1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tema makalah yang kami
buat adalah “Sejarah Perkembangan Kurikulum Dari Masa ke Masa”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang telah memberikan tugas
kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Tertanda,
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………….. 6
A. KURIKULUM 1947……………………..……………………………………………………………... 6
B. KURIKULUM 1964……………….…………………………………………………………………… 7
C. KURIKULUM 1968……………………………………………………………………………………. 8
D. KURIKULUM 1975……………………………………………..……………………………………… 9
E. KURIKULUM 1984/ KURIKULUM CBSA…………………………………………………...... 10
F. KURIKULUM 1994……………………………………………………………………………………. 12
G. KURIKULUM 2004 / KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)…………….. 14
H. KURIKULUM 2006 / KTSP………………………………………………………………………… 15
I. KURIKULUM 2013……………………………………………………………………………………. 17
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………… 22
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat
untuk mencapai tujuan harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang
senantiasa berubah dan terus berlangsung.
Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang
fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat
sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja,
isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat
menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah dalam
makalah ini adalah :
“Bagaimana Sejarah Perkembangan Kurikulum Dari Masa ke Masa (khususnya
di Indonesia )”
C. TUJUAN MASALAH
Tujuan dari pembuatan makalah adalah untuk mengetahui “Sejarah
Perkembangan Kurikulum Dari Masa ke Masa ( khususnya di Indonesia )”
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. KURIKULUM 1947
Kurikulum pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh belanda
karena pada saat itu bangsa Indonesia sedang merasakan suasana kehidupan yang
berbangsa dalam semangat juangnya untuk merebut kemerdekaan. Sehingga
pendidikan sebagai development conformism atau ciri utama pada kurikulum ini
menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di dunia. Kemudian kurikulum 1947 tidak
mengutamakan pikiran, namun pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat.
Di dalam kurikulum 1947 hanya memuat dua hal pokok saja, yaitu daftar mata
pelajaran beserta jam pengajaran dan garis-garis besar pengajarannya. Materinya
berhubungan dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari dan perhatiannya kepada
kesenian dan pendidikan jasmani. Di masa itu terdapat 16 mata pelajaran untuk
6
tingkat Sekolah Rakyat yang khususnya berada di Jawa, Sunda, dan Madura. Antara
lain, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung,Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi,
Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian,
Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan
Agama.
Silabus mata pelajarannya lebih menekankan seorang guru mengajar satu mata
pelajaran, pada masa itu dibentuklah kelas masyarakat yaitu sekolah khusus bagi
lulusan sekolah rakyat 6 tahun yang tidak melanjutkan ke jenjang sekolah menengah
pertama (SMP). Pada kelas masyarakat tersebut mengajarkan berbagai keterampilan
seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak mampu memilki
kemampuan yang setara seperti jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan bisa
langsung bekerja.
B. KURIKULUM 1964
7
C. KURIKULUM 1968
Kurikulum 1968 merupakan tonggak awal pendidikan pada masa orde baru.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964
yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Jika dari segi tujuan pendidikan,
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan nasional ditekankan pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Tujuan ini sesuai dengan yang dikehendaki oleh pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 dan isi UndangUndang Dasar 1945 ( Tap. MPRS No.
XXVII/MPRS/1966).
Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang pasif, dengan hanya
menghapal teori-teori yang ada tanpa ada pengaplikasian dari teori tersebut.
Aspek afektif dan psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum ini. Maka secara
praktis, kurikulum ini menekankan pembentukkan peserta didik hanya dari segi
intelektualnya saja. Untuk kurikulum pendidikan guru sebelum era 1970-an pada
dasarnya dilaksanakan dengan sistem terintegrasi yaitu pola penyiapan guru yang
memadukan elemen pendidikan yang bercirikan nasionalisme, pedagogik, ilmu
jiwa, bidang studi yang diajarkan, dan praktik mengajar sebagai bagian yang
8
terintegrasi dalam pembinaan akademik dan profesi. Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) menghasilkan calon guru dengan kualifikasi lulusan sarjana
muda (bachelor degree) dan lulusan sarjana (doctorandus dan doctoranda).
D. KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efektif dan
efisien berdasar MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI),
yang dikenal dengan istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional
umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. menganut “bidang studi” dalam
mengorganisasikan pelajaran untuk mencapai sinkronisasi dan integrasi
pelajaran-pelajaran yang sekelompok. Maka dikenal bidang-bidang studi Agama,
Pendidikan Moral Pancasila, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Kesenian, Olahraga, dan Kesehatan dan Keterampilan.
