Anda di halaman 1dari 10

Nama : ANISFUL HASANAH

NIM : 858705672

MODUL 8
KURIKULUM SEKOLAH DASAR

A. KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN


Pendidikan di sekolah dikenal dengan istilah pendidikan formal karena semua aspek dalam
pendidikan di sekolah ditata secara formal. Menurut Sukmadinata (2005: 2) salah satu
karakteristik pendidikan formal adalah bahwa pendidikan di sekolah memiliki rancangan
pendidikan atau kurikulum tertulis.
Dengan adanya rancangan atau kurikulum secara tertulis pendidikan di sekolah berlangsung
secara terencana, sistematis, dan lebih didasari karakteristik pendidikan formal tersebut
menunjukkan bahwa kurikulum merupakan syarat mutlak bagi terjadinya pendidikan di
sekolah
Kurikulum merupakan panduan yang memberikan jawaban atas pertanyaan untuk apa
pendidikan dilakukan apa yang disampaikan dalam proses pendidikan bagaimana pendidikan
akan dilaksanakan serta Bagaimana mengukur hasil dan proses pendidikan
Hal ini sesuai dengan pengertian kurikulum yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 19 yang menyatakan bahwa
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B. PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM
Agar kurikulum yang dikembangkan benar-benar membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan pendidikan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum. Secara umum, terdapat beberapa prinsip yang harus kita perhatikan
dalam mengembangkan kurikulum, Sukmadinata mengemukakan empat prinsip
pengembangan kurikulum yaitu relevansi, fleksibilitas, efisiensi, efektivitas, dan prinsip
berkesinambungan.
1. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi sesuai dengan arti katanya prinsip ini menuntut kurikulum sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat berkenaan
dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta didik kurikulum SD dituntut untuk
sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik usia SD serta sesuai dengan proses belajar
peserta didik SD sementara itu berkenaan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat kurikulum juga harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti
dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat.
2. Prinsip Efektivitas
Prinsip efektivitas prinsip efektivitas dalam pengembangan kurikulum mengacu pada
sejauh mana kurikulum yang dirancang dapat diimplementasikan atau dilaksanakan dan
dicapai di sekolah.
3. Prinsip Efisiensi
Makna efisiensi secara umum makna efisiensi berkenaan dengan penggunaan sumber daya
dalam rangka pencapaian tujuan dan menerapkan prinsip ini dalam pengembangan kurikulum
kurikulum yang dirancang dapat dilaksanakan dengan lancar dan optimal.
4. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas penerapan prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum
menurut kurikulum dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi sekolah tempat kurikulum
diimplementasikan.
5. Prinsip berkesinambungan
Prinsip berkesinambungan prinsip ini didasarkan pada pandangan bahwa perkembangan
dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan. Oleh karena itu kurikulum
yang dikembangkan neneknya berkesinambungan antara 1 tingkatan kelas dengan kelas
berikutnya antara suatu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan berikutnya.
C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN KARAKTERISTIK MATA
PELAJARAN SD
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian
akhlak mulia dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. Khusus
untuk jenjang Sekolah Dasar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23
Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang SD siswa.
Berkenaan dengan penguasaan peserta didik terhadap standar kompetensi lulusan dan
penekanan pada tahun dengan kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan
berhitung, serta kemampuan berkomunikasi, maka kurikulum dan pembelajaran dikembangkan
di SD hendaknya ditekankan pada pembentukan hal-hal berikut.
1. Kemelekwacaan (literacy)
2. Kemampuan berkomunikasi
3. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving)
4. Kemampuan bernalar (reasoning)
Standar kompetensi lulusan SD tersebut dikuasai peserta didik melalui pembelajaran
berbagai mata pelajara. Oleh karena itu standar kompetensi lulusan tersebut kemudian
dijabarkan ke dalam standar kompetensi lulusan mata pelajaran. Guru SD merupakan guru
kelas yang mempunyai tugas utama mengajar 5 mata pelajaran yaitu mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
1. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum peran utama Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah memperkuat dasar-
dasar kewarganegaraan Indonesia dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dan sekaligus menyiapkan warga negara yang menjadi warga negara global yang siap bersaing
dan bekerja sama namun tetap berpijak pada ke-indonesiaan.
2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi baik
secara formal maupun informal.
3. Mata Pelajaran Matematika
Pada dasarnya konsep-konsep matematika adalah relasi-relasi. Mempelajari matematika
berarti belajar menemukan atau mengkonstruksi relasi itu, merumuskannya, menentukan
hubungan antara konsep-konsep itu, menyusunnya dalam suatu struktur, mengembangkannya,
dan menggunakannya dalam penyelesaian masalah.

4. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


IPA adalah pengetahuan tentang gejala alam yang dapat mengidentifikasikan sebagai: cara
berpikir untuk memahami alam semesta, cara melakukan investigasi, dan ilmu pengetahuan
yang dihasilkan dari penyelidikan.
5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan
disiplin ilmu yakni kajian yang bersifat terpadu, interdisipliner, multidimensional,
bahkan cross disipliner.

KEGIATAN BELAJAR 2. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN DI SEKOLAH


DASAR
A. Hakikat KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang bersifat
desentralistik karena dikembangkan oleh satuan pendidikan. Meskipun ktsp bersifat
desentralistik, kurikulum yang dikembangkan satuan pendidikan harus mengacu pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi yang telah ditetapkan secara nasional oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP terdiri atas dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
1. Tujuan Pendidikan SD
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Struktur Dan Muatan Kurikulum SD
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang harus tercantum dalam struktur
dan muatan kurikulum mencakup Mata Pelajaran, Muatan Lokal, Pengembangan Diri,
Pengaturan Beban Belajar, Ketuntasan Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan, Pendidikan
Kecakapan Hidup, serta Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global.
3. kalender pendidikan SD
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
4. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok ada pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi kompetensi dasar, materi pokok atau
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.

B. Latar Belakang KTSP


Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan atau KTSP merupakan realisasi dari
kebijakan pemerintah dengan diberlakukannya UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang berkenaan dengan wewenang pengembangan pengelolaan dan
pelaksanaan pendidikan.
Landasan filosofis dan teoritis yang melatarbelakangi perkembangan KTSP adalah:
1. Kurikulum harus dimulai dari lingkungan terdekat
2. Kurikulum harus mampu melayani pencapaian tujuan pendidikan nasional dan satuan
pendidikan, serta
3. Proses pengembangan kurikulum harus bersifat fleksibel.

C. Prosedur Pengembangan KTSP


Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan KTSP adalah analisis konteks
yang mencakup kegiatan berikut:
1. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam
penyusunan KTSP.
2. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik
pendidik dan tenaga kependidikan sarana dan prasarana biaya serta program-program.
3. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat serta lingkungan sekitar,
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam serta sosial budaya.
Hasil analisis konteks tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik serta strategi dan implementasi kurikulum. Langkah berikutnya adalah
menyusun silabus silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok
mata pelajaran atau tema tertentu silabus disusun untuk seluruh alokasi waktu yang disediakan
untuk mata pelajaran atau tema telah na penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan
pendidikan.
Menurut BSNP pengembangan silabus hendak memperhatikan berbagai prinsip berikut:
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Sistematis
4. Konsisten
5. Memadai
6. Aktual dan kontekstual
7. Flexible
8. Menyeluruh
Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, pelaksanaan
kurikulum di sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta
didik.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar.
3. Pelaksanaan kurikulum mungkinkan peserta didik mendapat pelayanan bersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan.
4. Kurikulum dimaksudkan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip Ing
Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multimedia.
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam sosial dan budaya
kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran muatan lokal
dan pengembangan diri diselenggarakan dengan keseimbangan keterkaitan dan
kesinambungan yang cocok dan memakai antar kelas dan jenis serta bidang pendidikan.

D. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pengembangan KTSP


Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP pada SD adalah:
1. Tim penyusun yang terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah
2. Komite sekolah
3. Narasumber (ahli kurikulum dan pembelajaran)
4. Dinas pendidikan
5. Serta pihak lain yang terkait.

MODUL 9
KB 1. POTRET BAHAN AJAR
A. BENTUK BAHAN AJAR
1. Pengertian
Dick, Carey, & Carey (2001: 205) mengemukakan bahwa The instructional
materials contain the content – either written, mediated, or facilitated by an
instructor – that a student will use to achieve the objectives. Bahan ajar berisi
konten – tertulis, melalui media atau difasilitasi guru – yang digunakan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan.
2. Contoh Bahan ajar
a. Buku teks / buku ajar
Buku pegangan bagi guru dan siswa, menyediakan garis besar materi yang dapat
digunkan guru dalam pembelajaran, berisi ringkasan informasi penting yang
harus dipelajari dan merupakan sumber belajar atau referensi bagi semua siswa
b. Media taktil atau manipulatives
Bahan yang digunakan oleh guru atau siswa dalam mempelajari suatu konsep
c. Program audio
Bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan mendengar
para siswa
d. Program video
Bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau simulasi dari suatu konsep attau
keterampilan yang dipelajari
e. Handouts
Lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan kepada siswa
f. Lembar kerja siswa
Lembaran panduan yang digunakan siswa baik secara individual maupun
kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
B. BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI SEKOLAH
1. Komponen buku teks sebagai bahan ajar
Buku teks sebagai bahan ajar hendaknya mengandung komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran
Kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah mepelajari materi yang
disajikan dalam suatu bab atau topik atau tema tertentu. Tujuan pembelajaran
merupakan penjabaran dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) dalam kurikulum.
b. Uraian materi
Sajian materi yang disertai dengan contoh dan ilustrasi yang membantu siswa
memahami materi yang disajikan, dan dapat disajikan tugas atau kegiatan yang
harus dilakukan siswa untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi
yang disajikan
c. Evaluasi
Berisi soal-soal yang harus dijawab atau masalah yang harus dipecahkan siswa
untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan
2. Komponen Lembar Kerja Siswa
a. Tujuan
Kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengerjakan tugas yang
diberikan
b. Materi/sumber
Berisi innformasi tentang bahan-bahan yang diperlukan untuk mengerjakan
tugas
c. Waktu
Kapan waktu pelaksanaan tugas dan jumlah waktu yang disediakan untuk
mengerjakan tugas
d. Cara kerja
Langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam mengerjakan tugas
e. Hasil yangdiharapkan
Mendeskripsikan hasil belajar yang harus ditunjukkan siswa sebagai bukti
bahwa mereka telah mengerjakan tugas dan menguasai tujuan pembelajaran
f. Tindak lanjut
Memberikan informasi tentang kegiatan yang harus dilakukan siswa setelah
menyelesaikan tugas
3. Kelemahan Bahan Ajar yang digunakan di SD
a. Salah konsep
b. Tidak memadainya cakupan materi yang disajikan
c. Penggunaan ilustrasi yang kurang tepat
d. Penyajian ilustrasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi
e. Penggunaan Bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
KB 2. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI SEKOLAH DASAR
KTSP dikembangkan oleh masing-masing sekolah dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik yang dibinanya dan kondisi lingkungan sekolah dengan tetap
berorientasi pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang bersifat nasional.
Dengan diberlakukannya KTSP, guru dapat mengembangkan sendiri bahan ajar untuk
membantu siswa menguasai kompetensi yang diharapkan.
Menurut Dick, Carey & Carey (2001:254-255) langkah- langkah untuk mengembangkan
bahan ajar adalah:
1. Menelaah strategi pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan.
2. Melakukan survei berbagai literatur dan ahli bidang ilmu untuk mengetahui bahan ajar
yang sudah tersedia.
3. Mempertimbangkan apakah akan mengadopsi atau mengadaptasi bahan ajar yang
tersedia.
4. Menentukan apakah materi baru akan dirancang.
5. Menelaah hasil analisis tentang siswa dan masing-masing proses pembelajaran.
6. Menelaah hasil analisis konteks belajar dan asumsi tentang sumber belajar.
7. Merancang dan menulis materi bahan ajar berdasar strategi pembelajaran.
8. Menelaah setiap pertemuan pembelajaran.
9. Membuat Lembar Kerja Siswa.
10. Melakukan evaluasi bahan ajar yang dikembangkan
11. Memperbaiki bahan ajar sesuai dengan hasil evaluasi.

A. PENULISAN BAHAN AJAR


Suatu bahan ajar hendaknya memiliki komponen-komponen tujuan pembelajaran, uraian
materi, dan evaluasi:
Dengan memperhatikan komponen- komponen tersebut, maka langkah-langkah yang dapat
dilakukan guru untuk menulis bahan ajar adalah:
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar.Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa
setelah mempelajari suatu bab atau topik atau tema tertentu.
2. Menyajikan Materi Pelajaran
Berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran dikembangkan materi pelajaran. Materi
berdasarkan tujuan pembelajaran dan sesuai dengan karakteristik dan pengetahuan awal siswa
serta sarana prasarana yang tersedia untuk proses pembelajaran (Depdiknas, 2004:23).
Sementara menurut Hasan (2007) pemilihan materi pelajaran hendaknya memperhatikan hal-
hal berikut:
a. Berkaitan erat dengan kompetensi atas kemampuan yang terkandung pada Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Standar Kompetensi Lulusan.
b. Dapat dipelajari peserta didik dan sesuai dengan perkembangan kemampuan
mereka
c. Sumber untuk mempelajari materi tersebut tersedia
d. Tahan lama dan memiliki manfaat yang bertahan lama.
e. Memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
f. Ekonomis dalam arti suatu materi yang dipilih dapat digunakan untuk menguasai
lebih dari satu kompetensi .
Selain menyajikan materi penulis hendaknya memberikan ilustrasi-ilustrasi baik
berupa gambar, diagram, tabel atau contoh yang sesuai dengan materi dan dapat
menambah pemahaman siswa, tidak hanya sekedar menambah kemenarikan tampilan
bahan ajar. Penulis juga bisa menuntut siswa melakukan kegiatan melakukan
pengamatan, percobaan, mengunjungi nara sumber, dan sebagainya. Penyajian materi
harus memperhatikan karakteristik siswa, Penggunaan bahasa sesuai tingkat
perkembangan siswa, materi disesuaikan dengan hakekat masing-masing mata
pelajaran.
3. Mengembangkan Evaluasi
Evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
telah disajikan. Alat evaluasi dikembangkan berdasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam tujuan pembelajaran. Alat evaluasi
dikembangkan untuk ranah kognitif, afektif, dan psikomotor sesuai kemampauan yang
diharapkan dikuasai siswa dan sesuai aturan pengembangan alat evaluasi.
Jika siswa dituntut melakukan kegiatan tertentu maka perlu LKS. Komponen LKS: tujuan,
materi/sumber, waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan, dan tindak lanjut.

B. PENGGUNAAN BAHAN AJAR YANG SUDAH TERSEDIA


Dalam Depdiknas, 2004 Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman bagi guru
dalam memilih bahan ajar yaitu :
1. Kriteria filosofis, berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan. Berdasarkan kriteria ini,
bahan ajar harus :
a. Menjadi alat dan sarana untuk perkembangan kompetensi siswa; serta
b. Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang suatu bidang
ilmu, bukan sekedar pengetahuan yang superficial saja.
2. Kriteria psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang proses terjadinya
belajar pada seseorang. Berdasarkan criteria ini, bahan ajar yang dipilih hendaknya :
a. Memungkinkan siswa memiliki wawasan dan pemahaman yang mendalam terhadap
bidang ilmu;
b. Merefleksikan keterkaitan dengan latar belakang dan karakteristik awal siswa serta
kebutuhan dan minat siswa;
c. Sesuai dengan jenjang intelektual dan kematangan siswa;
d. Dapat mengakomodasikan keterkaitan dengan beragam pengalaman awal siswa;
e. Mendukung pencapaian keterampilan belajar tingkat tinggi (higher order learning) dan
kreatifitas siswa;
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap dan tata nilai; serta
g. Dapat membekali siswa agar dapat belajar seumur hidup.
Menurut Dick & Carey, 2001:246-247 mengemukakan 4 kriteria yang harus diperhatikan
dalam pemilihan bahan ajar yaitu :
1. Kriteria yang berpusat pada tujuan (goal-centered criteria)
Kriteria ini memusatkan pada isi pembelajaran, berkenaan dengan criteria ini yang harus
diperhatikan dalam memilih bahan ajar adalah :
a. Kesesuaian antara isi bahan ajar dengan tujuan pembelajaran serta standar kompetensi
dan kompetensi dasar;
b. Kecukupan cakupan dan kelengkapan materi yang disajikan;
c. Kebenaran konsep
d. Ketelitian;
e. Kekinian (sesuai dengan perkembangan bidang ilmu); dan
f. Keobjektifan.
2. Kriteria yang berkenaan dengan siswa / kelompok target (learner-centered criteria)
Kriteria ini berkaitan dengan kesesuaian bahan ajar dengan kelompok target pengguna
bahan ajar tersebut. Berkenaan dengan criteria ini yang harus diperhatikan dalam memilih
bahan ajar adalah :
a. Tingkat kosakata dan bahasa siswa;
b. Tingkat perkembangan, motivasi,. dan minat siswa; serta
c. Latar belakang dan pengalaman siswa.
Disamping itu, menurut criteria ini bahan ajar yang dipilih hendaknya tidak memiliki bias
gender, budaya, usia, ras, dan yang lainnya.
3. Kriteria yang berpusat pada konteks (context- centered criteria)
Kriteria ini berkaitan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih dengan konteks
pembelajaran. Kriteria ini mencakup :
a. Keotentikan atau keaslian materi; dan
b. Kelayakan bahan ajar dalam hal kondisi bahan ajar dan biaya.
Dalam hal kelayakan, guru perlu memperhatikan kualitas bahan ajar dari aspek penjilidan,
tampilan gambar, dan ketikan.
4. Kriteria yang berpusat pada proses belajar (learning-centered criteria)
Kriteria ini berkaitan dengan ketepatan penyajian isis bahan ajar. Berdasarkan criteria
ini, guru harus menilai bahan ajar dari aspek:
a. Kebenaran urutan sajian materi;
b. Pemberian motivasi belajar bagi siswa;
c. Ketersediaan latihan praktek dan kegiatan yang menuntut keaktifan siswa;
d. Ketersediaan balikan yang memadai;
e. Ketersediaan asesmen yang tepat;
f. Ketersediaan kegiatan tindak lanjut untuk meningkatkan ingatan dan transfer;
g. Penggunaan ilustrasi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran; serta
h. Ketersediaan panduan bagi siswa dalam melakukan satu atau beberapa
kegiatan. Khusus untuk memilih buku kerja siswa, Ornstein (1990) mengemukakan
beberapa kriteria yang harus diperhatikan guru. Kriteria tersebut diantaranya :
1. Tujuan (objective)
Beberapa pernyataan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini adalah :
a. Apakah buku kerja tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan?
b. Kalau sesuai, buku kerja tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran atau indicator hasil
belajar yang mana? Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang mana?
2. Keterbacaan (Readibility)
Pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini diantaranya adalah :
a. Apakah latihan yang disediakan dalam buku kerja sesuai dengan tingkat membaca siswa?
b. Apakah siswa memahami petunjuk tertulis?
c. Bagaimana penggunaan kata-kata dalam latihan atau pernyataan masalah?
3. Kegunaan (Unility)
Kriteria ini berkenaan dengan manfaat penggunaan buku kerja bagi siswa. Pernyataan yang
harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini diantaranya adalah:
a. Apakah materi dalam buku kerja membantu siswa menguasai kompetensi yang
diharapkan?
b. Apakah latihan, tugas, atau kegiatan yang disediakan dalam buku kerja menarik bagi
siswa?
4. Kognisi (cognition)
Kriteria ini berkenaan dengan pengembangan kemampuan berpikir siswa. Berdasarkan
kriteria ini :
a. Apakah latihan dalam buku kerja mendorong meningkatkan kemampuan berpikir abstrak?
b. Apakah latihan dalam buku kerja menstimulasi kemampuan intelektual siswa?
c. Apakah latihan atau masalah yang disajikan dapat dilakukan oleh siswa, langkah demi
langkah?
5. Cakupan materi (content coverage)
Kriteria ini berkaitan dengan cakupan materi yang disajikan dalam buku kerja. Latihan
hendaknya mempunyai tingkat kedalaman yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan
dan memiliki keseimbangan antara cakupan dengan urutan materi latihan.
6. Audio-visual
Kriteria ini berkaitan dengan ilustrasi yang digunakan dalam buku kerja. Hendaknya buku
kerja mudah digunakan oleh siswa serta menyediakan ilustrasi yang bervariasi baik berupa
bagan, dan gambar yang disajikan.
7. Teori belajar (learning theory)
Berkenaan dengan kriteria ini, latihan dalam buku kerja hendaknya sesuai dengan teori
belajar yang berlaku. Pada kriteria ini latihan dalam buku kerja hendaknya memperhatikan
perbedaan individual.
8. Karakteristik fisik (physical characteristics)
Berdasarkan kriteria ini buku kerja hendaknya memiliki materi dan kemasan yang
berkualitas. Selain itu, harga buku kerja harus kompetitif serta dapat digunakan oleh
beberapa siswa.

Anda mungkin juga menyukai