Disusun oleh:
Nurfadhilah (1222010125)
Nuraini Aristawati (1222010126)
Raihan Al Yasin (1222010142)
Rizka Nur Andini (1222010162)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya . Adapun
tema dari makalah ini adalah “Pengertian Dan Konsep Dasar Serta Ruang Lingkup
Pendidikan Islam”.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah
ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PRNDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Maksud Dan Tujuan................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 2
ISI ........................................................................................................................... 2
A. Pengertian ............................................................................................................... 2
B. Dasar Pendidikan Islam ........................................................................................... 4
C. Ruang Lingkup ......................................................................................................... 8
BAB III .................................................................................................................. 11
PENUTUPAN ....................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. SARAN ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14
ii
iii
BAB I
PRNDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
ISI
A. Pengertian
1. At-Tarbiyah
Menurut Abdurrahman Al-Nahlawi, kata tarbiyah secara bahasa
merupakan kata yang berasal tiga (3) akar kata, yakni, pertama raba – yarbu,
yang berarti bertambah atau bertumbuh. Pengertian ini dapat dilihat dalam
Al-Qur’an, surat Al-Rum, ayat 39.[2] Kedua, berasal dari rabiya-yarba,
yang berarti menjadi dasar, dan yang ketiga, rabba-yarubbu, yang berarti
memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga dan memelihara.
Pengertian ini dapat dilihat pada Al-Qur’an, surat Al-Isra, ayat 24.[3]
Sementara, menurut Naquib Al-Attas, kata tarbiyah mengandung konotasi
mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara,
menumbuhkan (membentuk) dan juga menjadikannya lebih matang.
Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan Al-Tarbiyah adalah proses
mengasuh, membina, mengembangkan, memelihara serta menjadi
kematangan bagi suatu objek. Bahkan dalam hal ini, Imam Baidawi
memperjelas makna Tarbiyah dengan “Al Rabbu fi al Ashli bima’na al-
Tarbiyah, wahiya al-Tabligh al-Syai’u ila kamalihi syai’an fa syay’an (Al-
2
Rabbu asal katanya bermakna Tarbiyah, yakni menyampaikan atau
mengantarkan sesuatu menuju ke arah kesempurnaan sedikit demi sedikit).
2. Al- Ta’lim
Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah
fi al-Islam, istilah Ta’lim diartikan dengan proses yang terus menerus
diusahakan manusia sejak lahir untuk melakukan pembinaan pengetahuan,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah.[5]
Batasan pengertian ini dipahami lebih luas cakupannya dibandingkan
dengan istilah Al-Tarbiyah, terutama dalam konteks sequency (cakupan dan
wilayah) subjek atau objek didiknya. Sementara menurut Athiyah Al-
Abrasy, ta’lim diartikan dengan upaya menyiapkan individu dengan
mengacu pada aspek-aspek tertentu saja. Al-Ta’lim merupakan bagian kecil
dari al-tarbiyah alaqliyah, yang hanya mencakup domaik kognitif saja dan
tidak menyentuh aspek (domain) afektif dan psikomotorik.
3. Al-Ta’dib
Kata Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti
pengenalan dan pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah
pengenalan dan pengakuan Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam
tatanan wujud dan keberadaannya.[4] Pengertian ini didasarkan pada Hadits
Rasulullah saw. yang mengatakan “addabani rabbi fa ahsana ta’dibi”
(Tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku). Kata
Ta’dib ini menurut Naquib Al-Attas merupakan istilah yang lebih mendekati
pemahaman ilm. Atau dengan kata lain Ta’dib dipahami sebagai istilah
pendidikan yang lebih mengarah pada proses pembelajaran, pengetahuan
dan pengasuhan. Oleh karenanya, Naquib beranggapan bahwa penggunaan
istilah Ta’dib lebih proporsional ketimbang istilah Tarbiyah untuk menyebut
istilah Pendidikan Islam.
3
Pendidikan Islam adalah suatu Pendidikan yang melatih perasaan
dengan berbagai cara sehingga dalam sikap hidup, Tindakan, keputusan dan
pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan mereka dipengaruhi
sekali dengan nilai spiritualitas dan sadar akan nilai etis islam.
1. Al-Qur’an
Allah pertama kali mewahyukan ayat tentang dasar pendidikan
dalam surat al-‘Alaq, 96: 1-5 dengan perintah membaca dan memberi
informasi bahwa Rabb yang mulia yang mengajarkan manusia apa yang
belum diketahui dengan perantara kalam. Kata ‘ilm dalam berbagai bentuk
dan artinya yang terdapat dalam al-Qur’an sebanyak 854 kali dan menurut
Mahdi Ghulsyani sebanyak 780 kali. Di antaranya sebagai “ proses
pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan” (QS.2:31-32). Kemudian
manusia pertama yang diajarkan ilmu pengetahuan adalah nabi Adam. Kata
rabb yang menjadi asal usul kata tarbiyah di dalam buku al-Mu’jam al-
Mufahras li Alfas al-Qur’an al-Karim terdapat kata dan yang serumpun
dengannya sebanyak 872 kali. Kata tersebut selanjutnya digunakan al-
Qur’an untuk menerangkan sifat atau perbuatan Tuhan, yaitu rabb al-
4
‘alamin yang diartikan sebagai pemelihara, pendidik, penjaga, penguasa dan
penjaga alam semesta.
