Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Keadaan Islam di Andalusia

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Disusun oleh Kelompok 6 ( Enam ):

Ahmad Zainuddin Amin (22208402331030)


Aninatul Khoiriyah (22208402331029)

Dosen pembimbing:
H. Bahrul Ulum, S.HI, M.A

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH ( HES )


FAKULTAS HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL- QOLAM MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia-Nya sehingga penulis
dapat dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Keadaan Islam di Andalusia”.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.

Ucapan terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada Bapak Bahrul Ulum selaku
dosen pengampu. Juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini mungkin masih banyak
kekurangan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk para
pembaca. semoga makalah ini berguna sebagai penambah wawasan para pembaca.

Malang, 10 November 2023

Kelompok VI

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Spanyol sebelum Masuknya Islam...........................................................6
B. Sejarah Masuknya Islam Di Andalusia..................................................................9
C. Thoriq Bin Ziyad Sang Penakluk Andalusia........................................................10
D. Abdurrohman Ad-Dakhil (Peranan Perkembangan Peradaban Andalusia............12
E. Kemunduran dan Kehancuran Kekuasaan Islam di Andalusia (Spanyol) ………19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................................23
B. Saran.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam awal berkembang di Jazirah Arab yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
Latar belakang sebelum Islam secara singkat masih belum mengenal hukum, lembaga
hukum dalam kehidupan masih relatif terbatas. Walaupun kota Makkah merupakan kota
dagang pada saat itu.1 Istilah hukum adat bagi bangsa Arab sebelum Islam adalah asli
sampai pada masa tertentu tetap berlangsung dalam hukum Islam, yaitu “sunnah”. Tapi
datangnya perubahan bukanlah merupakan masalah. Istilah-istilah hukum Islam tidaklah
mesti tanpa bukti positif yang diduga berasal dari produk sebelum Islam.
Penggunaan dokumen-dokumen tertulis membuktikan dengan jelas pada periode
Islam dimasa Nabi Muhammad, dan terus berkembang tanpa halangan dan rintangan
masuk hukum Islam meskipun teorinya tidak memperlihatkan tentang hal ini. Nabi
Muhammad menjadi pemutus (hakim) perkara dalam masyarakatnya, Nabi Muhammad
tetap melaksanakan fungsinya sebagai hakim dan alquran memberikan perintah
penunjukan seorang hakim masing-masing dari pihak suami istri dalam kasus sengketa
antara keduanya.
Q.S. An-Nisa‟ : 35 “dan jika kamu khawatir ada persengketaan antara keduanya,
maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga
perempuan. Jika kedua orang hukum itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya
Allah memberikan taufik kepada suami istri itu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
lagi maha mengenal”2

1
Joseph Schacht, terj. Moh. Said, Dkk. An Introduction to Islamic Law (Oxford: Clarendon Press, 1997),
8.
2
Alquran, 4 (An-Nisa‟): 35
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Spanyol sebelum Masuknya Islam ?
2. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam di Andalusia ?
3. Siapakah Thoriq bin Ziyad ?
4. Siapakah Abddurrohman Ad-Dhakhil ?
5. Bagaimana Kehancuran Dinasti Umayah di Andalusia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Kondisi Spanyol awal Masuknya Islam.
2. Untuk mengetahui Sejarah Sejarah Masuknya Islam di Andalusia
3. Untuk mengetahui Siapakah Thoriq bin Ziyad
4. Untuk mengetahui Siapakah Abddurrohman Ad-Dhakhil
5. Untuk mengetahui Kehancuran Dinasti Umayah di Andalusia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Spanyol Sebelum Masuknya Islam.

Negeri Andalusia terletak di Spanyol dan Portugal. Atau juga biasa dikenal sebagai
Semenanjung Iiberia. Luas kedua Negara itu sekitar 600.000 km2, atau kurang dari 2/3
luas Mesir. Semenanjung Andalusia dipisahkan dengan Maroko oleh sebuah selat yang
semenjak era penaklukan Islam kemudian dikenal sebagai Selat Gibraltar, yang lebarnya
sekitar 12,8 km antara Sabtah (Cueta) dan Jabal Thariq (Gibraltar). 3

Spanyol tetap berada di bawah pemerintahan Romawi sampai suku-suku Vandal abad
kelima Miladi menyerangnya. Sejak abad kelima Miladi Spanyol berubah nama menjadi
Vandalusia, yakni negeri bangsa Vandal. Suku Vandal tersebut sangat dikenal dengan
kekejamannya. Kemudian bangsa Arab menamai Spanyol dengan Al-Andalus,
sebagaimana bangsa Arab pun menamainnya dengan Al-Jazirah. Pada awal abad keenam
Miladi (507 M) suku-suku Ghathia Barat telah menyerang Spanyol lalu suku Ghathia
mengusir bangsa Vandal ke Afrika. Setelah itu, Bangsa Gothik berhasil mendirikan negeri
yang kuat di Spanyol.4

Spanyol didera revolusi demi revolusi hingga bangsa Gothik Barat (Visigoth) menetap
dan mendirikan kerajaan yang terkenal dalam sejarah Eropa. Penguasa Gothik bersikap
tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, 5
apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan
bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. 6 Di
Spanyol, keluarga kerajaan Kristen memegang kekuasaan berdasarkan pemilihan yang
terbatas di satu keluarga tertentu saja. Sementara para bangsawan dan tokoh gereja adalah
kasta yang memilih raja. Tentunya sistem pemilihan yang terbatas di satu keluarga
tertentu pasti menimbulkan berbagai gangguan, fitnah, goncangan, dan rekayasa saat yang
memerintah meninggal dunia dan diganti raja baru.7

Dalam perkembangannya penulis membagi dalam beberapa kondisi sebelum


datangnya Islam ke Andalusia diantaranya :

3
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia Jejak Kejayaan Peradaban Islam di Spanyol
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2019), p. 12
4
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam II (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), p. 59.
5
Monofisit adalah sebuah aliran teologis dalam sejarah Kristen yang mengajarkan bahwa Kristus hanya
memiliki satu sifat, yaitu sifat ilahi,
6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), p. 91
7
Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensikolopedi Sejarah Islam Dari Masa Kenabian Sampai Daulah
6
1. Kondisi Sosial

Dari aspek sosial, masyarakat Spanyol mengalami kerusakan karena masyarakat


bertumpu pada sistem kelas, sehingga penduduk Spanyol terpolarisasi ke dalam
beberapa kelas, diantaranya :8

8
Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensikolopedi Sejarah Islam Dari Masa Kenabian Sampai Daulah
Mamluk…, p. 221-222.
7
1) Kelas bangsawan : berasal dari keturunan bangsa Gothik, menduduki jabatan
ketentaraan dan kepemimpinan dalam urusan agama.

2) Kelas tokoh agama : Kelas tokoh agama bersama para bangsawan menguasai
pemerintahan, sementara pemerintahan sendiri hanya membahas bagaimana
cara merampas harta dan menambah kekayaan para penguasa.

3) Kelas pedagang, petani, dan tuan-tuan tanah.

4) Kelas budak tanah : Kelas budak tanah mengolah tanah pertanian milik para
tuan tanah besar, dan para budak sendiri bersama keluarganya termasuk
bagian dari kekayaan tuan tanah. Para budak tidak memiliki hak apa pun
sehingga bebas dipindahkan dari satu tuan tanah ke tuan tanah lainnya.

5) Kelas tawanan perang. Kelas tawanan perang diperjualbelikan dan tidak


memiliki hak apapun.

Spanyol menjadi bangsa yang lemah disebabkan merajalelanya perbudakan dan


kepincangan ekonomi yang Terjadi. Di tambah berbagai pertikaian politik dan
Masalah-masalah Internal dan Eksternal kerajaan telah menggerogoti kekuatan
Negara.9

2. Kondisi Budaya

Spanyol pada masa sebelum Islam hidup dalam masa-masa kebodohan dan
keterbelakangan yang luar biasa, yang biasa disebut dengan masa kegelapan (dark
age). Para penguasa menguasai harta dan kekayaan negeri, sementara rakyatnya hidup
dalam kemiskinan yang parah. Para penguasa menguasai istana dan benteng,
sementara rakyat kebanyakan bahkan tidak mempunyai tempat berteduh dan rumah
yang layak.10

9
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam II…, p. 60-61.
10
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia Jejak Kejayaan Peradaban Islam di Spanyol…, p.
15.
8
Sebagian penduduk Kawasan Spanyol saling berkomunikasi hanya dengan
isyarat, karena rakyat biasa tidak mempunyai keyakinan bahasa lisan, apalagi bahasa
yang tertulis. Rakyat Spanyol mempunyai keyakinan yang sebagiannya sama dengan
keyakinan kaum Hindu dan Majusi, seperti membakar orang yang meninggal saat
kematiannya, ikut membakar istri bersamanya jika sang istri masih hidup, atau
membakar budak perempuan bersamanya, atau membakar siapapun yang mencintai si
mayit. Kondisi tersebut diliputi oleh keterbelakangan, kezhaliman, dan kemislkinan
yang parah, serta sangat jauh dari sisi sosial budaya dan peradaban yang baik.11

Kondisi sosial budaya di Spanyol sebelum Islam datang, mengenal dengan istilah
budaya sistem kelas. Masyarakat Spanyol terpecah-pecah ke dalam beberapa kelas
sesuai dengan latar belakang sosialnya. Kelompok masyarakat kelas satu terdiri dari
raja, para penguasa, tuan-tuan tanah besar, pemuka agama, dan pembesar istana.
Kelompok masyarakat kelas dua terdiri dari tuan-tuan tanah kecil, sedangkan
kelompok masyarakat kelas ketiga atau bawah terdiri dari pengembala, pandai besi,
nelayan, budak, buruh, dan petani. Dsb.

3. Kondisi Ekonomi
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam
masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Banyak lahan
pertanian yang tidak terurus dan dibiarkan terlantar. Padahal sewaktu Spanyol berada
di bawah kekuasaan Romawi, perkembangan pertanian dan perdagangan serta
indrustri maju pesat. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan
kerajaan Gothik, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. 12
Sebuah masyarakat yang sarat dengan kemiskinan dan kesengsaraan pasti akan
kalah pada guncangan pertama invasi. Tidak terlalu penting bagi mayoritas
masyarakat apakah oleh orang Romawi atau oleh orang lain para budak ditindas dan
diperlakukan dengan buruk. Hanya kelas istimewa dan tuan tanah kaya yang memiliki
kepentingan untuk memperthankan rezim yang ada, dan sebagian besar, yang benar-
benar rusak dan letih akibat pesta pora, telah kehilangan semua energi dan inisiatif.13
Kepincangan ekonomi karena petani dan pedagang diharuskan membayar pajak
yang memberatkan. Para budak dipaksa harus bekerja dilahan pertanian milik para
penguasa, lapisan menengah masyarakat Spanyol dipaksa menanggung beban sebagai

11
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia Jejak Kejayaan Peradaban Islam di Spanyol…, p.
16.
12
Anwar Sewang, Sejarah Peradaban Islam (STAIN Parepare: Sulawesi Selatan, 2017), p. 182
13
Reinhart Dozy, A History of The Moslem in Spain: Sejarah Islam di Spanyol…, p. 251
9
sumber pendapatan dan belanja negara dengan berbagai jenis pajak dan pihak yang
menghimpun kekayaan untuk diserahkan kepada para penguasa. Akibatnya rakyat
menjadi menderita. Masyarakat berada dalam kemiskinan yang luar biasa, bahkan
masyarakat diperjual belikan bersamaan dengan tanah. Kehidupan tidak bermoral,
kehormatan diinjak-injak dan kehidupan sangat jauh dari nilai normal.14

B. Sejarah Masuknya Islam di Andalusia

Islam masuk ke wilayah Andalusia tidak sesingkat penyebarannya, melalui beberapa


tahapan yang mendukung Islam menduduki wilayah itu. Beberapa tokoh pendiri Islam
meyakini bahwa Andalusia memiliki potensi yang luar biasa terhadap kemajuan Islam.

Pada tahun 711 M, di Saat Pemerintahan Bani Umayah saat itu kaum muslimin telah
menyelesaikan penaklukan seluruh kawasan Afrika bagian Utara. Mereka telah
menaklukkan Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair dan Maroko. Ada dua pilihan yang dihadapi
kaum muslimin dalam melanjutkan penaklukkan, yakni mengarah ke Utara menyeberangi
selat Gibraltar dan masuk ke Spanyol dan Portugis (Andalusia pada waktu itu) atau
mengarah ke selatan masuk kedalam jantung padang sahara yang sangat luas tapi
penduduknya sangat sedikit.

Tujuan penaklukkan kaum muslimin bukan untuk mencari wilayah atau kawasan baru,
atau sekedar mengumpulkan sumber daya bumi. Tujuan utama mereka ialah berdakwah
dijalan Allah dan mengajarkan agama ini kepada manusia. Sehingga penaklukkan atas
Spanyol pun dilakukan oleh kaum muslimin. ketika kaum muslimin menduduki daerah
itu mereka menyebutnya dengan Andalus, yaitu berasal dari kata Vandalisia yang disebut
menurut lidah orang Arab.15

Ada beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin menaklukkan daerah ini,
diantaranya adalah sebagai berikut16 :
1. Suasana Perang diantara kaum muslimin dengan orang-orang Kristen di Spanyol
(Spanyol dikenal dengan tempat bertemunya beberapa umat beragama).
2. Pergolakan – pergolakan dikalangan penduduk Spanyol (kaum Romawi pada 133
M, kaum Yahudi, Vandal, Kristen/Nasrani), faktor inilah yang mendorong kaum
muslimin untuk menyerang Spanyol karena yakin dapat menaklukkan dengan
mudah.
14
Husain Mu’nis, Fajr Al-Andalus, Ma’alim Tarikh Al-Maghrib wa Al-Andalus, Daar ArRasyad (Mesir:
2005), p. 15
15
3 Juwairiyah, Dahlan. Islam di Afrika Utara dan Andalus-Spanyol. (Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Surabaya, 2003), 20
16
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam ( jilid I )
10
3. Kesepakatan kerja sama antara Raja Watiza (Raja Gothia Barat) dengan Musa bin
Nusair (Gubernur Afrika Utara)
4. Perebutan kekuasaan yang berlaku di daerah Spanyol (umat Islam di undang oleh
kalangan tertentu untuk kepentingan tertentu pula).
5. Serangan kaum muslimin ke Spanyol atas undangan penduduk dalam negeri itu
sendiri untuk mempertahankan hak-hak mereka.
6. Niat kaum Islam untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah itu.
Keputusan Penaklukkan Islam terhadap Andalusia dipimpin oleh Musa bin Nushair
atas Perintah Kholifah Al-walid bin Abdul Malik Pada saat itu, ia memiliki ide
menaklukkan Andalusia sudah lama sebelum terjun ke medan perang langsungnya.
Meskipun banyak hambatan yang ada didepannya, seperti; minimnya armada laut, adanya
pulau Balyar milik kaum Nasrani dibelakang mereka, pelabuhan Sabtah (Ceuta) yang
berkaitan dengan penguasa Andalusia, dan masih banyak lagi hambatan yang
menghalangi penaklukkan tersebut.
Tetapi, Musa bin Nushair mampu mengatasi hambatan-hambatan yang melintas
dihadapannya, yakni dengan membangun membangun beberapa pelabuhan dan
menyiapkan armada laut, mengangkat Thariq bin ziyad sebagai pemimpin pasukan,
menaklukkan pulau baiyar dahulu dan menggabungkan kedalam wilayah kaum muslimin,
yang kemudian memudahkan kaum muslimin menaklukkan Andalusia.

C. Thoriq Bin Ziyad, Panglima Sang Penakluk Andalusia.


Thariq bin Ziyad atau lebih dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan
sebutan Taric el Tuerto17 (Thariq yang memiliki satu mata) adalah seorang jenderal dari
Dinasti Umayyah yang memimpin penaklukkan muslim atas wilayah Al-Andalus pada
tahun 711 M. Dikenang sebagai salah satu panglima luar biasa yang namanya tercatat
dalam sejarah Islam.
Nama lengkapnya adalah Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walghu bin Warfajum
bin Naighas bin Masthas bin Bathusats bin Nafzahm, Adalah putra suku Ash-Shadaf Suku
Barbar, Penduduk Asli daerah Al- Attas, Al-jazair Afrika Utara, Ia Lahir sekitar tahun 50
Hijriyah, Seorag yang Ahli berkuda, Ahli senjata dan ilmu bela diri. Ia juga Di riwayatkan
Seorang yang hafal Alqur’an dan Hadist. Thariq bin Ziyad adalah bekas budak seorang
gubernur Islam di Afrika Utara Pada masa Kholifah Al-Walid bin Abdul Malik, yakni
Musa bin Nushair yang telah dimerdekakan.
17
2 Istilah Thariq el Tuerto muncul di banyak karya para penulis barat tahun 1800-an, diantaranya
Washington Irving, Henry Coppe, dan lainnya.
11
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga tentara Islam yang dapat disebut
paling berjasa dalam Penaklukan wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif ibn Malik,
Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan
penyelidikan, Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu
dengan satu pasukan perang, 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka
menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak
mendapat pelawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa
harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya.18
Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan
Visigoths yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk
memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengutus
Thariq ibn Ziyad dan mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 Pasukan. 19 Thariq ibn
Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol, karena pasukannya lebih besar dan
hasilnya lebih nyata, pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung
oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid bin
Abdul Malik.
Dalam pertempuran di suatu tempat bernama Bakkah, Raja Roderick dapat
dikalahkan. Raja Roderick, yang juga dikenal sebagai Roderic atau Rodriguez, adalah raja
Visigoth yang memerintah Hispania (sekarang Spanyol) pada abad ke-8. Dia terlibat
dalam pertempuran yang terkenal dengan sebutan Pertempuran Guadalete, dan menjadi
poin awal dari penaklukan Muslim di Spanyol. Dari situ Thariq dan pasukannya terus
menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibukota kerajaan
Goth saat itu).
Sebelum Thariq menaklukan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa
ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000
personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum
sebanding dengan pasukan Goth yang jauh lebih besar, 100.000 orang, Disinilah peristiwa
Luar Biasa Terjadi, Thariq bin Ziyad Membakar seluruh Perahu Penyebrangan dan Ia pun
mengucapkan pidato yang bersejarah “Al-Aduwwu amamakum wal bahru waraa’akum
fakhtar ayyumaa shi´tum.” (Musuh di depan kamu, lautan di belakang kamu, silakan pilih
mana yang kamu kehendaki, Menaklukan Negri ini dan Tinggal di sini atau kita semua
Binasa ). peristiwa Peperangan ini kemudian dimenangkan oleh kaum muslimin.

18
(Amin, 2014).
19
(Hitti, 2010).
12
Penaklukkan Islam dilakukan oleh kedua pemimpin, Musa bin Nushair dan Thariq bin
Ziyad meliputi seluruh semenanjung Andalusia. Selanjutnya, keduanya berhasil
menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari
Saragosa sampai Navarre. Penaklukan tersebut membawa Perubahan Besar terjadi Di
andalusia. Mulai dari kemajuan peradaban Sosial yang tidak Membeda-bedakan Kasta
dalam Peraturan Agama islam, Hingga Kemajuan Ekonomi yang terjadi. dsb.
Setelah Penaklukan tersebut, Musa bin Nusair Melanjutkan Ekspedisinya dan
Pemerintahannya Di Afrika Utara, Sementara Thoriq Bin Ziyad Harus kembali ke
Damaskus Untuk dijadikan Pengamat Peperangan oleh Kholifah Al-walid bin Abdul
Malik. Kemudian kepemimpinan di Damaskus diteruskan oleh gubernur yang ditunjuk
Langsung oleh pemerintahan Umayyah. Dia adalah Yazid bin Abi Sufyan. Namun,
Banyak permasalah-permasalahan yang terjadi selama Pemerintahannya, Mulai dari
permasalahan Politik, Korupsi, dan Pemberontakan dari kaum-kaum Kristen Lokal,
Hingga sampai pada Pemerintahan Abdurrohman Ad-Dhakhil yang di sebut Periode
keemaasan Umat Islam di Andalusia.

D. Abdurrohman Ad-dhakhil ( Peranan Perkembangan Peradabaan Andalusia ).


Abdurrahman Ad-Dakhil adalah peletak dasar bagi Pemerintahan yang kokoh dan
dasar berdirinya Dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Ia berkuasa selama 34 tahun.20 Nama
lengkap beliau sesungguhnya ialah Abdurrahman bin Muawiyah, tetapi setelah
kemenangan yang diperoleh pada pertempuran Al-Musharah, ia berhasil memasuki
Cordova, ibu kota Andalusia ketika itu. Atas pencapaiannya tersebut, Abdurrahman bin
Muawiyah pun digelari sebagai “Abdurrahman Ad-Dhakil” yang artinya Abdurrahman
Sang Pendobrak Masuk Andalusia, karena dialah orang pertama dari kalangan Bani
Umayyah yang masuk kesana sebagai pemimpin.21
Abdurrahman Ad-Dakhil lahir pada tahun 110 H/728 M di sebuah kota kecil di
kawasan Deir Khanan, Damaskus. Nama ayahnya ialah Muawiyah bin Hisyam dan ibunya
bernama Raha. Kakeknya bernama Hisyam bin Abdul malik, pernah berkuasa pada
Dinasti Umayyah pada tahun 105 H (723 M) hingga tahun 125 H (743 M).3 Abdurrahman
tumbuh besar di istana Kekhilafahan Umayyah. Saat kecil, ia sudah merasakan puncak
kejayaan Bani Umayyah. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, kuat dan
menjadikannya sebagai pelopor tegaknya Islam di Spanyol.
20
Abdul Fatah, dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1987), h. 25-26. Dikutip dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Ad_Dakhil, pada 5 November 2018, pukul 22.33.
21
bnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun, (4/122), Al-Muqri (1/329). Dikutip dalam: Raghib AsSirjani, Bangkit
dan Runtuhnya Andalusia: Jejak Kejayaan Peradaban Islam di Spanyol, (Cet. I; Jakarta Timur:
Muassasah Iqra, 2011 ), h. 169
13
Di saat Abdurrahaman Ad-Dakhil di usia remaja 19 tahun dimana banyak polemik
terjadi dikalangan pemerintahan Bani Umayyah termasuk tidak stabilnya pemerintahan
dan kondisi umat Islam sangat kacau. Hal ini disebabkan pemerintahan Bani Umayyah
yang dipimpin oleh Yazid bin Walid yang terlalu sibuk mengurusi urusan dunia tanpa
memikirkan urusan Islam pada saat itu. Sehingga mengundang kemarahan dari kalanngan
Bani Abbasiyah.
Maka terjadilah pemberontakan pada saat itu para pasukan dari Bani Abbasiyah
menyerang langsung Bani Umayyah melihat kondisi tersebut, maka Abdurrahman Ad-
Dakhil mempersiapkan diri untuk melarikan diri, sehingga Bani Abbisyah mengejar tanpa
henti karena dia ingin menghabisi semua keluarga Bani Umayyah pada waktu itu.
Abdurrahman Ad-Dakhil melakukan perjalanan dalam meloloskan diri dari pengejaran
Bani Abbasiyah adapun wilayah yang dilewati antara lain Syam, Mesir,Afrika,Maroko
dan hingga pelabuhan terakhir yakni di Spanyol (Andalusia). Pada tahun 136 H./ 756 M
Abdurrahman bin Muawiyah telah memasuki daerah Andalusia (Spanyol).
Ketika ia sampai di Andalusia Spanyol maka ia melakukan pembekelan untuk
menghadapi situasi Andalusia, adapun yang pertama ia lakukan adalah mengutus
budaknya yang bernama Badar untuk mempelajari dan mengetahui kekuatan-kekuatan
yang mempengaruhi disana. karena pada saat itu situasi Andalusia mengalami perpecahan
kelompok-kelompok Arab Yaman dan Yusuf Al Fihri.22
Kedua mengirimkan surat kepada semua Dinasti Umayyah di bumi Andalusia setelah
ia mengetahui dari budaknya yang berrnama Badr tentang siapa sebenarnya Abdurrahman
Ad-Dakhil, para masyarakat disana sangat senang mendengarnya karena budaknya yang
bernama Badr dan Abdurrahman Ad-Dakhil merupakan keturunan dari Bani Umayyah hal
yang menyebabkan Masyarakat Andalusia menyambut baik karena merupakan keluarga
Bani Umayyah. dengan sifat kedermawanan serta kebijakan politik yang sangat bijak
sehingga masyarakat sangat menyambut kedatangan Abdurrahman Ad-Dakhil.23
Ketiga langkah yang paling berpengaruh yang berhasil dijalankan oleh budaknya yang
bernama Badr ialah ketika ia berhasil menemui para mawali (bekas budak yang
berafilisasi kepada pihak yang memerdekannya) Bani Umayyah di Andalusia Spanyol dan
pemimpin senior mereka, Abu Ustman melalui merekalah, ia berusaha melakukan upaya
persekutuan dengan suku Qais, Dalam hal ini mereka melakukan kerja sama untuk
bersatu.

22
Ragib As-Srijani bangkit dan runtuhnya Andalusia jejak kejayaan peradaban Islam di Spanyol hal 161-
162
23
Ragib As-Sirjani bangkit dan runtuhnya Andalusia jejak kejayaan peradaban Islam di Spanyol hal 162
14
Ketika Islam datang di Andalusia (Spanyol) semua sistem yang di bawah
pemerintahan Bangsa Visighots ,mengalami perubahan, dan pada saat itu semua sistem
yang dijalankan pemerintahan Bangsa Visigiths pada waktu itu berubah dan Islam
terintergrasi dengan pemerintahan Andalusia (Spanyol) datang di bawah oleh panglima
perang Thariq bin Ziyad. Ketika Abdurrahman Ad-Dakhil sampai di Andalusia Spanyol
masyarakat disana menyambutnya dengan baik dikarenakan ia merupakan keturunan Bani
Umayyah dan ditambah lagi salah seorang pemimpin disana berrnama Abu Usman yang
memerintah disana.
Masyarakat Andalusia butuh pemimpin cerdas dan tegas sehingga ketika
Abdurrahman Ad-Dakhil tiba di Andalusia (Spanyol) jiwa kepemimpinan tersebut ada
pada diri Abdurrahman Ad-Dakhil sehingga ia mudah diterima oleh masyarakat disana
menerima dengan senang hati.Melihat kondisi Andalusia sebelum Abdurrahman Ad-
Dakhil tiba di Andalusia (Spanyol) kondisinya sangat kacau dan banyak terjadi
pemberontakan di kabilah-kabilah kecil di Arab dan non Arab termasuk dari keturunan
Arab Yamani. Sehingga Abdurrahman Ad-Dakhil tiba di Andalusia Spanyol ia langsung
memadamkan pemberontakan anatara kabilah kecil dari suku bangsa Arab disana.
Setelah ia dapat memadamkan pemberontakan yang terjadi di Andalusia Spanyol
selanjutnya Abdurrahman Ad-Dakhil menuyusun strategi dengan mendamaikan kembali
suku-suku kecil yang ada di Andalusia (Spanyol), kemudian setelah ia mendamaikan suku
tersebut, maka ia membentuk sebuah pemerintahan dinasti Umayyah II Andalusia
(Spanyol). Dinasti Umayyah II di Andalusia Spanyol didirikan berdasarkan juga sistem
pemerintahan Islam yang berada di Damaskus. Ketika Abdurrahman Ad-Dakhil
mendamaikan semua pemberontak yang ada di Andalusia (Spanyol) maka masyarakat
Islam disana sudah merasakan bagaimana kecerdasan,keilmuan, dan serta strategi
peperanagan yang dilakukan Abdurrahman Ad-Dakhil, maka masyarakat Andalusia
(Spanyol)dapat menerima baik kedatangan Abdurrahman Ad-Dakhil. Pada saat itu Dinasti
Umayyah II dapat berdiri di Andalusia (Spanyol).
Dan adapun hasilnya dalam upaya-upayanya memajukan peradaban Islam di
Andalusia (Spanyol) dan melakukan ekspansi Islam di Andalusia (Spanyol) sebagai
berikut:

a. Dalam bidang ilmu pengetahuan


Dalam ilmu pengetahuan Abdurrahman Ad-Dakhil sangat berkontribusi besar,
salah satunya dapat melahirkan ilmu pengetahuan yang sangat berkembang pesat.
Melihat Andalusia juga pada saat itu wilayah nya memiliki tingkat kesuburan
15
yang sangat tinggi. Melihat juga masyarakat Andalusia merupakan masyarakat
yang majemuk terdiri dari komunitas Arab Utara dan Selatan.24 Sehingga dalam
bidang ilmu pengetahuan banyak lahir cabang tersebut, berikut cabang ilmu
pengetahuan yang dihasilkan sebagai berikut:

1. bidang ilmu filsafat Islam


dalam bidang ilmu filsafat ia mengimpor karya-karya ilmiah dan
filosofis dari timur, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan
Universitasnya mampu menyamai dinasti Abbasiyah di Baghdad yang
mana pada saat itu sebagai pusat ilmu pengetahuan. Dengan upaya
Abdurrahman Ad-Dakhil dalam memajukan ilmu pengetahuan dalam
bidang ilmu filsafat Islam sangat penting, agar ia dapat memajukan
peradaban Islam di Andalusia. Sehingga lahirlah tokoh terkemuka filsafat
Islam Arab-Spanyol yang bernama Abu Bakar Muhammad Ibn Al-
Sayigh.25

2. bidang ilmu Sains


dalam bidang ilmu Sains Abdurrahman Ad-Dakhil dalam upaya
memajukan ilmu tersebut dengan mendirikan berbagai Universitas
Cordova, dan mendirikan juga perpustakaan juga di berbagai wilayah
Andalusia (Spanyol). Sehingga dengan mendirikan Universitas Cordova
banyak lahir cabang ilmu baru yaitu ilmu
kedokteran,matematika,astronomi,kimia. Sehingga dengan lahirnya ilmu
tersebut maka perkembangan ilmu di bidang sains dapat berkembang
dengan baik.Sehingga melahirkan juga salah seorang tokoh terkenal yang
bernama Abbas Ibn Farnas (Sang penemu Kaca dari Batu), dan Ibn Jubair,
Ibrahim Ibn Yahya Al-Naqqash (terkenal dapat menentukan waktu
terjadinya gerhana matahari dan berapa lama terjadinya), dan Ibnu
Batutah. Lahirnya tokoh-tokoh pada zaman Abdurrahman Ad-Dakhil
memperkuat kembali dinasti Umayyah di Andalusia Spanyol.
karena melihat kondisi Islam di Andalusia (Spanyol) ilmu pengetahuan
sangat berkembang pesat.Maka para pelajar-pelajar dari kalangan bangsa
dari luar ikut juga belajar disana. Pada saat itu juga lahirlah tokoh terkenal
24
Muhammad Yahya Sejarah Islam pasca dinasti Umayyah di Damaskus suatu kajian perkembangan Islam
di Spanyol hal 25
25
Muhammad yahya Sejarah Islam pasca dinasti Umayyah di Damaskus suatau kajian perkembangan
Islam di Spanyol hal 26
16
di bagian barat seperti Ibn Jubair,Sicilia dan Ibnu Batutah mereka semua
ini belajar di (Andalusia Spanyol) kemudian setelah berbekal ilmu yang
sangat banyak maka para tokoh tersebut melakukan keliling dunia untuk
menemukan lagi teori-teori ilmu baru.26

3. Bidang ilmu Fikih


Dalam perkembangan ilmu fikih juga Abdurrahman Ad-Dakhil sangat
memfokuskan ilmu fikih karena melihat Islam sudah berkembang pesat di
Andalusia (Spanyol).Dalam bidang ilmu fikih ini juga Abdurrahman Ad-
Dakhil juga sangat memuliakan para ulama di Andalusia mereka juga
memfasilitasi semua para ulama. adapun mazhab yang paling popular di
Andalusia adalah mazhab Maliki. Disana mazhab maliki juga sangat
berkembang berkat ilmu-ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu fikih.Selain
bidang ilmu fikih, adapun ilmu selain fikih yang berkembang, seperti ilmu
kalam, ilmu tasawuf.

4. Musik dan kesenian


dalam bidang musik dan seni suara, Andalusia Spanyol Islam
mencapai kecemerlangan dengan tokoh Al-Hasan Ibn Nafi yang dijuluki
Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan jamuan, Zaryab selalu
tampil dan mempertujukkan kebolehannya. bidang musik dan kesenian ini
dapat membangkitan semangat para masyarakat di Andalusia (Spanyol)
baik dalam peperangan maupun dalam menuntut ilmu.

b. Dalam Bidang kebudayaan


Dalam bidang kebudayaan Abdurrahmad Ad-Dakhil dalam upaya nya dalam
memajukan ilmu dalam bidang kebudayaan yakni mendirikan sebuah masjid
Agung di Cordova, dan mendirikan juga sebuah gedung-gedung, dan mendirikan
juga istana Al-Hambra di Granada. Semua hal tersebut bentuk dari kemajuan-
kemajuan ia dalam memajukan bidang kebudayaan. Dimulai ia membangun
masjid di Cordova dengan biaya 800.000 dinar, masjid ini merupakan masjid yang
terbesar dan termegah melebihi keindahan-keindahan masjid-masjid yang ada di
belahan timur dunia Islam.
Adapun kebijakan-kebijakan yang dilakukan Abdurrahman Ad-Dakhil adalah

26
Muhammad Yahya Sejarah Islam pasca dinasti Umayyah di Damaskus suatau kajian perkembangan
Islam di Spanyol hal 83.
17
mendirikan gedung-gedung pendidikan seperti Universitas Cordova serta
lembaga-lembaga ilmiah. Tujuannya agar semua masyarakat di Andalusia
khususnya di daerah Cordova dapat belajar lembaga-lembaga tersebut dan
menjadikan juga masyarakat Andalusia lebih produktif dan mampu memajukan
perdaban Islam di Andalusia Spanyol.Seiiring dengan perkembangan tersebut
maka lahirlah tokoh-tokoh terkemuka seperti Ibnu Rusyd dan Az-Zah.

c. Dalam Bidang Ekonomi


Seiiring dengan perkembangan yang dilakukan Abdurrahman Ad-Dakhil di
berbagai bidang, maka sektor ekonomi juga menjadi prioritas utama, sehingga
dengan memajukan sektor bidang ekonomi dapat memajukan juga peradaban di
Andalusia (Spanyol). Salah satu ide Abdurrahman Ad-Dakhil adalah dengan
mengekspor hasil barang ke Negara belahan dunia.
Salah satu barang yang dihasilkan pada saat itu adalah alat tenun, alat
pertanian, dan kain sutra dan alat perkakas rumah tangga. Dengan hasil tersebut
maka pendapatan ekonomi di wilayah Andalusia (Spanyol) dapat berkembang
pesat.Dengan perkembangan ini mampu bersaing dengan dinasti Abbasiyah di
Baghdad

d. Dalam Bidang politik


Dalam perkembangan politik di Abdurrahman Ad-Dakhil ia mampu
berneogoisasi para kabilah-kabilah kecil yang ada di Andalusia (Spanyol).
Sehingga perkembangan yang dilakukan di berbagai bidang dihasilkan seperti di
bidang kebudayaan bidang sains ia mampu mempromosikan ke berbagai penjuru
dunia. Atas usaha tersebut Abdurrahman Ad-Dakhil dapat bekerja sama dengan
Negara-negara di berbgai dunia. Kerja sama yang dilaksanakan juga merupakan
hasil perkembangan perdaban di Andalusia (Spanyol).
Adapun hasilnya seperti hasil tenun perkakas kebutuhan rumah tangga dan
irigasi saluran pertanian juga merupakan hasil dari perkembangan di daerah
Andalusia Spanyol khususnya di ibukota Cordova,27 Meskipun Abdurrahman Ad-
Dakhil terkenal sangat mampu di bidang kemiliteran dan peperangan, ia juga
seorang ahli dalam tata kelola kenegaraan. Ini juga disebabkan karena
Abdurrahman Ad-Dakhil merupakan keturunan dari Bani Umayyah.kemampuan
ia dalam mengurusi Negara juga dapat membuahkan hasil karena ketika ia

27
Ragib As-Sirjani bangkit dan runtuhnya Andalusia jejak kejayaan peradaban Islam di Spanyol hal 187
18
diajarkan tentang kepemimpinan oleh kakeknya yang bernama Hisyam bin Malik
sehingga ia mampu memimpin di Andalusia( Spanyol) dan ia dapat memajukan
peradaban Islam di Spanyol.28

e. Dalam Bidang keagamaan


Salah satu priotas utama Abdurrahman Ad-Dakhil adalah memajukan ilmu
keagamaan. Karena melihat Islam di Andalusia Spanyol sudah menyebar secara
menyeluruh, dengan begitu ia mengajarkan kembali ilmu keagamaan secara
mendalam agar masyarakat di Andalusia lebih memahami Islam secara
menyeluruh. Dalam perkembangan bidang keagamaan Abdurrahman Ad-Dakhil
menghasilkan ilmu keagamaan seperti bidang fikih bidang, bidang ilmu kalam,
bidang ilmu taswuf dari beberapa ilmu keagamaan tersebut berkembang pesat di
Andalusia Spanyol.
Abdurrahman Ad-Dakhil juga memberikan posisi yang sangat layak terhadap
ilmu keagamaan.Adapun kebijakan Abdurrahman Ad-Dakhil dalam sisi bidang
keagamaan yakni menyebarkan ilmu dan memuliakan para ulama, memperhatikan
persoalan peradilan dan hisbah (pengawasan), memperhatikan amar makruf nahi
mungkar. Dengan kebijakan tersebut diharapkan tersebut dapat mengontrol semua
kehidupan masyarakat di Andalusia lebih terkendali sesuai dengan syari’at Islam
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw
Pada saat itu lahirlah beberapa ulama terkemuka. Diantara ulama yang
menonjol di masanya adalah muawiyah bin Shahih bin Hudair bin Sa’id Al-
Hadhrami. Beliau termasuk ulama terkemuka dan seorang ahli hadist. Beliau
belajar dari sejumlah ulama, seperti Sufyan At-Tsaury, Ibn Uyainah, Al-Laits bin
Sa’ad.29 Dari beberapa ulama terkemuka yang lahir di Andalusia (Spanyol) dapat
mengajarkan semua kepada orang-orang yang terpelajar dari berbagai daerah
untuk belajar Islam di Andalusia (Spanyol).
Dengan kebijakan Abdurrahman Ad-Dakhil dalam memajukan bidang
keagamann maka Islam di Andalusia berkembang pesat secara menyeluruh di
Andalusia (Spanyol). Dari semua upaya-upaya yang dilakukan Abdurrahman Ad-
Dakhil dalam memajukan peradaban Islam semua melakukan proses, tetapi proses
itu juga butuh usaha dalam melakukan dan memajukan peradaban Islam di
Andalusia (Spanyol).

28
Muhammad Ali para panglima Islam penakluk dunia hal 332
29
Ragib As-Sirjani bangkit dan runtuhnya Andalusia jejak kejayaan peradaban Islam di Spanyol hal 181
19
Itulah kisah dari Abdurrahman Ad-Dakhil. Kisah yang begitu luar biasa, buka hanya
sekedar sejarahnya, tetapi situasi dan ketenangannya sehingga ia dapat menjalani situasi
yang begitu sulit. Berbgai peristiwa yang ia hadapi di Andalusia Spanyol termasuk
perpecahan-perpecahan yang ada didalamnya. Serta harapan negeri ini untuk memiliki
pemimpin yang kuat dan dapat mempersatukan penduduk Andalusia (Spanyol). Selain itu
ia juga dapat memperkokoh kekuasaannya di Andalusia (Spanyol). selanjutnya
mengantarkannya menuju ketentraman dan keamanan, telah membuka kesempatan bagi
sosok penuh obsesi, pikirannya pemberani dan seorang yang berpetualang. Abdurrahman
Ad-dakhi juga sosok yang cerdas,cerdik dan memiliki tekad yang kuat.30
Abdurrahman Ad-Dakhil hidup selama 59 tahun. Sembilan belas tahun diantaranya
ia lalui di Damaskus dan Irak sebelum kejatuhan di dinasti Bani Umayyah, enam tahun
dalam pelariannya dalam menghindari Bani Abbasiyah dan perencanaan memasuki
wilayah Andalusia Spanyol,lalu 34 tahun memegang kekuasaan dan kepemimpina di
Andalusia Spanyol. pada akhirnya ajalnya telah menjemputnya di usia 58 tahun dan
dimakamkan di kota Cordova. Pada tanggal jumadil Ula 172 H(oktober 788 M).31

E. Kemunduran Dan Kehancuran Kekuasaan Islam Di Spanyol

Dalam catatan sejarah, kemajuan Islam mencapai puncaknya dimulai pada


pemerintahan Abdur Rahman I (756-788 H) Hingga Wafatnya Al Hakam II, dimana
Cordova menjadi pusat peradaban Islam di Barat, sekaligus menjadi salah satu pusat
peradaban dunia (Hitti, 1970: 165). Setelah mencapai puncak kejayaan, kekuasaan Islam
di Spanyol mengalami perubahan struktur politik yang membawa kepada kemunduran.
Hal ini mulai tampak setelah wafatnya kalifah al Hakam II. Kemunduran tersebut
membawa kepada hancurannya Islam di Spanyol, bahkan sampai kepada tragedi
pembantaian dan pengusiran secara paksa umat Islam oleh penguasa Kristen (Qutub,
1991: 51-55).
Kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol disebabkan oleh beberapa faktor baik
faktor dari dalam (intern) maupun dan luar (ekstern). Faktor-Faktor Intern Kemunduran
dan Kehancuran Islam di Spanyol mengalami kemunduran disebabkan oleh beberapa
faktor dari dalam, yaitu:
1. Perpecahan dan perebutan kekuasaan
30
Muhammad Ali para panglima Islam penakluk dunia hal 328-329
31
1Ragib As-Sirjani Bangkit dan Runtuhnya Andalusia jejak kejayaan peradaban Islam di Spanyol hal 189
20
Pada tahap awal sejak menjadi wilayah Islam, Spanyol mengalami perpecahan
dan perebutan kekuasaan yang disebabkan oleh perselisihan di antara elite
penguasa akibat perbedaan etnis dan golongan. Dua puluh kali pergantian wali
(gubernur) Spanyol terjadi dalam waktu singkat karena klaim masing-masing
kelompok bahwa mereka yang paling berhak menguasai daerah tersebut. Ketika
Abdul al Rahman I (al Dakhil) menjadi Amir, konflik dan pemberontakan
berlanjut, dengan kekuasaannya diperebutkan oleh berbagai kelompok. Selama
pemerintahan Hisyam, perpecahan muncul di antara saudaranya sendiri, tetapi
pemberontakan berhasil digagalkan.
Pada masa Hakam, kekisruhan muncul akibat ketidakramahannya terhadap
fuqaha (ulama), memicu pemberontakan di Cordova. Setelah kematian Hakam II,
perpecahan semakin parah, terutama saat putranya Hisyam II yang masih muda
naik tahta. Konflik internal antara kalangan militer dan sipil tentang siapa yang
seharusnya memegang kekuasaan mengakibatkan pembunuhan Mughirah Ibnu
Abd al Rahman. Pada akhir kekuasaan Islam di Spanyol, perebutan kekuasaan
kembali terjadi di Granada di bawah Dinasti Bani Ahmar. Pemberontakan internal
dan perseteruan antara dua putra penguasa melemahkan dinasti ini. Pada akhirnya,
kesempatan ini dimanfaatkan oleh orang Kristen untuk mengusir orang Islam dari
Spanyol secara permanen, menandai akhir dari kekuasaan Islam di wilayah
tersebut.
2. Pribadi dan Kepemimpinan
Faktor kepemimpinan khalifah menjadi salah satu penyebab kemunduran Islam
di Spanyol. Contohnya terlihat saat Hisyam II naik tahta menggantikan ayahnya
Hakam II. Hisyam II dianggap sebagai khalifah yang lemah dan tidak mampu
mengurus negara, terutama karena usianya yang masih muda. Kekuasaannya
dapat bertahan berkat Muhammad Ibnu Abi ‘Amir, yang menjadi pelaksana
kebijaksanaan politik dan penguasa sebenarnya pada masa pemerintahan Hisyam
II. Muhammad Ibnu Abi ‘Amir berhasil memperkecil wilayah kerajaan Kristen di
utara Spanyol dan merebut Maroko dari kekuasaan Fatimiyah.
Setelah kematian Muhammad Ibnu Abi ‘Amir, putranya Abd al Malik Ibnu
Muhammad meneruskan kepemimpinan dengan gelar al Muzaffar, tetapi situasi
politik di Cordova semakin memburuk. Abd al Rahman Ibnu Muhammad, yang
menggantikan Abd al Malik, tidak memiliki kecakapan dan keahlian yang
diperlukan untuk jabatannya. Ia memamerkan lambang kebesaran khilafah dan

21
menuntut dirinya diangkat sebagai khalifah sepeninggal khalifah Hisyam II.
Tuntutannya disetujui, tetapi hal ini menyebabkan kudeta, penahanan khalifah
Hisyam II, dan kekacauan politik di Cordova. Ketidakmampuan penguasa dan
khalifah untuk menjaga stabilitas politik dan pemerintahan mengakibatkan para
penguasa di tingkat wilayah, seperti propinsi, kehilangan kepercayaan pada
kekuasaan khalifah. Akibatnya, berdirilah dinasti-dinasti kecil yang dikenal
sebagai Muluk al Tawaif atau reyes de taifas, menandai pelemahan kekhalifahan
yang berpusat di Cordova.
3. Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil
Disintegrasi kekuatan Islam di Spanyol, ditandai oleh munculnya dinasti-
dinasti kecil, menjadi pemicu utama kemunduran dan kehancuran Islam di
wilayah tersebut. Meskipun periode ini juga mencatat kecemerlangan kultural,
dominasi dinasti lokal di berbagai bagian Spanyol menyebabkan heterogenitas
kelas militer dan ketegangan etnis. Sejumlah dinasti kecil, sekitar dua puluh
hingga tiga puluh, berkuasa di berbagai wilayah dengan konflik bersenjata yang
sering terjadi di antara mereka. Dinasti-dinasti ini, yang berasal dari berbagai ras,
saling bersaing untuk mempertahankan wilayahnya. Ironisnya, terjadinya
persaingan ini menjadi peluang bagi penguasa Kristen untuk melakukan politik
adu domba di antara dinasti-dinasti Islam.
Konflik bersenjata di antara dinasti-dinasti kecil melemahkan kekuatan Islam
secara keseluruhan. Bahkan, beberapa penguasa dinasti Islam tidak ragu untuk
bersekutu dengan penguasa Kristen dan meminta bantuan dalam pertempuran
melawan sesama Muslim. Contohnya, Raja Dinasti Afthasia terakhir, Umar al
Mutawakkil, bahkan siap menyerahkan wilayahnya kepada penguasa Kristen
Alfonso IV dari Leon dan Castile sebagai imbalan atas bantuan militer.
Persaingan internal dan kolaborasi dengan pihak Kristen ini membuka peluang
bagi penguasa Kristen untuk menyerang dan mencaplok wilayah Islam secara
bertahap. Kesalahan strategis dinasti-dinasti Islam dalam meminta bantuan kepada
penguasa Kristen menjadi kelemahan fatal, mengungkapkan kelemahan mereka
secara langsung, dan pada akhirnya, mengakibatkan hilangnya kekuasaan Islam
dari daratan Spanyol.
4. Kesulitan Ekonomi
Keadaan ekonomi juga dapat menentukan maju mundurnya suatu negara. Di paruh
kedua masa Islam di Spanyol pembangunan kota dan pengembangan ilmu pengetahuan

22
sangat gencar dan serius, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul
kesulitan ekonomi yang sangat mempengaruhi kondisi politik dan militer (Yatim, 1994:
108). Di samping itu pasukan muslim yang menyita harta milik orang-orang kaya di
Spanyol dan kekayaan para raja dan pejabat negara, tidak mengembangkan kekayaan
tersebut secara baik, akibatnya pendapatan negara merosot. Kemudian lebih parah lagi
setelah munculnya khalifah yang lemah yang tidak lagi memperhatikan kemaslahatan
rakyatnya, tetapi bergelimang dalam kemewahan dan hanya ingin bersenang-senang
semata. Akhirnya penghasilan negara terkuras untuk kepentingan khalifah. Belum lagi
biaya yang dikeluarkan untuk membiayai peperangan untuk menumpas kerusuhan-
kerusuhan.

Selain faktor-faktor intern yang telah disebutkan di atas, terdapat pula faktor ekstern yang
menyebabkan kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol, yakni:

1. Konflik Islam-Kristen
Kehadiran bangsa Arab Islam di Spanyol memicu kesadaran kebangsaan di
kalangan orang Kristen Spanyol. Konflik antara Muslim dan Kristen mendominasi
kehidupan negara Muslim Spanyol. Pada abad XI, kekuatan Kristen meningkat
sementara Islam mengalami kemunduran karena kebijaksanaan khalifah yang
tidak melakukan Islamisasi menyeluruh. Wilayah Islam berbatasan dengan
kerajaan Kristen yang sering menyerang, terutama ketika Islam Spanyol terpecah
menjadi dinasti kecil. Raja-raja Kristen bersatu dan berhasil menaklukkan dinasti-
dinasti Islam satu per satu, termasuk serbuan Raja Alfonso VI yang merebut
Toledo pada tahun 1085 M.
Umat Islam kesulitan menghadapi serangan Kristen yang semakin gencar,
menyebabkan jatuhnya wilayah Islam, seperti Cordova pada tahun 1238 M dan
Seville tahun 1248. Meskipun Granada bertahan di bawah Bani Ahmar selama dua
abad, pada tahun 1492, kerajaan Aragon dan Castilia bersatu menaklukkan
Granada. Pada tahun 1609, raja Philip III memaksa orang-orang Islam di Spanyol
untuk memilih masuk Kristen atau meninggalkan Spanyol. Dengan jatuhnya
Granada, Islam kehilangan kekuatan politik dan agama di Spanyol.

Faktor Geografis
2.
Faktor Geografis juga menentukan hilangnya Islam di Spanyol. Karena Spanyol
merupakan daerah terpencil dari dunia Islam yang lain, sehingga ia selalu berjuang
sendirian, tanpa mendapatkan bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak
ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di Spanyol

23
(Yatim, 1994: 108). Selain itu faktor iklim juga mempengaruhi, sehingga orang-orang
Arab sebagai pendatang tidak tahan mendiami daerah Spanyol yang iklimya tidak cocok
dengan mereka (Watt, 1990: 43).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebelum Islam, Spanyol mengalami konflik dan perubahan setelah diserang oleh suku
Vandal dan pendirian kerajaan Gothik. Kondisi sosial terpolarisasi dengan revolusi
politik, ketidakstabilan pemerintahan, dan kekerasan terhadap penganut agama lain. Pada
tahun 711 M, Muslim menaklukkan Andalusia, membawa perubahan signifikan dalam
sosial, budaya, dan ekonomi.
Thariq bin Ziyad, Panglima Penakluk Andalusia, memimpin penaklukkan pada tahun
711 M, menghadapi pasukan Goth dan memotivasi pasukannya. Abdurrahman Ad-
Dakhil, peletak dasar Dinasti Bani Umayyah, memasuki Andalusia pada 736 M. Selama
34 tahun pemerintahannya, ia memajukan ilmu pengetahuan, ekonomi, dan kebudayaan,
serta memimpin Dinasti Umayyah II.
Kemunduran kekuasaan Islam dimulai setelah puncak kejayaan Abdur Rahman I
hingga Al Hakam II di Cordova. Faktor intern seperti perpecahan, kepemimpinan lemah,
dinasti-dinasti kecil, dan kesulitan ekonomi berperan kunci. Perseteruan internal dan
dinasti-dinasti kecil melemahkan Islam, memberi kesempatan pada penguasa Kristen
untuk politik adu domba. Konflik Islam-Kristen dan tekanan eksternal menyumbang pada
kekalahan Islam. Faktor geografis, seperti keterpencilan dan ketidakcocokan iklim, juga
berkontribusi. Pada akhirnya, kelemahan internal dan eksternal menyebabkan jatuhnya
Granada pada tahun 1492, menandai akhir kekuasaan Islam di Spanyol.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari banyaknya kekurangan dan


ketidaksempurnaan dalam segi penyusunannya. Maka dari itu kritik dan saran
yang membangun sangat di harapkan dari pembaca sebagai refleksi diri untuk
menyusun makalah yang lebih baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Alibas, & Khotimah, H. H. (2013, January 08). Sejarah Peradaban Islam di


Andalusia. Retrieved October 25, 2017, from https://harkaman01.wordpress.com
Amin, S. M. (2014). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Hitti, P. K. (2010). History of The Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Abd. Yunus, Rahim, Historiografi Dunia Islam Modern. Makassar: Alauddin
University Press, 2014.
Abdullah, Rachmad. Tinta Emas Sejarah.Jakarta: Al Wafi, 2017.
Abdurahman, Dudung,Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Cet.I; Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2011.
Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Ali, Muhammad.Para Panglima Islam Penakluk Dunia. Yogyakarta: Ummul
Quran, 2017 As-Sirjani, Raghib. Bangkit dan Runtuhnya Andalusia jejak kejayaan
peradaban Islam di Spanyol.Jakarta: Gaya Media Pratama, 2013.
As-Suyuti Imam Tarikh Khulafa Sejarah Penguasa Islam Jakarta Timur: pustaka
ALKautsar 2017.
Hamid, AbdurrahmanDkk. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
2017.
Al Abbadi, Abd al Hamid. 1964. al Mujmal fi Tarikh at Andalus. Kairo: Dar al
Qalam.
Ali, K. 1996. Sejarah Islam Tarih Pramodern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bosworth, G.E. 1993. The Islamic Dinasties. Terjemahan oleh Ilyas Hasan.
Bandung: Mizan.
Hassan, Ibrahim Hassan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Terjemahan oleh
Djahdan Humam. Yogyakarta: Kota Kembang.
Hitti, Phillip K. 1970. Dunia Arab Sejarah Ringkas, terjemahan oleh Usuluddin
Hutagalung & O.P.D. Sihombing. Bandung: Sumur.
Qutub, Muhammad Abi. 1991. Fakta Pembantaian Muslimin di Andalusia.
Terjemahan oleh Mustafa Mahdani. Jakarta: Pustaka Mantiq.
Syalabi, Ahmad. 1979. Mausu’at al Tarikh al Islamiy wa al Haddrat al Islamiyat.
Jilid IV. Mesir: Maktabat al Nahdah al Misriyat.
25

Anda mungkin juga menyukai