Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASAS DAN BATAS SERTA METODE PENDEKATAN ISLAM


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Neneng Hasanah, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 3

Muhamad Suhaemi Mubarok

Fachrezi

INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK


AL – KARIMIYAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat
hamba-hambanya. Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ilmu pendidikan islam ini. Adapun
maksud dan tujuan kami disini yaitu menyajikan beberapa hal yang menjadi
materi dari makalah kami. Makalah ini menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti untuk para pembacanya.

Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak


kekurangan kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan
makalah kami agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mungkin.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.

Depok, 04 Oktober 2023

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I .............................................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II ...........................................................................................................................3

A. Pengertian Pendidikan Islam .................................................................. 3

B. Asas Asas Pendidikan Islam ................................................................... 4

C. Batas Batas Pendidikan Islam ................................................................ 5

D. Metodologi Pendidikan Islam ................................................................. 6

BAB III ........................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ............................................................................................ 11

B. Saran ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

llmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam.


Islam adalah nama agama yang dibawa oleh nabi yang terakhir yaitu Nabi
Muhammad saw. Islam merupakan ajaran mengenai kehidupan manusia yang
berdasarkan dan bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits. Segala sesuatu yang
berhungan dengan kehidupan sehari-hari sudah diatur didalam al-Quran, dan
dipertegas kembali melalui hadits-hadits nabi Muhammad saw.
Dalam pendidikan, seseorang diberikan pertolongan kepada pelaku
pendidikan atau peserta didik untuk menuju kedewasaan, istilah pendidikan
Islam yaitu menuju kesempurnaan yang berdasarkan al-Quran dan hadits. Yang
memberikan pertolongan tersebut ialah seorang pendidik. Seorang pendidik
harus memperhatikan peserta didiknya jika ingin mencapai tujuan pendidikan.
Ilmu pendidikan Islam tidaklah berdiri sendiri untuk menjadikan peserta didik
menuju kesempurnaan. Ilmu pendidikan Islam juga membutuhkan ilmu-ilmu
lain untuk mengembangkan kualitas peserta didik. Ilmu pendidikan Islam
bersifat terbuka, menerima pengaruh dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan
yang relevan, namun tidaklah bersifat liberal, melainkan juga haruslah
berpedoman kepada ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits serta
pendapat para ulama ulama.
Dengan adanya ilmu pendidikan Islam memberikan harapan kepada
manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. yang telah
menciptakan manusia. Juga dapat memperbaiki hubungan antara manusia
dengan manusia lainnya, serta hubungan manusia dengan makhluk lainnya.
Menjadikan manusia berakhlak yang mulia. Pada hakekatnya ilmu pendidikan
Islam sangat berhubungan dengan sumber pokok ajaran Islam yang senantiasa
mengembangkan fitrah manusia.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka adapun rumusan masalah dalam


makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian ilmu pendidikan Islam?
2. Apa asas-asas dari ilmu pendidikan Islam?
3. Apa batas-batas dari ilmu pendidikan?
4. Apa itu metodologi pendekatan Islam?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui pengertian ilmu pendidikan Islam.
2. Mengetahui asas-asas dari ilmu pendidikan Islam.
3. Mengetahui batas-batas dari ilmu pendidikan Islam.
4. Mengetahui metodologi pendekatan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

