Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum Biologi SMA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPA DAN BIOLOGI

Dosen Pengampu:

Nizar Azizatun Nikmah, M. Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Layli Ahlaqul Karimah (126208211018)


2. M. Abdul Irhas I. M (126208211019)
3. Siska Tria Koiria (126208213102)
4. Tiara Ayu Ardita (126208213103)

TADRIS BIOLOGI 2B

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pengembangan
Kurikulum Biologi SMA” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran IPA dan Biologi yang diampu oleh Nizar Azizatun
Nikmah, M. Pd. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Konsep Dasar
Pengembangan Kurikulum Biologi SMA bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Nizar Azizatun Nikmah, M. Pd. selaku


dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran IPA dan Biologi yang telah membimbing
penyusun dalam proses penyelesaian makalah. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan untuk memperbaiki
makalah penyusun kedepannya.

Tulungagung, 31 Agustus 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................I

KATA PENGANTAR.....................................................................................................II

DAFTAR ISI....................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Pengembangan Kurikulum.....................................................................


1. Pengertian Kurikulum........................................................................................
2. Pengembangan Kurikulum................................................................................
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum.......................................................
B. Hal-Hal yang Dilakukan dalam Pengembanagan Kurikulum
1. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum .................................................
2. Asas-Asas Pengembangan Kurikulum .............................................................
3. Proses dan Kerangka Dasar Perkembangan Kurikulum....................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami kemajuan dan perkembangan. Hal ini
turut membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia
pendidikan. Kemajuan dan perkembangan dalam dunia pendidikan menyebabkan perubahan
konsep pendidikan dari masa ke masa. Perubahan konsep pendidikan ini berimplikasi pada
perubahan proses pendidikan agar sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini dibutuhkan untuk membantu siswa dalam mengikuti proses pendidikan dan mencapai
tujuan pendidikan dengan efektif, efisien, dan optimal. Salah satu aspek yang berperan di sini
adalah kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang
pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan
UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola kehidupan
suatu negara banyak ditentukan oleh sistem kurikulum yang digunakan, mulai dari kurikulum
taman kanak-kanak sampai pada kurikulum perguruan tinggi. Apabila terjadi perubahan
sistem ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada perubahan sistem pemerintahan dan sistem
pendidikan, bahkan sistem kurikulum yang berlaku. Misalnya di Negara Indonesia, dalam
perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004, 2006,
dan 2013.
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta
didik, budaya, sistem nilai, dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, para pengembang
kurikulum, termasuk guru, harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang hal
tersebut. Kurikulum harus selalu dimonitoring dan dievaluasi untuk perbaikan dan
penyempurnaan. Terdapat banyak definisi kurikulum yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Hal ini dapat dipahami karena dasar filsafat yang dianut oleh penulis berbeda-beda.
Meskipun demikian, terdapat kesamaan dari definisi-definisi tersebut yang berupa satu fungsi
kurikulum, yaitu kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Di Indonesia,
tujuan kurikulum tertera pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 Bab
1 Pasal 1 yang menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara
kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran dan proses pendidikan.
Kurikulum berperan sebagai pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan pendidikan di
sekolah, bagi pihak-pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, seperti
pengawas, kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran, orang tua siswa, masyarakat, dan
siswa itu sendiri. Kurikulum hendaknya dapat dipahami dengan baik oleh guru agar dapat
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik.
Sebagai suatu pedoman, kurikulum memegang kedudukan strategis dalam seluruh
kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan dan pengembangan kurikulum
