Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MAKALAH KELOMPOK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tassawuf
PEMBENTUKAN AKHLAK DAN FAKTOR MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN
AKHLAK

Disusun Oleh:
Delia Aqlima NIM:202028026
Ervan Defrizal NIM:202028037

TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami Panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon
pertolongan. Tidak lupa shalawat serta salam kami haturkan pada
junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah
yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul “PENGERTIAN PEMBENTUKAN AKHLAK DAN
FAKTOR MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN AKHLAK ”
Makalah Ini Kami Susun Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam
Mengikuti Perkuliahan Mata Kuliah “Akhlak Tassawuf”,Pada Isi
Makalah Akan Kami uraikan Masalah Pengertian PEMBENTUKAN
AKHLAK DAN FAKTOR MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN
AKHLAK

Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan


bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih Kami
sampaikan kepada mereka yang telah berjasa dalam penyelesaian
makalah ini. Ucapan terima kasih, juga Kami Sampaikan Kepada Dosen
Pengampu.Kami Juga menantikan kritik dan saran yang membangun
dari setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Lhokseumawe,16 November 2020


Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................


1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak......................................................................................................... 2


2.2 Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak ………………………………………………………………………………… 2

BAB III PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................

3.2 SARAN......................................................................................................................................

3.3 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain.
karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Hal itu dapat kita lihat
pada zaman Jahiliyah kondisi Akhlak yang sangat semrawut tidak karuan mereka melakukan hal-
hal yang menyimpang seperti minum khomer dan berjudi. Hal-hal tersebut mereka lakukan
dengan biasa bahkan menjadi adat yang diturunkan untuk generasi setelah mereka. Karena
kebiasaan itu telah turun temurun maka pada awal pertama nabi mengalami kesulitan.
Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada iman yang dimiliki oleh setiap orang mukmin
yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk
merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Abu
Hurairoh meriwayatkan hadist dari Rosulullah Saw yang artinya:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik
diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”.
Dari arti ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah
indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang
ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati
oleh lingkungan.
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia dan bisa bernilai baik atau
bernilai buruk. Akhlak tidak selalu identik dengan pengetahuan, ucapan ataupun perbuatan orang
yang bisa mengetahui banyak tentang baik buruknya akhlak, tapi belum tentuini didukung oleh
keluhuran akhlak, orang bisa bertutur kata yang lembut dan manis, tetapi kata-kata bisa meluncur
dari hati munafik. Dengan kata lain akhlak merupakan sifat-sifat bawaan manusia sejak lahir
yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya Al-Qur'an selalu menandaskan, bahwa
akhlak itu baik atau buruknya akan memantul pada diri sendiri sesuai dengan pembentukan dan
pembinaannya.
Makalah ini akan sedikit membahas tentang beberapa pengetahuan tentang faktor-faktor
pembentukan akhlak.

1.2              Rumusan Masalah
1)   Apa pengertian dari akhlak?
2)   Apa saja faktor pembentukan akhlak

1.3              Tujuan Masalah
1)   Untuk mengetahui tentang akhlak.
2)   Untuk mengetahui apa saa faktor pembentukan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa,
akhlak artinya perangai, tabiat, dan agama.
Secara sempit, pengertian akhlak dapat diartikan dengan kumpulan kaidah untuk menempuh
jalan yang baik, jalan yang sesuai untuk menuju akhlak, pandangan akal tentang kebaikan dan
keburukan.
1.        Menurut Ibnu Maskawaih (941-1030 M)
Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa
melaluipertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari
tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada
mulanya tindakan itu melalui pikian dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus-menerus maka
jadilah suatu bakat dan akhlak.
2.        Imam Al-Ghazali (1055-1111 M)
Dalam Ihya Ulumuddin menyatakan: Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam
jiwa yang mendorong perbuata yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Jadi,
akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam
tingkah laku dan perbuatan.
3.        Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M)
Keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan
dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada seseorang boleh jadi merupakan tabiat atau
bawaan, dan boleh jadi juga merupakan kebiasaan melalui latihan dan perjuangan.
4.        Syekh Makarim Asy-Syirazi
Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batini manusia.
5.        Al-Faidh Al-Kasyani (w. 1091 H)
Akhlak adalah ungkapan untuk menunjukkan kondisi yang mandiri dalam jiwa, yang darinya
muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa didahului perenungan dan pemikiran.

2.2    Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak


Menurut H. A. Mustafa bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ada 6,
yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak dan pendidikan.
1.        Insting
Definisi insting oleh para ahli jiwa masih ada perselisihan pendapat. Namun perlu
diungkapkan juga, bahwa menurut james, yang dikutip oleh mustafa bahwa insting ialah suatu
alat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berfikir lebih
dahulu kearah tujuan itu dan tiada dengan didahului latihan perbuatan itu.
Pengertian insting lebih lanjut ialah sifat jiwa yang pertama yang membentuk akkhlak,
akan tetapi suatu sifat yang masih primitif, yang tidak dapat lengah dan dibiarkan begitu saja,
bahkan wajib di didik dan di asuh. Cara mendidik dan mengasuh insting kadang-kadang dengan
ditolak dan kadang-kadang pula diterima.
Dengan demikian insting itu berbeda-beda bagi manusia sebagai  kita katakan diata.
Kadang-kadang seorang manusia diberi kekuatan dalam suatu insting, dan diberi kelemahan
dalam  insting lainnya. Demikian juga seorang telah kuat instingnya sedang lain orang kelihatan
lemah, dan begitu sebaliknya. Banyak dari pemuda-pemuda mempunyai persediaan insting untuk
menghasilkan keahlian dalam cabang kehidupan yang beraneka warna. Keahlian ini akan dapat
kelihatan apabila seorang dapat memelihara keinginannya yang baik dan mengetahui cara
bagaimana memberi semangat dan memberi petunjuk yang seharusnya dikerjakan dang apa yang
seharusnya ditinggalkan. Sehingga matanglah insting-instingnya.

Macam-macam insting :
a.       Insting menjaga diri sendiri
b.      Insting menjaga lawan jenis
c.       Insting merasa taku

2.      Pola Dasar Bawaan


Pada awal perkembangan kejiwaan primitif, bahwa ada pendapat yang mengatakan kelahiran
manusia itu sama. Dan yang membedakan adalah faktor pendidikan. Tetapi pendapat baru
mengatakan tidak ada dua orang yang keluar di alam keujudan sama dalam tubuh, akal dari
akhlaknya.
Ada teori yang mengemukakan masalah turunan, yaitu:
a.       Turunan (pembawaan) sifat-sifat manusia.
Dimana-mana tempat orang membawa turunan dengan berbeda-beda sifat yang bersamaan.
Seperti bentuk, pancaindera, perasaan, akal dan kehendak. Dengan sifat sifat manusia yang
diturunkan ini, manusia dapat mengalahkan alam didalam beberapa perkara, sedang seluruh
binatang tidak dapat menghadapinya.
b.      Sifat-sifat bangsa.
Selain adat kebiasaan tiap-tiap bangsa, ada juga sifat yang diturunkan sekelompok orang
dahulu kepada kelompok orang sekarang. Sifat-sifat ini ialah menjadikan beberapa orang dari
tiap-tiap bangsa berlainan dari beberapa orang dari bangsa lain, bukan saja dalam bentuk
mukanya bahkan juga dalam sifat-sifat yang mengenai akal.

3.      Lingkungan
Lingkungan ialah suatu yang melingkungi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh-tumbuhan
oleh adanya tanah dan udaranya, lingkungan manusian ialah apa yang melingkungi dari negeri,
lautan, sungai, udara dan bangsa.
Lingkungan ada dua macam, yaitu:
a.        Lingkungan alam
Lingkungan alam telah menjadikan perhatian para ahli-ahli sejak zaman plato hingga
sekarang ini. Dengan memberikan penjelasan-penjelasan dan sampai akhirnya membawa
pengaruh. Ibnu Chaldun telah menulis dalam kitab pendahuluannya. Maka tubuh yang hidup
tumbuhnya bahkan hidupnya tergantung pada keadaan lingkungan yang ia hidup didalamnya.
Kalau lingkungan tidak cocok kepada tubuh, maka tubu tersebut akan lemah dan mati. Udara,
cahaya, logam di dalam tanah, letaknya negeri dan apa yang ada padanya dari lautan, sungai dan
pelabuhan adalah mempengaruhi kesehatan penduduk dan keadaan mereka yang mengenai akal
dan akhlak.
b.        Lingkungan pergaulan
Sekolah, pekerjaan, pemerintah, syiar agama, ideal, keyakinan, pikiran-pikiran, adat-istiadat,
pendapat umum, bahasa, kesusastraan, kesenian, pengetahuan dan akhlak. Pendeknya segala apa
yang diperbuahkan oleh kemajuan manusia.
Manusia dalam masa kemundurannya lebih banyak terpengaruh dalam lingkungan alam.
Apabila ia telah dapat mendapat sedikit kemajuan, lingkungan pergaulanlah yang banyak
menguasainya, sehingga ia dapat mengubah lingkungan atau menguasainya atau menyesuaikan
diri kepadanya.

4.      Kebiasaan
Ada pemahaman singkat, bahwa kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang terus
sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti kebiasaan berjalan, berpakaian, berbicara,
berpidato, mengajar dan lain sebagainya.
Orang berbuat baik atau buruk karena ada dua faktor dari kebiasaan yaitu:
a. Kesukaan hati terhadap suatu pekerjaan
b. Menerima kesukaan itu, yang akhirnya menampikkan perbuatan, dan diulang terus menerus
Orang yang hanya melakukan tindakan dengan cara berulang-ulang tidak ada manfaatnya
dalam pembentukan kebiasaan. Tetapi hal ini harus dibarengi dengan perasaan suka didalam hati.
Dan sebalikanya tidak hanya senang atau suka hati saja tanpa diulang-ulang tidak akan menjadi
kebiasaan. Maka kebiasaan dapat tercapai karena keinginan hati dan dilakukan berulang-ulang.