Menurut bahasa dalam artian bahasa arab, kata “pendidikan” berasal dari
kata “tarbiyah”, dengan kata kerja yaitu “rabba”, sedangkan kata “pengajaran”
berasal dari kata “ta’lim” dengan kata kerjanya “’allama”. Ketikan digabung
antara kata pendidikan dan pengajaran artinya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan
“pendidikan Islam” artinya “tarbiyah Islamiyah”.
Kata “tarbiyah” yang kata kerjanya “rabba” artinya mendidik sudah
digunakan pada zaman Nabi Muhammad saw. seperti yang terlihat pada ayat al-
Quran sebagai berikut:
Terjemahannya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
Menurut Abdurrahman an-Nahlawi. kata “al-tarbiyah” lebih tepat
digunakan dalam terminologi pendidikan Islam. Lafal “al-tarbiyah” berasal dari
tiga kata yaitu “Raba-yarbu” yang artinya bertambah dan bertumbuh, “Rabiya-
yarbu” dengan wazan “Khafiyah-yakhfa” atinya menjadi besar, dan “Rabba-
yarabbu” dengan wazan “madda yamuddu” artinya memperbaiki, menguasai
urusan, menuntun, menjaga, serta memelihara. Imam al-Baidhawi dan Al-
Raghib al-Asfahani mengatakan bahwa lafal “al-Rabb” adalah “al-Tarbiyah”.
Kata “Ta’lim” dengan kata kerjanya “’allama” juga sudah digunakan pada
zaman Nabi Muhammad saw. Menurut Abdul Fatah Jalal proses “Ta’lim” lebih
universal dari proses “tarbiyah”. Jalal memulai menjelaskan pendapatnya
dengan menjelaskan tingginya kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam.

3
Jalil mengutip al-Quran surah al-Baqarah ayat 30-34 serta pada ayat 151. Jalil
juga menyatakan bahwa “Ta’lim” mencakup aspek-aspek pengetahuan lainnya,
juga keterampilan yangt dibutuhkan dalam kehidupan pedoman berperilaku.
Sedangkan menurut istilah, pengertian pedidikan belum terdapat pada zaman
nabi. Tapi usaha dan kegiatan yang dicontohkan nabi Muhammad saw. sudah
menunjukkan kearah arti pendidikan saat ini.

B. Asas Asas Pendidikan Islam

Asas berarti prinsip, asas ialah kebenaran yang jadi pokok dasar orang yang
berpikir sekaligus bertindak dan sebagainya. Menurut Dagobert D. Runes
prinsip adalah suatu kebenaran yang bersifat universal serta menjadi sifat dari
sesuatu. Asas pendidikan Islam merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.
Adapun asas-asas ilmu pendidikan Islam diantaranya ialah:
Asas Tut Wuri Handayani; asas yang kini semboyang kemendiknas, pada
awalnya merupakan salah satu dari “Asas 1922” yakni beberapa asas dari
perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 juli 1922). Sebagai asas pertama,
tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan itu. Asas
ataupun semboyan tut wuri handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hadjar
Dewantara dan dikembangkan oleh R.M.P. Sostrokartono dengan
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing
Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Pertama: Asas Ing Ngarso Sung Tulodo. Semboyan ini, saling mendukung antara
semboyan yang satu dengan yang lainnya, karena ketika kita lihat arti harfiah
dari semboyan ini adalah jika di depan memberi contoh terhadap yang di
belakang.

4
Kedua: Asas Ing Madyo Mangun Karso. Arti harfiah semboyan ini adalah jika
ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat. Kalau kita lihat dari arti asas
ini, berarti asas ini selalu memberi semangat terhadap bangsa Indonesia ini.
Ketiga: Asas Tut Wuri Handayani. Semboyan yang ketiga ini merupakan inti
dari semua asas di atas, karena asas ini kalau kita lihat dari arti harfiahnya adalah
jika di belakang memberi dorongan. Menurut Dimas (2011:1) bahwa Asas Tut
Wuri Handayani, dalam pendidikan ini harus meliputi: Pertama: Pendidikan
dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan. Peserta didik tidak harus
dipaksa dalam hal belajarnya dalam satu sisi, kemudian dalam sisi yang lain bisa
saja membutuhkan. Hanya saja, pendidik harus dan berkewajiban untuk
menyadarkan peserta didiknya, hal itu bertujuan peserta didiknya semangat
dalam thalabul ‘ilmi.