membutuhkan adanya pemahaman terhadap konsep dasar kurikulum. Kurikulum yang
disusun di pusat berisikan beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta didik
di seluruh Indonesia mempunyai standar kecakapan yang sama. Pengembangan kurikulum
dilakukan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, semua komponen tenaga
kependidikan di setiap satuan pendidikan hendaknya memiliki pemahaman yang luas dan
mendalam tentang konsep dasar kurikulum. Konsep dasar kurikulum yang dipahami tersebut
secara operasional menjadi pedoman dalam implementasi kurikulum di masing-masing
satuan pendidikan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, pemahaman konsep dasar
kurikulum berperan penting dalam proses penyusunan dan pengembangan kurikulum.
Makalah ini disusun untuk mengkaji lebih lanjut tentang konsep dasar kurikulum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep penting dalam pengembangan kurikulum?
2. Apa saja hal-hal yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya konsep pengembangan kurikulum
2. Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pengembangan Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum mulai dikenal di dunia pendidikan sebagai suatu istilah kurang lebih
satu abad yang lalu. Istilah kurikulum bila ditinjau dari pengertian etimologis berasal
dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan currere yang berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish. Sedangkan
Herman H. Horne mengungkapkan bahwa secara harfiyah, kurikulum berasal dari
bahasa Latin, yaitu; “a little rececourse “yang berarti suatu jarak yang harus ditempuh
dalam pertandingan olahraga, yang kemudian dialihkan ke dalam pengertian
pendidikan menjadi “circle of Instruction”, yakni “suatu lingkaran pengajaran”, di
mana guru dan siswa terlibat di dalamnya
Dalam pengertian terminologis, istilah kurikulum dipergunakan dalam dunia
pendidikan, dengan pengertian sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah.16
Menurut al-Syaibany, kurikulum dapat didefinisikan sebagai “sejumlah kekuatan,
faktor-faktor pada alam sekitar pengajaran dan pendidikan yang disediakan oleh
sekolah bagi murid-muridnya di dalam dan di luarnya, dan sejumlah pengalaman-
pengalaman yang lahir dari interaksi dengan kekuatan-kekuatan dan faktor-faktor
ini”.
Penjelasan di atas ingin menegaskan bahwa kurikulum dapat diartikan sejumlah
materi pendidikan yang harus ditempuh dan diselesaikan oleh peserta didik agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, disebabkan ia
adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pendidikan. Dalam kaitan ini, Hilda Taba mengungkapkan bahwa;“tiap
kurikulum pada hakikatnya merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak-anak
untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakat. Dan tiap
kurikulum, bagaimanapun polanya, selalu mempunyai komponen-komponen tertentu
yakni pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi
pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar dan mengajar, dan akhirnya evaluasi hasil
belajar”.1
Syamsul Bahri sebagaimana mengutip pendapat Alice Miel bahwa kurikulum
tidak hanya sebatas rancangan program yang telah disusun sedemikian rupa
melainkan juga meliputi suasana sekolah, keadaan gedung, keingninan, keyakinan,
dan sikap dalam lingkungan sekolah tersebut. Senada dengan hal itu Muhaimin dan
Abdul Mujib berpendapat bahwa kurikulum mempunyai beberapa pengertian
berdasarkan fungsinya sendiri sendiri yaitu: pertama kurikulum sebagai program studi
maksudnya berisi berbagai materi pembelajaran yang dipelajari dalam satuan
pendidikan, kedua kurikulum sebagai konten maksudnya kurikulum memuat berbagai
data yang terdapat dalam buku buku mata pelajaran tertentu yang memuat berbagai
informasi, ketiga kurikulum sebagai kegiatan terencana maksudnya berisi
sserangkaian kegiatan terstruktur dan sistematis yang dalam penyampaianya telah
direncanakan terlebih dahulu. Keempat kurikulum sebagai hasil belajar maksudnya
berisi hasil dari seperangkat kegiatan yang telah direncanakan, kelima kurikulum
sebagai reproduksi kultural maksudnya kurikulum harus menjadi media untuk
mentransfer nilai nilai kebudayaan dan norma yang berlaku di masyarakat, keenam
kurikulum sebagai media pengalaman belajar maksudnya berisi pengalaman
pengalaman belajar yang direncanakan, ketujuh kurikulum sebagai produksi
maksudnya kurikulum berisi materi pembelajaran yang harus menghasilkan.
Jadi kurikulum merupakan keseluruhan program dan kegiatan yang disusun
untukmewujudkan tujuan pendidikan secara umum dan mewujudkan visi misi suatu
lembaga secarakhusus. Maka dalam implementasi kurikulum dalam rangka
terwujudnya keberhasilan suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
pendukung diantaranya: guru atau karyawanyang berkompeten di bidangnya, fasilitas
inti yang mendukung, adanya fasilitas bantu seperti laboratorium yang mumpuni,

