itu, buku pegangan ini juga merupakan buku standar yang terdiri
atas sumber-sumber dan informasi yang disusun dalam struktur dan urutan
berdasarkan bidang ilmu tertentu. Pemerintah bertanggung jawab menyediakan
buku teks yang berkualitas, terjangkau, dan didistribusikan secara adil tanpa
diskriminasi. Buku ini mencakup instruksi utama dan instruksi tambahan. Buku
teks adalah buku pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang didasarkan
pada kurikulum yang berlaku dan disediakan oleh pemerintah secara cuma-cuma
tanpa dipungut biaya. Dalam konteks pembelajaran, buku teks meliputi buku
pelajaran dan buku pedoman yang diperuntukkan bagi guru sebagai pendidik. Buku
Siswa merupakan buku pelajaran bagi siswa sedangkan Buku Pedoman Pendidik
merupakan pedoman atau rujukan yang perlu diikuti oleh pendidik ketika
melakukan pembelajaran berdasarkan buku siswa atau murid.

2. Modul Pengajaran

Modul Ajar merupakan salah satu bentuk alat pedagogi yang digunakan
pendidik untuk menyelenggarakan pembelajaran dalam rangka mencapai Profil

12
Siswa dan Hasil Belajar (CP) Pancasila. Modul pedagogi ini merupakan evolusi
dari Learning Objective Stream (LOS) atau Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan
disusun dalam tahapan atau tahapan perkembangan siswa dengan memperhatikan
apa yang akan dipelajari berdasarkan perkembangan siswa pada semester tersebut.
Guru mempunyai hak secara mandiri untuk memilih atau memodifikasi modul
pengajaran yang disediakan pemerintah guna menyesuaikan modul pengajaran
dengan karakteristik siswa dan mengembangkan modul pengajaran sendiri sesuai
dengan karakteristik siswa.

3. Modul proyek

Modul proyek adalah suatu rencana pembelajaran dengan konsep


pembelajaran berbasis proyek yang berlangsung secara bertahap untuk
perkembangan siswa, dengan memperhatikan tema proyek, dan berdasarkan
pengembangan jangka panjang. Selain itu, dalam hal peralatan pengajaran,
pendidik mempunyai kebebasan untuk membuat, memilih, dan memodifikasi alat
pengajaran yang tersedia sesuai dengan keadaan, karakteristik, dan kebutuhan
siswanya. Lembaga pendidikan dan pendidik mempunyai hak untuk secara
mandiri memilih atau memodifikasi modul proyek yang disediakan pemerintah
untuk menyesuaikan modul pengajaran dengan karakteristik siswa atau
mengembangkan modul pengajaran sendiri sesuai dengan karakteristik siswa.

2.7 Proses Belajar dan Mengajar Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka adalah sebuah upaya pengembangan kurikulum yang
mengusung pendekatan yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi-materi pokok,
sehingga memberikan lebih banyak keleluasaan kepada guru dalam mengajar sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing siswa. Program Kurikulum
Merdeka mencakup tiga jenis kegiatan pembelajaran, melibatkan pembelajaran di
kelas, aktivitas di luar kelas, dan mandiri. Dalam menjalankan proses belajar-
mengajar dalam Kurikulum Merdeka, sangatlah penting untuk mengikuti prinsip-
prinsip yang terkandung dalam konsep kurikulum ini. Tiga prinsip atau tipe kegiatan
belajar mengajar dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka diantaranya:
1. Pembelajaran Intrakurikuler

13
Pembelajaran di ruang kelas dalam Kerangka Kurikulum Merdeka
mengusung berbagai pendekatan yang beragam, sehingga siswa memiliki waktu
yang memadai untuk meresapi konsep dan memperkuat keterampilan mereka.
Tujuan dari kegiatan intrakurikuler di dalam Kurikulum Merdeka adalah untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa melalui interaksi langsung dengan
guru, sambil memungkinkan siswa memahami materi pelajaran dengan lebih
baik. Dalam lingkup Kurikulum Merdeka, guru memiliki kebebasan untuk
memilih alat pengajaran yang cocok dengan kebutuhan dan karakteristik masing-
masing siswa. Implementasi kegiatan intrakurikuler dalam Kurikulum Merdeka
diatur berdasarkan tingkat pendidikan, termasuk PAUD, SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/MA.
2. Pembelajaran Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler dalam Kurikulum Merdeka mencakup projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila di luar lingkungan kelas. Tujuan dari kegiatan
kokurikuler ini adalah untuk memperkuat karakter dan kompetensi umum siswa
melalui pembelajaran lintas mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler juga diharapkan
dapat secara langsung mendukung kegiatan intrakurikuler serta memenuhi
kebutuhan belajar siswa dengan menekankan pada situasi dunia nyata.
3. Pembelajaran Ekstrakurikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler dalam Konteks Kurikulum Merdeka adalah
kegiatan pembelajaran yang berlangsung di luar kelas dan diselenggarakan
berdasarkan minat siswa serta sumber daya yang tersedia di sekolah. Tujuan
utama dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mendukung perkembangan
bakat dan minat peserta didik. Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler dalam
Konteks Kurikulum Merdeka didasarkan pada prinsip partisipasi aktif dan
menyenangkan, melibatkan pendidik dan sumber daya profesional dalam
memberikan pelatihan keterampilan khusus.
Dalam Konteks Kurikulum Merdeka, ditegaskan bahwa guru perlu
menyadari bahwa prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa
terlibat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk
mengelola proses pembelajaran di kelas dengan cara yang menarik guna
mencapai implementasi Kurikulum Merdeka yang bermutu.

2.8 Penilaian Kurikulum Merdeka

14
Dalam penilaian kurikulum merdeka terdapat dua fokus jenis penilaian atau asesmen
yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Masing-masing penilaian tersebut
memiliki ciri tersendiri.
Ciri penilaian formatif:
1. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran guna mengetahui tingkat
pemahaman siswa, kebutuhan dan progres dalam pembelajaran.
2. Bertujuan memberikan umpan balik secara berkelanjutan.
3. Membantu siswa dalam mengetahui aspek yang perlu dikembangkan.
4. Memberikan dukungan mengenai tantangan proyek yang akan dihadapi
selama pembelajaran.
5. Dapat diberikan oleh guru, diri sendiri ataupun teman.
Ciri penilaian sumatif:
1. Penilaian dilakukan di akhir pembelajaran.
2. Penilaian sumatif berfungsi mengukur kemampuan siswa diakhir setelah
proses pembelajaran.
3. Biasanya diberikan oleh guru atau satuan pendidikan pusat.
Dalam proses penilaian baik formatif ataupun sumatif dapat berbentuk tulis seperti tes
tertulis, esai, dan jurnal serta dapat pula berupa tidak tertulis seperti tes lisan, diskusi,
dan drama. Selain itu, proses penilaian menggunakan beberapa teknik yakni teknik
observasi atau pengamatan melalui panca indera, penilaian diri atau refleksi diri,
penilaian teman, dan jurnal atau catatan guru.

15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur kurikulum memiliki beberapa unsur yang sangat penting terutama
dalam menciptakan keselarasan pengembangan pendidikan. Dalam prosesnya,
dibutuhkan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Hal ini merupakan upaya yang
perlu dilakukan sehingga pengembangan pendidikan berjalan sesuai tujuan negara.
3.2 Kritik dan Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari akan kekurangan yang ada
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan agar makalah ini dapat
dijadikan bahan pembelajaran terkait struktur kurikulum pendidikan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Fajri, K. N. (2019). Proses pengembangan kurikulum. Islamika, 1(2), 35-48.
Kemendikbud. (2022). Panduan Pembelajaran dan Penilain Kurikulum Merdeka. Badan
Standar Kurikulum dan Asasmen Pendidikan (p. 123)
Hasanuddin, dkk. 2022. Perencanaan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka Belajar), Banten:
PT Sada Kurnia Pustaka
Kemendikbud. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013. Badan
Standar Kurikulum dan Asasmen Pendidikan
Daeng Pawero, A. M. V. (2018). Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum Antara KBK, KTSP,
dan K-13. Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN
Manado.
Yanuarti, Eka. "PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI. HAJAR DEWANTARA DAN
RELEVANSINYA DENGAN KURIKULUM 13". Jurnal Penelitian,Vol. 11, No. 2,
Agustus 2017.
Kebudayaan, K. P. (n.d.). Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Diklat Guru dalam
Rangka Implementasi Kurikulum 2013, Konsep Pendekatan Saintifik.
Sinambela, P. N. (n.d.). Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran.
Syah, M. (1996). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Alimuddin, A. (2014). Penilaian dalam kurikulum 2013. Prosiding, 1(1), 23-33.
Achmad, G. H., Ratnasari, D., Amin, A., Yuliani, E., & Liandara, N. (2022). Penilaian
autentik pada kurikulum merdeka belajar dalam pembelajaran pendidikan agama
islam di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5685-5699.
Nasution, S. W. (2022). Asesment kurikulum merdeka belajar di sekolah dasar. Prosiding
Pendidikan Dasar, 1(1), 135-142.

JUNIARDI, W. (2022, desember 30). mengenal tujuan kurikulum merdeka belajar yang
wajib diketahui guru. Retrieved from quipper.com:
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/tujuan-kurikulum-merdeka-belajar/

17

Anda mungkin juga menyukai