Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ISLAM DI ANDALUSIA
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Disusun oleh :

FITRIA SUSANTI (210605110044)

MUHAMMAD ZAKIN NADA RAYA (210605110135)

Dosen Pembimbing:

M. IMAMUDDIN,M.A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, serta
memberikan kemudahan bagi penulis untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban
Indonesia , sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Makalah ini, penulis susun sedemikian rupa agar pembaca mengetahui


Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol). Dalam penyusunan makalah ini tentunya
banyak kekurangan ataupun kesalahan yang penulis buat secara tidak sengaja. Oleh
karena itu, penulis akan dengan senang hati menerima semua kritik maupun saran
yang diberikan oleh pembaca. Karena dengan saran atau kritikan tersebut penulis
lebih bisa memperbaiki kekurangan penulis agar ke depannya penulis tidak
mengulangi kesalahan yang sama.

Penulis sangat berharap bahwa makalah ini akan mendapat banyak


dukungan dan persetujuan dari berbagai pihak. Terutama Dosen pembimbing yang
saya cintai dan tentunya Keluarga yang saya sayangi. Sekian dari penulis, saya yang
juga manusia tidak pernah luput dari kesalahan, mohon maaf sebesar-besarnya
apabila terdapat kata yang kurang berkenan di hati para pembaca. Terima Kasih.

Malang, 16 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Keadaan Penduduk di Andalusia Sebelum Masuk Islam .............................. 3
2.2 Masuknya Islam di Andalusia ( Spanyol ) .................................................... 4
2.3 Faktor yang menyebabkan mudahnya penaklukan Andalusia ( Spanyol)..... 7
2.4 Komposisi Penduduk Spanyol ....................................................................... 9
2.5 Perkembangan Politik.................................................................................. 10
2.6 Perkembangan Peradaban ............................................................................ 11
2.7 Perkembangan Ilmu Pengetahuan ............................................................... 11
2.8 Masa Kemunduran ...................................................................................... 14
2.9 Pengaruh Peradaban Islam Spanyol bagi Kebangkitan Eropa .................... 17
BAB III ................................................................................................................. 20
PENUTUP ............................................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 20
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spanyol merupakan negara eropa pertama yang ditaklukkan oleh umat Islam.
Peradaban Islam di Spanyol banyak menghasilkan pencapaian sosial budaya serta
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang sampai hari ini masih menjadi referensi
peradaban. Sejarah juga mencatat bahwa Islam di Andalusia berakhir dengan tragis,
bahkan hampir seperti tidak menyisakan apapun. Pada masa pemerintahan Khalifah
al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. Sejak awal abad 5
Masehi (tahun 406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka
dinamakan Vandalusia. Namun, sejak tahun 711 M, semenanjung Iberia dan
wilayah selatan Perancis jatuh ke dalam kekuasaan Islam, diperintah oleh
pembesar-pembesar Arab dan Barbar.

Sejak itulah, wilayah ini dikenal dengan Andalusia. Andalusia merupakan tempat
paling utama dan jembatan emas bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam dan
hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, ekonomi,
dan peradaban antarnegara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa
Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara Eropa
yang lain, terutama dalam bidang ilmu dan pengetahuan. Akan tetapi, sebuah
peradaban pasti mengalami masa kejayaan maupun masa kemunduran begitu juga
dengan peradaban Islam di Andalusia, ada berbagai hal yang membuat peradaban
Islam di Andalusia mengalami keruntuhan. Namun keruntuhan Islam di Andalusia
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan Eropa. Kemajuan di
Benua Eropa tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Andalusia.

Dari Islam Andalusia, Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika
Islam mencapai masa kejayaan, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu,
masyarakat Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di
sana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di

1
Andalusia banyak menarik perhatian para sejarawan seperti bagaimana proses
penguasaan Islam atas Andalusia, kemajuan peradaban Islam di Andalusia,
kemunduran dan kehancurannya, dan faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut
terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan penduduk spanyol sebelum islam masuk?

