Oleh : Kelompok 8
Nama Npm
Hafizah 19.12.4750
FAKULTAS TARBIYAH
2020
KATA PENGANTAR
Kami menyadari dalam makalah ini tentu masih banyak terdapat berbagai
kekurangan yang tak lain dikarenakan kekurangan kami sendiri. Maka dari itu,
kami mengharapkan kepada para pembaca agar kiranya berkenan memberikan
kritik dan saran yang membangun untuk kami.
“terima kasih”
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
A. Kesimpulan........................................................................................9
B. Saran..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Mongol berada di wilayah pegunungan Mongolia,
berbatasan dengan Cina di Selatan, Turkestan di Barat, Manchuria di
Timur, dan Siberia di sebelah Utara. Mereka sangat patuh dan taat pada
pimpinannya dalam satu bingkai agama Syamaniyah, yaitu kepercayaan
yang menyembah bintang-bintang dan matahari terbit. Runtut etniknya
berasal dari nenek moyang yang bernama Alanja Khan yang dikaruniai
dua orang putera kembar yaitu Tartar dan Mongol.
Ciri-ciri Masa Pemerintahan Mongol:
a. Berpindahnya pusat ilmu.
b. Tumbuhnya ilmu-ilmu baru.
c. Kurangnya Kutubul khanah.
d. Banyaknya Sekolah dan Mausu’at.
e. Penyelewengan ilmu.
f. Kondisi keagamaan
Pada masa pemerintahan Bahadur Khan, Mongol mengalami
kemajuan yang sangat besar karena pada saat itu Bahadur berhasil
menyatukan13 kelompok suku bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Darimana Asal-Usul Kerajaan Mongolia?
2. Apa pengaruh perkembangan kerajaan Mongolia terhadap dunia
Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui darimana asal-usul kerajaan Mongolia
2. Mengetahui pengaruh perkembangan kerajaan Mongolia terhadap
dunia islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ada satu pendapat yang mengatakan bahwa bangsa Mongol bukanlah suku
nomad sebagamana dimaksud, tetapi satu bangsa yang memiliki ketangkasan
berkuda yang mampu menaklukkan stepa ke stepa, akibatnya kehidupan mereka
berpindah-pindah mengikuti wilayah taklukannya dibawah kepemimpinan
seorang Khan. Khan yang pertama dari bangsa Mongol itu adalah Yesugey, ayah
Chinggis atau Jengis.
Runtut etniknya berasal dari nenek moyang yang bernama Alanja Khan
yang dikaruniai dua orang putera kembar yaitu Tartar dan Mongol. Dari kedua
putera ini melahirkan dua keturunan bangsa, yaitu Mongol dan Tartar. Dari yang
pertama lahirlah seorang bernama Ilkhan yang di kemudian hari menjadi
pemimpin bangsa Mongol1. Bangsa ini berasal dari seorang tokoh terkemuka
1
Yatim Badri, MA, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011
2
setempat bernama Alanja Khan. mempunyai dua orang putra kembar bernama
Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkandua suku bangsa besar, Tatar dan
Mongol. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yangmelahirkan keturunan
bangsa Mongol di kemudian hari. Ilkhan mempunyai putra bernama Yasugi
Bahadur Khan yang kemudian memiliki putra bernama Temujin, bergelar Jenghis
Khan (Raja Yang Perkasa). Putra dari Jenghis Khan bernama Toluy/Tuli
kemudian memiliki putra bernama Hulagu Khan.
a) Faktor Politik
Pada tahun 615 H. sekitar 400 orang pedagang bangsa Tartar dibunuh atas
persetujuan wali (gubernur) Utrar. Barang dagangan mereka dirampas dan
dijual kepada saudagar Bukhara dan Samarkand dengan tuduhan mata-mata
Mongol. Tentu saja hal ini menimbulkan kemarahan Jenghis Khan. Jenghis
Khan mengirimkan pasukan kepada Sultan Khawarizmi untuk meminta agar
wali Utrar diserahkan sebagai ganti rugi kepadanya. Utusan ini juga dibunuh
oleh Khawarizmi Syah sehingga Jenghis Khan dengan pasukannya melakukan
penyerangan terhadap wilayah Khawarizmi.
b) Motif Ekonomi
Motif ini diperkuat oleh ucapan Jenghis Khan sendiri, bahwa penaklukan-
penaklukan dilakukannya adalah semata-mata untuk memperbaiki nasib
3
bangsanya, menambah penduduk yang masih sedikit, membantu orang-orang
miskin dan yang belum berpakaian. Sementara di wilayah Islam rakyatnya
makmur, sudah berperadaban maju, tetapi kekuatan militernya sudah rapuh.2
c) Tabiat Orang Mongol yang Suka Mengembara
Tabiat mereka yang suka mengembara, diundang ataupun tidak diundang
mereka akan datang juga menjarah dan merampas harta kekayaan penduduk
dimana mereka berdiam. Penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh
Jenghis Khan dengan pasukan perangnya yang terorganisir, berusaha
memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan. Para ahli
pertukangan mereka bawa dalam pasukan batalion Zeni (yon-zipur) untuk
membuat jembatan dan menjamin melancarkan transportasi dalam
penyerangan. Para tawanan perang dimanfaatkan secara paksa untuk
memanggul perlengkapan perang dan makanan.
4
pasukan Mongol terus ke Azerbeijan. Penaklukkan Bukhara ini disebutkan oleh
Jenghis Khan sebagai bencana dari Tuhan yang dikirimkan sebagai hukuman atas
orang-orang yang berdosa.3
Namun ia meninggal dunia sebelum wafat ayahnya, Jenghis Khan, dan wilayah
warisannya itu diberikan kepada anak Juchi yang bernama Batu dan Orda. Batu
mendirikan Horde (Kelompok) Biru di Rusia Selatan sebagai pilar dasar
berkembangnya Horde Keemasan (Golden Horde). Sedangkan Orda mendirikan
Horde Putih di Siberia Barat. Kedua kelompok itu bergabung dalam abad
keempatbelas yang kemudian muncul sebagai kekhanan yang bermacam ragamnya
di Rusia, Siberia dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astarakhan, Qazan, Qasimov,
Tiumen, Bukhara dan Khiva.
3
Maidir Harun dan Firdaus,Sejarah Peradaban Islam, Padang : IAIN-IB Press, 2002. Hal 109
5
Usyuth, faiyun, damaskus, Hims, Halab, dan lain-lain kota di kota Mesir
dan di Syam.
2) Tumbuhnya ilmu-ilmu baru.
Dalam masa ini mulai matang ilmu Umron (Sosiologi ) dan filsafat
Tarikh ( Philosophy of history ) dengan munculnya Muqaddimah Ibn
Khaldun sebagai kitab pertama dalam bidang ini. Juga mulai di
sempurnakan penyusunan ilmu politik, ilmu tata usaha, ilmu peperangan,
ilmu kritik sejarah.
3) Kurangnya Kutubul khanah.
Dalam zaman ini banyak perpustakaan besar yang musnah bersama
segala kitabnya karena terbakar atau tenggelam di tengah-tengah suasana
yang kacau waktu penaklukan Mongol di Timur dan penyerangan Spayol
di Barat. Atau pemusnahan kitab-kitab dan perpustakaan sebagai akibat
terjadinya pertentangan sengit antara Firqah-firqah agama. Atau karena
menjadi rusaknya dan mengaburnya tinta akibat lapuk dimakan usia.
4) Banyaknya Sekolah dan Mausu’at.
Dalam masa ini sekolah-sekolah yang teratur tumbuh subur,
terutama Mesir dan Syam, dan yang menjadi pusatnya adalah Kairo dan
Damaskus. Pembangun sekolah pertama adalah Sultan Nurudin Zanky
yang kemudian di ikuti oleh para raja dan sultan sesudahnya. Berdirilah
berbagai corak sekolah baik karena perbedaan madzhab atau pun karena
ke khususan ilmu. Ada sekolah untuk ilmu Tafsir dan Hadits, dan sekolah
untuk Fiqh berbagai madzhab, ada sekolah untuk ilmu Thib dan Filsafat,
ada sekolah untuk ilmu Riyad-Hiya’at ( ilmu pasti, ilmu music dan ilmu
eksakta lainnya ). Dari sekolah ini keluarlah para ulama dan sarjana yang
jumlahnya cukup banyak.
5) Penyelewengan ilmu.
Dalam zaman ini ummat islam dan kaum terpelajar banyak yang
melarikan diri kedunia pembahasan agama, apalagi ketika persatuan
politik tidak ada lagi dan sultan-sultannya tidak memperhatikan
perkembangan dan kemurnian agama, ummat islam makin tenggelam
6
kepada pembahasan bidang agama saja, bahkan lama-kelamaan jatuh ke
lembah mistik dan khurofat. Hal ini mungkin karena kebanyakan manusia
telah di hinggapi rasa takut sehingga mereka mengungsi ke dunia agama
dan mistik untuk menghibur diri. Dalam masa ini berbagai ilmu mereka
pergunakan untuk mengkhidmati agama saja atau mistik dan khurofat.
Misalnya ilmu Falak hanya untuk menetapkan waktu sholat, sementara
ilmu Bintang untuk meramal.
Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya
adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan
sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar
terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan
kemerdekaannya kembali. Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai
memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan
dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu
7
pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la
membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab
Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum
lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad
Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la
mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan.
BAB III
PENUTUP
8
A. Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
9
Yatim Badri, MA, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT
RajaGrafindo,Persada, 2011
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT. Ichtiar Baru,
2001.
2002
10