MAKALAH
Disusun Oleh:
Halit. Kalbahan
NIM: 050118.00039
Dosen:
Abdul Aziz, S.Ag, M.Pd.I
Halit. Kalbahan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Problematika...................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan dalam Islam.............................................................3
1. Tinjauan Etimologi.......................................................................................3
B. Konsep Pendidikan Islam..............................................................................5
2. Konsep Pendidikan Islam tentang Aktualisasi Diri......................................5
3. Konsep Pendidikan Islam tentang Perkembangan........................................8
a) Konsep pendidikan Islam tentang Perkembangan jasmani.......................8
b) Konsep pendidikan Islam tentang Perkembangan akal.............................9
c) Konsep Pendidikan Islam tentang Perkembangan Sosial........................10
C. Konsep Pendidikan Islam menurut para Tokoh Islam.............................11
1. Menurut Imam Ghazali...............................................................................11
2. Menurut Ibnu Sina......................................................................................12
BAB III KESIMPULAN......................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya Islam berarti tunduk, patuh, taat , dan berserah diri
kepada Allah, Tuhan semesta alam untuk mendapatkan keselamatan,
kesejahteraan, dan kedamaian hidup akhirat. Ajaran Islam adalah ajaran
(agama) yang bersifat universal. Ajaran Islam tersebut bersumber dari Allah
swt, Tuhan pencipta alam semesta yang diperuntukkan bagi manusia untuk
memberikan petunjuk dan jalan lurus dalam melaksanakan tugas-tugas hidup
serta mencapai tujuan hidupnya di dunia ini. Dengan demikian ajaran agama
Islam diciptakan oleh Allah swt sejajar dengan proses penciptaan dan tujuan
hidup manusia di muka bumi.1
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa Islam sebagai ajaran
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai utusan yang
terakhir berfungsi sebagai petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Islam
memiliki nilai ajaran universal yang sesuai dengan kebutuhan manusia.
Nilai-nilai ajaran Islam yang bersifat universal dapat diperoleh dan
dikembangkan oleh manusia melalui pendidikan. Dalam hal ini pendidikan
Islam tampil melalui tujuan yang sarat dengan konsepsi ketuhanan. Konsepsi
ketuhanan tentang alam semesta misalnya, memperjelas tujuan dasar
keberadaan manusia di muka bumi ini, yaitu penghambaaan, ketundukan
kepada Allah, dan kekhalifaannya di muka bumi ini. Kesadaran akan
kehkalifahannya di muka bumi ini akan menjauhkan manusia dari sikap
eksploitasi alam dan yang ada hanya sikap memakmurkan alam semesta
melalui perwujudan ketaatan kepada syariat Allah Rabb Al-Alamin.2 Dengan
demikian, tidak diragukan lagi betapa universalnya cakupan nilai-nilai luhur
ajaran Islam.
1
2
B. Problematika
1. Apa pengertian dan tujuan pendidikan dalam pandangan Islam?
2. Apa orientasi dan maksud konsep pendidikan Islam ?
3. Bagaimana peran Islam dalam mendidik manusia menjadi khalifah di
muka bumi ?
C. Tujuan
1. Memberikan penjelasan akan pengertian, tujuan, dan konsep dari
pendidikan Islam.
2. Menjelaskan akan arti pendidikan melalui pandangan Islam.
3. Meluruskan akan arti dan maksud dari pendidikan menjadi suatu jalan
untuk memanusiakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan dalam Islam
1. Tinjauan Etimologi
Dalam al-Qur’an tidak ditemukan kata al-tarbiyah, namun terdapat
istilah lain yang seakar dengannya, yaitu al-rabb, rabbayani, murabbi,
yurbi, dan rabbani. Sedangkan dalam hadis hanya ditemukan kata rabbani.
Menurut Abdul Mujib masing-masing tersebut sebenarnya memiliki
kesatuan makna, walaupun dalam konteks tertentu memilki perbedaan.3
Menurut Abul A’la al-Maududi kata rabbun ( )ربterdiri dari dua
huruf “ra”dan “ba” tashdid yang merupakan pecahan dari kata tarbiyah
yang berarti “pendidikan, pengasuhan, dan sebagainya. Selain itu, kata ini
mencakup banyak arti seperti, kekuasaan, perlengkapan, pertanggung
jawaban dan lain-lain. Dengan demikian maka istilah pendidikan Islam
disebut Tarbiyah Islamiyah.4
Istilah lain dari pendidikan adalah ta’lim, merupakan masdar dari
kata ‘allama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau
penyampaian pengertian, pengetahuan, dan keterampilan.
Istilah ta’dib, menurut kamus bahasa Arab, aL-Mu’jam al-Wasit
biasa diterjemahkan dengan pelatihan atau pembiasaan dan memiliki kata
dan makna dasar sebagai berikut; 1) Ta’dib, berasal dari kata dasar
“adaba–ya’dubu” yang berarti melatih, untuk berperilaku yang baik dan
sopan santun. 2) Ta’dib, berasal dari kata “adaba-yu’dibu” yang berarti
mengadakan pesta atau perjamuan dengan berbuat dan berperilaku sopan.
3) Kata “addabu” sebagai bentuk kata kerja ta’dib mengandung pengertian
mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplin, dan member tindakan.5
3 Abdul Mujib, “Hakikat Pendidikan Islam”, dalam Makalah PPs IAIN Imam Bonjol
Padang, 1997/2.
4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 16.
5 Al-Mu’jam al-Wasit{, Kamus Arab (Jakarta: Angkasa, t.t.), h. 11.
3
4
6 Samsul Nizar, Peserta Didik dalam Perspektif Islam (Padang: IAIN Imam Bonjol
Pres,1999), h. 47.
7 Abdul Rahman Abdullah, Usus al-Tarbiyah sl-Islamiyah wa t{uruq tadrisi ha
(Damaskus: Dar al-Nad{ah al-Arabiyah, 1965), h. 27.
5
akan dirasakan manusia di akhirat kelak. Dalam hal ini, Allah telah
menentukan takdir setiap manusia, sehingga ada manusia yang memilih
jalan kebaikan dan ada juga yang memilih jalan keburukan.
b) Allah membiarkan ajang kompetensi dalam kebaikan tetap terbuka bagi
manusia. Prinsip yang Dia tekankan adalah penyesuaian balasan di
akhirat kelak dan perbuatan di dunia. Yang membedakan balasan Allah
kepada manusia hanyalah ketakwaan manusia kepada-Nya.
c) Allah menjadikan penghambaan dan ketaatan manusia kepada-Nya
sebagai tujuan tertinggi. Hanya itulah yang menjadi tolak ukur aktualisasi
diri dalam Islam sehingga jelaslah mana aktualisasi yang tepat dan yang
tidak tepat. Sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
d) Beberapa ayat menjelaskan pentingnya manusia beraktifitas atau bekerja
sesuai dengan kesiapan dirinya. Artinya, setiap manusia memilliki
kesiapan-kesiapan untuk memperoleh petunjuk Allah.8 Untuk itu, Allah
swt berfirman dalam Q.S Al-A’la: 87:3
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan".10
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah menciptakan manusia dan
alam semesta ini dengan kemampuan atau kompetensi yang membawa
manusia pada perbedaan profesi sesuai keahliannya. Seorang anak harus
mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan kesiapan dan kesanggupannya
dengan tetap berada pada jalur yang Islami. Jika kita memang mengetahui
pekerjaan yang diminati oleh anak, dia tidak boleh dipaksa melakukan
pekerjaan yang lain. Pemaksaan untuk melakukan pekerjaan yang lain hanya
akan menghasilkan kesia-siaan.
Ibnu Qayyim al-Jauziah berkata sebagaimana yang dikutip oleh
Abdurrahman An-Nahlawi
Bahwa: “Jika seorang anak memiliki pemahaman yang baik, daya
tangkap yang benar serta hafalan yang bagus, tandanya dia respon dan siap
menerima ilmu pengetahuan. Jika seorang anak yang lebih tertarik pada
kegiatan melempar tombak, menunggang kuda, memanah dan lain-lain
merupakan indikasi untuk diarahkan pada kegiatan yang berkaitan dengan
olahraga. Jika seorang anak terpesona dengan pertukangan yang kita yakini
sebagai pertukangan positif, sebaiknya anak kita ditempatkan pada kegiatan
tersebut. Tentu saja, dimanapun anak kita ditempatkan, dia harus dibekali
dengan kesadaran hidup beragama”.
Hal itu dipertegas oleh Ibnu Sina dalam Al-Quran: “Seorang pendidik
harus mencari materi-materi pertukangan untuk anak didiknya. Seorang
anak tidak boleh dipaksa untuk menyerap konsep-konsep pengetahuan jika
ternyata dia tidak berminat pada bidang itu. Jika pun seorang anak
diarahkan pada pertukangan, dia tidak boleh dibiarkan berjalan sesuai
dengan ambisinya karena bisa jadi apa yang diingininya itu tidak sesuai
dengan apa yang dapat dia kerjakan. Dengan demikian dia harus
mendapatkan pengarahan sesuai dengan kondisi dan pemahamannya”.11
Dari dua pendapat di atas, penulis menganalogikan bahwa jika peserta
didik sejak usia sekolah pada tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA, dan
15 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I (Cet. III; Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 88.
12
16 Syamsul Kurniawan & Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 77.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15