Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RESI DWI OKTAVIANA

NIM : 856997252

TUGAS 2 PENGEMBANGAN KURIKULUM dan PEMBELAJARAN di SD

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah konsep kurikulum yang dikembangkan


Departemen Pendidikan Nasional RI untuk menggantikan Kurikulum 1994. Pada
kurikulum berbasis kompetensi ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan dengan tanggungjawab.
Kurikulum berbasis kompetensi berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar
yang harus dicapai oleh peserta didik melalui materi pokok dan indikator pencapaian
hasil belajar yang telah ditetapkan. Kurikulum berbasis kompetensi difokuskan pada
peningkatan mutu hasil belajar dan peningkatan mutu lulusan. Selain itu Kurikulum
Berbasis Kompetensi ini diterapakan untuk mencetak lulusan yang kompeten dan
cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kefleksibelan kurikulum
berbasis kompeten ini merupakan dampak dari adanya diversifikasi kurikulum.
2. Hakikat pendidikan IPS dalam kurikulum berbasis kompetensi dijelaskan bahwa mata
pelajaran rumpun ilmu-ilmu sosial dengan menggunakan dimensi ruang,waktu dan
nilai-nilai atau norma dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta
kehidupan manusia secara keseluruhan menjelaskan bahwa kompetensi dasar dalam
IPS itu hendaklah memiliki karakteristik bersifat esensial dan terbatas; universal
dalam kepentingan tugas - tugas kemasyarakatan dan kewarganegaraan, bersifat
generik, dalam arti dapat diaplikasikan dalam berbagai ranah kehidupan di
mana individu melatih kewarganegaraannya harus dapat diajarkan secara kontinu
pada semua level pendidikan berbasis pada nilai - nilai tertinggi yang dijunjung
tiap - tiap individu sebagai warga negara dan merupakan nilai bagi masyarakat
untuk melestarikan kebudayaan dan mengembangkan dirinya. Ada tujuh
kompetensi dasar yang layak dikembangkan dalam IPS, yakni: memperoleh dan
menggunakan informasi, menilai keterlibatan, membuat keputusan dan pertimbangan,
3. Pada masa sebelum datangnya orang-orang Eropa ke Indonesia (Portugis dan
Belanda), sebenarnya sudah ada lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh
lembaga-lembaga keagamaan (terutama Hindu dan Budha). Tentu saja mata pelajaran
yang diajarkan lebih berorientasi kepada pengembangan agama. Setelah agama Islam
masuk ke Indonesia, berdirilah pesantren-pesantren yang memberikan pelajaran
agama Islam secara lebih teratur dan secara mendalam. Pendidikan yang teratur dan
sistematis muncul pada saat kedatangan orang-orang Eropa di Indonesia. Pada awal
abad ke-20 muncul revolusi sosial dan industry di Eropa yang berpengaruh terhadap
perluasan sekolah bagi putra-putri Indonesia. Mulailah berdiri Sekolah Desa yang
lamanya tiga tahun yan diperluas lagi dengan lanjutan Sekolah Desa selama dua
tahun. Sesuai dengan adanya undang-undang Hindia Belanda yang menggolongkan
penduduk di Indonesia menjadi tiga kelas, yaitu Eropa, Timur Asing, dan bumiputra
maka dibuka pula tiga jenis sekolah rendah bagi ketiga kelas penduduk tersebut.
Ketiga jenis sekolah tersebut, yaitu ELS (Eropesche Lagere School) untuk orang
Eropa, juga orang Tionghoa dan Indonesia yang menurut undang-undang haknya
disamakan dengan bangsa Eropa; HCS (Hollands Chinesche School) untuk golongan
Tionghoa; dan HIS (Hollands Inlandshe School) untuk rakyat bumiputra kalangan
atas. Kurikulum pada ELS terdiri atas mata palajaran membaca, menulis, berhitung,
bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi, dan mata pelajaran lain. Kurikulum pada HCS
pada dasarnya sama dengan ELS, yaitu memberikan pendidikan Belanda yang murni
kepada anak-anak Cina. Kurikulum pada HIS melilputi semua mata pelajaran ELS
dan diajarkan pula membaca dan menulis bahasa daerah dalam aksara Latin dan
bahasa Melayu dalam tulisan Arab dan Latin. Kurikulum tidak menyertakan pelajaran
sejarah, bernyanyi dan pendidikan jasmani.
4. Kelebihan Kurikulum 1984
- Materi dan metode yang dimuat secara rinci, sehingga guru dan siswa mudah
untuk melaksanakannya.
- Siswa bisa lebih berani dalam memberikan pendapat.
- Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar lebih tinggi dan ditunjukan dalam
peningkatan diri dalam melaksanakan tugas.
- Siswa dapat belajar dari pengalaman langsung.
- Interaksi siswa lebih tinggi baik antar siswa maupun sosial.
- Meningkatkan kemampuan berdiskusi yang diperlukan dengan berpartisipasi
secara aktif.
Kelemahan Kurikulum 1984
- Banyak sekolah yang menafsirkan CBSA sehingga timbulnya suasana gaduh di
kelas.
- Ketergantungan guru dan siswa pada suatu buku teks dan metode yang disebut
secara rinci, sehingga guru dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode serta
sumber belajar lain.
- Dapat didominasi oleh seorang atau beberapa siswa saja.
- Sesuai yang disebutkan dalam nomor 3 hal tersebut dapat membuat siswa yang
pandai semakin pandai dan siswa yang lambat menjadi semakin lambat.
- Guru kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Kelebihan Kurikulum 1994
- Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar baik
secara mental, fisik, dan sosial.
- Pengajaran dari hal yang bersifat konkret ke hal yang abstrak.
- Pengajaran dari hal yang mudah ke yang sulit, serta dari hal yang lebih sederhana
ke hal yang kompleks.
Kelemahan Kurikulum 1994
- Aspek yang dikedepankan terlalu padat.
- Konsep pengajaran satu arah yaitu dari guru ke murid.
- Banyaknya materi pelajaran membuat beban siswa terlalu berat.
- Materi pelajaran dianggap terlalu sukar dan tidak sesuai dengan kehidupan sehari-
hari.
Kelebihan Kurikulum 2004

- Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didik pada setiap aspek mata


pelalajaran.
- Kurikulum 2004 bersifat alamiah (konstektual), karena berfokus dan bermuara
pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
potensi masing-masing siswa.
- Mendasari kemampuan-kemampuan lain seperti penguasaan ilmu pengetahuan
alam dan keahlian tertentu dalam pekerjaan.
- Pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik mampu bergerak
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
- Silabus yang disusun oleh guru dapat disesuaikan dengan kondisi serta situasi
daerah atau sekolah masing-masing.

Kelemahan Kurikulum 2004


- Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga dapat menyulitkan guru dalam
merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
- Paradigma guru masih teacher oriented.
- Indikator sudah disusun, padahal akan lebih baik jika indikator disusun oleh
guru.
5. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
sepanjang hayat.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
6. Secara garis besar pengembangan KTSP sama dengan pengembangan jenis kurikulum
lainnya. Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum adalah :
a. Penyiapan dan penyusunan
b. Reviu dan revisi
c. Finalisasi
d. Pemantapan dan penilaian yang terdiri atas komponen
- Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
- Struktur dan muatan kurikulum
- Kalender pendidikan
- Silabus

Anda mungkin juga menyukai