Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Sejarah Peradaban Islam Miftah Farid, M.Pd

“peradaban islam ada masa mongol”

Oleh : Kelompok 8

Nama Npm

Mahfuz Amin 19.12.4784

Fauziah Noor 19.12.4743

Hafizah 19.12.4750

Ahmad Shaufi 19.12.4710

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

FAKULTAS TARBIYAH

2020
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim, Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah


menganugerahkan kepada kita umur hingga sampai saat ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW. Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing bapak Miftah Farid, M.Pd dalam mata kuliah Sejarah peradaban
islam. Semoga beliau selalu dalam lindungan Allah dan selalu diberi kesehatan
serta kemampuan untuk terus membimbing kami.

Kami menyadari dalam makalah ini tentu masih banyak terdapat berbagai
kekurangan yang tak lain dikarenakan kekurangan kami sendiri. Maka dari itu,
kami mengharapkan kepada para pembaca agar kiranya berkenan memberikan
kritik dan saran yang membangun untuk kami.

Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan


kita dalam Tafsir Tarbawi dan bermanfaat baik bagi diri kami sendiri ataupun bagi
pembaca sekalian.

“terima kasih”

Martapura, 06 Desember 2020

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................1


B. Tujuan Penulisan................................................................................1
C. Rumusan Masalah...............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

A. Asal-usul bangsa mongol.…………………………………..……… 2


B. Motivasi serangan mongol…………………………………………. 3
C. Penyerangan mongol dan daerah kekuasaannya.................................4
D. Ciri ciri masa mongol.........................................................................5
E. Kemajuan dan kemunduran masa mongol..........................................7

BAB III PENUTUP.......................................................................................9

A. Kesimpulan........................................................................................9
B. Saran..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Mongol berada di wilayah pegunungan Mongolia,
berbatasan dengan Cina di Selatan, Turkestan di Barat, Manchuria di
Timur, dan Siberia di sebelah Utara. Mereka sangat patuh dan taat pada
pimpinannya dalam satu bingkai agama Syamaniyah, yaitu kepercayaan
yang menyembah bintang-bintang dan matahari terbit. Runtut etniknya
berasal dari nenek moyang yang bernama Alanja Khan yang dikaruniai
dua orang putera kembar yaitu Tartar dan Mongol.
Ciri-ciri Masa Pemerintahan Mongol:
a.       Berpindahnya pusat ilmu.
b.      Tumbuhnya ilmu-ilmu baru.
c.       Kurangnya Kutubul khanah.
d.      Banyaknya Sekolah dan Mausu’at.
e.       Penyelewengan ilmu.
f.       Kondisi keagamaan
Pada masa pemerintahan Bahadur Khan, Mongol mengalami
kemajuan yang sangat besar karena pada saat itu Bahadur berhasil
menyatukan13 kelompok suku bangsa.
B. Rumusan Masalah
1.   Darimana Asal-Usul Kerajaan Mongolia?
2.   Apa pengaruh perkembangan kerajaan Mongolia terhadap dunia
Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui darimana asal-usul kerajaan Mongolia
2. Mengetahui pengaruh perkembangan kerajaan Mongolia terhadap
dunia islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Asal-Usul Bangsa Mongol


Asal mula bangsa Mongol ialah dari masyarakat hutan  yang mendiami
siberia dan mongol luar di sekitar Danau Baikal. mereka  berasal dari daerah
pegunungan Mongolia, berbatasan dengan Cina di Selatan, Turkestan di Barat,
Manchuria di Timur, dan Siberia di sebelah Utara. Kebanyakan dari mereka
mendiami padang stepa yang membentang di antar pegunungan Ural sampai
pegunungan Altai di Asia Tengah, dan mendiami hutan Siberia dan Mongol di
sekitar Danau Baikal.

