Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Model – Model Manajemen Kurikulum di Indonesia


Dosen Pemmbing
Dr. Zainuri, M.M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok 6
Akhmad Samsul Hadi
Dani Shohi Muflih Shodi
Leli Nur Jannah
Yusnia

UNIVERSITAS ISLAM ANNUR LAMPUNG


FAKULTAS AGAMA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuh


Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin. Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam yang
atas karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Sholawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulillah Muhammad SAW yang selau kita
harapkan syafaatnya kelak di yaumil kiyamah.
Makalah yang kami susun ini bertemakan Model – Model Manajemen Kurikulum di Indonesia
pada mata kuliah Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Dengan rujukan dari berbagai sumber
dan bantuan dari teman-teman lain akhirnya makalah ini berhasil kami susun meskipun jauh dari
kata sempurna.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami berharap kritikan dan saran dari pembaca dan
semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi semua khususnya kami sendiri.

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................................... 1
C. TUJUAN .................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3


A. PENGERTIAN KURIKULUM ............................................................................................. 3
B. MANAJEMEN KURIKULUM ............................................................................................. 4
C. SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM ................................................................. 5
D. KURIKULUM 1994 DAN YANG DISEMPURNAKAN TAHUN 1999 ............................. 5
E. KURIKULUM BERBASIS KOPETENSI ............................................................................ 6
F. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN .......................................................... 7
G. KURIKULUM 2013 ................................................................................................................7
H. KURIKULUM MERDEKA ...................................................................................................9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... .10

A. KESIMPULAN & SARAN ..................................................................................................... .10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaanpendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa,ke arah mana dan
bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh
bangsa tersebut sekarang. Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung atau selalu
mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengatahuan danteknologi.
Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang
dianggap palingstrategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi
tersebut.Kurikulum dapat meramalkan hasil pendidikan ataupengajaran yang diharapkan karena ia
menunjukkan apayang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialamioleh peserta didik.
Hasil pendidikan terkadang tidak dapatdiketahui dengan segera atau setelah peserta
didikmenyelesaikan suatu program pendidikan. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab
tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kurikulum di Indonesia ?
2. Bagaimana kurikulum 1994 dan yang disempurnakan tahun 1999 ?
3. Bagaimana Kurikulum berbasis Kopetensi ?
4. Bagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
5. Bagaimana Kurikulum 2013 ?
6. Bagaimana Kurikulum Merdeka ?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui dan memahami Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia
2. Untuk mengetahui dan memahami kurikulum yang disempurnaka tahun 1999
3. Untuk mengetahui dan memahami Kurikulum berbasis kopetensi
4. Untuk mengetahui dan memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
5. Untuk mengetahui dan memahami Kurikulum 2013
6. Untuk mengetahui dan memahami Kurikulum Merdeka

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah unsur penting pada setiap lembaga pendidikan. Secara fisik, kurikulum
dapat berbentuk suatu dokumen berisikan berbagai komponen seperti pikiran tentang pendidikan,
tujuan yang akan di capai oleh kurikulum tersebut, konten yang harus di rancang dan di kuasai
peserta didik untuk menguasai tujuan serta komponen lainya.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem
pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan
menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Manajemen Kurikulum
Menurut Suharsini Arikunto (2000:8), Manajemen kurikulum adalah penerapan jenis kegiatan
dan fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian) dalam kurikulum.
Sedangkan, menurut Lunenberg dan Orstein (2000) dalam manajemen kurikulum terdapat tiga
proses yaitu, perencanaan kurikulum (planning the curriculum), pelaksanaan kurikulum
(implementation the curriculum) dan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum (evaluating the
curriculum).

B. Sejarah Perkembangan Kurikulum


Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri
Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang
jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006
hingga kini 2013. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya. Berikut sejarahh perkembangan kurikulum.

1. Rencana Pelajaran 1947


Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947.
Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena
pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utam

3
kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan
sejajar dengan bangsa lain. Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai
istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang
curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.

2. Rencana Pelajaran Terurai 1952


Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Silabus mata pelajarannya sangat jelas. Seorang guru mengajar satu mata pelajaran.

3. Rencana Pendidikan 1964


Menjelang tahun 1964 tepatnya di penghujung era Presiden Soekarno, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana
Pendidikan 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral
(Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Yang menjadi ciri dari
kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana.

4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.
Materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada tujuan agar pendidikan
lebih efisien dan efektif. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi. Kurikulum 1975
banyak dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran.

6. Kurikulum 1984

4
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi
faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang
disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).

7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Yakni
ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses.

8. Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar
kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa.[3] Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan
dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih
berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih
banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan
kompetensi siswa.

9. KTSP 2006
Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.[4] Peraturan Pemerintah
ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional
pendidikan.

C. Kurikulum 1994 dan yang di sempurnakan tahun 1999


Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dalam
kurikum ini sebenarnya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984. Sayang,
perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu
berat. Dari muatan nasional hingga loka. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga
mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Sehingga menjelma menjadi kurikulum super
padat. Kejatuhan Soeharto pada 1998,diikuti kehadiran suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya
lebih pada menambah sejumlah materi. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984
dan dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal
ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke
sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.

Permasalaham dari kurikulum 1994 tadi kemudian menjadi pendorong para pembuat kebijakan untuk
menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen
kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip

5
penyempurnaan kurikulum. Yakni sebagai berikut:

1. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang
ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya.
3. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan
kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan materi
pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
5. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap
dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di
sekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap
penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

D. Kurikulum Berbasis Kompetensi


Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk
invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi
di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural
dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU
No.22 dan 25 tentang otonomi daerah.
Kurikulum 2004 yang merupakan perubahan dari kurikulum sebelumnya, karena kurikulum 1994 dinilai
sudah tidak relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, selanjutnya dikenal dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Isi KBK lebih mengedepankan kompetensi peserta didik agar setelah lulus
dari pendidikan dasar, peserta didik memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya atau terjun ke dunia kerja. KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)


tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta
didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar
dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh
tanggung jawab.

Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas adalah sebagai berikut:


1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

6
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

Kalau kita mencermati secara mendalam implementasi KBK pada tingkat grassroot, yakni
sekolah sebagai pelaksana dari KBK tersebut. Pada kenyataanya tidak setiap sekolah sudah
mampu melaksanakan KBK ini, bahkan mungkin sekolah tersebut masih taraf trial and error
terhadap KBK. Karena kurangnya dukungan dari SDM sekolah tersebut yang belum
menguasai tentang KBK.

E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi
pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004.
Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan
kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti
silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah
koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)

Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang merupakan perkembangan dari
kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan pada saat ini merupakan kurikulum yang
memberikan otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas
itu akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru.[8] Sehingga seorang
guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional
yang menuntuk kereatifitasan seorang guru. Kurikulum yang kita pakai sekarang ini masih banyak
kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak lain adalah
(1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lin masih
rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebihh kreatif
dalam menjalankan pendidikan.
(2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah.

F. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia.
Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan
Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah
berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun
2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan. Pada tahun ajaran 2013/2014,

7
tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas
pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk
SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah
diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X
dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di
seluruh provinsi di Indonesia. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama
di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.

G. Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum 2013. Dikutip dari laman
Kemdikbud, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi.
Kurikulum Merdeka Belajar bermotto Keleluasaan Pendidik dan Pembelajaran Berkualitas. Dalam
implementasinya, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar. Sehingga, proses
pembelajaran di kelas bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta minat peserta didik. Kurikulum ini
merupakan opsi bagi semua satuan pendidikan yang dalam proses pendataan merupakan satuan pendidikan
yang memiliki kesiapan melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar.
Oleh sebab itu, sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat
menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum darurat.
Konsep Kurikulum Merdeka Belajar :
1.Pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft skill serta karakter sesuai profil
pelajar Pancasila.
2.Fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran mendalam untuk kompetensi dasar
seperti literasi dan numerasi.
3.Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi berdasarkan kemampuan para
peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar
Dikutip dari ditsmp.kemdikbud.go.id, kurikulum Merdeka Belajar ini memiliki sejumlah keunggulan,
yakni:
1. Lebih sederhana dan mendalam. Kurikulum ini berfokus pada materi esensial serta pengembangan
kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran akan lebih mendalam, bermakna, tidak
terburu-buru, serta menyenangkan.
2. Lebih merdeka. Keunggulan lain dari kurikulum Merdeka Belajar ini adalah dihilangkannya peminatan
bagi peserta didik jenjang SMA. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya. Guru juga diharapkan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.

8
3. Lebih relevan dan interaktif. Proses pembelajaran menggunakan kurikulum ini dilakukan melalui
kegiatan proyek yang akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri
Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang
jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006
hingga kini 2013. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya.

B.Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

A.M Kadarman dan Yusuf. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Prenhalliando.cet.05.2001.

Sukmadinata, Nana S. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Hikmat. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Pustaka Setia. Cet.03.2014

Fathurrohman dan Sulistyorini. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Yogyakarta :


Teras. Cet.01.2012

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hari Suderajad. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : CV Cipta Cekas
Grafika.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Organisasi Administrasi. Jakarta: CV Rajawali.

11

Anda mungkin juga menyukai