2. Bagaimana masuknya islam di andalusia?

3. Bagaimana Faktor yang menyebabkan mudahnya penaklukan Andalusia?

4. Bagaimana komposisi penduduk spanyol?

5. Bagaimana kondisi politik, peradaban, dan ilmu pengetahuan di spanyol?

6. Bagaimana masa kemunduran islam di andalusia?

7. Bagaimana pengaruh peradaban islam di spanyol bagi eropa?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui keadaan penduduk spanyol sebelum islam masuk

2. Mengetahui masuknya islam di andalusia

3. Mengetahui Faktor yang menyebabkan mudahnya penaklukan Andalusia

4. Mengetahui komposisi penduduk spanyol

5. Mengetahui kondisi politik, peradaban, dan ilmu pengetahuan di spanyol

6. Mengetahui masa kemunduran islam di andalusia

7. Mengetahui pengaruh peradaban islam di spanyol bagi eropa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Penduduk di Andalusia Sebelum Masuk Islam

Sebelum islam masuk di spanyol, spanyol berada di bawah kekuasaan


kerajaan Romawi. Bangsa Romawi dapat menguasai semenanjung itu pada
tahun 133 M. Di masa pemerintahan mereka ini, masuk pula sejumlah besar orang-
orang Yahudi. Suku-suku Vandal pada abad 5 M. dapat menyerang bangsa Romawi.
Sejak itu nama Spanyol berubah menjadi Vandalusia, yaitu negeri bangsa Vandal.
Bangsa Arab kemudian menamainya dengan al-Andalusia, yang lebih dikenal
dengan nama Andalusia.

Pada awal abad keenam (507 M) suku-suku Ghathia Barat baru bisa
menyerang Spanyol dan mereka menusir bangsa Vandal ke Afrika. Bangsa Ghathia
kemudian dapat berhasil mendirikan pemerintahan yang kuat di Andalusia. Sampai
berubah menjadi bangsa yang lemah disebabkan merjalelanya perbudakan,
kepincangan ekonomi karena petani dan pedagang diharuskan menanggung pajak
yang memberatkan dan pemaksaan agama Kristen kepada penduduk.1

Para budak dipaksa harus bekerja di lahan pertanian milik para penguasa,
lapisan menengah masyarakat Spanyol dipaksa menanggung beban sebagai sumber
pendapatan dan belanja negara dengan berbagai jenis pajak dan pihak yang
menghimpun kekayaan untuk diserahkan kepada para penguasa. Para rahib Kristen
berhasil mengeluarkan berbagai perintah dan sanksi yang sangat keras kepada
setiap orang yang enggan menerima dan menjadi pemeluk agama Masehi.
Akibatnya rakyat menjadi menderita, sengsara, dan tertekan.2

Orang-orang yahudi tidak tahan dengan pemaksaan seperti itu, sampai


berkali-kali melakukan pemberontakan. Tapi upaya yang dilakukan sia-sia, dan
hanya mendatangkan kehancuran seperti rumah-rumah mereka hancur berantakan
dan banyak di antara mereka terpaksa memeluk agama masehi. Itulah kondisi
penduduk Andalusia sebelum ditaklukkan Islam, sementara kondisi penduduk

1
Ibid., h. 59-60.
2
Ibid., h. 60-61.

3
Afrika Utara hidup dalam keadaan sejahtera sewaktu berada di bawah kekuasaan
Islam yaitu Daulah Umayyah yang memerintah dengan adil. Maka tidaklah
mengherankan bila penduduk Spanyol berharap agar mereka dapat membebaskan
diri dari kekejaman bangsa Ghathia tersebut.

Sementara Afrika Utara dikuasai oleh Daulah Umayyah pada masa


pemerintahan Abdul Malik bin Marwan (685-705) dan mengangkat Hasan bin
Nu’man al-Ghassani sebagai gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-Walid
bin Abdul Malik, gubernur Afrika Utara telah digantikan oleh Musa bin Nusair. Dia
memperluas daerah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Marokko.3

Pada masa itu, kawasan ini dikuasai oleh kerajaan Ghathia, mereka sering
menghasut penduduk untuk melakukan kerusuhan dan menentang kekuasaaan
Islam. Tetapi setelah kawasan ini benar-benar dapat dikuasai umat Islam, mereka
dapat memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian,
Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi umat Islam dalam menaklukkan Spanyol.