5.        Kehendak
1.        Pengertian
Suatu perbuatan yang ada berdasar atas kehendak dan bukan hasil kehendak. Contoh
berdasarkan kehendak adalah menulis, membaca, mengarang atau berpidato dan lain sebagainya.
Adapun contoh yang berdasarkan bukan kehendak adala detik hati, bernafas dan gerak mata.
Ahli-ahli mengatakan bahwa keinginan yang menang adalah keinginan yang alamnya lebih
kuat meskipun dia bukan keinginan yang lebih kuat.
Keinginan yang kuat desebut “roghbah”, lalu datang 4 azam atau niat berbuat. Azam ini ialah
yang disebut dengan kehendak kemudian diikuti dengan perbuatan.
2.        Kehendak adalah kekuatan
Kehendak adalah suatu kekuatan dari beberapa kekuatan. Seperti uap atau listrik, kehendak
ialah kehendak manusia dan dari padanya timbul segala perbuatan yang hasil dari kehendak, dan
segala sifat manusia dan kekuatannya seolah olah tidur nyenyak sehingga dibangunkan oleh
kehendak. Maka kemahiran penggunaan, kekuatan akal ahli pikir, kepandaian bekerja, kekuatan
urat, tahu akan wajib dan mengetahui apa yang seharusnya dan tidak seharusnya, kesemuanya ini
tidak mempengaruhi dalam hidup, bila tidak didorongkan oleh kekuatan kehendak, dan semua
tidak ada harganya bila tidak dirubah oleh kehendak menjadi perbuatan.
Ada dua macam perbuatan atas kehendak yaitu: kadang menjadi pendorong dan kadang
menjadi penolak. Yakni kadang mendorong kekuatan manusia supaya berbuat, seperti
mendorong membaca, mengarang atau berpidato; terkadang mencegah perbuatan tersebut,
seperti melarang berkata atau berbuat.
3.      Obat kehendak
Bagaimana juga kehendak juga dapat sakit. Ada beberapa cara mengobatinya yaitu:
a.      Bila kehendak itu lemah, dapat diperkuat dengan latihan. Sepeti tubuh dapat diperkuat
dengan gerak badan dan akal dengan penyelidikan yang dalam.
b.  Wajib bagi kita jangan membiarkan kehendak kita lenyap dengan tiada ditanfidzkan menurut
agama kita, karena yang demikian itu akan melemahkan kehendak.
c.   Apabila kehendak itu kuat tetapi penyakitnya di dalam menjuruskan ke arah dosa dan
keburukan. Maka obatnya dengan memperkenalkan jiwa, pada jalan-jalan yang baik dan buruk
dan ditambah keterangan dengan buah dan akibat kedua jalan itu, dan menganjurkan supaya
tunduk kepada maksud kebaikan dan mengelilingi jiwa dengan apa yang menarik kebaikan
sehingga ia menuju ke arah kebaikan.
4.      Kebebasan berkehendak
Ahli filsafat yunani setengahnya berpendapat  bahwa kehendak itu mereka dalam memilih,
dan setengahnya berpendapat bahwa kehendak itu terpaksa menjalani suatu jalan yang tidak
dapat dilampauinya.
Ilmuan arab berkata bahwa: manusia itu terpaksa dan tidak mempunyai kehendak yang
merdeka, bahkan kepastian itu yang menjalankan menurut apa yang digambarkannya. Dan
manusia itu seperti kapas dalam tipuan angin atau seperti kulit biji diatas gelombang, tiada
kehendak dan memilih, hanya Allah-lah yang berbuat menurut kehendaknya.
Kedua faktor ini mengendalikan kehendak yang menggambarkan baginya jalan untuk
berbuat sehingga dapat menebak apa yang akan dilakukan oleh manusia yang membentuk
akhlak.

6.      Pendidikan
Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan prilaku akhlak
seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa memahaminya dan dapat melakukan
perubahan pada dirinya. Dengan demikian, setrategis sekali, dikalangan pendidikan dijadikan
pusat perubahan perilaku yang kurang baik untuk diarahkan menuju ke prilaku yang baik. Maka
dibutuhkan beberapa unsurdalam pendidikan, untuk bisa dijadikan agen, perubahan sikap dan
perilaku manusia, yaitu:
1.      Tenaga pendidik
2.      Materi pengajaran
3.      Metodologis pengajaran
4.      Lingkungan sekolah
   
BAB III
PENUTUP

Sesi pertanyaan:
1 .Sarah kelompok 7:Bagaimana yang dimaksud dengan perkembangan kejiwaan primitive
2. Asnaini kelompok 1:Mengapa akhlak menjadi simbol harkat dan martabat seorang muslim?
3. Intan Nuraini kelompok 3:Apakah kebiasaan dapat diubah dengan adanya kehendak?
4. Mawaddah kelompok 4:Tolong berikan contoh dari insting menjaga lawan jenis!
5.Tasya Ramadhani kelompok 8:Sebutkan contoh dari insting menjaga diri sendiri,inting
menjaga lawan jenis,inting merasa takut?
6. Rahmatun Nisa kelompok 6:Apa pengaruh lingkungan terhadap pembentukan akhlak?

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulakan bahwa kata akhlak berasal dari bahasa
Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa, akhlak artinya perangai, tabiat, dan agama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak


 Insting
 Bawaan
 Lingkungan
 Kabiasaan
 Kehendak
 Pendidikan

3.2Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan pemikiran dan
pengetahuan bagi rekan-rekan Mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar rosihan,Akhlak tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia,2010, hlm. 11.


H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 2014, hlm. 85-110

Anda mungkin juga menyukai