Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

“PERIODISASI KURIKULUM DI INDONESIA, DAN KURIKULUM


PERKEMBANGAN BAHASA JEPANG DI SMA”
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Periodisasi Kurikulum Di Indonesia
B. Perkembangan Kurikulum Bahasa Jepang di Indonesia
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
ini berjudul “Periodisasi Kurikulum Di Indonesia dan Pengembangan Kurikulum Bahasa
Jepang di SMA” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan sebuah perangkat yang memuat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di Indonesia,
pengembangan kurikulum telah mengalami beberapa kali perubahan dan selalu diupayakan
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Perubahan kurikulum di Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain:
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi:Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi pun terus berkembang. Hal ini menuntut adanya perubahan
kurikulum agar dapat mengikuti perkembangan tersebut dan membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan keterampilan yang relevan, perubahan kebutuhan masyarakat: Kebutuhan
masyarakat di era globalisasi saat ini berbeda dengan kebutuhan masyarakat di masa lampau.
Oleh karena itu, kurikulum perlu diubah agar dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang
terus berkembang, tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan: Kualitas pendidikan di
Indonesia masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan negara lain. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan melakukan perubahan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana periodisasi perkembangan kurikulum di indonesia
2. Bagaimana perkembangan kurikulum bahasa jepang di SMA

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui periodisasi kurikulum di indonesia
2. Untuk mengatahui perkembangan kurikulum bahasa jepang di SMA

BAB II
PEMBAHASAN

A.Periodisasi Kurikulum di Indonesia


1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947)
Periodesasi kurikulum pendidikan di Indonesia sampai saat ini dimulai dari Kurikulum
Rencana Pelajaran, yakni kurikulum lanjutan yang sebelumnya digunakan semasa
penjajahan belanda, atau disebut juga dengan " leer plan" yang berarti rencana pelajaran.
Kurikulum ini memiliki tujuan yang berfokus ke pendidikan politik dan orientasinya ke
arah pembentukan karakter yang merdeka.kurikulum rencana pelajaran ini mulai
diterapkan di sekolah-sekolah sejak tahun 1950
2. Rencana pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci ke setiap mata pelajaran yang kemudian diberi nama
“Rencana Pelajaran Terurai 1952”. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional pelajaran dan menggunakan Silabus sebagai pokok-pokok atau isi
materi pelajarannya kurikulum ini juga seorang guru memiliki tanggung jawab untuk
mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964
Pada Kurikulum 1964 pemerintah menerapkan program Pancawardhana sebagai
pembekalan di jenjang Sekolah Dasar (SD), yakni pendidikan yang meliputi
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Kemudian, untuk mata pelajaran
diklasifikasikan menjadi kelompok bidang studi yaitu, moral, kecerdasan, emosional atau
artistik, keterampilan, dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 adalah penyempurnaan dari Kurikulum Pelajaran Terurai (1952) hingga
Kurikulum 1964. Terjadi perubahan dari program Pancawardhana menjadi pembinaan
jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bertujuan
untuk membentuk siswa Pancasila sejati, kuat secara jasmani, menjunjung kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan beragama.
5. Kurikulum 1975
Pada Kurikulum 1975 sistem pendidikan memiliki orientasi pada tujuan dengan harapan
dapat lebih efektif dan efisien. Di Kurikulum 1975 inilah mulai dikenal istilah satuan
pelajaran atau rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran diperinci
lagi menjadi petunjuk umum, tujuan instruksional khusus, materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Banyak yang mengkritik Kurikulum 1975 tidak
ideal dikarenakan beban tugas guru yang terlalu banyak dalam melakukan rincian
tersebut.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini sering disebut juga sebagai Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Melalui
Kurikulum 1984 siswa mulai ditempatkan sebagai subjek belajar yang diharapkan dapat
mengamati sesuatu, mengelompokan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Kurikulum ini
menggunakan metode CSBA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau Student Active Learning
(SAL).
7. Kurikulum 1994 dan kurikulum suplemen 1999
Kurikulum 1994 dan kurikulum suplemen 1999 kurikulum ini merupakan revisi terhadap
kurikulum selanjutnya dan dinilai tidak memiliki dasar perbedaan yang prinsipil. Pada
kurikulum ini ada perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke
caturwulan (penanggalan). Dengan pembagian waktu tersebut, diharapkan siswa dapat
menerima materi pembelajaran lebih banyak dalam pembagian tiga kali caturwulan
(penanggalan) dalam setahun. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep
dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah
8. Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
yakni, perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kurikulum 2004 mendapatkan kritik perihal
kaitan alat ukur kompetensi siswa dengan ujian yang masih dengan format pilihan ganda.
Setelah dilakukan uji coba di Pulau Jawa dan kota-kota besar di luar Pulau Jawa, KBK
dianggap kurang memuaskan bagi guru atau tenaga pengajar yang menerapkannya.
9. Kurikulum 2006
Berbagai kekurangan dalam KBK (kurikulum berbasis Kompetensi) berakhir di awal
tahun 2006 yang kemudian digantikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi siswa dan teknik
evaluasi pelajaran tidak banyak yang berubah dengan KBK. Akan tetapi, terdapat
perbedaan yang cukup signifikan untuk guru yang diberikan kebebasan Dalam merancang
pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa di sekolah tersebut. Pada
kurikulum ini juga ditetapkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
dan Standar Kompetensi Dasar (SKKD).
10. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 ini menekankan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Di kurikulum ini guru diharapkan dapat mendorong siswa untuk melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan apa yang telah siswa pahami
setelah menerima materi pembelajaran. Kemudian untuk siswa itu sendiri, diharapkan
dapat memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, kemampuan interpersonal,
antar-personal, dan memiliki kemampuan berpikir kritis. Pada kurikulum ini juga guru
dituntut untuk mencari pengetahuan sebanyak - banyaknya karena perkembangan
teknologi cepat membuat siswa lebih mudah dalam mendapatkan informasi
11. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum terbaru dengan tujuan penguatan profil pelajar
Pancasila. Ada tiga karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka yakni pengembangan soft
skills dan karakter, fokus pada materi esensial, dan pembelajaran yang lebih fleksibel.