2. Al-Hadits
Hadis baik secara struktural maupun fungsional disepakati oleh
mayoritas kaum muslim dari berbagai mazhab Islam, sebagai sumber ajaran
Islam dan sebagai sumber hukum Islam. Hadis sebagai sumber hukum Islam
menjadi salah satu latar belakang pentingnya penelitian Hadis Maudu’i.16
Menetapkan suatu hukum dalam Islam mutlak memiliki dasar dalil yang
kuat, baik yang bersumber dari Al-Qur’an maupun yang bersumber dari
Hadis yang berkualitas.Ada beberapa hadis yang menunjukkan nilai-nailai
dasar pendidikan Islam, di antaranya:
a. . Hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah:“Menuntut ilmu
wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah)“Wahai Aba
Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari kitabullah lebih baik
bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi
mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan
atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu rakaat”. (HR.
Ibnu Majah)
b. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:Kelebihan orang
‘alim (ilmuan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat
bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu
Dawud)Barangsiapa ditanya tentang sesuatu ilmu lalu
dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat
dengan kendali dari api neraka. (HR. Abu Dawud).
c. Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim:Barang siapa
merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)
Beberapa contoh hadis di atas menggambarkan bahwa pada dasarnya
seorang muslim dan muslimat diperintahkan untuk menyelenggarakan
pendidikan dan dijelaskan beberapa manfaat mengajarkan ilmu
pengetahuan kepada oarang lain. Kemudian di samping digambarkan
5
berita gembira bagi yang mengajar atau menuntut ilmu juga ada
ancaman bagi yang tidak mengajarkan ilmunya.
3. Dasar Yuridis
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal regulasi yang berlaku
di Indonesia, mencakup dasar ideal, dasar struktural, dan dasar operasional.
Maksud dasar ideal adalah dasar yang bersumber dari pandangan hidup
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, dimana sila pertama adalah Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Hal ini mengandung pengertian seluruh bangsa Indonesia harus
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ketetapan MPR No.
II/MPR/1978 tentang Pendidikan Agama (Eka Prasetia Pancakarsa)
disebutkan bahwa dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan oleh karena itu, manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (Ahmadi, 1985).
Dasar struktural dalam hal ini dimaksudkan sebagai landasan yang
dipegang dalam pelaksanaan pendidikan agama adalah Pancasila dan UUD
1945 (Indonesia,2003). Bunyi dari Undang-Undang tersebut memberikan
isyarat bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar bagi
warga negara Indonesia dalam beragama, mengamalkan agama, dan
mengajarkan agama.
Dasar operasional memiliki maksud sebagai dasar atau landasan
yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama, termasuk
juga PAI di sekolahsekolah di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah telah
menegaskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993,
melalui ketetapan MPR RI No.II/MPR/1993: "Diusahakan supaya terus
bertambah sarana yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk
pendidikan agama pada semua jalur jenis, jenjang pendidikan prasekolahan,
yang pelaksanaannya sesuai dengan pengaturan perundang-undangan yang
berlaku" (MPR, 1993). Diatur pula dalam Peraturan Pemerintah Republik
6
Indonesia nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan
4. Dasar Religius
Dasar religius dalam uraian ini adalah dasar yang menjadi
pegangan dalam pelaksanaan PAI yakni Alquran dan hadits. Sebagaimana
Marimba (1964) mengemukakan bahwa dasar PAI adalah keduanya itu yang
jika pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi Alquran dan hadits-lah yang
menjadi fundamennya. Salah satu di antara banyak ayat Alquran yang cukup
sering dikaitkan dengan dasar ini adalah surat an-Nahl ayat 125:
ض َّلَ س ُن ا َِّن َربَّكَ ه َُو ا َ ْعلَ ُم ِب َم ْن َ سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِ ْي ه
َ ِي ا َ ْح َ ظ ِة ْال َح َ اُدْعُ ا ِٰلى
َ س ِب ْي ِل َر ِبكَ ِب ْالحِ ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع
َس ِب ْيلِه َوه َُو ا َ ْع َل ُم ِب ْال ُم ْهتَ ِديْن
َ ع ْن
َ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.
Juga dalam surat Ali Imron ayat 104, Allah Swt berfirman:
ٰٰۤ ُ
َولىِٕكَ هُ ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْون َ ََو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ا ُ َّمة يَّدْع ُْونَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُر ْونَ بِ ْال َم ْع ُر ْوفِ َويَ ْن َه ْون
ع ِن ْال ُم ْنك َِر َوا
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar,merekalah orang-orang yang beruntung”. (Depag, 2009).