Dasar pendidikan masa ini adalah KTPD, MPR-RI No. IV/MPR/1973, yaitu;
pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan agar menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun diri sendiri dan bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib
untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-mengajar
berlangsung. Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan program
belajar mengajar. Setiap tatap muka telah diatur dan dijadwalkan sejak awal.
9
Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi sistematis dan
bertahap. Untuk pendidikan tenaga kependidikan kurikulum dikembangkan
untuk menghasilkan calon guru profesional. Pendidikan guru dilaksanakan
dengan sistem concurrent atau terintegrasi, yaitu terintegrasi antara pendidikan
akademik dan pendidikan profesi yang ditandai dengan pemberian Ijazah dan
Akta Mengajar bagi setiap lulusannya. Kurikulum ini terdiri dari pengembangan
kompetisi akademik kependidikan dan kompetisi akademik bidang studi yang
diperkuat dengan pengembangan jati diri bangsa Indonesia melalui Mata Kuliah
Dasar Umum yang dimaksudkan untuk menyiapkan pendidik yang religious,
nasionalis, patriotik, dan berkepribadian luhur. Pengelompokkan kurikulum
waktu itu adalah Kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), Mata Kuliah Dasar
Kependidikan (MKDK), Mata Kuliah Penguasaan Bidang Studi (MKPBM). MKDK
dan MKPBM adalah mata kuliah untuk menyiapkan calon pendidik yang
menguasai kompetensi akademik kependidikan, dan MKPBS adalah mata kuliah
untuk menyiapkan calon pendidik menguasai kompetensi akademik bidang studi,
yang dilandasi dengan MKDU.
10
Menurut, Nia Gichi (2015), KURIKULUM 1984 (CBSA). Diakses online pada 25
September 2022, dari http://haryatikurniawati96.blogspot.com
Pendekatan CBSA menitik beratkan pada keaktifan siswa yang merupakan inti
dari kegiatan belajar yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti
mendengarkan, berdiskusi dan sebagainya. Pengemasan bahan ajar berdasarkan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran sesuai dengan tingkat dan jenjang
pendidikan. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. melalui
pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan
menggunakan pendekatan induktif. Kurikulum 1984 menggunakan pendekatan
proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada tujuan. Kurikulum 1984
mengusung process skill approach.
Metode pembelajaran menggunakan konsep CBSA atau dengan kata lain siswa
menjadi subjek dalam pembelajaran karena siswa diberikan kesempatan untuk
aktif secara fisik, mental, intelektual dan emosional.
11
F. KURIKULUM 1994
Kurikulum 1994 memiliki prinsip Link and Match yaitu prinsip tentang
pentingnya keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja atau industri. Sekolah
harus mampu menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang terampil yang dibutuhkan
oleh industri. Sebaliknya dunia industri juga harus bersinergi dengan lembaga-
lembaga pendidikan. Pada akhirnya kurikulum ini banyak dikritik karena
pendidikan menjadi kepanjangan tangan dari proses industrialisasi dan tidak
memanusiakan manusia (dehumanisasi).
12
Menurut buku, Rahmad Hidayat, Achmad Siswanto, Dkk. 2017. “DINAMIKA
PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA”. Jakarta : Labsos
13
G. KURIKULUM 2004 / KBK ( Kurikulum Berbasis Kompetensi )
Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan kompetensi
yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi; dan pengembangan pembelajaran. KBK
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Menekankan pada ketercapaian kompetensi
siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar
(learning outcomes) dan keberagaman. Kegiatan pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi
juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam
komponen aspek, kelas dan semester. Keterampilan dan pengetahuan dalam
setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut aspek dari mata pelajaran
tersebut. Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun
pelajaran pada setiap level. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab
pertanyaan, “Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil
belajar mereka pada level ini?”. Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman,
dan kompleksitas kurikulum dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur
dengan berbagai teknik penilaian.
14
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah suatu konsep pendekatan, strategi
kurikulum yang menekankan pada penguasaan berbagai kompetensi tertentu.
Peserta didik tidak hanya menguasai pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga
keterampilan, sikap, minat, motivasi dan nilai-nilai agar dapat melakukan sesuatu
dengan penuh tanggung jawab.
• Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
15
yang sama dalam pengelolaan kurikulum yakni yang disebut dengan Kurikulum
Berbasis Sekolah (KBS).
KTSP mempunyai karakteristik yang sama dengan KBK yaitu guru bebas untuk
melakukan perubahan, revisi dan penambahan dari standar yang sudah di buat
pemerintah, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban
belajar, kalender pendidikan sampai pengembangan silabus.
Konsep dasar KTSP meliputi 3 aspek yang saling berkaitan yaitu : 1) Kegiatan
pembelajran 2) Penilaian 3) Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Sedangkan
menurut Kunandar dalam bukunya Abdullah Idi karakteristik pembelajaran
dalam KTSP adalah sebagai berikut : 1) KTSP menuntun siswa untuk
mengembangkan ilmu pengetahun, minat, bakat yang akhirnya akan membentuk
siswa yang mempunyai kemandirian dan ketrampilan 2) KTSP berorientasi pada
hasil belajar dan keberagamaan 3) Strategi pembelajaran yang digunakan
beraneka ragam 4) Sumber belajar bukan hanya guru namun bisa teman
sekelasnya, buku-buku film yang mengandung edukasi 5) Penilaian dilihat dari
proses han hasilnya pada suatu targer pencapaian kompetensi.
16
Pelaksanaan KBK masih dalam uji terbatas, namun pada awal tahun 2006, uji
terbatas tersebut dihentikan. Dan selanjutnya dengan terbitnya permen nomor 24
tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006 tentang
standar isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar
kelulusan, lahirlah kurikulum 2006 yang pada dasarnya sama dengan kurikulum
2004. Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam
penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem
pendidikan.Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut
untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai
dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata
pelajaran, dihimpun menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab
sekolah di bawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah
setempat.
I. KURIKULUM 2013
17
Berkaitan dengan pengembangan kurikulum, kurikulum 2013 lebih menekankan
pada pendidikan karakter, dengan harapan melahirkan insan yang produktif,
kreatif, inovatif dan berkarakter. Meningkatkan proses dan hasil belajar yang
diarahkan kepada pembentukan budi pekerti dan peserta didik yang berakhlak
mulia sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan
adalah tujuan pendidikan karakter pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013
menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
anak didik secara holostik. Kompetensi pengahuan, ketrampilan dan sikap
ditentukan oleh rapor dan merupakan penentuan kenaikan kelas dan kelulusan
anak didik.
18
pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu,
kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan
pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaianya dapat
diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu
kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu
peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkkat kompetensi minimal, agar
mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan
konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus diberi
kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemamapuan dan kecepatan
belajar masing-masing. Tema utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal
tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut secara profesional
merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan
prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta
menetapkan kriteria keberhasilan.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
garis garis besar pengajarannya. Pada kurikulum ini dibentuk kelas masyarakat
dimana kelas tersebut mengajarkan berbagai keterampilan.
Kurikulum 1968 merupakan tonggak awal pendidikan pada masa orde baru.
Kurikulum ini bersifat politis, tujuannya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 lebih menekankan
pada Sekolah Dasar (SD). Pada kurikulum ini siswa berperan sebagai pribadi yang
pasif, dengan hanya menghafal teori - teori dan pembentukann siswa hanya dari
segi intelektual saja.
20
Student Active Learning (SAL). Materinya melalui pendekatan konkret,
semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan
induktif.
21
Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap anak didik secara holostik, penilaian tersebut lah yang
akan menentukan kelulusan atau kenaikan kelas peserta didik. Kurikulum ini
berfokus pada perolehan kompentensi dari peserta didik, setiap peserta didik
harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan
belajarnya. Di kurikulum 2013 guru dituntut secara professional dalam
merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna, menentukan prosedur
pembelajaran, pembentukan kompetensi secara efektif, dan menetapkan kriteria
keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto 2010. Diktat bahan kuliah pengembangan kurikulum pendidikan luar biasa.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Syahruddin & Heri Susanto 2019, SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA (Era Pra
Kolonialisme Nusantara Sampai Reformasi. Banjarmasin : Program Studi Pendidikan
Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
Nia Gichi (2015), KURIKULUM 1984 (CBSA). Diakses online pada 25 September 2022,
dari http://haryatikurniawati96.blogspot.com
22
23