Anda di halaman 1dari 20

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP FILOSOFI TENTANG ARTI, PRINSIP, DASAR, DAN


TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PEMBIMBING
M. NURZEIN, M.Pd

DISUSUN OLEH
ISTIQOMAH NUR AHYA
TM.151226
KEKE FEBRIANSARI
TM.151231

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AJARAN 2016/2017

0
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas

terselesaikannya makalah filsafat pendidikan islam dengan judul : Konsep

filosofi tentang arti, prinsip dasar, dan tujuan pendidikan islam yang

merupakan salah satu tugas mata kuliah filsafat pendidikan islam fakultas

tarbiyah jurusan matematika semester IV.

Selama menyelesaikan tugas ini, penulis telah banyak menerima

bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan saran, serta fasilitas yang

membantu hingga akhir dari penulisan makalah ini. Untuk itu penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Bapak Nurzein selaku dosen mata kuliah filsafat pendidikan islam yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan

makalah ini. Serta media massa yang telah membantu untuk

mempermudah sekaligus mempercepat dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membantu, meskipun dalam makalah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun

tetap penulis harapkan.

Jambi, 09 April 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ 1


Daftar Isi .................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan ........................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Filosofis Tentang Arti Pendidikan Islam ........................... 5
B. Konsep Filosofis Tentang Prinsip Pendidikan Islam ...................... 10
C. Konsep Filosofis Tentang Dasar Pendidikan Islam ....................... 13
D. Konsep Filosofis Tentang Tujuan Pendidikan Islam ...................... 16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................... 18

Daftar Pustaka ......................................................................................... 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya
mengacu kepada term al-tarbiyah, al-tadib, dan al-talim. Dari
ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan dalam praktek
pendidikan Islam ialah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-tadib
dan al-talim jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah
tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan
Islam.1
Pendidikan atau al-tarbiyah menurut pandangan Islam
adalah sebagian dari tugas kekhalifahan manusia. Karena manusia
adalah khalifah Allah, yang berarti bahwa manusia mendapat kuasa
dan limpahan wewenang dari Allah untuk melaksanakan
pendidikan terhadap alam dan manusia, maka manusialah yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan tersebut.
Mendidik atau melaksanakan aktivitas al-tarbiyah, menurut
arti dasarnya adalah mempertumbuhkan dan memperkembangkan
alam dan manusia. Ini berarti manusia harus mendidik dirinya
sendiri agar menjadi tumbuh dan berkembang bersama dengan
pertumbuhan dan perkembangan alam. Jadi pendidikan adalah
aktivitas manusia terhadap manusia dan untuk manusia.
Pendidikan menyangkut dan berhubungan dengan hidup dan
kehidupan manusia, dan menyangkut pula masalah-masalah yang
berhubungan dengan sifat dasar dan hakikat manusia dan tujuan
hidupnya, serta hal-hal lain dalam peri kehidupannnya.
Islam tentunya memberikan garis-garis besar tentang
pelaksanaan pendidikan tersebut. Islam memberikan konsep-
konsep yang mendasar tentang pendidikan, dan menjadi tanggung

1
Ahmad Syalabi, Tarikh al-Tarbiyah al-Islamiyat, (Kairo : al-Kasyaf,1954), h. 213

3
jawab manusia untuk menjabarkan dan mengaplikasikan konsep-
konsep dasar tersebut dalam praktek kependidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dari filsafat pendidikan Islam?
2. Apa prinsip dari filsafat pendidikan Islam?
3. Apa dasar dari filsafat pendidikan Islam?
4. Apa tujuan filsafat pendidikan Islam?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kita terhadap filsafat khususnya dalam
pendidikan Islam. Dan juga kita dapat memahami filsafat
pendidikan Islam berdasarkan arti, prinsip, dasar, dan tujuan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Filosofis Tentang Hakikat Pendidikan Islam