C. Batas Batas Pendidikan Islam

Batas-batas artinya yang menjadi ruang lingkup, yang menjadi landasan,


dasar-dasar ataupun batasan serta sumber dari pendidikan Islam. Seperti halnya
dengan Islam yang menjadi pokok sumber hukumnya maka itu pulalah yang
menjadi batasan dari ilmu pendidikan Islam. Adapun batas-batasan pendidikan
Islam tersebut diantaranya: al-Quran, as-Sunnah, serta ijtihad.
Al-Quran telah diakui sebagai firman Allah Swt. dan merupakan dasar
hukum bagi umat Islam. Al-Quran adalah firman allah swt. yang diturunkan
kepada nabi Muhammad saw. yang tertulis dalam mushaf dan diriwayatkan
kepada manusia dengan jalan mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.
Sehingga sudah jelas bahwa al-Quran dijadikan sebagai batas atau ruang lingkup
pendidikan Islam. Al-Quran merupakan sumber hukum umat Islam dalam
kehidupannya maka dari itu al-Quran dijadikan pula sebagai sumber atau ruang
lingkup ajaran ilmu pendidikan Islam yang pertama dan utama.
As-Sunnah dijadikan sebagai ruang lingkup pendidikan Islam karena tidak
terlepas dari fungsi as-Sunnah terhadap al-Quran. As-Sunnah adalah segala
sesuatu yang dinukilkan kepada nabi Muhammad saw. baik itu perkataan,

5
perbuatan, serta ketetapannya. Oleh karena itu as-Sunnah dijadikan batasan
pendidikan Islam yang kedua kemudian yang ketiga ialah ijtihad. Ijtihad adalah
kesepakatan ulama-ulama (ilmuan syari’at Islam) dalam menetukan hukum
syariat Islam yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh al-Quran dan as-
Sunnah.

D. Metodologi Pendidikan Islam

Metodologi studi Islam adalah prosedur yang ditempuh secara ilmiah, cepat
dan tepat dalam mempelajari Islam secara luas dalam berbagai aspeknya, baik
dari segi sumber ajaran, pemahaman terhadap sumber ajaran maupun
sejarahnya. Dalam metodologi Studi Islam terdapat prosedur ilmiah, sebagai ciri
pokoknya, yang membedakan dengan studi Islam lainnya yang tanpa
metodologi.

1. Metode Pengkajian Islam

Pembedaan “penelitian agama” dan “penelitian keagamaan” tersebut perlu


disadari karena perbedaan tersebut dapat membedakan jenis metode penelitian.
Dewasa ini memiliki banyak pandangan apakah ada metode penelitian agama
dan penelitian keagamaan. Pihak lain tidak mengakui perbedaannya, dan
berpendapat tidak perlu ada. Maka, bila seorang peneliti bermaksud melakukan
pengkajian terhadap agama, bisa menggunakan metodologi-metodologi seperti
metodologi sosial. untuk mengkaji dan melihat seberapa jauh perbedaan-
perbedaan pendapat atau pandangan secara bijak. Untuk “penelitian agama”
yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin, pintu pengembangan metodologi
penelitian tersendiri sudah terbuka, bahkan sudah pernah dirintis. Adanya ilmu
usul fikih sebagai metode untuk mengistimbatkan selain ilmu tersebut ada juga
ilmu-ilmu yang lain untuk mengetahui kekuatan atau keautentikan dari pada
hadis-hadis nabi sebagai salah satu sumber hukum dalam Islam yaitu.
Persoalannya apakah kita hendak menyempurnakannya atau meniadakannya

6
sama sekali, yang berarti menggantikan dengan yang baru, ataukah tidak
mengganti sama sekali dan membiarkannya tidak ada. Untuk “penelitian
keagamaan” yang sasarannya adalah agama sebagai gejala sosial, tidak perlu
membuat metodologi penelitian sosial yang telah ada. Memang kemungkinan
lahirnya suatu ilmu tidak pernah tertutup, tetapi tujuan peniadaannya adalah agar
suatu ilmu jangan dibuat secara artifisual karena semangat yang berlebihan. Bila
seseorang melakukan sebuah penelitian maka perlu untuk melihat dan
memahami metodologi mana yang akan digunakan dalam melakukan penelitian
tersebut, maka kejelian dan kehati-hatian seseorang peneliti sangat di butuhkan.

2. Pendekatan dalam Pengkajian Islam

Pendekatan merupakan cara pandang atau hasil pemikiran seseorang yang


digunakan oleh seorang pengkaji dalam menganalisis serta memahami Islam
secara mendalam dengan menggunakan ilmu-ilmu atau teori-teori tertentu. Ilmu-
ilmu atau teori tertentu itu pada dasarnya digunakan untuk menganalisis atas
permasalahan yang berkaitan dengan agama dengan tujuan untuk mempermudah
ruang lingkup kajiannya. Studi dalam agama tersebut dapat berupa dimensi
ajarannya maupun dimensi realitasnya. Pendekatan historis digunakan untuk
melihat objek kajian dari paradigma Islam sebagai realitas ini, seperti kondisi
sosial umat Islam, kondisi politik, peradaban dan kebudayaan. Charles
berpendapat, bahwa paling tidak ada dua macam penulis agama.
Pertama, peneliti yang dilandasi komitmen terhadap agamanya.
Kedua, peneliti yang hanya bertujuan untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Dari
dua pemetaan tersebut.

7
3. Pendekatan Normatif (keagamaan)

Pengkajian dalam pendekatan ini lebih kepada motivasi atau kepentingan


dari pada masing-masing agama tersebut, selain itu prinsip dasar dari pendekatan
keagamaan ini bagaimana memahami teks-teks yang tertulis di dalam kitab suci
masing-masing agama, dalam pandangan Charles, pendekatan ini dibagi menjadi
tiga macam.

a.) Pendekatan Filologi dan Historis

Pendekatan filologi dalam pengkajian Islam sudah digunakan cukup lama.


Pendekatan filologi sangat penting digunakan dalam pengkajian Islam terutama
dalam memahami naskah-naskah kuno peninggalan para penulis terdahulu.
Begitu pentingnya pendekatan ini maka sangat dibutuhkan dalam pengkajian
Islam. Tanpa pendekatan tersebut maka manuskrip-manuskrip atau tulisan-
tulisan kuno peninggalan para ulama terdahulu akan sulit untuk dipahami.
Selanjutnya naskahnaskah yang sudah diterjemahkan tersebut baik dalam bahasa
Jerman, Eropa, Arab dan bahasa-bahasa lain disebarkan ke penjuru dunia guna
untuk dimanfaatkan atau digunakan dalam kehidupan sehari hari guna kemajuan
peradaban silam. Pendekatan filologi dalam kajian Islam merupakan suatu yang
sangat vital, sebab dengan kajian filologi maka kekayaan Islam baik berupa
naskah-naskah atau manuskrip yang ditulis oleh para ulama atau ilmuan muslim
terdahulu bias dipahami baik maknanya maupun bias di praktikkan dalam
kehidupan sekarang ini. Sehingga seorang ilmuan ternama yaitu Carles
mengatakan, studi filologi haruslah diteruskan dalam studi, karena banyak
naskah yang meliputi sejarah, teologi hukum, mistik dan lain-lainnya, belum
diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan belum dikaji oleh negara-negara
Islam.

