Dosen Pengampu:
TADRIS BIOLOGI 2B
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pengembangan
Kurikulum Biologi SMA” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran IPA dan Biologi yang diampu oleh Nizar Azizatun
Nikmah, M. Pd. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Konsep Dasar
Pengembangan Kurikulum Biologi SMA bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.....................................................................................................II
DAFTAR ISI....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dr.Ahmad Zainuri, Konsep Dasar Kurikulum.(NoerFikri, Palembang,Mei 2018 ), h.9-11
adanya dana yang memadai, adanya manajemen yang baik, serta kepemimpinan yang
visioner transparan dan akuntabel.2
2. Pengembangan Kurikulum
Curriculum development atau curriculum planning meliputi aktivitas penyusunan,
pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum. Sehingga David Pratt dan
Winarno Surahmad berpendapat pengembangan kurikulum lebih bersifat konseptual
dibanding bersifat material. Pratt juga lebih memilih desain kurikulum (curriculum
design) dari pada pengembangan kurikulum alasanya desain lebih mengacu pada
kegiatan tertentu dan seksama bukan pada evolusi atau pertumbuhan yang gradual.
Maka dari itu pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
proses mulai dari perencanaan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum kemudian
penyusunan kurikulum oleh lembaga pengembang dan berbagai kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dikembangkan dapat menjadi solusi pemecahan
masalah yang ada dalam dunia pendidikan serta menjadi katalisator pembangunan
pendidikan nasional lebih jauhnya.
Sedangkan Audrey nichols dan S.Howard Nichols berpendapat bahwa
pengembangan kurikulum adalah is a set of learning plans that contain learning
opportunities with the intention of bringing students in the direction of the desired
changes and assessing the extent to which these changes occur in students. Artinya
adalah kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang berisi peluang
belajar dengan tujuan membawa siswa ke arah perubahan yang diinginkan dan
menilai sejauh mana perubahan ini terjadi pada siswa. Selanjutnya dalam
mengembangkan kurikulum perlu menilai dan menyeleksi bahan bahan kurikulum
tersebut, menurut Gall bahan kurikulum yang dimaksud adalah is something that has
physical properties, the nature of representation and that is used to facilitate the
learning process. So the school curriculum development has not yet been declared
complete if the curriculum or learning material has not been determined, yang artinya
materi kurikulum adalah sesuatu yang memiliki sifat fisik, sifat representasi dan yang
digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran. Jadi pengembangan kurikulum
2
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam Volume 3 No. 01 2020,Strategi Pengembangan Kurikulum
Menghadapi Tuntutan Kompetensi Abad 21, h.24-25
sekolah belum dinyatakan lengkap jika kurikulum atau materi pembelajaran belum
ditentukan.
Entiti fisik (physical entities) yang dimaksud adalah wujud dari bahan kurikulum
itu nampak adanya, bukan berupa gagasan atau ide ide semata atau konsep. Contoh
bahan kurikulum yang dapat diobservasi yaitu media cetak, film, buku buku, artikel
artikel jurnal, hasil penelitian dan lain-lain. Selanjutnya perlu juga menganalisis
bahan kurikulum yang dapat menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekedar
barangnya itu sendiri. Misalnya buku sejarah, dalam wujud fisiknya buku sejarah
tersebut tidak memiliki arti pengajaran,akan tetapi buku sejarah tersebut mempunyai
isi yang dianggap bahan pengajaran karena menyampaikan berbagai peristiwa-
peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau. Dalam mengembangkan kurikulum
tentunya harus memperhatikan landasan landasan utama dalam pengembangan
kurikulum, Purwadih dalam penelitianya menyebutkan setidaknya ada empat
landasan yang dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum, diantaranya:
philosophical foundation, psychological foundation, social cultural foundation and
foundation of the development of science and technology.
Sedangkan prinsip dalam pengembangan kurikulum yaitu: prinsip relevansi
maksudnya isi kurikulum yang akan dikembangkan harus mempunyai relevansi baik
secara internal kurikulum itu sendiri maupun secara eksternal yang harus memiliki
relevansi dengan tuntutan abad ke 21, prinsip fleksibilitas maksudnya kurikulum yang
dikembangkan harus menjawab kebutuhan berdasarkan situasi dan kondisi yang
terjadi, prinsip kontinuitas yakni adanya kesinambungan atau keterkaitan antara
kurikulum pada satu tingkat pendidikan dengan tingkat pendidikan lainya sehingga
materi yang diajarkan dalam kurikulum tersebut tidak terjadi pengulangan, prinsip
efisiensi yakni kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan tujuan , prinsip
efektivitas yakni isi materi dari kurikulum yang dikembangkan dapat dengan mudah
disampaikan oleh pendidik dan dengan mudah difahami oleh peserta didik.3
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip adalah ketentuan yang harus ada atau dijalankan. Dapat diartikan juga
sebagai suatu aturan umum yang dijadikan untuk panduan (misalnya untuk dasar
3
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan IslamVolume 3 No. 01 2020,Strategi Pengembangan KurikulumMenghadapi
Tuntutan Kompetensi Abad 21, h.25-27
perilaku). Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman) bertindak, bisa saja sebagai
acuan proses dan dapat pula sebagai target capaian.
Seorang pengemban kurikulum sering menggunakan beberapa prinsip yang
dijadikan sebagai acuan supaya menghasilkan kurikulum yang memenuhi harapan
banyak pihak, terutama siswa, pihak sekolah, orang tua, masyarakat, dan tentunya
pemerintah.
Berikut ini merupakan beberapa prinsip umum yang dapat dijadikan acuan sebagai
pengembangan kurikulum:
a. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Sebagai suatu sistem yang terbilang penting, kurikulum mempunyai
komponen tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Sedangkan fokus utama bagi
komponen-komponen lainnya dalam pengembangan sistem kurikulum adalah
tujuan. Dalam prinsip ini menegaskan bahwasanya tujuan merupakan arah bagi
pengembangan komponen-komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum.
Untuk itu tujuan kurikulum haruslah jelas, supaya dapat dipahami dengan mudah
dan jelas oleh para pelaksana kurikulum agar dapat dijabarkan menjadi tujuan-
tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional.
b. Prinsip Kontuinitas
Dalam prinsip kontunitas, dimaksudkan bahwa perlu adanya kesinambungan
khususnya yang berorientasi pada bahan/materi kurikulum pada jenis jenjang
pendidikan. Mulai dari senjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Materi
kurikulum haruslah mempunyai hubungan hierarkis fungsional. Untuk itu dalam
pengembangan materi kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek
kesinambungan, yakni:
1) Materi kurikulum yang dibutuhkan pada sekolah tingkat yang ada di atasnya
harus sudah diserahkan kepada sekolah tingkat yang ada di bawahnya.
2) Materi yang sudah diajarkan pada sekolah tingkat yang ada di bawahnya tidak
perlu lagi diberikan pada sekolah tingkat yang ada di atasnya.
Sehingga dengan demikian dapat dihindari adanya pengulangan materi
kurikulum yang dapat memicu kejenuhan siswa dan atau ketidaksiapan siswa
untuk memperoleh materi di mana mereka sebelumnya tidak memperoleh
materi dasar yang memadai.
c. Prinsip Fleksibelitas
Fleksibelitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum
dengan maksud adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam
melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan di lapangan. Selain itu prinsip fleksibelitas juga berkaitan dengan
adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih.
Artinya, pengembang kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan
berbagai program pilihan bagi siswa. Sehingga siswa diperkenankan memilih
jurusan sesuai minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya. Selain diterapkan
kepada siswa, rupanya prinsip fleksibelitas juga harus diterapkan kepada guru
ataupun tenaga pengajar. Khususnya dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan
pembelajaran asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah ditentukan
dalam kurikulum itu sendiri. Seperti halnya menjabarkan tujuan-tujuan, memilih
materi pelajaran yang sesuai, memilih strategi dan metode agar dapat
dikembangkan dalam suatu kegiatan pembelajaran, dll.4
d. Prinsip Relevansi
Prinsip Relevansi yaitu pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan,
isi, dan sistem penyampaiannya harus sesuai (relevan) dengan kebutuhan dan
keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa serta sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Prinsip ini terdiri atas dua
jenis, yaitu prinsip relevansi eksternal dan relevansi internal.
Relevansi eksternal menunjukan relevansi antara kurikulum dengan
lingkungan hidup peserta didik dan masyarakat, perkembangan kehidupan masa
sekarang dan masa yang akan datang, serta tuntutan dan kebutuhan dunia
pekerjaan. Adapun Relevansi internal artinya relevansi diantara komponen
kurikulum itu sendiri.
Adapun masalah relevansi pendidikan dengan masyarakat dalam hal ini
adalah berkenaan dengan :
4
Dr. R. Masykur, M. (2019). Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. In M. Dr. R. Masykur, Teori dan Telaah
Pengembangan Kurikulum (pp. 90-99). Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja.
1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan peserta didik.
2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan
datang.
e. Prinsip Efektifitas
Yang dimaksud prinsip Efektifitas adalah sejauh mana perencanaan
kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Efisiensi
belajar mengajar dalam dunia pendidikan mempunyai keterkaitan erat antara
pendidik dan anak didik. Kepincangan salah satunya akan membuat terhambatnya
pencapaian tujuan pendidikan atau efektifitas proses belajar mengajar tidak
tercapai.5
B. Hal-hal yang Dilakukan Dalam Pengembangan Kurikulum
1. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan berbagai kebijakan yang
dimulai dari perencanaan. Dalam menyusun perencanaan didahului oleh ide-ide yang
dituangkan dan dikembangkan dalam program. Ide tersebut terdiri dari penentuan
filosofi kurikulum, model kurikulum yang yang digunakan, pendekatan dan teori
belajar yang digunakan dan model evaluasi pembelajaran yag dipilih. Ide tersebut
bisa didapatkan dari:
1. Visi yang dicanangkan berupa pernyataan tentang cita-cita atau harapan yang
ingin dicapai oleh suatu Lembaga Pendidikan dalam jangka panjang.
2. Kebutuhan siswa, masyarakat, pengguna lulusan dan kebutuhan untuk study
lanjut.
3. Hasil evaluasi kurikulum sebelumnya dan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kemajuan jaman.
4. Pandangan-pandangan para ahli/pakar bebagai bidang.
5. Kecendurungan era globalisasi yang menuntun sesorang harus memiliki etos
belajar sepanjang hayat, melek sosial, politik, ekonomi, budaya dan teknologi.
5
M. Richo Samsurya P, (. (2015/2016). Konsep Dasar dan Prinsip Pengembangan Kurikulum. 19-23.
Kelima hal tersebut dapat dikembangkan dalam program atau kurikulum
sebagai dokumen yang berisi informasi dan jenis dokumen yang akan dihasilkan,
bentuk atau format silabus dan komponen-komponen kurikulum yang harus
dikembangkan. Kemudian segala sesuatu dalam dokumen tersebut
dikembangkan dan disosialisasikan dalam proses implementasi yang bisa berupa
penegmbangan kurikulum dalam bentuk rencana pembelajaran, sehingga
diketahui tingkat efektifitas dan efisiensinya. Dan yang terakhir evaluasi yang
akan menimbulkan umpan balik yang dapat digunakan dalam penyempurnaa
kurikulum berikutnya.6
2. Asas-asas Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum diperlukan landasan atau asas yang kuat melalui
pemikiran dan perenungan yang mendalam, apabila dalam proses pengembangan
kurikulum terjadi secara acak-acakan dan tidak memiliki landasan yang kuat maka
pendidikan yang dihasilkan tidak akan terjamin kualitasnya. Asas-asas utama dalam
pengembangan kurikulum yaitu asas filosofi, psikologi, sosiologi, cultural
ilmupengetahuan dan teknologi serta organisator.
a. Asas Filosofi
Dalam mengembangkan kurikulum butuh memperhatikan filsafah untuk
mengambil keputusan, baik filsafah bangsa, filsafah lembaga pedidikan dan
filsafah pendidik. Arti filsafah sendiri yaitu cinta dalam kebijaksanaan. Seseorang
dapat berbuat bijak, maka ia harus berpengetahuan.Pengetahuan diperoleh melalui
proses berfikir secara sistematis, logis maupun mendalam. Filsafat meliputi kajian
tentang, Metafisika (studi tentang hakikat kenyataan), Epistemologi (studi tentang
hakikat pengetahuan, Aksiologi (studi tentang nilai), Etika (studi tentang hakikat
kebaikan), Estetika (studi tentang hakikat keindahan), dan Logika (studi tentang
hakikat penalaran).
b. Asas psikologi
Dalam mengembangkan kurikulum seseorang harus memerhatikan kondisi
psikologis anak, kebutuhan dan minat mereka, serta teori-teori dan psikologi
belajar. Para pengembang kurikulum mempunyai tujuan menjadikan anak sebagai
6
Zaini, Muhammad. 2009. PENGEMBANGAN KURIKULUM. Yogyakarta: Penerbit TERAS komplek POLRI Gowok Blok
D 2 No. 186. Hal: 16-19.
salah satu pokok pemikiran agar anak dapat belajar dengan baik, menguasai
sejumlah pengetahuan, dapat merubah sikapnya, dapat menerima norma-norma
atau nilai-nilai serta dapat menguasai sejumlah keterampilan yang diharapkan.7
Dalam mengambil keputusan tentang pengembangan kurikulum harus
mengetahui enam aspek, yaitu:
a. Tujuan pendidikan, artinya hendak dibawa kemana siswa yang akan dididik
nantinya.
b. Pandangan terhadap anak, apakah anak tersebut pasif atau aktif.
c. Pandagan tentang proses pembelajaran, apakah proses pembelajaran doanggap
sebagai transformasi ilmu pengetahuan atau menubah perlaku anak.
d. Pandangan tentang lingkungan, apakah lingkungan belajar dikelola secara
formal ataupun secara bebas.
e. Konsepsi tentang peranan guru, apakah guru berperan sebagai instruktur atau
sebagai fasilitator.
f. Evaluasi belajar, mengukur keberhasilan yang ditentukan dengan tes atau
nontes.8
Pengetahuan psikologi anak dan bagaimana anak belajar, sangat
diperlukan seleksi dan organisasi bahan pelajaran, menentukan kegiatan
belajar yang paling serasi, merencanakan kondisi belajar yang optimal agar
tujuan belajar tercapai. Materi yang akan dipelajari perlu mengenal tahap
perkembangan anak, bagaimana anak belajar secara tepat, serta membutuhkan
penetahuan tentang berbagai teori belajar.
7
Ibid. Hal: 21-29
8
Kaimuddin. 2015. PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI. Jurnal Al-Ta’dib. 8(1): 26-27
politik-ekonomi yang dominan pada saat tertentu, karena sekolah didirikan oleh
dan untuk rakyat.
Dalam mengambil keputusan mengenai kurikulum para pengembang pasti
merujuk pada lingkungan atau dunia dimana mereka tinggal, merespon kebutuhan
yang dilontarkan tau diusulkan oleh beragam golongan dalam masyarakat dan
pemahaman atas nilai falsafah pendidikan bangsa yang berlaku.
d. Asas Organisator
Organisasi kurikulum adalah suatu faktor yang penting dalam
pengembangan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan
yang hendak dicapa, karena bentuk kurikulum menentukan isi bahan pelajaran
dan cara menyajikannya. Hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan asas
organisator adalah tujuan bahan pelajaran, sasaran bahan pelajaran dan
pengorganisasian bahan.9
3. Proses dan kerangka Dasar Perkembangan Kurikulum
Dalam perkembangan kurikulum terdapat dua proses utama, yaitu:
a. Pengembangan pedoman kurikulum, terdiri dari latar belakang yang berisi
rumusan falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi
sasaran, rasional bidang studi, dan struktur organisasi bahan pelajaran.
Sillabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terperinci meliputi ruang
lingkup, dan disain evaluasi termasuk strategi revisi atau perbaikan bahan
pelajaran dan strategi.
b. Pengembangan pedoman untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan
berdasarkan sillabus.10
Perumusan kerangka dalam pengembangan merupakan tahap awal
pengembanan kurikulum. Tahapan ini sangat menentukan orientasi dan
pengelolaan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat dan didasarkan dari hasil pemikiran dan
penelitian, dengan kriteria rumusan landasan penegembangan kurikulum
penentu arah kebijakan kurikulum, rumusan landasan pengembangan
kurikulum dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, rumusan landasan
9
Ibid. Hal: 30-57
10
Kaimuddin. 2015. PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI. Jurnal Al-Ta’dib. 8(1): 27
pengembangan kurikulum harus memiliki fundasi yang kuat, tidak hanya
menjadi pedoman melainkan menjadi inspirasi, aspirasi, serta motivasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan
jenjang pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu
Pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa.
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan
peserta didik, budaya, sistem nilai, dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, para
pengembang kurikulum, termasuk guru, harus memiliki wawasan yang luas dan
mendalam tentang hal tersebut.
Kurikulum tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran dan proses
pendidikan. Sebagai suatu pedoman, kurikulum memegang kedudukan strategis dalam
seluruh kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan dan pengembangan kurikulum
membutuhkan adanya pemahaman terhadap konsep dasar kurikulum.
B. Saran
Dengan adanya pemaparan materi "Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum
Biologi SMA", kita sebagai calon pendidik diharapkan dapat memahami konsep penting
dalam pengembangan kurikulum serta hal-hal yang dilakukan dalam pengembangan
kurikulum. Karena mengingat begitu pentingnya kurikulum sebagai rencana pencapaian
suatu pendidikan. Dan tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA