Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENGERTIAN TA’LIM DALAM AL-QUR’AN”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Tafsir Tarbawy

Dosen Pembina Mata Kuliah : Bustamin Dihe, SS., M.Pd.

Oleh

Kelompok 2

Isma Samsu (880042021007)


Muhammad Faishal (880042021015)
Asfirasari (880042021003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) BONE 2022

i
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمان الرحيم‬

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
nikmat kesehatan,rahmat,dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pada mata kuliah Tafsir Tarbawi yang berjudul “Pengertian Ta’lim dalam
Al Qur’an”

Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya kami mendapatkan berbagai


dukungan baik yang berbentuk materi maupun non materi. Selain itu, saya juga
mendapatkan dukungan dari orang tua serta bimbingan dari dosen pembimbing
mata kuliah. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini

Demikian pengantar yang dapat saya sampaikan. Bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu alangkah baiknya jika saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini dapat menambah wawasan
kita mengenai tujuan pendidikan Islam dan memberikan informasi kepada kita
semua.

Bone, 04 Oktober 2022


Penyusun

________Kelompok 2________

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................2

PENDAHULUAN.............................................................................................................2

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................2

B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. Pengertian Ta’lim................................................................................................2

B. Tafsir Ta’lim Dalam Al-Qur’an.........................................................................2

C. Tujuan Ta’lim......................................................................................................2

D. Landasan Hukum Ta'lim....................................................................................2

BAB III.............................................................................................................................2

PENUTUP.........................................................................................................................2

A. KESIMPULAN....................................................................................................2

B. SARAN.................................................................................................................2

DAFTAR RIWAYAT......................................................................................................2

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tafsir dipakai sebagai alat dalam menjelaskan isi Al Quran. Dengan


tafsir kita dapat mengetahui isi kandungan dari makna makna dalam Al
Qur’an yang belum jelas. Tafsir juga dapat memberitahukan kita penjelasan
penjelasan hukum di dalam Al Quran. Sesuai dengan pengertiannya, bahwa
tafsir adalah ilmu mengenai cara pengucapan kata kata Al Quran serta cara
mengungkapkan petunjuk, kandungan kandungan hukum dan makna makna
yang terkandung di dalamnya. Munculnya ilmu tafsir dikarenakan dalam Al
Quran terdapat ayat ayat yang bersifat umum sehingga memrlukan
penjelasan lebih detail dan terperinci mengenai makna dan maksudnya.

Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan perbedaan latar belakang


pendidikan, dan semakin luasnya wilayah kekuasaan islam, maka tidak
semua umat islam mampu memahami dan memaknai maksud dari tujuan
ayat tersebut. Karena itulah, dibutuhkan satu cabang ilmu pengetahuan yang
mampu menjelaskan itu semua.

Adapun isi dalam makalah ini, ialah bagaimana kita akan menafsirkan
pengertian Ta’lim dalam Al Quran, bahwa kita akan mencoba mencari ayat
ayat Al Quran yang berhubungan dengan kata Ta’lim tersebut

B. RUMUSAN MASALAH

Yang akan menjadi topik pembahasan dalam makalah ini ialah

1. Pengertian Ta’lim
2. Tafsir Ta’lim dalam Al Qur’an
3. Tujuan Ta’lim
4. Landasan Hukum Ta’lim

1
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini ialah

1. Mengetahui Pengertia Ta’lim


2. Mengetahui Tafsir Ta’lim dalam Al Qur’an
3. Tujuan Ta’lim
4. Landasan hukum Ta’lim

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ta’lim
Ta’lim berasal dari akar kata ‘allama (‫ )علم‬yu'allimu ( ‫ )يعلم‬dan ta'liiman (
‫)تعليم‬. Yu'allimu diartikan dengan mengajarkan dan ta'lim artinya pengajaran.
M. Thalib mengatakan bahwa ta'lim memiliki arti memberitahukan sesuatu
kepada seseorang yang belum tahu (Thalib, 1996: 16). Dan mu'allim atau
pengajar yang berarti orang yang melakukan pengajaran. Sebagaimana hadits
nabi Muhammad SAW.:

