Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERADABAN ISLAM DI MONGOL

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Sejatah Peradaban Islam Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Pada Fakultas Tarbiyah Kelompok 1
IAIN Bone

Oleh :
Kelompok V
Mutiara Kwalfia Anugra
880042021002

Nurul Amaliah
880042021006

A.Razna Aula Adhriana


880042021012

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala .atas karunianya


sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Bapak
Sadali S.pd.I.,M.pd.I. selaku dosen pengampuh. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini masih banyak kekurangan karena sumber yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Watampone, 26 Desember 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 01
A. Latar Belakang................................................................................ 01
B. Rumusan Masalah........................................................................... 02
C. Tujuan............................................................................................. 02
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 03
A. Asal – Usul Bangsa Mongol........................................................... 03
B. Serangan Bangsa Mongol Yang Terkenal...................................... 05
C. Penyebab Terjadinya Penyerangan Bangsa Mongol...................... 07
D. Awal Islamisasi Bangsa Mongol .................................................. 9
E. Dinasti Bangsa Mongol Islam ....................................................... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 13


A. Kesimpulan..................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bangsa Mongol berasal dari daerah Mongolia yang membentang


dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan, dan Manchu
Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan
yang mempunyai dua putra kembar, Mongol dan Tartar.1 Orang-orang
Mongol pertama kali muncul di tepi sungai Indus di bawah pemimpin
mereka yang terkenal, Chengis Khan.2 Sekitar awal abad ke-13, Chengis
Khan menjadikan orang-orang Mongol sebagai kekuatan politik dan
militer terbesar di Asia Tengah dan Asia. Peristiwa yang paling
mencengangkan adalah kisah jatuhnya ibukota Abbasiyah pada tahun 1258
M.

Bangsa Mongol adalah bangsa yang hidup dengan mengembara


(nomaden) dan tinggal secara berkemah. Mereka adalah bangsa yang
berani, sabar dan tahan dari rasa sakit serta tekanan musuh dengan fisik
yang kuat. Sifat mereka yang menonjol ialah patuh terhadap pemimpin.
Pada tahun 1206 M, dalam Quriltay (majelis atau sidang para kepala
suku/para tetua bangsa Mongol untuk memutuskan perkaraperkara militer
dan lainnya) menghasilkan suatu keputusan untuk mengangkat Temuchin,
dengan gelar Chengis Khan sebagai pemimpin tertinggi Mongol.

Pada masa kepemimpinannya, Chengis Khan menyesuaikan moral


masyarakatnya dengan undang-undang sosial yang dibuatnya, yakni Ulang
Yassaq selanjutnya disebut Yasaq. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk
memberi landasan yang kokoh baginya untuk menghadapi tantangan dan
memperluas wilayahnya, baik ke China maupun ke negeri-negeri Islam
bahkan untuk menguasai dunia.

Setelah meninggalnya Chengis Khan perluasan wilayah Mongol


tetap berlanjut, tetapi sebelum Chengis meninggal, kekuasaan Mongol

1
yang sangat luas dibagi kepada empat anaknya, yaitu Jisi/Jochi, Chaghtai,
Oghtai, dan Toluy/Touli. Oghtai diangkat sebagai Khan Agung. 5 Pada
masa kepemimpinan Oghtai, keponakan Oghtai, Batu (pada tahun 1237
M) berhasil merampas dan menghancurkan daerah Rusia seperti Moskow,
Kiyev, Bladimor, Cremia, Polandia, dan Hungaria.

Setelah meninggal Oghtai, Khan Agung digantikan oleh Qayuk


Khan, namun ia lebih senang berpesta dan dikelilingi wanita sehingga
tidak memiliki keberhasilan dalam perluasan wilayah. Setelah Qayuk
meninggal, Monggu (putra Toluy) diangkat menjadi Khan Agung. Ia
memimpin negara dengan baik dan tegas. Untuk perluasan wilayah,
Monggu dibantu oleh kedua saudaranya Qubilai dan Hulagu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal – usul Bangsa Mongol ?
2. Apa saja serangan Bangsa Mongol yang terkenal ?
3. Apa saja penyebab terjadinya penyerangan Bangsa Mongol ?
4. Bagaimana awal islamisasi Bangsa Mongol ?
5. Bagaimana Dinasti Bangsa Mongol Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal – usul Bangsa Mongol ?
2. Untuk mengetahui serangan Bangsa Mongol yang terkenal ?
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyerangan Bangsa
Mongol ?
4. Untuk mengetahui awal islamisasi Bangsa Mongol ?
5. Untuk mengetahui Dinasti Bangsa Mongol Islam ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal – Usul Bangsa Mongol
Suku bangsa Mongol hidup di wilayah bagian tengah benua Asia,
tepatnya di antara sungai Sayhoun/Seihun (Syr Darya) dan sungai Jayhoun
(Amu Darya) dari sisi Barat hingga perbatasan China dan dari sisi Timur,
wilayah Mongol terbentang hingga ujung Timur Laut benua Asia. Adapula
sejarawan yang menyatakan bahwa batas wilayah Mongol hingga laut
Adriatik. Sementara untuk dataran tinggi, bangsa Mongol sering
menempati pegunungan Tian Shan, pegunungan Altai, dan juga bukit-
bukit disekitarnya. Begitu juga dengan bagian Padang Pasir di daerah
gurun Selatan, serta di sekitar danau Baikal dan jajaran sungai-sungai di
daerah tersebut. 1 Sebagian besar ahli sejarah menamakan mereka dengan
Mongol adalah atas dasar asal mereka tinggal, yakni di Mongolia.
Tempat tinggal utama bagi suku bangsa Mongol kala itu
tergantung dengan musimnya, untuk musim dingin mereka tinggal di
daerah bukit di bawah pegunungan agar mendapatkan kehangatan bagi diri
mereka sendiri dan juga hewan ternak mereka. Sedangkan untuk musim
panas, mereka biasanya tinggal lebih ke atas, yaitu di puncak gunung
untuk menetap hingga dua sampai tiga bulan agar mereka mendapatkan air
yang cukup banyak dan udara yang lebih dingin.2
Sejarawan China beranggapan bahwa nama Mongol berasal dari
bahasa China dengan suku kata Mong yang berarti pemberani. Hampir
semua sejarawan mengakui dan memastikan, mereka bangsa Mongol
muncul bersamaan dengan bangsa Hun (suku nomad dari Asia Tengah
yang pindah dan tinggal di Eropa pada sekitar abad ke 4 dan 5 Masehi). Di
Asia Tengah, Mongol dikenal dengan bangsa Tartar. Pendapat lain
mengatakan bahwa dahulu di Asia tengah terdapat bangsa Tartar selain
1
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Bangkit Dan Runtuhnya Bangsa Mongol, Terj. Dodi Rosyadi, Lc
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), h. 35
2
M. Abdul Karim, Islam Di Asia Tengah, h. 28

3
dari bangsa Mongol, mereka menempati wilayah yang cukup luas dan
terjadi persaingan yang ketat antara bangsa Tartar dengan bangsa Mongol.
Seiring dengan perkembangan zaman, kedua bangsa ini melebur menjadi
satu menjadi bangsa Mongol.
Pada dasarnya bangsa Mongol terbagi antara dua kelompok etnik.
Pertama etnik Turki, terbagi atas suku Turki (menjuluki pemimpin mereka
dengan Khan dan tinggal di bagian Barat Mongolia), suku Kyrgyz (suku
yang menetap di sekitar sungai Yenisei yang menjuluki pemimpin mereka
dengan julukan Khagan), suku Oghuz/Tagazguz (berasal dari sepuluh
keturunan yang kemudian bergabung menjadi suku, merupakan suku asal
dinasti Seljuk yang terbentang dari Turkistan hingga perbatasan Mesir),
selanjutnya adalah suku Karluk (suku ini mulai diperhitungkan setelah
runtuhnya kekaisaran Khagan, mereka menempati sungai Jaw di bagian
Barat Turki, julukan untuk pemimpin mereka dengan Yabgu).3
Etnik selanjutnya adalah etnik non-Turki, terbagi atas suku Khitai
(sebutan untuk kepala suku mereka adalah Kur Khan, suku ini menempati
wilayah Timur Mongolia, mereka termasuk pada keturunan China, dengan
agresinya mereka berhasil menduduki wilayah Utara China, wilayah
Selatan China, wilayah Utara Manchuria, wilayah Kyrgyz yaitu sungai
Yenisei mulai dari bagian Utara hingga Selatan, di bagian Barat mereka
dapat menguasai Khawarizmia, dan di bagian Timur mereka menguasai
Uighur), suku Tatar (suku ini tinggal di bagian Barat Daya danau Baikal
hingga ke sungai Kerulen, secara garis besar suku ini terbagi menjadi tiga
yaitu Tatar Putih, Tatar Hitam, dan Tatar Hutan. Tak lama setelah
penahlukan Chengis Khan nama Tatar pun sirna melebur menjadi bangsa
Mongol), suku Khereit (suku ini menempati wilayah yang terbentang dari
sungai Arkoun, gunung Kantari, hingga tembok China, pada 1007-1009 M
suku ini bertransformasi menjadi Nestorian/menganut agama
Nestorianisme), suku Naiman (suku ini tinggal di wilayah Barat suku
Khereit, dan luasnya hingga mencapai sungai Irtysh, mereka menganut