Sedangkan dalam hadits Rasulullah Saw. bersabda: "Sampaikanlah
ajaranku (kepada orang lain) walaupun satu ayat". (HR. Bukhari) (Nawawi
& Bahreisy, 2012).
5. Dasar Sosial Psikologis
Dasar pelaksanaan PAI ditinjau pula dari segi sosial psikologis.
Pada hakikatnya semua manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan
adanya pegangan,yaitu berupa agama. Juga menunjukkan bahwa semua
manusia memerlukan adanya bimbingan tentang nilai-nilai agama dan
merasakan dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat
Yang Maha Kuasa sebagai tempat untuk berlindung atau meminta
pertolongan. Semua manusia akan merasakan ketenangan pada jiwanya
7
apabila dapat dekat dengan-Nya, mengingat-Nya atau dapat menjalankan
segala apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang dilarang-
Nya.
Firman Allah dalam surat Ar-Ra'd ayat 28 menegaskan:
ُّللا ت َْط َم ِٕىن ْالقُلُ ْوب ِ ٰ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َوت َْط َم ِٕىن قُلُ ْوبُ ُه ْم ِب ِذ ْك ِر
ِ ٰ ّللا اَ َل ِب ِذ ْك ِر
"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram”. (Depag, 2009)
C. Ruang Lingkup
8
3. Dasar dan tujuan Pendidikan islam
Yaitu landasan yang menjadi fundament serta sumber dari segala
kegiatan pendidikan Islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan
pendidikan Islam harus berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut.
Dalam hal ini dasar atau sumber pendidikan Islam yaitn arah kemana anak
didik ini akan di bawa. Secara ringkas, tujuan pendidikan Islam yaitu ingin
membentuk anak didik menjadi manusia (dewasa) Muslim yang bertakwa
kepada Allah dan kepribadian Muslim.
4. Pendidik
Yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini
mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan Baik atau
tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam.
Pendidik ini sering disebut mu'allim, muhaab. ustdz, kyai dan sebagainya.
Di samping itu ada pula yang menyebutnya dengan istilah mursyid artinya
memberikan petunjuk, karena mereka memang memberikan petunjuk-
petunjuk kepada anak didiknya.
5. Materi pendidikan islam
Yaitu bahan-bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu
agama Islam yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau
disampaikan kepada anak didik. Dalam pendidikan Islam materi pendidikan
ini seringkali disebut dengan istilah maddatul tarbiyah.
6. Media Pendidikan islam
Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim atau guru kepada penerima
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar pendidikan.
7. Metode Pendidikan islam
Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk
menyampaikan materi pendidikan Islam, agar materi pendidikan Islam
tersebut dapat dengan mudah diterima dan dipahami.
8. Evaluasi Pendidikan
9
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau
penilaian terhadap hasil belajar. Tujuan pendidikan Islam umumnya tidak
dapat dicapai sekaligus, melainkan melalui proses atau pentahapan tertentu.
Apabila tujuan pada tahap atau fase ini telah tercapai maka pelaksanaan
pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan berakhir dengan
terbentuknya kepribadian muslim.
9. Lingkungan sekitar
Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan
hasil pendidikan Islam.
10
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
11
3. Dasar Pendidikan Islam perspektif yuridis adalah dasar
pelaksanaan pendidikan agama berasal regulasi yang berlaku di
Indonesia, mencakup dasar ideal, dasar struktural, dan dasar
operasional. Maksud dasar ideal adalah dasar yang bersumber
dari pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila,
dimana sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dasar
struktural dalam hal ini dimaksudkan sebagai landasan yang
dipegang dalam pelaksanaan pendidikan agama adalah
Pancasila dan UUD 1945 (Indonesia,2003). Bunyi dari
Undang-Undang tersebut memberikan isyarat bahwa Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar bagi warga
negara Indonesia dalam beragama, mengamalkan agama, dan
mengajarkan agama. Dasar operasional memiliki maksud
sebagai dasar atau landasan yang secara langsung mengatur
pelaksanaan pendidikan agama, termasuk juga PAI di sekolah-
sekolah di Indonesia.
4. Secara dasar religius dalam uraian ini adalah dasar yang
menjadi pegangan dalam pelaksanaan PAI yakni Alquran dan
hadits. Sebagaimana Marimba (1964) mengemukakan bahwa
dasar PAI adalah keduanya itu yang jika pendidikan diibaratkan
bangunan, maka isi Alquran dan hadits-lah yang menjadi
fundamennya.
5. Menurut dasar sosial psikologis Dasar pelaksanaan PAI ditinjau
pula dari segi sosial psikologis. Pada hakikatnya semua
manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan adanya
pegangan,yaitu berupa agama.
Adapun segi-segi dan pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan Islam sekaligus
menjadi ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
12
5. Materi pendidikan islam
6. Media Pendidikan islam
7. Metode Pendidikan islam
8. Evaluasi Pendidikan
9. Lingkungan sekitar
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14