Perkataan Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos
dan Sophia. Secara etimologis, philos berarti cinta, sedangkan
sophia berarti kebijaksanaan atau kepahaman mendalam. Jadi
secara etimologi Filsafat adalah cinta terhadap kebijaksanaan.2
Sedangkan secara istilah Filsafat adalah sistem berfikir
secara mendalam, sistematis, radikal tentang manusia, alam , dan
sekitarnya untuk mendapatkan hakikat sesuatu yang di fikirkan.
Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan
seluruh aspek kepribadian manusia seumur hidup. Dengan kata
lain pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga
di luar kelas artinya pendidikan tidak hanya bersifat formal tetapi
juga bersifat non formal.3
Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya dan pola fikirnya sesuai
dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Selain
itu pendidikan merupakan perkembangan yang terorganisasi dan
kelengkapan dari semua potensi-potensi manusia, moral,
intelektual, dan jasmani (fisik), oleh dan untuk kepribadian
individunya dan kegunaan masyarakatnya yang diharapkan demi
menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya (tujuan
akhir). Pendidikan merupakan sarana utama untuk
mengembangkan kepribadian setiap manusia.
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya
mengacu kepada term al-tarbiyah, al-tadib, dan al-talim.
Dari ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan dalam

2
Muhammad As Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: MITRA PUSTAKA,2011), hlm. 1
3
Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: BUMI AKSARA,1994)hlm.149

5
praktek pendidikan Islam adalah term al-tarbiyah. Sedangkan term
al-tadib dan al-talim jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah
tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan
Islam.4
Kendatipun demikian, dalam hal-hal tertentu ketiga term
tersebut memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial, setiap
term termasuk perbedaan, baik secara tekstual dan kontekstual.
Untuk itu, perlu dikemukakan uraian dan analisis terhadap ketiga
term pendidikan Islam tersebut dengan beberapa argumentasi
tersendiri dari beberapa pendapat para ahli pendidikan islam.
1. Istilah Al-Tarbiyah
Istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun kata ini
memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya
menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara,
merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian dan
eksistensinya.5
Dalam penjelasan lain, kata al-tarbiyah berasal dari kata,
yaitu : pertama, rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh,
dan berkembang (QS. Ar Ruum/30:39). Kedua, rabiya-yarba
berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu berarti
memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, dan memelihara.6
2. Istilah Al-Tadib
Kata al-tadib berasal dari kata addaba, yuaddibu, tadiban
yang berarti pendidikan, disiplin, patuh, dan tunduk pada
aturan. 7 Menurut al-Attas, istilah al-tadib adalah yang paling
tepat dalam menunjukkan pendidikan Islam. Hal ini ia dasarkan
pada hadits Nabi:

4
Ahmad Syalabi, Tarikh al-Tarbiyah al-Islamiyat, (Kairo : al-Kasyaf,1954), h. 213
5
Ibn Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshary al-Qurthubiy, tafsir al-Qurthuby Juz I, (Kairo :
dar al Syabyi,tt), h.120
6
Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: CV.
Diponerogo, 1992), h. 31
7
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Op. cit. h. 36

6
Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan
pendidikanku (HR. al- Askary dari Ali. r.a).
Kata addaba dimaknai oleh al-Attas sebagai mendidik, maka
dari itu ia mengemukakan bahwa kata al-tadib berarti
pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur
ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tempat-tempat
dan segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, dengan begitu
pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah
pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam
tatanan wujud dan kepribadiannya, labih jauh lagi ia
mengungkapkan bahwa al-tadib adalah term yang tepat dalam
pendifinisian makna pendidikan karena mengandung arti ilmu,
kearifan, keadilan, kebijaksanaan, pengajaran, dan
pengasuhan.8
3. Istilah Al-Talim
Istilah talim bersifat universal dibanding dengan al-tarbiyah,
Rasyid Ridha mengartikanan talim sebagai proses transmisi
berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya
batasan dan ketentuan tertentu.9
Argumentasinya didasarkan dengan merujuk pada QS. Al-
Baqarah: 151.

8
Muhammad Naqaib Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam, terj. Harry Noer Ali, (Bandung:
Mizan, 1994), h. 60
9
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Quran al-hakim; Tafsir al-Manar, (Beirut: Dar al-Fikr, tt), h.
262

7
Artinya : sebagaimana kami telah menyempurnakan nikmat
kami kepadamu, kami telah mengutus Rasul kepadamu Rasul
diantaramu yang membacakan Ayat-ayat kami kepada kamu
dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-kitab dan
al-hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum
diketahui.
Kalimat wa yuallimu hum al-kitb wa al-hikmah dalam ayat
tersebut menjelaskan tentang aktivitas Rasulullah mengajarkan
tilawt al-Qurn kepada kaum muslimin. Menurut Abdul Fattah
Jalal, apa yang dilakukan Rasul bukan hanya membuat umat
Islam bisa membaca, melainkan membawa kaum muslimin
kepada nilai pendidikan tazkiyah an-nafs (penyucian diri) dari
segala kotoran, sehingga memungkinkannya menerima al-
hikmah serta segala sesuatu yang bermanfaat untuk diketahui.10
Adapun pendidikan Islam (secara terminologi) menurut para
ahli diantaranya.
1) Al-Syaibany; mengemukakan pendidikan Islam adalah proses
mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan
pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut
dilakukakn dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai
suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi
asasi dalam manyarakat.11
2) Muhammad Fadhil al-Jamaly; mendefinisikan pendidikan Islam
sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak
peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai
yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut
diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih

10
Abdul Fattah Jalal, Azaz-Azaz Pendidikan Islam, terj. Harry Noer Ali, (Bandung: CV. Diponegoro,
1998), h. 28
11
Omar Muhammad al-Thomy al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), h. 41

8
sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan
maupun perbuatan.
3) Ahmad D. Marimba ; mengemukakan bahwa pendidikan Islam
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidikan
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
menuju terbentuknya kepribadiaan yang utama.12
4) Ahmad Tafsir ; mendefinisikan bahwa pendidikan Islam sebagai
bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.13
Dengan demikian pendidikan Islam adalah suatu proses
pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang
diwahyukan Allah SWT Kepada Muhammad SAW. berdasarkan hal
ini, maka tugas dan fungsi yang diemban oleh pendidikan Islam
adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang
hayat.

12
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: al-Maarif, 1989), h. 19
13
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h.
32

9
B. Konsep Filosofis Tentang Prinsip Pendidikan Islam
Prinsip berarti asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar
orang berfikir, bertindak dan sebagainya). Dagobert D Runes
mengartikannya sebagai kebenaran yang bersifat universal
(universal truth) yang menjadi sifat dari sesuatu. Bila dikaitkan
dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat diartikan
sebagai kebenaran yang universal sifatnya dan menjadi dasar
dalam merumuskan perangkat pendidikan. 14 Prinsip pendidikan
diambil dari dasar pendidikan, baik berupa agama ataupun ideologi
Negara yang dianut.
Memang tidak diragukan bahwa ide mengenai prinsip-prinsip
dasar pendidikan banyak tertuang dalam ayat-ayat al Quran dan
hadits nabi.
Adapun prinsip-prinsip pendidikan Islam diantaranya.
1. Prinsip Integrasi
Suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia
ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat. Perilaku
yang terdidik dan nikmat Tuhan apapun yang didapat dalam
kehidupan harus diabdikan untuk mencapai kelayakan
kelayakan itu terutama dengan mematuhi keinginan Tuhan. 15
Karena itu, mempersiapkan diri secara utuh merupakan hal
yang tidak dapat dielakkan agar masa kehidupan di dunia ini
benar benar bermanfaat untuk bekal yang akan dibawa ke
akhirat. Perilaku yang terdidik dan nikmat Tuhan apapun yang
didapat dalam kehidupan harus diabdikan untuk mencapai
kelayakan kelayakan itu terutama dengan mematuhi keinginan
Tuhan. Allah Swt Berfirman, Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung akhirat,
dan janganlah kanu melupakan kebahagiaanmu dari
14
Dagobert D. Runnes et. All, Dictionary of Philosophy, (Otowa Little Field, Adams & Co, Otowa,
1977), h.250
15
Muznir Hitami, Mengonsep Kemali PendidikanIislam, (Yogyakarta: Infnite Pess, 2004) hal. 24

10
kenikmatan duniawi... (QS. Al Qoshosh: 77). Ayat ini
menunjukkan kepada prinsip integritas di mana diri dan segala
yang ada padanya dikembangkan pada satu arah, yakni
kebajikan dalam rangka pengabdian kepada Tuhan.
2. Prinsip Keseimbangan
Karena ada prinsip integrasi, prinsip keseimbangan
merupakan kemestian, sehingga dalam pengembangan dan
pembinaan manusia tidak ada kepincangan dan kesenjangan.16
Keseimbangan ini diartikan sebagai keseimbangan antara
berbagai aspek kehidupan.17 Keseimbangan antara material dan
spiritual, unsur jasmani dan rohani. Pada banyak ayat al-Quran
Allah menyebutkan iman dan amal secara bersamaan. Tidak
kurang dari enam puluh tujuh ayat yang menyebutkan iman dan
amal secara bersamaan, secara implisit menggambarkan
kesatuan yang tidak terpisahkan. Diantaranya adalah QS. Al
Ashr: 1-3, Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian
kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh.
3. Prinsip Persamaan
Prinsip ini berakar dari konsep dasar tentang manusia yang
mempunyai kesatuan asal yang tidak membedakan derajat, baik
antara jenis kelamin, kedudukan sosial, bangsa, maupun suku,
ras, atau warna kulit.18 Sehingga budak sekalipun mendapatkan
hak yang sama dalam pendidikan. Nabi Muhammad Saw
bersabda :Siapapun di antara seorang laki laki yang
mempunyai seorang budak perempuan, lalu diajar dan didiknya
dengan ilmu dan pendidikan yang baik kemudian
dimerdekakannya lalu dikawininya, maka (laki laki) itu mendapat
dua pahala (HR. Bukhori).

16
Muznir Hitami, Mengonsep Kemali Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Infnite Pess, 2004) hal. 26
17
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Pernada Media, 2006),
hal. 73
18
Muznir Hitami, Mengonsep Kemali Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Infnite Pess, 2004) hal. 27

11
4. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Sesungguhnya prinsip ini bersumber dari pandangan
mengenai kebutuhan dasar manusia dalam kaitan keterbatasan
manusia di mana manusia dalam sepanjang hidupnya
dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat
menjerumuskan dirinya sendiri ke jurang kehinaan. Dalam hal
ini dituntut kedewasaan manusia berupa kemampuan untuk
mengakui dan menyesali kesalahan dan kejahatan yang
dilakukan, disamping selalu memperbaiki kualitas dirinya.
Sebagaimana firman Allah, Maka siapa yang bertaubat
sesudah kedzaliman dan memperbaiki (dirinya) maka Allah
menerima taubatnya.... (QS. Al Maidah: 39)19
5. Prinsip Keutamaan
Dengan prinsip ini ditegaskan bahwa pendidikan bukanlah
hanya proses mekanik melainkan merupakan proses yang
mempunyai ruh dimana segala kegiatannya diwarnai dan
ditujukan kepada keutamaan-keutamaan. Keutamaan-
keutamaan tersebut terdiri dari nilai-nilai moral. Nilai moral yang
paling tinggi adalah tauhid. Sedangkan nilai moral yang paling
buruk dan rendah adalah syirik. Dengan prinsip keutamaan ini,
pendidik bukan hanya bertugas menyediakan kondisi belajar
bagi subjek didik, tetapi lebih dari itu turut membentuk
kepribadiannya dengan perlakuan dan keteladanan yang
ditunjukkan oleh pendidik tersebut. 20 Nabi Saw bersabda,
Hargailah anak anakmu dan baikkanlah budi pekerti mereka,
(HR. Nasai).

19
Muznir Hitami, Mengonsep Kemali Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Infnite Pess, 2004) hal. 28
20
Ibid.hal.30

12
C. Konsep Filosofis Tentang Dasar Pendidikan Islam
Dalam setiap aktivitas manusia sebagai instrumen
transformasi ilmu pengetahuan, budaya, dan sebagai agen
perubahan sosial, pendidikan memerlukan satu landasan
fundamental atau basik yang kuat. Adapaun dasar yang di maksud
adalah dasar pendidikan Islam suatu totalitas pendidikan yang
wajib bersandar pada landasan dasar sebagaimana yang akan
dibahas dalam bagian berikut ini.21
Pendidikan Islam baik sebagai konsep maupun sebagai
aktivitas yang bergaerak dalam rangka pembinaan kepribadian
yang utuh, paripurna atau syumun, memerlukan suatu dasar yang
kokoh. kajian tentang pendidikan Islam tidak lepas dari landasan
yang terkait dengan sumber ajaran Islam yaitu :
1) Al-Quran
Al-Quran ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan
oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya
terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk
keperluan aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang
terkandung dalam Al-Quran itu terdiri dari dua prinsip besar,
yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang
disebut aqidah dan yang berhubungan dengan amal disebut
syariah. Oleh karena itu pendidikan Islam harus menggunakan
Al-Quran sebagai sumber dalam merumuskan berbagai teori
tentang pendidikan Islam sesuai dengan perubahan dan
pembaharuan (Darajat, 2000: 19).
2) As-Sunnah
As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan
rasul. Yang di maksud dengan pengakuan itu ialah kejadian
atau perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah dan

21
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka al-
Husna,1986,h.23

13
beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan.
Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Quran
yang juga sama berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup
manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi
manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa. Untuk itulah
rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama.
Maka dari pada itu, Sunnah merupakan landasan kedua bagi
cara pembinaan pribadi manusia muslim dan selalu membuka
kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya
mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya
termasuk yang berkaitan dengan pendidikan. As-Sunnah juga
berfungsi sebagai penjelasan terhadap beberapa pembenaran
dan mendesak untuk segara ditampilkan yaitu menerangkan
ayat-ayat Al-Quran yang bersifat umum dan Sunnah
mengkhitmati Al-Quran.
3) Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berfikir dengan
menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syariat
Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum
syara dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya
oleh Al-Quran dan Sunnah. Namun dengan demikian ijtihad
dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan
termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-
Quran dan Sunnah. Oleh karena itu, ijtihad dipandang sebagai
salah satu sumber hukum Islam yang sangat dibutuhkan
sepanjang masa setelah rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad ialah
segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan, yang
senantiasa berkembang. Ijtihad dalam bidang pendidikan
sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju
bukan saja dibidang materi atau isi, melainkan juga dibidang
sistem. Secara substansial ijtihad dalam pendidikan harus tetap

14
bersumber dari Al-Quran dan Sunnah yang diolah oleh akal
yang sehat dari para ahli pendidikan Islam.

4) Al-Kaun
Maksud Allah menurunkan ayat kauniyah tersebut yaitu
untuk mempermudah pemahaman manusia terhadap
lingkungan sekitar sehingga dapat mengakui kebesarannya
seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat Ar- Radu ayat 3
yang berbunyi :

Artinya : Dialah Tuhan yang mmembentangkan bumi dan


menjadikan gunung-gunung, sungai-sungai padanya. Dia
menjadikan padanya buah-buahan berpasang-pasangan. Allah
jualah yang menutup malam kepada siang sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi
kaum yang berfikir (Depag RI, 1992: 368). Berdasarkan firman
Allah di atas, bahwa setiap orang berfikir harus mengakui
kebesaran Allah dan hal ini relevan untuk dijadikan dasar dalam
pendidikan Islam.22

22
http://alimsumarno.blog.unesa.ac.id/artikel/dasar-dasar-pendidikan-dalam-agama-islam,
diambil pada tanggal 8 April 2017 pukul 17:15 WIB

15
D. Konsep Filosofis Tentang Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan artinya sesuatu yang diinginkan atau yang akan
dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha.23 Suatu kegiatan akan
berakhir bila tujuannya sudah tercapai. Tujuan adalah apa yang
dicanangkan oleh manusia, diletakkannya sebagai pusat
perhatian. 24 Tujuan pendidikan ialah suatu yang hendak dicapai
dengan kegiatan atau usaha pendidikan.
Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam,
akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharpkan terwujud
menjadi insan kamil, dapat takwa secara utuh baik rohani dan
jasmani.25
Tujuan akhir pendidikan Islam terletak dalam perwujudan
ketertundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi,
komunitas atau kelompok, maupun seluruh umat manusia. Yang
secara analitis bahwa tujuan pendidikan Islam yang ingin
diwujudkan tampak pada tujuan akhir (ultimate aims of
educatiaon).26
Menurut Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany ada tiga
jenis tujuan pendidikan Islam diantaranya ;
1. Tujuan Individual, yaitu tujuan yang berkaitan dengan
perubahan individu yang diinginkan pada tingkah laku, aktivitas,
dan pencapaianya, serta pada pertumbuhan yang dinginkan,
juga persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
2. Tujuan sosial, yaitu tujuan yang berkaitan dengan kehidupan
bermasyarakat, dan pembentukan masyarakat yang diinginkan.

23
Zakiah Dradjat. Dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 72
24
Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 29
25
Zakiah Drajat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-7. h. 29
26
Azyumardi azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Melenium Baru, (Ciputat:
Logos Wacana Ilmu, 2002), h. 57

16
3. Tujuan Profesional, yaitu tujuan yang berkaitan dengan
pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, dan
keterampilan.27
Proses pendidikan Islam berusaha mencapai ketiga tujuan
diatas, yaiu tujuan individual, sosial dan profesional. Ketiga tujuan
ini secara terpadu dan terarah diusahakan agar dapat mencapai
tujuan akhir pendidikan Islam yaitu penyerahan secara mutlak
kepada Allah. Menurut Arifin, tujuan akhir pendidikan Islam
seyogianya mengandung nilai-nilai Islami, yang dapat diwujudkan
baik dalam bentuk normatif (berdasarkan norma-norma yang
hendak diinternalisasikan), fungsional (mendayagunakan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik), maupun operasional (dapat
dilaksanakan).28

27
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, alih bahasa Hasan
Langgulung (Cet,I;Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm.399.
28
M.Arifin , Filsafat Pendidikan Islam(Cet. I;Jakarta: Bina Aksar, 1987),h.126-128.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan
seluruh aspek kepribadian yang berjalan seumur hidup. Yang
mempunyai fungsi dan peran yang lebih besar dari pada
pendidikan, pada umumnya yang hanya menitik beratkan pada
aspek kognitif semata. Relefensinya atau dasar pendidikann agama,
bahwa Al-Quran diturunkan kepad umat manisia untuk member
petunjuk kearah kehidupan yang lurus. Bagi umat islam dasar
agama Islam merupakan fondasi utama dari keharusan
berlangsunggya pendidikan. Dan tujuan akhirnya yaitu
terbentuknya kepribadian muslim dan kematangan dan integritas
kesempurnaan pribadi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, BUMI AKSARA,


1994.
Said As Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam,Yokyakarta, MITRA
PUSTAKA, 2011.
Mujib, Abdul, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
Kencana Pernada Media, 2006
Hitami, Muznir, Mengonsep Kemali Pendidikan Islam, Yogyakarta:
Infnite Pess, 2004
Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-Ruzz,2006

19

Anda mungkin juga menyukai