1
Dr.Ahmad Zainuri, Konsep Dasar Kurikulum.(NoerFikri, Palembang,Mei 2018 ), h.9-11
adanya dana yang memadai, adanya manajemen yang baik, serta kepemimpinan yang
visioner transparan dan akuntabel.2
2. Pengembangan Kurikulum
Curriculum development atau curriculum planning meliputi aktivitas penyusunan,
pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum. Sehingga David Pratt dan
Winarno Surahmad berpendapat pengembangan kurikulum lebih bersifat konseptual
dibanding bersifat material. Pratt juga lebih memilih desain kurikulum (curriculum
design) dari pada pengembangan kurikulum alasanya desain lebih mengacu pada
kegiatan tertentu dan seksama bukan pada evolusi atau pertumbuhan yang gradual.
Maka dari itu pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
proses mulai dari perencanaan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum kemudian
penyusunan kurikulum oleh lembaga pengembang dan berbagai kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dikembangkan dapat menjadi solusi pemecahan
masalah yang ada dalam dunia pendidikan serta menjadi katalisator pembangunan
pendidikan nasional lebih jauhnya.
Sedangkan Audrey nichols dan S.Howard Nichols berpendapat bahwa
pengembangan kurikulum adalah is a set of learning plans that contain learning
opportunities with the intention of bringing students in the direction of the desired
changes and assessing the extent to which these changes occur in students. Artinya
adalah kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang berisi peluang
belajar dengan tujuan membawa siswa ke arah perubahan yang diinginkan dan
menilai sejauh mana perubahan ini terjadi pada siswa. Selanjutnya dalam
mengembangkan kurikulum perlu menilai dan menyeleksi bahan bahan kurikulum
tersebut, menurut Gall bahan kurikulum yang dimaksud adalah is something that has
physical properties, the nature of representation and that is used to facilitate the
learning process. So the school curriculum development has not yet been declared
complete if the curriculum or learning material has not been determined, yang artinya
materi kurikulum adalah sesuatu yang memiliki sifat fisik, sifat representasi dan yang
digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran. Jadi pengembangan kurikulum