3
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Bangkit Dan Runtuhnya Bangsa Mongol, h. 37-38

4
agama Shamanisme, namun agama Nestorianisme juga terserap diantara
mereka), selanjutnya adalah suku Bergqin Mongolia (dari suku ini Chengis
Khan bernasab, suku ini tinggal di sekitar sungai Tula, Arnon, dan
Kerulen).4

B. Serangan Bangsa Mongol yang Terkenal

Genghis pimpinan bangsa Mongol yang pertama sekali yang


diketahui adalah ayah Genghis Khan yang nama aslinya Temujin, seorang
pandai besi yang mencuat namanya karena perselisihan yang
dimenangkannya melawan Ong Khan atau Togril, seorang kepala suku
Kereyt. Genghis Khan sebenarnya adalah gelar bagi Temujin yang
diberikan kepadanya oleh sidang kepala-kepala suku Mongol yang
mengangkatnya sebagai pimpinan tertinggi bangsa itu pada tahun 1206 M,
atau juga disebut Genghis Khan, ketika berumur 44 tahun.

Dan bangsa yang dipimpinnya meluaskan wilayah mereka ke Tibet


dan Cina, pada tahun 1213 M, serta dapat menaklukkan Beijing pada
tahun 1215 M. Dan dia menundukkan Turkistan tahun 1218 M yang
berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khawarizm Syah. Invasi Mongol
ke wilayah Islam ini terjadi karena ada peristiwa Utrar tahun 1218 M,
yaitu ketika Gubernur Khawarizm membunuh para utusan Genghis yang
disertai juga oleh para saudagar muslim. Karena peristiwa itu Mongol
menyerbu wilayah Islam, dan dapat menaklukan Transoxania yang
merupakan wilayah Khawarizm, pada tahun 1219-1220 M, padahal
mereka hidup berdampingan secara damai satu sama lain.

Kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan,


Quzwain, Hamadzan, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibukota
Khawarizm, mereka kembali mendapatkan perlawanan dari Sultan
Alauddin, tetapi mereka mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm
dan Sultan Alaudin tewas dalam pertempuran di Mazindaran. Ia digantikan
4
Ibid., h. 38-41

5
putranya, Jalaludin yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak
dalam pertempuran di dekat Attock pada tahun 1224 M. Dari sana pasukan
Mongol melaju ke Azerbaijan. Di setiap daerah yang dilaluinya,
pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan dihancurkan sehingga tidak
berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan bernilai sejarah dihabisi,
sekolah, masjid dan gedung lainnya pun dibakar.

Kota Bukhara di Samarkand yang di dalamnya terdapat makam


Imam Bukhari, salah seorang perawi hadist yang termasyhur juga
dihancurkan. Balkh dan kota-kota lainnya yang mempunyai peradaban
Islam yang tinggi di Asia Tengah juga tak luput dari kehancuran.
Jalaludin, penguasa Khawarizm yang berusaha meminta bantuan kepada
Khalifah Abbasiyah di Baghdad, menghindarkan diri dari serbuan Mongol,
ia diburu lawannya sampai ke India tahun 1221 M. Dan akhirnya ia lari ke
barat. Toluy, salah seorang anak Genghis yang diutus ke Khurasan,
sementara anak yang lain, yakni Juchi dan Chatai bergerak untuk merebut
wilayah sungai Sir Darya bawah dan Khawariz.[3]

Saat kondisi fisiknya mulai lemah, Genghis Khan membagi


wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang
putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai, dan Toluy.[4]

Wilayah kekuasaan Genghis Khan yang luas itu dibagi untuk


empat orang putranya sebelum dia wafat tahun 624 H/1227 M. Pertama,
Juchi, anak yang sulung mendapatkan wilayah Sibrina bagian Barat dan
Stepa Qipchaq yang membentang hingga ke Rusia Selata, didalamnya
terdapat Khawarizm. Namun, ia meninggal sebelum wafat ayahnya,
Genghis, dan wilayah warisannya diberikan kepada anak Juchi yang
bernama Batu dan Orda. Batu mendirikan Horde (kelompok) biru di Rusia
Selatan sebagai pilar dasar berkembangnya Horde keemasan (golden
horde). Sedangkan Orda mendirikan Horde putih di Siberia Barat. Dan
kelompok itu bergabung pada abad 14 M kemudian muncul sebagai
Kekhanan (kepemimpinan) yang berbagai macam ragamnya di Rusia,

6
Siberia, dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astrakahan, Qazan, Kosimov,
Tiumen, Bukhara dan Khiva. Syaibaniyah atau Ozbeg, salah satu cabang
keturunan Juchi berkuasa di Khawarizm dan Transoxania pada abad 15
dan 16 M.

Kedua, Chagatay mendapat wilayah yang membentang ke timur,


sejak dari Transoxiania hingga Turkistan Timur atau Turkistan Cina.
Cabang Barat dari keturunan Chagatay yang bermukim di Transoxania
segera masuk ke dalam pengaruh lingkungan Islam, namun akhirnya
dikalahkan oleh kekuasaan Timur Lenk. Sedangkan cabang timur dari
keturunan Chagatay berkembang di Semirechye, IIIi, T’ien Syan di Tarim.
Mereka lebih tahan terhadap pengaruh Islam, namun akhirnya mereka
membantu menyebarkan Islam di wilayah Turkistan Cina dan bertahan
disana hingga abad 17 M.

Ketiga, Ogotay, adalah putra Genghis Khan yang terpilih oleh


dewan pimpinan Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan[5].

Keempat, Toluy si bungsu mendapat bagian wilayah Mongolia


sendiri. Ia masih menganut agama Buddha yang berpusat di Beijing, dan
mereka melawan saudaranya dari Khan-Khan Mongol yang beragama
Islam di Asia Barat dan Rusia, menyerang wilayah-wilayah Islam sampai
ke Baghdad.

C. Faktor Penyebab Penyerangan Bangsa Mongol

Faktor-faktor penyebab penyerangan bangsa Mongol terhadap


negeri-negeri Islam ialah Karena munculnya tindakan tidak simpatik kaum
muslim terhadap delegasi bangsa Mongol ketika membawa banyak harta
ke Khawarizm untuk membeli baju produk negara Khawarizm. Wazir
dinasti Khawarizm melihat bahwa harta yang dibawa delegasi para
pengusaha tersebut sangat banyak sehingga ia mengirim surat kepada
sultan yang diduga berisi rayuan untuk merampas harta tersebut.

7
Tampaknya, Sultan Alauddin terbujuk, sehingga memerintahkan untuk
membunuh seluruh delegasi pengusaha tersebut dan merampas hartanya.
Tindakan ini menjadi dasar legal bagi Genghis Khan untuk penyerbuan.

Ketika Genghis Khan mendengar berita pembunuhan delegasi


pengusahanya, ia langsung mengirim utusan dengan membawa surat untuk
menanyakan apakah pembunuhan tersebut atas perintahnya atau tanpa
sepengetahuannya. Seharusnya sultan Alauddin membalas surat Genghis
Khan tersebut dengan surat yang lebih baik dan meminta maaf atas
tindakan wakilnya atau memeriksa kasus tersebut dan menghukum pelaku
tindakan yang tidak dibenarkan adat dan undang-undang. Akan tetapi,
ternyata sultan Alauddin bertindak lebih konyol. Ia memerintahkan untuk
memenggal utusan Jenghiz Ini merupakan kesalahan kedua yang
mendorong penyerbuan tentara Mongol.

Dan penyerbuan bangsa Mongol terhadap wilayah-wilayah tidak


hanya cukup dipicu itu oleh hal itu, tetapi ditambah tindakan konyol ketiga
sultan Khawarizm yang menyiapkan pasukan kemudian menyerang
kedaulatan negara Mongol yang pada saat itu sedang sibuk berperang
melawan negara tetangganya, dengan merampas kekayaan negaranya dan
menahan wanita dan anak-anak.

Kasus pembunuhan delegasi pengusaha Genghis Khan telah


memicu perang antara Genghis Khan dan Khawarizm. Pembunuhan duta
negara telah menambah api dendam dalam dada bangsa Mongol. Melihat
dari gelagat itu, dalam pandangan Genghis Khan, satu-satunya jalan yang
harus dilakukan adalah menyiapkan pasukan untuk memerangi kaum
muslimin dan penguasanya.

8
D. Awal Islamisasi Bangsa Mongol

Bangsa Mongol, meskipun di antara mereka banyak yang tidak


beragama, pada umumnya mereka adalah penganut Syamanism, yaitu
agama yang menyembah arwah nenek moyangnya, tetapi ada juga yang
menyembah bintang-bintang dan ada yang menyembah matahari yang
sedang terbit. Selain itu, di antara mereka ada yang menganut agama
Kristen-Nestorian.5 Islamisasi ditubuh bangsa Mongol tidak dapat
diketahui secara pasti, namun dalam perjalanannya, bangsa Mongol
banyak berinteraksi dengan dunia Islam. Telah dibahas pada tulisan
sebelumnya dalam bab ini bahwa persentuhan bangsa Mongol dengan
dunia Islam diawali oleh kekaguman Chengis Khan atas Khawarizm Syah
yang sangat baik bergerak di bidang militer, pembangunan, perdagangan
maupun administrasi Negara. Kerjasama di bidang politik dan
perdagangan yang dilakukan oleh Chengis Khan dalam hal ini sebagai
bangsa Mongol dengan Alauddin Muhammad Syah sebagai pemimpin
Khawarizm Syah telah berlangsung sekian lamanya sebagai gambaran
hubungan dua kekuatan besar Asia Tengah.6

Masuk Islamnya kalangan bangsa Mongol lebih mengacu pada


proses perdagangan dan politik dalam bidang kemiliteran. hal ini
dituliskan Ibnu Battuta dalam catatannya sebagai berikut: “Chengis Khan
tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menemukan beberapa negeri kesukuan
yang tidak berarti di pedalaman Asia. Penggabungan sejumlah besar
marga Turki yang mendiami tanah-tanah berumput antara Mongolia dan
Laut Kaspia ke dalam mesin perangnya bukanlah untuk keberhasilannya.
Para prajurit Turki berkerumun di bawah bendera Chengis Khan dengan
jumlah puluhan ribu banyaknya, sebagian karena orang-orang Mongol
telah mengalahkan mereka, sebagian untuk petualangan militer, sebagian
lagi karena hujan lebih sering turun dan rumput lebih cepat tumbuh ketika
seseorang bergerak ke Barat dan ke Selatan. Orang-orang Turki melebihi
5
Ading Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam, h. 45
6
M. Abdul Karim, Islam di Asia Tengah, h. 35

9
jumlah orang etnik Mongol dalam angkatan bersenjata yang menyerang
Persia. Mereka membawa serta kereta-kereta, keluarga, dan sekawanan
kuda serta domba yang dapat memberikan makanan kepada mereka
sepanjang jalan melalui Khurasan dan ke arah Barat sepanjang
Pegunungan Alburz, sampai ke daerah penggembalaan yang lebat
rumputnya di Azerbaijan. Sekalipun banyak dari para penyerang Turki
telah masuk agama Islam aliran Sunnah pada abad-abad sebelumnya
akibat hasil hubungan mereka dengan para pedagang urban dan para
penyiar agama di Khurasan, mereka tetap bergairah bergabung dengan
masyarakat Persia yang sedang hancur dan bersikap bermusuhan itu.

Mereka melindas tanaman petani, panenan, saluran irigasi, dan


kota-kota yang menghalangi gerakan bebas gerombolan hewan peliharaan
mereka.7 Jika lebih dikerucutkan atau dikhususkan kepada dinasti Ilkhan,
keislaman di wilayah Ilkhan yang sebenarnya adalah wilayah muslim yang
ditaklukkan Mongol sudah menjadi agama yang dianut mayoritas
penduduk Ilkhan. Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan
seorang pemimpin dinasti Ilkhan yang bernama Nikodar Khan memeluk
agama Islam. Sejak dinasti Ilkhan dipimpin oleh Hulagu Khan, wilayah
Asia Tengah begitu harum dengan nama-nama ilmuan dan bidang ahli dari
kalangan muslim. Saat Nikodar Khan naik takhta, ia yang semula sejak
lahir telah dibaptis dalam gereja Katolik Ortodok dan dinamai Nicolas,
mulai berfikir dan mempertimbangkan akan kepercayaannya. Ia
mempertimbangkan mana yang baik dan sesuai dengan jiwanya diantara
kedua agama, yaitu Islam dan Kristen, dan yang mana pula yang akan
sesuai dengan politik pemerintahannya.

Dilihatnya golongan rakyatnya yang terbesar atau mayoritas adalah


memeluk agama Islam, dan dilihatnya belum puaslah rakyatnya meskipun
telah teguh ia memimpin, maka ia putuskan untuk menjatuhkan pilihan
kepada agama Islam dan ia mengganti namanya menjadi Ahmad Khan

7
Ross E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta, h. 114-115

10
dengan gelar Sultan. Nicolas atau Nikodar Khan atau Ahmad Khan, ia
adalah pemimpin muslim pertama pada dinasti Ilkhan yang memeluk
Islam dengan cara yang sangat sederhana dan penuh kedamaian. Ia
memeluk agama Islam dengan keyakinan hatinya bahwa Islam dapat
membantunya memimpin Ilkhan serta dengan segala sistemnya dapat
diterapkan untuk kejayaan dinasti yang dipimpinnya.

E. Dinasti Mongol Islam

Sejarah perjalanan umat Islam memiliki kekhasan tersendiri pada


setiap daerah yang diduduki. Islam memiliki sejarah panjang dan variasi
model penyebaran yang unik dan berliku. Jika dilihat dari perspektif Barat,
maka Islam tak lebih dari sebuah ajaran yang diperjuangkan dengan darah
dan pedang. Namun sebaliknya, Islam telah melakukan pembebasan bagi
masyarakat lokal yang ditindas atas hegemoni dua imperium besar saat itu,
yakni Persia dan Romawi. Kedua kekuatan dunia itulah yang menghisap
dan menteror masyarakat di daerah yang dikuasai baik dari persoalan
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama.

Dengan demikian, kehadiran Islam sebagai agama pembebas dari


ketertindasan tersebut, justru dinanti dan diharapkan segera datang. Akan
tetapi, tidak sedikit pula Islam hadir di tengah masyarakat dengan damai,
karena agama Islam mampu mendialogkan ajaran agama dengan realitas
masyarakat setempat Salah satu contoh kebangkitan kekuatan muslim
adalah berhasilnya menanamkan ajaran anasir (unsur-unsur) ajaran tauhid
di kalangan Mongol.

Dimulai sejak munculnya bangsa Mongol hingga penaklukan-


penaklukannya di bawah pimpinan Chengis Khan, Imperium Mongol
menjadi wilayah yang sangat luas. Namun selanjutnya, Imperium
pimpinan Chengis Khan yang amat luas itu dibagi rata bagi keempat
anaknya, hal ini diawali berangkatnya Chengis ke Selatan China guna
menghadapi para pemberontak, sebelum sampai di sana, Chengis

11
meninggal di tepi sungai Chali, Mongolia (1227 M). Sebelum meninggal,
Chengis Khan telah menunjuk putranya Oghtay sebagai penggantinya
(Khan Agung).

Selanjutnya ia membagi kerajaannya kepada keturunannya yang


lain. Untuk Jochi, ia pergi ke arah Barat. Namun Jochi lebih dulu
meninggal dari ayahnya di tahun 1221 M. Untuk Chagtay, ia menguasai
wilayah yang sekarang Timur Turkistan, termasuk China Barat. Oghtay
menerima wilayah di sebelah Timur meliputi pegunungan Altai dan
Tarbagatai sampai ke danau Baikal. Selanjutnya putra bungsunya,
Toluy/Touli sesuai tradisi Mongol akan diberikan wilayah tanah air
leluhurnya di Mongolia.

Keturunan dari ketiga anak Chengis tersebut kemudian masuk


Islam dan melahirkan dinasti-dinasti Islam tersendiri. Sedikit lebih
lengkap seperti yang akan dijelaskan selanjutnya. Ketika Chengis
meninggal pada 1227 M, ia menetapkan bahwa putra ketiganya, Oghtay,
akan menjadi pewaris tahtanya sebagai kaisar, sementara keempat
putranya sama-sama akan berkuasa secara pribadi di wilayah masing-
masing. Jochi sebagai putra sulung, menerima wilayah yang sekarang
menjadi Rusia, dari separuh wilayah Siberia sampai ke Laut Hitam, namun
ia meninggal sebelum Chengis, dan wilayahnya diwarisi oleh putra-
putranya, Orda dan Batu.

Asia Tengah dari Laut Aral sampai ke Tibet diwarisi


Chaghadai/Chagtay. Warisan pribadi Oghtay adalah daerah Xi Xia
(sebagian besar China Barat) dan China Utara. Tolui, si bungsu,
sebagaimana tradisi yang berlaku pada saat itu, mewarisi wilayah
“jantung” ayahnya, dalam hal ini berarti seluruh wilayah Mongolia, inilah
yang memberikan basis kekuatan bagi Tolui. Pembagian wilayah Mongol
kepada anak-anak Chengis lebih banyak berdasarkan kira-kira, karena
batas wilayah yang dibagi-bagi tersebut masih kabur dan masih
diperebutkan para penduduk setempat. China Utara baru setengah yang

12
berhasil ditaklukkan. Khawarizm masih harus dikalahkan, pangeran-
pangeran Rusia, meskipun pernah diserang tapi belum dilumpuhkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah kejayaan dan keemasan Islam dibumihanguskan dalam
masa kurang lebih 5tahun. Hal ini ditandai dengan adanya serangan yang
dilakukan oleh Hulagu Khan sejak 1253ke wilayah Baghdad (pusat
pemerintahan bani Abbasiyah) hingga 1258. Serangan Mongol(Jenghis
Khan) bermula dari perampasan dan pembunuhan oleh Gubernur Utrar
terhadap para pedagang bangsa Tartar pada 615 H./1219 M. dengan
tuduhan mata-mata Mongol.Disamping memang sudah menjadi tabiat
orang Mongol yang suka berperang ditambah lagidengan dorongan faktor
ekonomi. Sehingga perluasan wilayah pun dilakukan oleh Mongol.Dan
sampai akhir masa Jenghis Khan (1162-1227) wilayah kekuasaan Mongol
meliputi;Tiongkok, Asia Tengah, Persia, dan Mongolia
B. Saran
Dalam makalah ini penulis ingin memberikan saran kepada
pembaca. Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik bentuk maupun isinya.
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis yaitu, penulis menyarankan
kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana pembaca
mempelajari materi makalah ini. Semoga dengan makalah ini penulis serta
pembaca dapat menambah ilmu pengetahuannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam, terjemah Nawawi Rambe, (Jakarta:


Wijaya, 1981), h. 193.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 1994),
h. 113.

Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, (Jakarta: Mizan, 1993), h. 167-170.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam.

Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve,cet.IX, 2001.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
cet.VII, 1998

Harun, Maidir & Firdaus.Sejarah Peradaban Islam. Padang: IAIN-IB Press, jld.2,
2002.

14

Anda mungkin juga menyukai