11220150000058 (2C) Pendidikan IPS Dosen Pengampu: Zaharah M.Ed PERBANDINGAN KURIKULUM
Kurikulum 1994 & Suplemen kurikulum 1999
-Tujuan kurikulum 1994: Memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia: Kurikulum 1994 bertujuan untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia pada waktu itu. Kurikulum ini mencoba mencerminkan nilai-nilai dan aspirasi sosial, budaya, dan politik masyarakat Indonesia. -Meningkatkan mutu pendidikan dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik: Kurikulum 1994 menekankan pengembangan aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap, nilai, dan emosi), dan psikomotorik (keterampilan fisik) pada peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mencapai pendidikan yang holistik dan menyeluruh. -Menumbuhkan rasa cinta tanah air, kebangsaan, dan wawasan kebangsaan pada peserta didik: Kurikulum ini berupaya untuk membentuk identitas nasional pada peserta didik. Melalui pendidikan, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air, memiliki kesadaran kebangsaan, dan memahami wawasan kebangsaan yang meliputi sejarah, budaya, dan kehidupan berbangsa.
Kelebihan Kurikulum 1994:
-Struktur Kurikulum yang Kokoh: Kurikulum 1994 memiliki struktur kurikulum yang kokoh dan terstruktur dengan jelas. Mata pelajaran yang diajarkan dan urutan pembelajarannya telah ditentukan dengan baik, memberikan kerangka yang solid bagi pendidikan. -Fokus pada Pendidikan Akademik: Kurikulum ini fokus pada pendidikan yang berbasis ilmu pengetahuan dan akademik. Hal ini memberikan landasan yang kuat dalam mempelajari mata pelajaran inti seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan lainnya. -Peningkatan Pendidikan Kognitif: Kurikulum 1994 memperhatikan aspek kognitif peserta didik, yaitu kemampuan berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik.
Kekurangan Kurikulum 1994:
-Kurang Mengakomodasi Kebutuhan Individual: Kurikulum ini cenderung kurang mengakomodasi kebutuhan dan perkembangan individual peserta didik. Setiap peserta didik memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda, namun kurikulum ini lebih berfokus pada pendekatan yang seragam bagi semua peserta didik. -Kurang Mengembangkan Keterampilan Non-Akademik: Kurikulum 1994 kurang memberikan perhatian pada pengembangan keterampilan non-akademik, seperti keterampilan sosial, keterampilan hidup, dan keterampilan berkomunikasi. Hal ini dapat membatasi kemampuan peserta didik dalam menghadapi tantangan kehidupan di luar ruang kelas. -Minim Kreativitas dan Inovasi: Kurikulum ini cenderung kurang memperhatikan aspek kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Peserta didik memiliki potensi kreatif yang perlu dikembangkan, namun kurikulum ini lebih menekankan pada penguasaan materi pelajaran yang telah ditentukan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan Kompetensi Peserta Didik: KBK 2004 bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara holistik. Kompetensi yang dimaksud mencakup kompetensi intelektual (kognitif), kompetensi sosial, kompetensi emosional, dan keterampilan (non- kognitif) yang relevan dengan kehidupan bermasyarakat dan dunia kerja. 2. Mempersiapkan Peserta Didik untuk Menghadapi Tantangan Global: KBK 2004 berusaha untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu menghadapi tantangan global, baik dalam bidang akademik maupun dalam kehidupan nyata. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, problem solving, kemampuan beradaptasi, dan keterampilan digital yang diperlukan dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi.
3. Mengintegrasikan Pengetahuan dan Keterampilan: KBK 2004 bertujuan untuk
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran. Peserta didik tidak hanya mempelajari konten pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan yang relevan, seperti berpikir analitis, berkomunikasi efektif, kerja tim, dan pemecahan masalah. Integrasi ini memungkinkan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi kehidupan nyata. Tujuan-tujuan ini menekankan pada pengembangan kompetensi holistik dan kesiapan peserta didik dalam menghadapi tantangan masa depan. Kelebihan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri. 2. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge). 3. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek- aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:
1. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan. 2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan. 3. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 adalah sebagai berikut: 1. Menyesuaikan Pendidikan dengan Konteks Lokal: KTSP 2006 bertujuan untuk menyesuaikan pendidikan dengan konteks lokal atau lingkungan sekolah. Kurikulum ini memungkinkan sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dengan karakteristik siswa, budaya, dan kebutuhan masyarakat setempat. 2. Meningkatkan Partisipasi Sekolah dan Guru dalam Pembuatan Kurikulum: KTSP 2006 melibatkan partisipasi aktif sekolah dan guru dalam pembuatan kurikulum. Tujuannya adalah untuk mengakomodasi kebutuhan dan keunikan sekolah serta memberikan fleksibilitas dalam menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lokal. 3. Mengembangkan Kompetensi Peserta Didik secara Holistik: KTSP 2006 berfokus pada pengembangan kompetensi peserta didik secara holistik, termasuk kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kurikulum ini bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan di masyarakat. 4. Mendorong Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik: KTSP 2006 mendorong pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Kurikulum ini memberikan keleluasaan bagi guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, sehingga meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar mereka. Kelebihan Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan 1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum damasa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum diseluruh Indonesia, tidak melihat situasi riil dilapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Untuk itulah kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap mutu dunia pendidikan di Indonesia. Dengan semangat otonomi itu, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersama-sama merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi lingkungan. 2. Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan. Dengan berpijak pada panduan KTSP sekolah diberi kebebasan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan local yang bisa dimunculkan oleh sekolah. 3. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa. Kekurangan Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan 1.Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreatifitas guru. 2.Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya. 3.Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik konsepnya, penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan. Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh. 4.Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada pendapatan guru. Kurikulum 2013 Tujuan Kurikulum 2013 Tujuan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan Potensi Peserta Didik: Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik. Tujuan ini mencakup pengembangan kompetensi kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual dalam rangka membentuk pribadi yang berintegritas dan memiliki kemampuan untuk berkontribusi dalam masyarakat. 2. Pembentukan Karakter yang Unggul: Kurikulum 2013 menekankan pembentukan karakter yang unggul pada peserta didik. Tujuan ini meliputi pengembangan sikap moral, etika, dan nilai-nilai positif seperti integritas, kerja sama, tanggung jawab, kejujuran, disiplin, dan kepedulian sosial. 3. Peningkatan Kompetensi Literasi dan Numerasi: Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik. Tujuan ini meliputi kemampuan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, serta kemampuan memahami dan menggunakan konsep matematika secara efektif. 4. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif: Kurikulum 2013 berupaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada peserta didik. Tujuan ini mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi, memecahkan masalah, berpikir logis, dan menghasilkan gagasan-gagasan inovatif. Kelebihan Kurikulum 2013 1.Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. 2.Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain. 3.Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. 4.Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Kelemahan Kurikulum 2013 1.Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. 2.Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. 3.Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific 4.Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP Kurikulum Merdeka (2021) Tujuan Kurikulum Merdeka (2021) Tujuan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan Potensi Peserta Didik: Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik. Tujuan ini mencakup pengembangan kompetensi kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual dalam rangka membentuk pribadi yang berintegritas dan memiliki kemampuan untuk berkontribusi dalam masyarakat. 2. Pembentukan Karakter yang Unggul: Kurikulum 2013 menekankan pembentukan karakter yang unggul pada peserta didik. Tujuan ini meliputi pengembangan sikap moral, etika, dan nilai-nilai positif seperti integritas, kerja sama, tanggung jawab, kejujuran, disiplin, dan kepedulian sosial. 3. Peningkatan Kompetensi Literasi dan Numerasi: Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik. Tujuan ini meliputi kemampuan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, serta kemampuan memahami dan menggunakan konsep matematika secara efektif. Kelebihan Kurikulum Merdeka 1. Sederhana tapi lebih fokus Penerapan kurikulum ini membuat murid lebih fokus pada pmateri yang esensial dan mengembangkan kompetensi murid. Hal ini bisa dilihat dari penyampaian bahan ajar yang tidak terburu-buru, namun mendalam dan bermakna. 2. Lebih merdeka Lebih merdeka yang dimaksud adalah lebih merdeka dalam hal pembelajaran. Murid dibebaskan untuk memilih mata pelajaran yang sesuai minat, bakat, dan aspirasnya. Jadi baik murid maupun guru dapat mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangannya. 3. Lebih interaktif Kurikulum Merdeka juga mengenalkan berbagai metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan kapasitas muridnya. Salah satunya melalui pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Metode ini memberikan kesempatan kepada murid untuk mengeksplorasi isu-isu yang berkaitan dengan mata pelajaran, seperti masalah lingkungan, kesehatan, dan lain-lainnya
Kekurangan Kurikulum Merdeka
. 1. Kurang matang dalam persiapannya Mengingat Kurikulum Merdeka baru diresmikan serta diluncurkan oleh Mendikbudristek beberapa bulan yang lalu. Tentu pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam diperlukan agar penerapannya efektif dan tepat. 2. Sistem pengajaran yang belum terencana dengan rinci Jika melihat prosedur pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, sistem pengajarannya masih belum membahas dengan rinci mengenai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 3. Kurangnya kapasitas SDM Dengan diresmikannya Kurikulum Merdeka ini, tentu saja pihak pemerintah harus mensosialisasikan mengenai kurikulum baru ini dan melakukan persiapan yang matang.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional