2. Kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1994 disusun dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional tersebut dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa
dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian. Kurikulum
pendidikan dasar yang berkenaan dengan sekolah dasar (SD) menekankan
kemampuan dan keterampilan dasar “baca-tulis-hitung”. Kemampuan tersebut
merupakan kemampuan awal yang akan memengaruhi kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi lebih jauh.
Isi Kurikulum Sekolah Dasar Tahun 1994, sesuai dengan UU No. 2/1989 dan PP
No.28/1990, sekurang-kurangnya memuat bahan kajian tentang pendidikan
Pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia,
membaca dan menulis, matematika (termasuk berhitung), pengantar sains dan
teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, kerajinan tangan dan
kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar, serta bahasa Inggris.
Bahan kajian tersebut bukan merupakan nama mata pelajaran melainkan sebutan
yang mengacu pada pembentukan kepribadian dan unsur-unsur kemampuan yang
diajarkan dan dikembangkan melalui pendidikan dasar. Lebih dari satu unsur
tersebut dapat digabung dalam satu mata pelajaran atau sebaliknya. Mata
pelajaran merupakan sekumpulan bahan kajian yang memperkenalkan konsep,
pokok bahasan, tema, dan nilai yang dihimpun dalam satu kesatuan disiplin ilmu
pengetahuan. Mata pelajaran yang diberlakukan dalam Kurikulum SD 1994 yaitu
(1) Pendidikan Pancasila dan kewarga negaraan, (2) Pendidikan Agama, (3) Bahasa
Indonesia (4) Matematika, (5) Ilmu Pengettahuan Alam, (6) Ilmu Pengetahuan
Sosial, (7) kerajinan Tangan dan Kesenian, (8) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
(9) Muatan Lokal.
Menurut BSNP tim penyusun KTSP pada SD terdiri atas guru dan kepala sekolah
sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan pengembangan kurikulum,
tim penyusun melibatkan komite sekolah dan nara sumber serta pihak lain yang
terkait dengan sekolah (stakeholders). Sementara itu, Dinas Pendidikan tingkat
kabupaten/kota bertanggung jawab melakukan supervisi.