2
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam Volume 3 No. 01 2020,Strategi Pengembangan Kurikulum
Menghadapi Tuntutan Kompetensi Abad 21, h.24-25
sekolah belum dinyatakan lengkap jika kurikulum atau materi pembelajaran belum
ditentukan.
Entiti fisik (physical entities) yang dimaksud adalah wujud dari bahan kurikulum
itu nampak adanya, bukan berupa gagasan atau ide ide semata atau konsep. Contoh
bahan kurikulum yang dapat diobservasi yaitu media cetak, film, buku buku, artikel
artikel jurnal, hasil penelitian dan lain-lain. Selanjutnya perlu juga menganalisis
bahan kurikulum yang dapat menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekedar
barangnya itu sendiri. Misalnya buku sejarah, dalam wujud fisiknya buku sejarah
tersebut tidak memiliki arti pengajaran,akan tetapi buku sejarah tersebut mempunyai
isi yang dianggap bahan pengajaran karena menyampaikan berbagai peristiwa-
peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau. Dalam mengembangkan kurikulum
tentunya harus memperhatikan landasan landasan utama dalam pengembangan
kurikulum, Purwadih dalam penelitianya menyebutkan setidaknya ada empat
landasan yang dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum, diantaranya:
philosophical foundation, psychological foundation, social cultural foundation and
foundation of the development of science and technology.
Sedangkan prinsip dalam pengembangan kurikulum yaitu: prinsip relevansi
maksudnya isi kurikulum yang akan dikembangkan harus mempunyai relevansi baik
secara internal kurikulum itu sendiri maupun secara eksternal yang harus memiliki
relevansi dengan tuntutan abad ke 21, prinsip fleksibilitas maksudnya kurikulum yang
dikembangkan harus menjawab kebutuhan berdasarkan situasi dan kondisi yang
terjadi, prinsip kontinuitas yakni adanya kesinambungan atau keterkaitan antara
kurikulum pada satu tingkat pendidikan dengan tingkat pendidikan lainya sehingga
materi yang diajarkan dalam kurikulum tersebut tidak terjadi pengulangan, prinsip
efisiensi yakni kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan tujuan , prinsip
efektivitas yakni isi materi dari kurikulum yang dikembangkan dapat dengan mudah
disampaikan oleh pendidik dan dengan mudah difahami oleh peserta didik.3
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip adalah ketentuan yang harus ada atau dijalankan. Dapat diartikan juga
sebagai suatu aturan umum yang dijadikan untuk panduan (misalnya untuk dasar
3
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan IslamVolume 3 No. 01 2020,Strategi Pengembangan KurikulumMenghadapi
Tuntutan Kompetensi Abad 21, h.25-27
perilaku). Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman) bertindak, bisa saja sebagai
acuan proses dan dapat pula sebagai target capaian.
Seorang pengemban kurikulum sering menggunakan beberapa prinsip yang
dijadikan sebagai acuan supaya menghasilkan kurikulum yang memenuhi harapan
banyak pihak, terutama siswa, pihak sekolah, orang tua, masyarakat, dan tentunya
pemerintah.
Berikut ini merupakan beberapa prinsip umum yang dapat dijadikan acuan sebagai
pengembangan kurikulum:
a. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Sebagai suatu sistem yang terbilang penting, kurikulum mempunyai
komponen tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Sedangkan fokus utama bagi
komponen-komponen lainnya dalam pengembangan sistem kurikulum adalah
tujuan. Dalam prinsip ini menegaskan bahwasanya tujuan merupakan arah bagi
pengembangan komponen-komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum.
Untuk itu tujuan kurikulum haruslah jelas, supaya dapat dipahami dengan mudah
dan jelas oleh para pelaksana kurikulum agar dapat dijabarkan menjadi tujuan-
tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional.
b. Prinsip Kontuinitas
Dalam prinsip kontunitas, dimaksudkan bahwa perlu adanya kesinambungan
khususnya yang berorientasi pada bahan/materi kurikulum pada jenis jenjang
pendidikan. Mulai dari senjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Materi
kurikulum haruslah mempunyai hubungan hierarkis fungsional. Untuk itu dalam
pengembangan materi kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek
kesinambungan, yakni:
1) Materi kurikulum yang dibutuhkan pada sekolah tingkat yang ada di atasnya
harus sudah diserahkan kepada sekolah tingkat yang ada di bawahnya.
2) Materi yang sudah diajarkan pada sekolah tingkat yang ada di bawahnya tidak
perlu lagi diberikan pada sekolah tingkat yang ada di atasnya.
Sehingga dengan demikian dapat dihindari adanya pengulangan materi
kurikulum yang dapat memicu kejenuhan siswa dan atau ketidaksiapan siswa
untuk memperoleh materi di mana mereka sebelumnya tidak memperoleh
materi dasar yang memadai.
c. Prinsip Fleksibelitas
Fleksibelitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum
dengan maksud adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam
melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan di lapangan. Selain itu prinsip fleksibelitas juga berkaitan dengan
adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih.
Artinya, pengembang kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan
berbagai program pilihan bagi siswa. Sehingga siswa diperkenankan memilih
jurusan sesuai minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya. Selain diterapkan
kepada siswa, rupanya prinsip fleksibelitas juga harus diterapkan kepada guru
ataupun tenaga pengajar. Khususnya dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan
pembelajaran asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah ditentukan
dalam kurikulum itu sendiri. Seperti halnya menjabarkan tujuan-tujuan, memilih
materi pelajaran yang sesuai, memilih strategi dan metode agar dapat
dikembangkan dalam suatu kegiatan pembelajaran, dll.4
d. Prinsip Relevansi
Prinsip Relevansi yaitu pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan,
isi, dan sistem penyampaiannya harus sesuai (relevan) dengan kebutuhan dan
keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa serta sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Prinsip ini terdiri atas dua
jenis, yaitu prinsip relevansi eksternal dan relevansi internal.
Relevansi eksternal menunjukan relevansi antara kurikulum dengan
lingkungan hidup peserta didik dan masyarakat, perkembangan kehidupan masa
sekarang dan masa yang akan datang, serta tuntutan dan kebutuhan dunia
pekerjaan. Adapun Relevansi internal artinya relevansi diantara komponen
kurikulum itu sendiri.
Adapun masalah relevansi pendidikan dengan masyarakat dalam hal ini
adalah berkenaan dengan :
4
Dr. R. Masykur, M. (2019). Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. In M. Dr. R. Masykur, Teori dan Telaah
Pengembangan Kurikulum (pp. 90-99). Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja.
1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan peserta didik.
2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan
datang.

3) Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja

e. Prinsip Efektifitas
Yang dimaksud prinsip Efektifitas adalah sejauh mana perencanaan
kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Efisiensi
belajar mengajar dalam dunia pendidikan mempunyai keterkaitan erat antara
pendidik dan anak didik. Kepincangan salah satunya akan membuat terhambatnya
pencapaian tujuan pendidikan atau efektifitas proses belajar mengajar tidak
tercapai.5
B. Hal-hal yang Dilakukan Dalam Pengembangan Kurikulum
1. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan berbagai kebijakan yang
dimulai dari perencanaan. Dalam menyusun perencanaan didahului oleh ide-ide yang
dituangkan dan dikembangkan dalam program. Ide tersebut terdiri dari penentuan
filosofi kurikulum, model kurikulum yang yang digunakan, pendekatan dan teori
belajar yang digunakan dan model evaluasi pembelajaran yag dipilih. Ide tersebut
bisa didapatkan dari:
1. Visi yang dicanangkan berupa pernyataan tentang cita-cita atau harapan yang
ingin dicapai oleh suatu Lembaga Pendidikan dalam jangka panjang.
2. Kebutuhan siswa, masyarakat, pengguna lulusan dan kebutuhan untuk study
lanjut.
3. Hasil evaluasi kurikulum sebelumnya dan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kemajuan jaman.
4. Pandangan-pandangan para ahli/pakar bebagai bidang.
5. Kecendurungan era globalisasi yang menuntun sesorang harus memiliki etos
belajar sepanjang hayat, melek sosial, politik, ekonomi, budaya dan teknologi.

5
M. Richo Samsurya P, (. (2015/2016). Konsep Dasar dan Prinsip Pengembangan Kurikulum. 19-23.
Kelima hal tersebut dapat dikembangkan dalam program atau kurikulum
sebagai dokumen yang berisi informasi dan jenis dokumen yang akan dihasilkan,
bentuk atau format silabus dan komponen-komponen kurikulum yang harus
dikembangkan. Kemudian segala sesuatu dalam dokumen tersebut
dikembangkan dan disosialisasikan dalam proses implementasi yang bisa berupa
penegmbangan kurikulum dalam bentuk rencana pembelajaran, sehingga
diketahui tingkat efektifitas dan efisiensinya. Dan yang terakhir evaluasi yang
akan menimbulkan umpan balik yang dapat digunakan dalam penyempurnaa
kurikulum berikutnya.6
2. Asas-asas Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum diperlukan landasan atau asas yang kuat melalui
pemikiran dan perenungan yang mendalam, apabila dalam proses pengembangan
kurikulum terjadi secara acak-acakan dan tidak memiliki landasan yang kuat maka
pendidikan yang dihasilkan tidak akan terjamin kualitasnya. Asas-asas utama dalam
pengembangan kurikulum yaitu asas filosofi, psikologi, sosiologi, cultural
ilmupengetahuan dan teknologi serta organisator.
a. Asas Filosofi
Dalam mengembangkan kurikulum butuh memperhatikan filsafah untuk
mengambil keputusan, baik filsafah bangsa, filsafah lembaga pedidikan dan
filsafah pendidik. Arti filsafah sendiri yaitu cinta dalam kebijaksanaan. Seseorang
dapat berbuat bijak, maka ia harus berpengetahuan.Pengetahuan diperoleh melalui
proses berfikir secara sistematis, logis maupun mendalam. Filsafat meliputi kajian
tentang, Metafisika (studi tentang hakikat kenyataan), Epistemologi (studi tentang
hakikat pengetahuan, Aksiologi (studi tentang nilai), Etika (studi tentang hakikat
kebaikan), Estetika (studi tentang hakikat keindahan), dan Logika (studi tentang
hakikat penalaran).
b. Asas psikologi
Dalam mengembangkan kurikulum seseorang harus memerhatikan kondisi
psikologis anak, kebutuhan dan minat mereka, serta teori-teori dan psikologi
belajar. Para pengembang kurikulum mempunyai tujuan menjadikan anak sebagai
6
Zaini, Muhammad. 2009. PENGEMBANGAN KURIKULUM. Yogyakarta: Penerbit TERAS komplek POLRI Gowok Blok
D 2 No. 186. Hal: 16-19.
salah satu pokok pemikiran agar anak dapat belajar dengan baik, menguasai
sejumlah pengetahuan, dapat merubah sikapnya, dapat menerima norma-norma
atau nilai-nilai serta dapat menguasai sejumlah keterampilan yang diharapkan.7
Dalam mengambil keputusan tentang pengembangan kurikulum harus
mengetahui enam aspek, yaitu:
a. Tujuan pendidikan, artinya hendak dibawa kemana siswa yang akan dididik
nantinya.
b. Pandangan terhadap anak, apakah anak tersebut pasif atau aktif.
c. Pandagan tentang proses pembelajaran, apakah proses pembelajaran doanggap
sebagai transformasi ilmu pengetahuan atau menubah perlaku anak.
d. Pandangan tentang lingkungan, apakah lingkungan belajar dikelola secara
formal ataupun secara bebas.
e. Konsepsi tentang peranan guru, apakah guru berperan sebagai instruktur atau
sebagai fasilitator.
f. Evaluasi belajar, mengukur keberhasilan yang ditentukan dengan tes atau
nontes.8
Pengetahuan psikologi anak dan bagaimana anak belajar, sangat
diperlukan seleksi dan organisasi bahan pelajaran, menentukan kegiatan
belajar yang paling serasi, merencanakan kondisi belajar yang optimal agar
tujuan belajar tercapai. Materi yang akan dipelajari perlu mengenal tahap
perkembangan anak, bagaimana anak belajar secara tepat, serta membutuhkan
penetahuan tentang berbagai teori belajar.

c. Asas Sosiologi-Budaya serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Dalam mengembangkan kurikulum seorang pengembang harus
mempertimbangkan kondisi dan keragaman budaya dalam masyarakat serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tiap kurikulum mencerminkan
keinginan, cita-cita, tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Pendidikan harus
memberi jawaban atas tekanan dan desakan dari ketakutan-ketakutan sosio-

7
Ibid. Hal: 21-29
8
Kaimuddin. 2015. PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI. Jurnal Al-Ta’dib. 8(1): 26-27
politik-ekonomi yang dominan pada saat tertentu, karena sekolah didirikan oleh
dan untuk rakyat.
Dalam mengambil keputusan mengenai kurikulum para pengembang pasti
merujuk pada lingkungan atau dunia dimana mereka tinggal, merespon kebutuhan
yang dilontarkan tau diusulkan oleh beragam golongan dalam masyarakat dan
pemahaman atas nilai falsafah pendidikan bangsa yang berlaku.
d. Asas Organisator
Organisasi kurikulum adalah suatu faktor yang penting dalam
pengembangan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan
yang hendak dicapa, karena bentuk kurikulum menentukan isi bahan pelajaran
dan cara menyajikannya. Hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan asas
organisator adalah tujuan bahan pelajaran, sasaran bahan pelajaran dan
pengorganisasian bahan.9
3. Proses dan kerangka Dasar Perkembangan Kurikulum
Dalam perkembangan kurikulum terdapat dua proses utama, yaitu:
a. Pengembangan pedoman kurikulum, terdiri dari latar belakang yang berisi
rumusan falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi
sasaran, rasional bidang studi, dan struktur organisasi bahan pelajaran.
Sillabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terperinci meliputi ruang
lingkup, dan disain evaluasi termasuk strategi revisi atau perbaikan bahan
pelajaran dan strategi.
b. Pengembangan pedoman untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan
berdasarkan sillabus.10
Perumusan kerangka dalam pengembangan merupakan tahap awal
pengembanan kurikulum. Tahapan ini sangat menentukan orientasi dan
pengelolaan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat dan didasarkan dari hasil pemikiran dan
penelitian, dengan kriteria rumusan landasan penegembangan kurikulum
penentu arah kebijakan kurikulum, rumusan landasan pengembangan
kurikulum dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, rumusan landasan
9
Ibid. Hal: 30-57
10
Kaimuddin. 2015. PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI. Jurnal Al-Ta’dib. 8(1): 27
pengembangan kurikulum harus memiliki fundasi yang kuat, tidak hanya
menjadi pedoman melainkan menjadi inspirasi, aspirasi, serta motivasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan
jenjang pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu
Pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa.
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan
peserta didik, budaya, sistem nilai, dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, para
pengembang kurikulum, termasuk guru, harus memiliki wawasan yang luas dan
mendalam tentang hal tersebut.
Kurikulum tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran dan proses
pendidikan. Sebagai suatu pedoman, kurikulum memegang kedudukan strategis dalam
seluruh kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan dan pengembangan kurikulum
membutuhkan adanya pemahaman terhadap konsep dasar kurikulum.
B. Saran
Dengan adanya pemaparan materi "Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum
Biologi SMA", kita sebagai calon pendidik diharapkan dapat memahami konsep penting
dalam pengembangan kurikulum serta hal-hal yang dilakukan dalam pengembangan
kurikulum. Karena mengingat begitu pentingnya kurikulum sebagai rencana pencapaian
suatu pendidikan. Dan tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai