Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Perkembangan dan Penyempurnaan Kurikulum”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada


Mata Kuliah Telaah Kurikulum

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 4

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Gustira Puspita 1930201122


2. Mira Wulandari 1930201123
3. Aisiyah Septiana 1930201130
4. Wenny Octi Syaputri 1930201138

Dosen Pengampu:
Agra Dwi Saputra, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT., yang maha pengasih lagi maha

penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Perkembangan dan Penyempurnaan

Kurikulum”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk itu

kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga

makalah tentang “Perkembangan dan Penyempurnaan Kurikulum” dapat memberi

manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, Maret 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan suatu komponen yang mempunyai kedudukan

sangat penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena

untuk mencapai tujuan pendidikan terutama dalam perkembangan kurikulum

harus sesuai dengan falsafah bangsa yaitu pendidikan nasional harus mampu

mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis.

Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan mulai memasuki dalam dunia

inovasi. Inovasi ini dapat berjalan dan mencapai sasarannya jika program

pendidikan tersebut direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi

dan perkembangan zaman. Maka dari itu perlu adanya perkembangan dan

penyempurnaan kurikulum dalam pendidikan.

Selain itu, perkembangan teknologi juga berdampak pada kualitas pendidikan

yang diberikan oleh guru kepada para peserta didik yang diakibatkan oleh

oleh perkembangan teknologi pendidikan yang sudah tidak mendukung lagi.

Oleh karena itu, kurikulum juga sudah kesekian kali diubah untuk

menyesuaikan perkembangan pendidikan dengan perkembangan teknologi

dan perkembangan peserta didik.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?

2. Jelaskan bagaimana penyempurnaan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia.

2. Untuk Mengetahui penyempurnaan kurikulum.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kurikulum di Indonesia

Di Indonesia kurikulum selalu mengalami perubahan, karena kurikulum

harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan seperti ipteks, politik,

ekonomi maupun sosial budaya. Menurut Damsar (2010), kurikulum di

bangun dengan dua tipe, yaitu:

1. Tipe model administratif, maksudnya kurikulum yang sifatnya

sentralisasi dari pusat. Kurikulum tersebut dikembangkan dari

pemikiran para administrator pendidikan yang berlaku secara

nasional.

2. Tipe model akar rumput, maksudnya tidak dibangun oleh pusat yang

cenderung sentralistik dan berdimensi top-down, tetapi dibangun oleh

guru-guru dan pihak sekolah yang berorientasi pada visi, misi dan

tujuan yang ingin dicapai.1

Kurikulum di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 telah

mengalami 9 kali perubahan di antaraya adalah pada tahun 1947, 1952, 1964,

1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Sedangkan, Kemendikbud

memaparkan tentang sejarah perkembangan kurikulum yaitu :

1. Kurikulum 1947

1
Ruminiati, Sosio-Antropologi Pendidikan Suatu Kajian Mulltikultural, (Malang: Gunung
Samudera, 2016), Hlm. 201.
Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama yang lahir pada masa

kemerdekaan, dengan memakai istilah leerplan (dalam bahasa

Belanda, yang artinya rencana pelajaran. Disebut dengan nama

“Rentjana Pelajaran Terurai” karena pada waktu itu, penididikan di

Indonesia masih dipengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda

dan Jepang, sehingga dapat dikatakan hanya meneruskan yang pernah

digunakan sebelumnya. Oleh karena itu, suasana kehidupan berbangsa

saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan, maka

pendidikan yang diberikan kepada anak didik lebih menekankan pada

pendidikan karakter bangsa Indonesia yang merdeka. Rencana

Pelajaran baru secara resmi dilaksanakan disekolah-sekolah mulai

tahun 1950 (Sholeh Hidayat, 2013:2).

2. Kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan Sekolah Dasar)

Pada tahun 1964, pemerintah menyempurnakan kurikulum 1947

dengan nama Rentjana Pendidika Sekolah Dasar 1964. Dalam hal ini

pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan

akademik serendah-rendahnya jenjang sekolah dasar, sehingga

pengajaran diputuskan pada program pancawardana yang meliputi

pengembangan daya cipta, rasa, krasa dan karya, serta moral. Mata

pelajaran diklasifikasi 5 kelompok bidang studi, yaitu moral,

kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani. Pendidikan

dasar (Sekolah Dasar) lebih menekankan pada pengetahuan dan

kegiatan praktis (fungsional).


3. Kurikulum 1968 (Sekolah Dasar)

Pada tahun 1968, pemerintah menyempurnakan kurikulum 1964

dengan kurikulum baru yang diberi nama kurikulum 1968. Kurikulum

1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pelaksanaan

UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Kurikulum 1968 bertujuan

untuk membentuk manusia sejati, kuat, dan sehat jasmani,

mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi

pekerti dan keyakinan beragama (Herry Widyastono, 2014:56).

4. Kurikulum 1973 (Kurikulum Proyek Perintis Sekolah

Pembangunan: PPSP)

Pada tahun 1973, Pemerintah mengadakan Proyek Perintis Sekolah

Pembanngunan (PPSP) di seluruh IKIP Negeri di Indonesia, sebagai

sekolah laboratorium. Dengan adanya PPSP, seluruh kebijakan di

bidang pendidikan didesimininasikan secara nasional, terlebih dulu

diterapkan atau dirintis secara terbatas (pilot project) di sekolah-

sekolah laboratorium, kemudian dikembangkan kurikulum PPSP

1973. Rasionalnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan

proses belajar mengajar untuk menerapkan sistem belajar tuntas dan

maju berkelanjutan melalui sistem modul.

5. Kurikulum 1975 (Kurikulum Sekolah Dasar)

Pada tahun 1975, pemerintah mengembangkan kurikulum 1975.

Pengembangan kurikulum ini menekankan pada tujuan, agar

pendidikan lebih efisien dan efektif, yang dipengaruhi oleh pengaruh


konsep di bidang manajemen, yaitu Manajemen By Objektif (MBO)

yang terkenal pada waktu itu. Setiap pendidik harus menyusun

Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang

didalamnya antara lain berisi tujuan instruksional umum dan tujuan

instruksional khusus (Hasibuan dalam Herry Widyastono, 2013:57).

Pendidik ketika akan mengajar harus menjabarkan PPSI ke dalam

satuan pelajaran secara lebih rinci.

6. Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA)

Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975

dan mengunakan pendekatan proses. Dalam hal ini faktor tujuan

tetap penting messkipun sudah menggunakan pendekatan proses.

Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 yang

disempurnakan". Subjek belajarnya adalah siswa. Model seperti

ini yang dinakan aktif learning karena siswa yang akan selalu aktif

dalam pembelajaran. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,

mendiskusikan, hingga melaporkan. Namun banyak sekolah yang

menerapkan dengan baik dan alhasil siswa tidak melaksanakan

pembelajaran dengan baik dan hanya gaduh di kelas.2

Maka dalam kurikulum 1984 anak didik harus belajar melakukannya

dengan sendiri, mencari tahu sendiri, dari berbagai sumber belajar

yang relevan yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, pada kurikulum

1984 dikembangkan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif yang

2
Alhamuddin, Sejarah Kurikulum Indonesia(Studi Analisis Kebijakan Pengembangan
Kurikulum, Jurnal, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
mengusung proses “pendekatan keterampilan proses” dalam upaya

apabila proses dialami sendiri oleh peserta didik, maka secara

otomatis pengalaman yang diperolehnya tetap akan diingatnya dalam

waktu puluhan tahun.

7. Kurikulum 1994

Kurikulum 1975 dan kurikulum 1984 dipadukan menjadi

kurikulum 1994. Kurikulum 1994 dilaksanakan sesuai

dengan UndangUndang no.2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Pada kurikulum ini terjadi perubahan dari

sistem semester ke sistem catur wulan. Dengan sistem caturwulan

yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap

diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat

menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran

kurikulum ini yaitu lebih berorientasi pada materi pelajaran

dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.3

8. Kurikulum 1997 (Revisi Kurikulum 1994)

Kurikulum 1997 adalah hasil revisi dari kurikulum 1994, kurikulum

1997 membentuk proses belajar mengajar bukan hanya

mengembangkan pengetahuan kognitif saja, melainkan juga keharusan

mengembangkan psikomotorik atau keterampilan dan afektif atau

sikap. Oleh karena itu, dapat dikatakan sebagai Berbasis Kompetensi,

melalui kurikulum 1997 ini, anak didik untuk memiliki keterampilan

3
Iramdan & Lengsi Manurung, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Jurnal, Vol. 5, No.2, April
2019
menerapkan pengetahuannya dan memiliki sikap sesuai dengan jenis

pekerjaannya.

9. Kurikulum 2004 (Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi:

KBK)

Perkembangan kurikulum 2004 dilandasi oleh UU No 22 Tahun 1999

tentang Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2000

tentang Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom. Oleh karenanya

sebagian kewenangan pemerintah dalam pengembangan kurikulum

dilimpahkan pada pemerintah daerah dan satuan pendidikan,

pemerintah hanya menyusun ketentuan umum, standar kompetensi

mata pelajaran, dan pedoman pelaksanaan kurikulum. Kurikulum

2004 juga dikenal sebagai kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

10. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: KTSP)

Perkembangan kurikulum 2006 atau disebut dengan Kurikulum

Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), diberlakukan sesuai UU

No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

kemudian dijabarkan lebih lanjut menjadi Peraturan Pemerintah No 19

Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan. Implikasinya

adalah perlunya dilakukan penyempurnaan kurikulum dari 2004 ke

2006 (KTSP). Secara umum tujuan dari kurikulum ini adalah upaya

memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui

pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan mendorong


sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif

dalam pengembangan kurikulum (E. Mulyasa, 2007: 22).

11. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, dengan

harapan melahirkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan

berkarakter. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan

untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah

pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara

utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi

lulusan pada setiap satuan pendidikan.

Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi

yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter pada tingkat

satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu

nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari serta

simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan

masyarakat sekitarnya. Pada umumnya pendidikan karakter

menekankan pada keteladanan, pencipta lingkungan, dan pembiasaan

melalui berbagai tugas keilmuan kegiatan kondusif.4

B. Penyempurnaan Kurikulum
4
Munandar, Arif, Pengantar Kurikulum, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), Hlm. 50-61
Sebelum kami menjelaskan pengertian penyempurnaan kurikulum maka

kami akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai prinsip-prinsip

penyempurnaan kurikulum :

1. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya

menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.

2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang

tepat antara tujuan yangingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa,

dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.

3. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran

substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan

siswa.

4. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait,

seperti tujuan materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana

termasuk buku pelajaran

5. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam

mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran

dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.5

Jadi penyempurnaan kurikulum adalah upaya menyesuaikan kurikulum

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan

kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan

yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan

5
Ahmad Suryadi, Pengembangan kurikulum, (Jawa Barat: CV Jejak, 2020), Hlm. 15-16.
lingkungan serta sarana pendukungnya di samping juga untuk memperoleh

kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat

perkembangan siswa. Atau lebih tepatnya Penyempurnaan Kurikulum adalah

upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan

kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa. Sebagai contoh Kurikulum

1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai

dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat

jauh dari kata sempurna. Sehingga kami akan terus memperbaiki makalah

dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari

para pembaca sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Suryadi, 2020 Pengembangan kurikulum, Jawa Barat: CV Jejak.

Alhamuddin, 2014 Sejarah Kurikulum Indonesia(Studi Analisis Kebijakan

Pengembangan Kurikulum, Jurnal, Volume 1, Nomor 2.

Arif Munandar. 2018. Pengantar Kurikulum. Yogyakarta: Deepublish Iramdan &

Lengsi Manurung, 2019 Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Jurnal, Vol.

5, No.2.

Ruminiati. 2016. Sosio-Antropologi Pendidikan Suatu Kajian Mulltikultural.

Malang: Gunung Samudera.

Anda mungkin juga menyukai