8
b.) Pendekatan Ilmu Sosial

Pendekatan sosial merupakan suatu kajian Islam yang berkaitan dengan


manusia yang satu dengan manusia yang lain, atau bisa juga antara satu
organisasi dengan organisasi yang lain, atau satu partai dengan partai yang lain
dengan tujuan untuk mempererat silaturrahim dan untuk lebih saling kenal
mengenal. Objek dari pendekatan ini yaitu masyarakat, yang bersifat empiris
teoritis, dan kumulatif. Dan ini juga sesuai dengan teori sosiologi mengatakan
“penjelasan apapun dan seperangkat informasi faktual tertentu, atau hubungan
informasi dan perkembangannya yang
bersifat spesifik harus dikelompokkan pada suatu kerangka kerja yang lebih
komprehensif dari tingkah laku manusia”.

c.) Pendekatan Fenomenologi

Menurut Jamali Sahrodi Pendekatan fenomenologi adalah sebuah


pendekatan
yang didasari oleh filsafat fenomenologi. Yakni mengajarkan pada pentingnya
melihat gejala yang tampak dari sebuah entitas untuk menafsirkan alam
pemikiran yang berkembang dalam entitas tersebut. Jika fenomenologi
digunakan dalam mengkaji Islam berarti seorang peneliti memahami dan
menganalisis Islam bukan atas dasar nilai-nilai yang tertuang dalam teks yang
bersifat normatif, namun bagaimana seorang peneliti memahami dan
menganalisis Islam berdasarkan apa yang dipahami dan diamalkan oleh
umatnya.
Menurut Charles, di dalam pendekatan fenomenologi memiliki beberapa
ciri tersendiri dengan pendekatan-pendekatan yang lain, di antara ciri-ciri dari
pendekatan ini yaitu:
Pertama, sebagai usaha memahami agama lain dengan berusaha untuk masuk
pada suatu komunitas agama dengan melepaskan atribut yang dimilikinya.
Kedua, pendekatan fenomenologi dipandang sebagai suatu pendekatan yang

9
mencoba mengelompokkan struktur dasar dari fenomena-fenomena agama
dengan melintasi batas-batas komunitas agama dan bahasa.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu pendidikan Islam ialah proses yang dilakukan secara


bertahap, berjenjang, terencana, terstruktur, serta terus menerus tentang
pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya
pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan,
pengasuhan, dan pengembangan untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Asas pendidikan Islam merupakan suatu kebenaran yang menjadi
dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan.
Adapun asas-asas ilmu pendidikan Islam diantaranya ialah:
a. Asas Tut Wuri Handayani
b. Asas belajar seumur hidup
c. Asas kemandirian dalam belajar
d. Asas keyakinan
e. Asas keteladanan

Batas-batas artinya yang menjadi ruang lingkup, yang menjadi


landasan, dasar-dasar ataupun batasan serta sumber dari pendidikan Islam.
Seperti halnya dengan Islam yang menjadi pokok sumber hukumnya maka
itu pulalah yang menjadi batasan dari ilmu pendidikan Islam. Adapun batas-
batasan pendidikan Islam tersebut diantaranya: al-Quran, as-Sunnah, serta
ijtihad.

Metodologi pendidikan islam terbagi 3, yaitu:


1. Pendekatan Filologi dan Historis
2. Pendekatan dalam Pengkajian Islam
3. Pendekatan Normatif (keagamaan

11
B. Saran

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


oleh karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan
melalui kritikan dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua. Aamiin.

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Sirozi, dkk.arah baru isalm di indonesia, (Jogjakarta; ar-ruzz media


group,2008),hlm.45.
Dr.H.M.Amin Abdullah, Studi Agama; Normativitas atau
Historisitas(Yogyakarta; Pustaka
Pelajar,1996), hal.34
Ibid hlm. 35, 41, 45, 90
Prof. Dr. SUPIANA, M.Ag. Metodologi Studi Islam. Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam
Kementerian Agama 2012. . hal. 90. Tidak dalam terbitan
Charles J.Adams, „‟Islamic Relegious Tradition‟‟ dalam Leonard
Binder[edt.], The Study of TheMiddle East; Research and Scholarship
ib The Humanities an The Social Sciences (New York; John Wiley
dan Sons, 1976), hal. 43
Supiana. Hal.95
Diakses dari http://yunanhidayatstaimus.blogspot.com/2011/04/pendekatan-
dalampengkajian-Islam. pada 25 November 2013

13

Anda mungkin juga menyukai