‫ِاْع َم ُلْو ا ِبَط اَع ِة ِهللا َو اَّت ُقْو ا َمَعاِص َى ِهللا َو ُمُرْو ا‬
‫َو اْج ِتَن اِب الَن َو اِهى َفَذ اِلَك‬, ‫َاْو اَل َد ُك ْم ِباْم ِتَث اِل ْااَل َو اِم ِر‬
‫ِو َقاَي ٌة َلُهْم َو َلُك ْم ِمَن الّناِر‬
Artinya: "Ajarkanlah mereka untuk ta'at kepada Allah dan takut berbuat maksiat
kepada Allah serta surublah anak-anak kamu untuk menaati perintah-perintah
dan menjauhi larangan-larangan. Karena yang demikian itu akan memelihara
mereka dan kamu dari api neraka."

‫َخْيَر ُك ْم َم ْن َتَع َّلَم الُقرآن َو َع ّلَم ُه‬

Artinya: "sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari


al-Qur'an dan mengajarkannya". (H.R. al-Bukhary)

Ta’lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran (proses transfer


ilmu pengetahuan) dan pendidikan kognitif semata-mata (proses dari tidak
tahu menjadi tahu). Beberapa ahli pendidikan mendefinisikan ta’lim, sebagai
berikut:

3
a. Abdul Fatah Jalal, mendefinisikan ta’lim sebagai proses pemberi
pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman
amanah. Ta’lim menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan seseorang dalam hidup serta pedoman perilaku yang baik.
Ta’lim merupakan proses yang terus menerus diusahakan semenjak
dilahirkan, sebab manusia dilahirkan tidak mengetahui apa-apa, tetapi dia
dibekali dengan berbagai potensi yang mempersiapkannya untuk meraih
dan memahami ilmu pengetahuan memanfaatkannya serta dalam
kehidupan (Jalal, 1977: 32).
b. Menuruit Rasyid Ridho, ta’lim adalah proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan ketentuan tertentu.
Definisi ini berpijak pada Firman Allah yang berbunyi:

‫وعلم آدم األسماء كلها ثم عرضهم على المالئكة فقال أنبتوني بأسماء‬
‫هؤالء إن كنتم صادقين‬
Artinya: "Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda benda
seluruhnya), kemudian mengemukakannya kepada para malaikat. Kemudian Allah
berfirman: "Sebutkan lah kepada-Ku nama-nama itu jka kamu memang orang-

orang yang benar. (Q.S. al-Baqarah: 31) (Ridho, 1373: 42).

Rasyid Ridho memahami kata 'allama' sebagai proses transmisi yang


dilakukan secara bertahap sebagaimana Adam menyaksikan dan
menganalisis asma yang diajarkan Allah kepadanya. taklim mencakup
fase bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa.... (Ridho, 1373 H: 42).

c. Muhammad Naquib al-Attas, mengartikan ta’lim dengan pengajaran. Bila


ta’lim disinonimkan dengan tarbiyah, maka ta’lim mempunyi arti
pengenalan tempat segala sesuatu dalam sebuah sistem. Menurutnya ada
hal yang membedakan antara tarbiyah dengan ta’lim, yaitu ruang lingkup
ta’lim lebih umum daripada tarbiyah, karena tarbiyah tidak mencakup
segi pengetahuan dan hanya mengacu pada kondisi eksistensial, yang
mengacu pada segala sesuatu yang bersifat fisik mental (Naquib, 17).

4
d. Menurut Muhammad Athiyah al Abrasy, ta’lim lebih khusus
dibandingkan dengan tarbiyah, karena ta’lim hanya merupakan upaya
menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja,
sedangkan tarbiyah mencakup keseluruhan aspek-aspek pendidikan (al-
Abrasy, 1968: 32).

Penggunaan kata 'allama-ta'lim juga didapatkan pada hadits-hadits


berikut:

Sa'ad bin Abu Waqqash r.a berkata:

‫كنا نعلم أوالدنا مغازی رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كما تعلمهم‬
‫السورة من القرآن‬
"Kami mengajar anak-anak kami riwayat hidup Rasulullah SAW Seperti kami
mengajarkan satu surat dari Al Qur'an"

‫ و‬,‫و اتقوا معاصی هللا و اعملوا بطاعة هللا مروا اوالدكم بامتثال االوامر‬
‫ فذالك و قاية لهم و لكم من النار‬,‫اجتناب النواهي‬

"Ajarkanlah mereka untuk ta'at kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada
Allah serta surublah anak-anak kamu untuk menaati perintah-perintah dan
menjauhi larangan-larangan. Karena itu akan memelihara mereka dan kamu dari
api neraka." (HR. Tirmidzi dan Darimi)

Berdasarkan beberapa ayat dan beberapa hadts tersebut, istilah ta'lim


menunjukkan bahwa ilmu yang bisa untuk dialihkan meliputi semua ilmu
termasuk diantaranya sihir. Sehingga memang istilah tersebut lebih dekat
pada pengajaran bukan pendidikan, karena pendidikan dalam pengertian
Islam tentu saja harus mengarah pada manusia yang lebih baik, sesuai peran
dan fungsinya menurut al-Qur'an dan al-Sunnah. Dalam konsep ta'lim, Allah
adalah "Guru" para nabi dan manusia. Menurut Az Zajjaj, taklim merupakan
cara Allah mengajarkan para nabi dan umat manusia tentang "ilmu
pengetahuan" dan "teknologi", sebagaimana dipahami dalam petikan ayat:
"Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna

5
memelihara kamu dalam peperanganmu, maka bendaklah kamu bersyukur
(kepada Allah)" (Q.S. al-Anbiya 80).

Ilmu pengetahuan menurut Islam merupakan landasan kuat bagi


keimanan dan sekaligus pedoman amal dalam meningkatkan kualitas hidup
manusia untuk memperoleh ridha Allah SWT. Konsep ta’lim secara filosofis
dalam al Qur'an digunakan khusus untuk menunjukkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat diulang dan dikembangkan, sehingga menghasilkan
pengaruh ke arah ketinggian spiritaul pada diri muta'allim. Ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat digali melalui budaya baca dan budaya tulis - bukan
sekedar budaya lisan dan menghapal - dan dapat dikembangkan dengan
semangat kritis intelectual curiosity dan kekuatan creative imagination
melalui aktifitas intidzar (Q.S. al-Alaq. 1-5).

B. Tafsir Ta’lim Dalam Al-Qur’an

1. Tafsir ayat Surah Al Baqarah ayat 31 - 33


‫َو َع َّلَم آَد َم اَأْلْس َم اَء ُك َّلَها ُثَّم َع َر َض ُهْم َع َلى اْلَم اَل ِئَك ِة َفَقاَل َأْنِبُئوِني ِبَأْس َم اِء َٰه ُؤاَل ِء ِإْن‬
‫) َقاُلوا ُسْبَح اَنَك اَل ِع ْلَم َلَنا ِإاَّل َم ا َع َّلْم َتَناۖ ِإَّنَك َأْنَت اْلَعِليُم اْلَح ِكيُم‬٣١( ‫ُكْنُتْم َص اِدِقيَن‬
‫) َقاَل َيا آَد ُم َأْنِبْئُهْم ِبَأْس َم اِئِهْم ۖ َفَلَّم ا َأْنَبَأُهْم ِبَأْس َم اِئِهْم َقاَل َأَلْم َأُقْل َلُك ْم ِإِّني َأْع َلُم‬٣٢(
)٣٣( ‫َغْيَب الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو َأْع َلُم َم ا ُتْبُد وَن َو َم ا ُكْنُتْم َتْك ُتُم وَن‬

31) Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, ke


mudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebut kanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!", 32)
Mereka menjawab: "Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguh nya Engkaulah Yang
Mabamengetahui lagi Mahabijaksana. 33) Allah berfirman: "Hai Adam,
beritahukan ke pada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah
diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah
Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku me ngetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan".
(QS. 2:33)

6
Dalam kitab tafsir karya Ibnu Katsir dikatakan bahwa Setelah
diciptakannya Nabi Adam, Allah SWT kemudian mengajari kepada Adam
nama segala macam benda, baik dzat, sifat, maupun af al (perbuatannya)
sesuai dengan firmannya, (‫ُك َّلَه ا‬ ‫َم آَء‬œ‫)َو َع َّلَم َء اَد َم األس‬, sebagaimana juga
yang dikatakan Ibnu Abbas, yaitu nama segala benda dan af al yang besar
maupun yang kecil. Kemudian, Dia berfirman, ( ‫)ُثَّم َع َر َض ُهْم َع َلٰى الَم اَل ِئَك ِة‬
"Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat. "Yakni
memperlihatkan nama-nama itu sebagai mana yang dikatakan oleh Abdur
Razak, dari Ma'mar, dari Qatadah: "Kemudian Allah mengemukakan
nama-nama tersebut kepada para malaikat."

Firman-Nya, (َ‫“ )َفَق الْ َأْنِبُئ ْو ِني ِبَأْس َم ٓاِء َه ُؤآل ِء ِإن ُكْنُتْم َص اِدِقين‬Lalu Dia
berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda tersebut, jika
kamu memang orang orang yang benar."

Mengenai firman-Nya, (‫" )ِإن ُكْنُتْم َص اِدِقين‬Jika kamu memang orang-


orang yang benar," dari Ibnu Abbas, adh-Dhahhak mengatakan, artinya,
jika kalian memang mengetahui bahwa Aku tidak menjadikan khalifah di
muka bumi.

As-Suddi meriwayatkan, dari Ibnu Abbas, Murrah, Ibnu Mas'ud,


dan dari beberapa orang sahabat: "Jika kalian benar bahwa anak cucu
Adam itu akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan
darah."

2. Tafsir ayat Surah Ar-Rohman ayat 2 - 3

)٤( ‫) َع َّلَم ُه اۡل َبَياَن‬٣( ‫) َخ َلَق اِاۡل ۡن َس اَۙن‬٢(‫َع َّلَم اۡل ُقۡر ٰا َؕن‬

2) Yang telah mengajarkan al-Qur-an. 3) Dia menciptakan manusia, 4)


Mengajarnya pandai ber bicara. (Q.S. Ar-Rahman ayat 2 – 4)

Allah Ta'ala memberitahukan tentang karunia dan rahmat-Nya bagi


makhluk-Nya, di mana Dia telah menurunkan al-Quran kepada hamba-
hamba Nya, memberikan kemudahan membaca dan memahaminya bagi

7
siapa saja yang Dia beri rahmat. Dia berfirman, ( ‫ َخ َلَق‬.‫ َع َّلَم اْلُقْر ءان‬. ‫الَّرْح َم ُن‬
‫ َع َّلَم ُه اْلَبَياَن‬. ‫( )اإلْنَس اَن‬Rabb) Yang Mahapemurah, Yang telah mengajarkan al
Quran. Dia mencipta kan manusia, mengajarnya pandai berbicara."Al-
Hasan berkata: "Kata ‫ اْلَبَياُن‬berarti berbicara. Karena siyaq berada dalam
pengajaran al-Qur-an oleh Allah Ta'ala, yaitu cara membacanya. Dan hal
itu berlangsung dengan cara memudah kan pengucapan artikulasi, serta
memudahkan keluarnya huruf melalui jalannya masing-masing dari
tenggorokan, lidah dan dua buah bibir sesuai dengan keragaman
artikulasi dan jenis hurufnya."

3. Tafsir Ayat surah Al Kahfi ayat 66 - 70

‫) َقاَل ِإَّنَك َلْن‬٦٦(‫َقاَل َلُه ُم وَس ٰى َهْل َأَّتِبُعَك َع َلٰى َأْن ُتَع ِّلَمِن ِمَّم ا ُع ِّلْم َت ُر ْش ًدا‬
‫) َقاَل‬٦٨(‫) َو َكْيَف َتْص ِبُر َع َلٰى َم ا َلْم ُتِح ْط ِبِه ُخ ْبًرا‬٦٧(‫َتْسَتِط يَع َم ِع َي َص ْبًرا‬
‫) َقاَل َفِإِن اَّتَبْعَتِني َفاَل‬٦٩(‫َس َتِج ُد ِني ِإْن َش اَء ُهَّللا َص اِبًرا َو اَل َأْع ِص ي َلَك َأْم ًرا‬
)٧٠(‫َتْس َأْلِني َع ْن َش ْي ٍء َح َّتٰى ُأْح ِد َث َلَك ِم ْنُه ِذ ْك ًرا‬

66) Musa berkata kepada Khidhir: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu." 67) Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak akan sanggup sabar bersamaku. 68) Dan bagaimana kamu dapat
sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang hal itu." 69) Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapatkanku
sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan me nentangmu dalam
sesuatu urusanpun." 70) Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka
janganlah kamu menanyakan kepadaku tetang sesuatu apa pun, sampai aku
sendiri menerangkannya kepadamu."

Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah SWT


menceritakan tentang ucapan Musa kepada orang alim, yakni khidir yang
secara khusus diberi ilmu oleh Allah Ta’ala yang tidak diberikan kepada
Musa AS sebagaimana Dia juga telah menganugrahkan ilmu kepada
Musa yang tidak Dia berikan kepada khidir ( ‫َك‬ ‫)َقاَل َلُه ُم وَس ى َهل َأَّتِبُع‬
“Musa berkata kepada khidir : ‘Bolehkah aku mengikutimu.” Yang

8
demikian itu, merupakan pertanyaan yang penuh kelembutan, ukan
dalam bentuk keharusan dan pemaksaan. Demikian itulah seharusnya
pertanyaan seorang pelajar kepada orang berilmu. ( (‫على أن تعلمن مما‬

‫“ علمت رشدا‬Supaya engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar


diantara ilmu ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Maksudnya, sedikit
ilmu yang telah diajarkan Allah SWT kepadamu agar aku dapat
menjadikannya sebagai petunjuk dalam mengenai urusanku

C. Tujuan Ta’lim

Adapun tujuan ta'lim diantaranya adalah:

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mengikuti ta'lim dan kajian
ilmu-ilmu Islami maka dari situ kita dapat termotivasi untuk terus
berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Peningkatan pemahaman terhadap ilmu agama. Ta'lim merupakan
kegiatan yang menunjang untuk kita menambah wawasan tentang agama
yang sesuai dengan Al Qur'an dan sunnah dan pemahaman salafus shalih
3. Agar ilmu yang disampaikan bermanfaat, melahirkan amal shalih,
memberi petunjuk ke jalan kebahagiaan dunia akhirat untuk mencapai
ridhaAllah SWT.
4. Pembinaan intelektual, Pernberian ilmu yang mendorong amal yang
bermanfaat sehingga guru menjadi suri tauladan dalam perkataan dan
perbuatan.
D. Landasan Hukum Ta'lim

Adapun landasan hukum ta'lim diantaranya adalah:

1. QS. Al Mujadilah : 11, "Allah akan meningggikan orang orang yang


beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan
beberapa derajat Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" 2.
QS Al Isra: 36, "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu
miliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati akan dimintai pertanggungjawaban".

9
2. Hadis riwayat Muttafaqun'alaih, "Barangsiapa dikehendaki baik oleh
Allah, maka Allah membuatnya memahami agama".
3. Hadis riwayat Muslim, "Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam
rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke
surga"
4. Hadis riwayat Muslim, "Barangsiapa ingin meraih dunia, maka raihlah
dengan ilmu, barangsiapa yang ingin meraih akhirat, maka raihlah dengan
ilmu, barangsiapa ingin meraih keduanya, maka raihlah dengan ilmu".
Hadis riwayat Muslim, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil ilmu
yang telah diberikan kepada hamba hamba-Nya, tetapi Allah menghendaki
mengambil ilmu itu dengan cara mengambil para ulama sampai tak ada
sisa seorang pun kemudian jadilah pemimpin yang bodoh bodoh yang
apabila dimintai fatwa, maka fatwa itu tanpa ilmu yang benar, sehingga
sesatlah pemimpin-pemimpin itu dan menyesatkan orang lain".

10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

B. SARAN

11
DAFTAR RIWAYAT
Al Abrasyi, M. Athlyah, At Tarbiyah Al Islamiyah Terj. Bustami A Ghani Dan Djohar Bakry.
Jakarta: Bulan Bintang, 1968.

Al Abrasyi, M. Athiyah, At Tarbiyah Islamiyah Wa Falasifatuha Kairo: Isa Al Baby Al


Halaby. 1969 Al Munawar Aqil Said Husein.

Aktualisasi Nilai-Nilai Qur'anak Dalam Sistim Pendidikan Islam. Ciputat Ciputat Press,
2005

Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al Ma'arif, 1989

http://mahmud09/2013/04/konsep-talim-dalam pendidikan-islam.html

12

Anda mungkin juga menyukai