Dalam rentang waktu yang relatif panjang, kehidupan bangsa Mongol


tetap sederhana. Mereka mendirikan perkemahan dan berpindah dari satu tempat
ketempat lain, menggembala kambing, berburu. Mereka juga hidup dari hasil
perdagangan tradisional yaitu mempertukarkan bangsa Turki dan Cina yang
menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa nomad, orang-orang
Mongol mempunyai sifat kasar, suka berperang, berani mati dalam mewujudkan
keinginan dan ambisi politiknya. 

Ada satu pendapat yang mengatakan bahwa bangsa Mongol bukanlah suku
nomad sebagamana dimaksud, tetapi satu bangsa yang memiliki ketangkasan
berkuda yang mampu menaklukkan stepa ke stepa, akibatnya kehidupan mereka
berpindah-pindah mengikuti wilayah taklukannya dibawah kepemimpinan
seorang Khan. Khan yang pertama dari bangsa Mongol itu adalah Yesugey, ayah
Chinggis atau Jengis.

Runtut etniknya berasal dari nenek moyang yang bernama Alanja Khan
yang dikaruniai dua orang putera kembar yaitu Tartar dan Mongol. Dari kedua
putera ini melahirkan dua keturunan bangsa, yaitu Mongol dan Tartar. Dari yang
pertama lahirlah seorang bernama Ilkhan yang di kemudian hari menjadi
pemimpin bangsa Mongol1. Bangsa ini berasal dari seorang tokoh terkemuka
1
Yatim Badri, MA, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II,  Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011

2
setempat bernama Alanja Khan. mempunyai dua orang putra kembar bernama
Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkandua suku bangsa besar, Tatar dan
Mongol. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yangmelahirkan keturunan
bangsa Mongol di kemudian hari. Ilkhan mempunyai putra bernama Yasugi
Bahadur Khan yang kemudian memiliki putra bernama Temujin, bergelar Jenghis
Khan (Raja Yang Perkasa). Putra dari Jenghis Khan bernama Toluy/Tuli
kemudian memiliki putra bernama Hulagu Khan.

Hulagu Khan inilah yang menyerang dan menghancurkan kota Baghdad.


Ia berhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu.Setelah Yasugi
meninggal, putranya Temujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai
pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya
denganmenyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi
satu pasukan yangteratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M.

B. Motivasi Serangan Mongol


Serangan-serangan yang dilakukan oleh Mongol memiliki latar belakang yang
menjadi motivasi mereka untuk melakukan penyerang tersebut. Maidir Harun dan
Firdaus memaparkan bahwa ada beberapa hal yang menjadi motivasi bagi Mongol
untuk melakukan serangan, sebagai berikut:

a) Faktor Politik
Pada tahun 615 H. sekitar 400 orang pedagang bangsa Tartar dibunuh atas
persetujuan wali (gubernur) Utrar. Barang dagangan mereka dirampas dan
dijual kepada saudagar Bukhara dan Samarkand dengan tuduhan mata-mata
Mongol. Tentu saja hal ini menimbulkan kemarahan Jenghis Khan. Jenghis
Khan mengirimkan pasukan kepada Sultan Khawarizmi untuk meminta agar
wali Utrar diserahkan sebagai ganti rugi kepadanya. Utusan ini juga dibunuh
oleh Khawarizmi Syah sehingga Jenghis Khan dengan pasukannya melakukan
penyerangan terhadap wilayah Khawarizmi.
b) Motif Ekonomi
Motif ini diperkuat oleh ucapan Jenghis Khan sendiri, bahwa penaklukan-
penaklukan dilakukannya adalah semata-mata untuk memperbaiki nasib

3
bangsanya, menambah penduduk yang masih sedikit, membantu orang-orang
miskin dan yang belum berpakaian. Sementara di wilayah Islam rakyatnya
makmur, sudah berperadaban maju, tetapi kekuatan militernya sudah rapuh.2
c) Tabiat Orang Mongol yang Suka Mengembara
Tabiat mereka yang suka mengembara, diundang ataupun tidak diundang
mereka akan datang juga menjarah dan merampas harta kekayaan penduduk
dimana mereka berdiam. Penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh
Jenghis Khan dengan pasukan perangnya yang terorganisir, berusaha
memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan. Para ahli
pertukangan mereka bawa dalam pasukan batalion Zeni (yon-zipur) untuk
membuat jembatan dan menjamin melancarkan transportasi dalam
penyerangan. Para tawanan perang dimanfaatkan secara paksa untuk
memanggul perlengkapan perang dan makanan.

C. Penyerangan Mongol dan Wilayah Kekuasaannya


Pada tahun 607 H/1211 M. Jenghis Khan meluaskan wilayahnya. Ia berhasil
merebut Cina Utara dan mendirikan ibu kota Qaraqorun, lalu menduduki
Siangkiang. Penyerangan ke wilayah Islam dimulai melalui daerah Khawarizmi
pada tahun 606 H/1209 M. Daerah yang menjadi tujuan utama mereka adalah
Turki, Ferghana dan Samarkand, karena daerah ini yang berdekatan dan yang
berkasus dengan mereka. Sewaktu bangsa Mongol memasuki wilayah Khawarizmi,
sultan Alauddin sudah siap untuk memukul mundur pasukan Mongol. Pasukan
Mongol kembali ke negeri asal mereka untuk melatih pasukannya dengan intensif.
Sewaktu mereka kembali ke daerah Khawarizmi 10 tahun kemudian, sudah banyak
perubahan terhadap pasukannya, sehingga mereka bisa memasuki Bukhara,
Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain dan sampai ke perbatasan Irak. Di
Bukhara, ibu kota Khawarizmi, mereka kembali mendapat perlawanan dari sultan
Alauddin, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan
Khawarizmi. Sultan Alauddin tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220
M. Ia digantikan oleh putranya Jalaluddin yang kemudian melarikan diri ke India
karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana
2
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT. Ichtiar Baru, 2001. Hal 242

4
pasukan Mongol terus ke Azerbeijan. Penaklukkan Bukhara ini disebutkan oleh
Jenghis Khan sebagai bencana dari Tuhan yang dikirimkan sebagai hukuman atas
orang-orang yang berdosa.3

Orang-orang Mongol menempatkan kuda mereka di sekeliling masjid yang


suci dan menyobek-nyobek al-Qur‘an untuk dibuang di tempat sampah, penduduk
yang tidak dibantai diambil sebagai tawanan. Begitulah nasib kota Samarkand,
Balkh dan kota-kota yang lainnya di Asia Tengah, yang merupakan tempat
kebudayaan Islam yang tinggi, tempat tinggal orang-orang terkemuka dan pusat
ilmu pengetahuan. Sepulangnya ke Ibu Kota Karaqorun, ia menumpas
pemberontakan di wilayah Ala Shan dan Kausu, lalu meninggal dunia dan
dikebumikan di tempat asalnya, Deligun Buldak. Namun, sebelum Jenghis Khan
meninggal pada tahun 624 H./1227 M, pada saat kondisinya mulai lemah, dia
membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang
putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Juchi anaknya yang sulung
mendapat wilayah Siberia bagian barat dan stepa Qipchaq yang membentang
hingga ke Rusia Selatan, di dalamnya terdapat Khawarizmi.

Namun ia meninggal dunia sebelum wafat ayahnya, Jenghis Khan, dan wilayah
warisannya itu diberikan kepada anak Juchi yang bernama Batu dan Orda. Batu
mendirikan Horde (Kelompok) Biru di Rusia Selatan sebagai pilar dasar
berkembangnya Horde Keemasan (Golden Horde). Sedangkan Orda mendirikan
Horde Putih di Siberia Barat. Kedua kelompok itu bergabung dalam abad
keempatbelas yang kemudian muncul sebagai kekhanan yang bermacam ragamnya
di Rusia, Siberia dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astarakhan, Qazan, Qasimov,
Tiumen, Bukhara dan Khiva.

D. Ciri-ciri Masa Mongol


1)   Berpindahnya pusat ilmu.
Kegiatan ilmu pada masa Abasiyah berpusat di kota-kota Baghdad,
Bukhara, Naisabur, Ray, Cordova, sevilla, Ketika kota-kota tersebut
hancur maka kegiatan ilmu berpindah ke kota-kota Kairo, Iskandar,

3
Maidir Harun dan Firdaus,Sejarah Peradaban Islam, Padang : IAIN-IB Press, 2002. Hal 109

5
Usyuth, faiyun, damaskus, Hims, Halab, dan lain-lain kota di kota Mesir
dan di Syam.
2) Tumbuhnya ilmu-ilmu baru.
Dalam masa ini mulai matang ilmu Umron (Sosiologi ) dan filsafat
Tarikh ( Philosophy of history ) dengan munculnya Muqaddimah Ibn
Khaldun sebagai kitab pertama dalam bidang ini. Juga mulai di
sempurnakan penyusunan ilmu politik, ilmu tata usaha, ilmu peperangan,
ilmu kritik sejarah.
3)   Kurangnya Kutubul khanah.
Dalam zaman ini banyak perpustakaan besar yang musnah bersama
segala kitabnya karena terbakar atau tenggelam di tengah-tengah suasana
yang kacau waktu penaklukan Mongol di Timur dan penyerangan Spayol
di Barat. Atau pemusnahan kitab-kitab dan perpustakaan sebagai akibat
terjadinya pertentangan sengit antara Firqah-firqah agama. Atau karena
menjadi rusaknya dan mengaburnya tinta akibat lapuk dimakan usia.
4) Banyaknya Sekolah dan Mausu’at.
Dalam masa ini sekolah-sekolah yang teratur tumbuh subur,
terutama Mesir dan Syam, dan yang menjadi pusatnya adalah Kairo dan
Damaskus. Pembangun sekolah pertama adalah Sultan Nurudin Zanky
yang kemudian di ikuti oleh para raja dan sultan sesudahnya. Berdirilah
berbagai corak sekolah baik karena perbedaan madzhab atau pun karena
ke khususan ilmu. Ada sekolah untuk ilmu Tafsir dan Hadits, dan sekolah
untuk Fiqh berbagai madzhab, ada sekolah untuk ilmu Thib dan Filsafat,
ada sekolah untuk ilmu Riyad-Hiya’at ( ilmu pasti, ilmu music dan ilmu
eksakta lainnya ). Dari sekolah ini keluarlah para ulama dan sarjana yang
jumlahnya cukup banyak.
5)   Penyelewengan ilmu.
Dalam zaman ini ummat islam dan kaum terpelajar banyak yang
melarikan diri kedunia pembahasan agama, apalagi ketika persatuan
politik tidak ada lagi dan sultan-sultannya tidak memperhatikan
perkembangan dan kemurnian agama, ummat islam makin tenggelam

6
kepada pembahasan bidang agama saja, bahkan lama-kelamaan jatuh ke
lembah mistik dan khurofat. Hal ini mungkin karena kebanyakan manusia
telah di hinggapi rasa takut sehingga mereka mengungsi ke dunia agama
dan mistik untuk menghibur diri. Dalam masa ini berbagai ilmu mereka
pergunakan untuk mengkhidmati agama saja atau mistik dan khurofat.
Misalnya ilmu Falak hanya untuk menetapkan waktu sholat, sementara
ilmu Bintang untuk meramal.

E. Kemajuan dan kemunduran Bangsa Mongol.


Pada masa pemerintahan Yasugi Bahadur Khan, Mongol mengalami kemajuan
yang sangat besar karena pada saat itu Bahadur berhasil menyatukan13 kelompok
suku bangsa. Selanjutnya, setelah Yasugi meninggal,putranya, Timujin yang masih
berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun ia memperkuat
angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan bangsa lain. Pada
tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, yang berarti Raja yang Perkasa. Ia
menetapkan undang-undang yang disebut Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur
kehidupan rakyatnya. Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis
Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan
terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la
herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri
Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan
tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya mereka
mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di
Turkistan.

Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya
adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan
sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar
terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan
kemerdekaannya kembali. Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai
memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan
dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu

7
pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la
membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab
Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum
lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad
Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la
mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan.

Kekalahan bangsa Mongol di bawah panglima Kitbugha atas pasukan Mamalik


di bawah panglima Qutuz. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke
Mesir meminta supaya sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik untuk
menyerah. Permintaan itu di tolak oleh Qutus dan utusan Kitbugha tersebut
dibunuhnya. Tindakan Qutuz itu tidak menimbulkan kemarahan oleh di kalangan
Mongol. Kitbugha kemudian melintas Jordania menuju Galilei. Pasukan ini
bertemu dengan pasukan Mamalik yang di pimpin langsung oleh Qutuz.
Pertempuran dahsyat terjadi sehingga pasukan Mamalik berhasil menghancurkan
tentara Mongol pada tanggal 3 september 1260 M. Hal inilah yang menyebabkan
runtuhnya kerjaan Mongol di Cina. Pada saat Mongol diperintah oleh Abu Sa’id
( 1317-1335 M ), terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin
topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang
didirikan Hulagu Khan akhirnya terpecah belah sepeninggalan abu Sa’id dan
masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya mereka semua ditaklukkan
oleh Timur Lenk.

BAB III

PENUTUP

8
A. Kesimpulan

Jatuhnya Kota Baghdad pada tahun 1258 M, ke tangan bangsa Mongol


bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tapi juga merupakan awal dari
masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat
kebudayaan dan perandaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu
pengetahuan itu ikut pula lenyap di bumi hanguskan oleh pasukan Mongol
yang dipimpin oleh Hulagu Khan. Kehidupan mereka berpindah-pindah
mengikuti wilayah taklukannya dibawah kepemimpinan seorang Khan. Khan
yang pertama dari bangsa Mongol itu adalah Yesugey, ayah Chinggis atau
Jengis.Timur lenk, salah satu keturunan Jenghis Khan misalnya, pada akhir
hayatnya memeluk Islam, berkat usaha sultan Faraj, seorang dari raja Mamluk
yang mengutus delegasi dengan pimpinan Ibn Khaldun Bapak Sosiologi Islam
yang termashur saat itu.

Sehingga perluasan wilayah pun dilakukan oleh Mongol. Dan sampai


akhir masa Jenghis Khan (1162-1227) wilayah kekuasaan Mongol meliputi;
Tiongkok, Asia Tengah, Persia, dan Mongolia. Sebelum Jenghis Khan
meninggal, dia membagi wilayah kekuasaannya kepada 4 orang putranya.
Pertama, Juchi anaknya yang sulung mendapat wilayah Siberia bagian barat
dan stepa Qipchaq yang membentang hingga ke Rusia Selatan, di dalamnya
terdapat Khawarizm. Kedua, Chagatai ditugasi untuk menguasai daerah Illi,
Ergana, Ray, Hamazan dan Azerbeijan. Ketiga, Ogotai mempunyai wilayah di
Pamirs dan Tien Syan. Keempat, Tuli (Toluy) anak terakhir Jenghis Khan ini
mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri.

B.Saran

Demekian makalah yang dapat kami sampaikan jika terdapat kekurangan


akan kami perbaiki lagi semoga dapat bermanfaat dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

9
Yatim Badri, MA, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT

RajaGrafindo,Persada, 2011

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT. Ichtiar Baru,

2001.

Maidir Harun dan Firdaus,Sejarah Peradaban Islam, Padang : IAIN-IB Press, \

2002

Sunanto Musyrifah. Sejarah Islam Klasik: Perkembangan ilmu Pengetahuan

Islam, Kencana Prenada Media Group, 2003

10

Anda mungkin juga menyukai