A. Perkembangan Kurikulum Bahasa Jepang Di SMA


Pengembangan Kurikulum Bahasa Jepang di SMA. Pengembangan kurikulum bahasa Jepang
di SMA perlu dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan perkembangan
teknologi. Berikut beberapa poin penting dalam pengembangan kurikulum bahasa Jepang di
SMA:
1. Tujuan Pembelajaran yang Jelas
Kurikulum bahasa Jepang di SMA harus memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dan
terukur. Tujuan ini harus sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan siswa.
2. Pendekatan Pembelajaran yang Efektif
Kurikulum bahasa Jepang di SMA harus menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif
dan menarik bagi siswa. Pendekatan ini dapat bervariasi, seperti pendekatan komunikatif,
pendekatan berbasis tugas, dan pendekatan blended learning.
3. Materi Pembelajaran yang Relevan
Kurikulum bahasa Jepang di SMA harus memuat materi pembelajaran yang relevan dengan
kebutuhan dan minat siswa. Materi ini dapat meliputi bahasa Jepang untuk kehidupan sehari-
hari, budaya Jepang, dan bahasa Jepang untuk dunia kerja.
4. Penilaian yang Komprehensif
Kurikulum bahasa Jepang di SMA harus menggunakan sistem penilaian yang komprehensif
dan objektif. Penilaian ini harus mengukur semua aspek kemampuan bahasa Jepang siswa,
seperti kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
5. Pengembangan Guru
Kurikulum bahasa Jepang di SMA yang baik harus didukung oleh guru yang kompeten dan
profesional. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan guru bahasa Jepang secara
berkelanjutan.

Berikut beberapa contoh program pengembangan kurikulum bahasa Jepang di SMA:


Pengembangan silabus dan RPP yang berorientasi pada tujuan pembelajaran Pelatihan guru
bahasa Jepang tentang metode dan teknik pembelajaran yang efektif Penyediaan bahan ajar
yang menarik dan relevan dengan kebutuhan siswa pengembangan program pertukaran
pelajar dengan jepang pembentukan komunitas belajar bahasa jepang. Pengembangan
kurikulum bahasa Jepang di SMA perlu dilakukan secara berkelanjutan agar dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan bahasa jepang yang baik dan siap untuk
melanjutkan pendidikan atau memasuki dunia kerja.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Perkembangan: Kurikulum di Indonesia terus berkembang dan menunjukkan adanya upaya


untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kesesuaian: Setiap kurikulum berusaha untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Fokus: Kurikulum terbaru
seperti Kurikulum Merdeka, menekankan pada pengembangan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik. Seringnya perubahan kurikulum dapat menimbulkan kebingungan dan
ketidaksinambungan dalam pembelajaran. Setiap kurikulum memiliki kekurangannya
masing-masing, seperti keterbatasan sumber daya dan kesiapan guru. Perubahan kurikulum
dapat memiliki dampak positif dan negatif terhadap pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai