Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Batas-Batas Pendidikan Islam

Kelompok : 6

Semester/Unit : II / II
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Program Studi: Tadris Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing :Fauzan,MA

Disusun Oleh :
1. Asnaini (202028032)
2. Ervan Defrizal (202028037)

JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2021 M / 1442 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah nya kepada kita semua,sehingga berkat karunia-nya kita dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul‘Batas-Batas Pendidikan Islam’.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan  kepada baginda nabi


Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat dan umatnya.

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua


pihak yang telah memberi bantuan, bimbingan serta dorongan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Dan kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pembimbing Bpk.Fauzan,MA,Sebagai dosen mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam,yang telah mendidik kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Isi pembahasan dalam makalah ini, kami mengambil referensi dari
berbagai buku. Dengan segala kerendahan hati kami menyadari, bahwa makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun, untuk menjadi bahan perbaikan demi
kesempurnaan makalah ini kedepannya.Akhirnya kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi yang membacanya. Semoga dengan hasil karya kami ini dapat
menambah keilmuan kita semua.

Lhokseumawe, 14 April 2021


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMANSAMPUL.............................................................................................i
KATAPENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTARISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................4

B. Rumusan Masalah........................................................................................5

C. Tujuan Masalah............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam………………………………………………6


B. Asas-Asas Pendidikan Islam………………………………………………8
C. Batas-Batas Pendidikan Islam……………………………………………12

BAB III PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN...............................................................................................13

3.2 SARAN............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

BAB 1
PENDAHULUAN

3
A.  Latar Belakang Masalah
llmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan
Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh nabi yang terakhir yaitu Nabi
Muhammad saw. Islam merupakan ajaran mengenai kehidupan manusia yang
berdasarkan dan bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits. Segala sesuatu yang
berhungan dengan kehidupan sehari-hari sudah diatur didalam al-Quran, dan
dipertegas kembali melalui hadits-hadits nabi Muhammad saw.
Dalam pendidikan, seseorang diberikan pertolongan kepada pelaku
pendidikan atau peserta didik untuk menuju kedewasaan, istilah pendidikan Islam
yaitu menuju kesempurnaan yang berdasarkan al-Quran dan hadits.  Yang
memberikan pertolongan tersebut ialah seorang pendidik. Seorang pendidik harus
memperhatikan peserta didiknya jika ingin mencapai tujuan pendidikan.
Ilmu pendidikan Islam tidaklah berdiri sendiri untuk menjadikan peserta
didik menuju kesempurnaan. Ilmu pendidikan Islam juga membutuhkan ilmu-
ilmu lain untuk mengembangkan kualitas peserta didik. Ilmu pendidikan Islam
bersifat terbuka, menerima pengaruh dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang
relevan, namun tidaklah bersifat liberal, melainkan juga haruslah berpedoman
kepada ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits serta pendapat para
ulama ulama.
Dengan adanya ilmu pendidikan Islam memberikan harapan kepada
manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. yang telah menciptakan
manusia. Juga dapat memperbaiki hubungan antara manusia dengan manusia
lainnya, serta hubungan manusia dengan makhluk lainnya. Menjadikan manusia
berakhlak yang mulia. Pada hakekatnya ilmu pendidikan Islam sangat
berhubungan dengan sumber pokok ajaran Islam yang senantiasa
mengembangkan fitrah manusia.

B. Rumusan Masalah

4
1.  Apa pengertian ilmu pendidikan Islam?
2. Apa asas-asas dari ilmu pendidikan Islam?
3.  Apa batas-batas dari ilmu pendidikan Islam?

C.Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian ilmu pendidikan Islam.
2. Mengetahui asas-asas dari ilmu pendidikan Islam.
3. Mengetahui batas-batas dari ilmu pendidikan Islam.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam


Menurut bahasa dalam artian bahasa arab, kata “pendidikan” berasal dari
kata “tarbiyah”, dengan kata kerja yaitu “rabba”, sedangkan kata “pengajaran”
berasal dari kata “ta’lim” dengan kata kerjanya “’allama”. Ketikan digabung
antara kata pendidikan dan pengajaran artinya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan
“pendidikan Islam” artinya “tarbiyah Islamiyah”.
Kata “tarbiyah” yang kata kerjanya “rabba” artinya mendidik sudah
digunakan pada zaman Nabi Muhammad saw. seperti yang terlihat pada ayat al-
Quran sebagai berikut:
Terjemahannya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
Menurut Abdurrahman an-Nahlawi. kata “al-tarbiyah” lebih tepat
digunakan dalam terminologi pendidikan Islam. Lafal “al-tarbiyah” berasal dari
tiga kata yaitu “Raba-yarbu” yang artinya bertambah dan bertumbuh, “Rabiya-
yarbu” dengan wazan “Khafiyah-yakhfa” atinya menjadi besar, dan “Rabba-
yarabbu” dengan wazan “madda yamuddu” artinya memperbaiki, menguasai
urusan, menuntun, menjaga, serta memelihara. Imam al-Baidhawi dan Al-Raghib
al-Asfahani mengatakan bahwa lafal “al-Rabb” adalah “al-Tarbiyah”.
Kata “Ta’lim” dengan kata kerjanya “’allama” juga sudah digunakan pada
zaman Nabi Muhammad saw. Menurut Abdul Fatah Jalal  proses “Ta’lim” lebih
universal dari proses “tarbiyah”. Jalal memulai menjelaskan pendapatnya dengan
menjelaskan tingginya kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam. Jalil mengutip
al-Quran surah al-Baqarah ayat 30-34 serta pada ayat 151. Jalil juga menyatakan
bahwa “Ta’lim” mencakup aspek-aspek pengetahuan lainnya, juga keterampilan
yangt dibutuhkan dalam kehidupan pedoman berperilaku.

6
Sedangkan menurut istilah, pengertian pedidikan belum terdapat pada
zaman nabi. Tapi usaha dan kegiatan yang dicontohkan nabi Muhammad saw.
sudah menunjukkan kearah arti pendidikan saat ini.
“Pendidikan menurut orang awam, adalah mengajari murid di sekolah, melatih
anak hidup sehat,l melatih silat, menekuni penelitian, membawa anak kemasjid
atau gereja, melatih anak menyanyi, bertukan dan lain-lain. Semua itu adalah
pendidikan. Itu sudah mencukupi untuk orang awam.”
Pendidikan menurut para ahli yaitu Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan
yaitu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama. Pendidik bertanggung jawab dalam memberikan bimbingan serta
pengarahan kepada peserta didik mengenai perkembangan jasmani dan rohaninya.
Pendidik memberikan arahan secara sadar tidak secara main-main terhadap
peserta didik. Semua itu dilakukan agar peserta didik mampu menuju kearah
kesempurnaan pendidikan.
Menurut Mortiner J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses dimana
semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat
dipengaruhioleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan yang baik melalui
sarana yang artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain
atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkannya, yaitu kebiasaan yang
baik.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan Islam ialah proses yang
dilakukan secara bertahap, berjenjang, terencana, terstruktur, serta terus menerus
tentang pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya
pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, pengasuhan, dan
pengembangan untuk mencapai kesempurnaan hidup.        
                     

7
B.   Asas-Asas Pendidikan Islam
Asas berarti prinsip, asas ialah kebenaran yang jadi pokok dasar orang
yang berpikir sekaligus bertindak dan sebagainya. Menurut Dagobert D. Runes
prinsip adalah suatu kebenaran yang bersifat universal  serta menjadi sifat dari
sesuatu. Asas pendidikan Islam merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.
Adapun asas-asas ilmu pendidikan Islam diantaranya ialah:
1. Asas Tut Wuri Handayani; asas yang kini semboyang kemendiknas, pada
awalnya merupakan salah satu dari “Asas 1922” yakni beberapa asas dari
perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 juli 1922). Sebagai asas
pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan
itu. Asas ataupun semboyan tut wuri handayani yang dikumandangkan oleh Ki
Hadjar Dewantara dan dikembangkan oleh R.M.P. Sostrokartono dengan
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing
Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Pertama: Asas Ing Ngarso Sung Tulodo. Semboyan ini, saling mendukung
antara semboyan yang satu dengan yang lainnya, karena ketika kita lihat arti
harfiah dari semboyan ini adalah jika di depan memberi contoh terhadap yang
di belakang. 
Kedua: Asas Ing Madyo Mangun Karso. Arti harfiah semboyan ini adalah jika
ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat. Kalau kita lihat dari arti
asas ini, berarti asas ini selalu memberi semangat terhadap bangsa Indonesia
ini.
Ketiga: Asas Tut Wuri Handayani. Semboyan yang ketiga ini merupakan inti
dari semua asas di atas, karena asas ini kalau kita lihat dari arti harfiahnya
adalah jika di belakang memberi dorongan. Menurut Dimas (2011:1) bahwa
Asas Tut Wuri Handayani, dalam pendidikan ini harus meliputi: Pertama:
Pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan. Peserta didik
tidak harus dipaksa dalam hal belajarnya dalam satu sisi, kemudian dalam sisi

8
yang lain bisa saja membutuhkan. Hanya saja, pendidik harus dan
berkewajiban untuk menyadarkan peserta didiknya, hal itu bertujuan peserta
didiknya semangat dalam thalabul ‘ilm.
Kedua: Pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna:
momong, among, ngemong. Among mengandung arti mengembangkan kodrat
alam anak dengan tuntutan, agar anak didik dapat mengembangkan hidup batin
menjadi subur dan selamat. Momong mempunyai arti mengamat-amati anak
agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong berarti kita harus mengikuti
apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan pada saat anak
membutuhkan;
Ketiga: Pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede). Hasil dari
pendidikan diharuskan dapat menciptakan lingkungan yang terib, dan damai
antara sesama. Keempat: Pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak). Peserta
didik yang masih baru turjun ke dunia pendidikan, acapkali mereka selalu ingin
dimanja, segala kebutuhannya selalu ingin dicapai, karena mereka menganggap
sudah mengemban tugas yang yang berat dari orang tuanya. Orang tua yang
mempunyai anak seperti ini haruslah bisa mengatasi masalah-masalahmasalah
yang dihadapi anaknya, dengan cara melatih mereka.
Kelima: Pendidikan menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri
sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik).
Pendidikan harus bisa menciptakan peserta didiknya mandiri, karena dalam
pendidikan sudah diajari strategi-strategi dalam menjalankan hidup ini.
2.  Asas Belajar Seumur Hidup Hayat (Life Long Learning); asas ini merupakan
sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Menurut
Tirtarahardja (2005:20), kurikulum yang dapat merancang dan
mengimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi, yaitu: Dimensi
vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antara
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di
masa depan. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan
antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Pendidikan Indonesia bertujuan meningkatkan kecerdasan, harkat, dan

9
martabat bangsa, mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri hingga mampu
membangun diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, memenuhi kebutuhan
pembangunan dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (Dimas,
2011:2). Kita akan berkualitas, mandiri, cerdas, berharkat dan bertabat, serta
bertakwa kepada Allah setelah menjalani pendidikan, dengan pendidikan kita
bisa berkualitas dan kita bisa apa saja, karena kita telah punya pengalaman
pendidikan.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar; Baik asas tut wuri handayani maupun belajar
sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian
dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi
kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Dalam
kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap
untuk ulur tangan bila diperlukan. Perwujudan asas kemandirian dalam belajar
akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motifator.
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat
ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi dan cita-citanya. Jadi asas itu merupakan
landasan yang menjadi tumpuan segalanya berada diatasnya. Dalam
bukunya Asas-Asas Pendidikan Islam beliau menuliskan ada 6 asas dalam
pendidikan, diantarana:
Pertama: asas-asas historis, yaitu asas yang mempengaruhi pendidik dari
pengalaman masa lalunya, undang-undang dan peraturan-peraturan, batas-batas
dan kekurangannya,
Kedua : asas-asas sosial yang memberinya kerangka budaya dari mana
pendidikan itu bertolak dan bergerak; memindah budaya, memilih dan
mengembangkannya
Ketiga : asas-asas ekonomi yang memberinya perspektif tentang potensi-
potensi manusia dan keuangan, materi dan persiapan yang mengatur sumber-
sumbernya dan bertanggungjawab terhadap anggaran belanjanya

10
Keempat : asas-asas politik dan administrasi yang memberinya bingkai
ideologi (aqidah) dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan
Kelima : asas-asas psikologis yang memberinya informasi tentang watak
peserta didik, pendidik, cara-cara terbaik dalam proses pendidikan, pencapaian
dan penilaian dan pengukuran dan bimbingan
Keenam :asas-asas filsafat yang berusia memberinya kemampuan memilih
yang lebih baik, memberi arah mengenai suatu sistem, mengontrolnya, dan
memberi arah kepada semua asas-asas yang lain.
Demikian penjelasan asas-asas dalam pendidikan, begitupun dalam
pendidkan Islam, ada tambahannya yaitu asas keyakinan (aqidah) dan asas
keteladanan. Asas keyakinan ini menjadi asas yang fundamental, karena dalam
pandangan dan ajaran Islam, aqidah menjadi hal mendasar sebelum yang lainnya.
Adapun asas keteladanan yaitu pada fase-fase tertentu, peserta didik memiliki
kecenderungan belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang
di sekitarnya, khususnya pada pendidik yang utama (orang tua). Asas keteladanan
efektif digunakan pada fase-fase ini, misalnya kisah Qabil dalam mengebumikan
Habil adik yang telah dibunuhnya. Meniru contoh yang diberikan burung gagak
dalam menguburkan gagak lain, dimana penguburan gagak tersebut merupakan
ilham dari Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya Surat Al-Maidah :31
Artinya : “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di
bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya
menguburkan mayat saudaranya[410]. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku,
Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal” (QS. Al-Maidah : 31).

11
C.    Batas-Batas Pendidikan Islam
              Batas-batas artinya yang menjadi ruang lingkup, yang menjadi landasan,
dasar-dasar ataupun batasan serta sumber dari pendidikan Islam. Seperti halnya
dengan Islam yang menjadi pokok sumber hukumnya maka itu pulalah yang
menjadi batasan dari ilmu pendidikan Islam. Adapun batas-batasan pendidikan
Islam tersebut diantaranya: al-Quran, as-Sunnah, serta ijtihad.
             Al-Quran telah diakui sebagai firman Allah Swt. dan merupakan dasar
hukum bagi umat Islam. Al-Quran adalah firman allah swt. yang diturunkan
kepada nabi Muhammad saw. yang tertulis dalam mushaf dan diriwayatkan
kepada manusia dengan jalan mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.
Sehingga sudah jelas bahwa al-Quran dijadikan sebagai batas atau ruang lingkup
pendidikan Islam. Al-Quran merupakan sumber hukum umat Islam dalam
kehidupannya maka dari itu al-Quran dijadikan pula sebagai sumber atau ruang
lingkup ajaran ilmu pendidikan Islam yang pertama dan utama.
                As-Sunnah dijadikan sebagai ruang lingkup pendidikan Islam karena
tidak terlepas dari fungsi as-Sunnah terhadap al-Quran. As-Sunnah adalah segala
sesuatu yang dinukilkan kepada nabi Muhammad saw. baik itu perkataan,
perbuatan, serta ketetapannya.
Oleh karena itu as-Sunnah dijadikan batasan pendidikan Islam yang kedua
kemudian yang ketiga ialah ijtihad. Ijtihad adalah kesepakatan ulama-ulama
(ilmuan syari’at Islam) dalam menetukan hukum syariat Islam yang ternyata
belum ditegaskan hukumnya oleh al-Quran dan as-Sunnah.

12
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1. Ilmu pendidikan Islam ialah proses yang dilakukan secara bertahap,
berjenjang, terencana, terstruktur, serta terus menerus tentang pengetahuan
dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan,
bimbingan, pengasuhan, pengawasan, pengasuhan, dan pengembangan untuk
mencapai kesempurnaan hidup.  
2. Asas pendidikan Islam merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.
Adapun asas-asas ilmu pendidikan Islam diantaranya ialah:
a. Asas Tut Wuri Handayani
b. Asas belajar seumur hidup
c. Asas kemandirian dalam belajar
d. Asas keyakinan
e. Asas keteladanan
3.   Batas-batas artinya yang menjadi ruang lingkup, yang menjadi landasan,
dasar-dasar ataupun batasan serta sumber dari pendidikan Islam. Seperti halnya
dengan Islam yang menjadi pokok sumber hukumnya maka itu pulalah yang
menjadi batasan dari ilmu pendidikan Islam. Adapun batas-batasan pendidikan
Islam tersebut diantaranya: al-Quran, as-Sunnah, serta ijtihad.

B.  Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan dari apa yang dipaparkan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah selanjutnya.
                                                                  

13
DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah; dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Ed. I. Cet. III; Jakarta: Bumi


Aksara, 1996.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Cet. VI; Bandung:


Remaja Rosdakrya, 2005.

Tirtarahardja, Umar. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

14

Anda mungkin juga menyukai