2.2 Masuknya Islam di Andalusia ( Spanyol )

Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan
menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705
M). Khalifah Abd al-Malik mengangkat Hasan Ibn Nu’man al-Ghassani menjadi
gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah
digantikan oleh Musa Ibn Nushair.Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair
memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.
Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan
bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan sehingga mereka menyatakan setia dan
berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka
lakukan sebelumnya.4 Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali
dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah
memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan
Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa al-Walid). Sebelum

4
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Cet.II; Jakarta: Amzah, 2010), h.162.

4
dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, dikawasan ini terdapat kantung-kantung
yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik. Dalam
proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan
paling berjasa memimpin satuansatuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn
Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.

Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat


yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang,
lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah
kapal yang disediakan oleh Julian.5

Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang
dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit
jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam
tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan
yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada
tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah
pimpinan Thariq ibn Ziyad Rahimahullah.

Thariq ibn Ziyad Rahimahullah lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol
karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari
sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair Rahimahullah
dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid Rahimahullah.
Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad
Rahimahullah. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya
mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal
Thariq).

Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk
memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah,
Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq Rahimahullah dan pasukannya
terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu
kota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq Rahimahullah berhasil

5
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, j. 2. c. 1. (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983), h.
158.

5
menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn
Nushair Rahimahullah di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan
sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000
orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar,
100.000 orang.

Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad Rahimahullah membuat
jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair
Rahimahullah merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran
dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar,
ia berangkat menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat
ditaklukkannya.

Setelah Musa Rahimahullah berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona,


Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di
Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil
menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian Utaranya, mulai
dari Saragosa sampai Navarre.6

Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah


Umar ibn Abd al-Aziz Rahimahullah tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran
ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Perancis
Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah Rahimahullah, tetapi
usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan
pasukan diserahkan kepada Abdurrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi Rahimahullah.
Dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordreu, Poiter, dan dari sini ia mencoba
menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan
oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang
dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.7

Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke


Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di
Laut Tengah, Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari

6
Badri Yatim, op.cit., h. 90.
7
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, j. 1. (Jakarta: UI Press, 1985), h. 62.

6
Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayah. Gelombang kedua
terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan
abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau
Perancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan
yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah
2.3 Faktor yang menyebabkan mudahnya penaklukan Andalusia ( Spanyol)

Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam pada penyerangan


pertama tidak terlepas dari beberapa faktor internal dan eksternal yang
menguntungkan. Faktor internal adalah kondisi umat Islam mulai dari penguasa,
tokoh- tokoh pejuang dan prajurit Islam yang ikut andil dalam penaklukan Spanyol
merupakan orang-orang pilihan. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat,
pejuang dan prajuritnya kompak, bersatu, berani dan tabah menhadapi tantangan
karena dimotivasi oleh ajaran agama Islam untuk berjuang di jalan Allah Swt.
A. Faktor Iternal
Faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-
tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah
Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya
kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah
dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam
yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong
menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum
Muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di
sana.

B. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol
sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial,
politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara
politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri
kecil. Berikut adalah beberapa faktor eksternal:
1. Kondisi Keagamaan

Penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh

7
penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi.
Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol
dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh
secara brutal.
2. Kondisi sosial
Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh
kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti
itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya
mereka temukan dari orang Islam.
3. Kondisi politik

Wilayah Spanyol terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil Kondisi terburuk


terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan
Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderick
memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza, yang
saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan
ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza.
Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan
Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum Muslimin.

Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan
penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika
Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan
memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan
Musa Rahimahumullah.
4. Kondisi ekonomi

Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam


masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu
Spanyol masih berada di bawah pemerintahan Romawi (Byzantine), berkat
kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri
dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi,
setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan
kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa
digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit

8
dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.

Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan


oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan
Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Dengan demikian,
buruknya kondisi keagamaan, sosial, politik, dan ekonomi Spanyol.

Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang
terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang, selain
itu orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan
2.4 Komposisi Penduduk Spanyol

Penduduk Andalusia terdiri dari banyak suku, yaitu Arab, Barbar, Spanyol, dan
Yahudi. Bangsa Arab dan Barbar datang ke Spanyol sejak masa penaklukan negeri
itu oleh orang Islam. Keturunan Arab ini terdiri dari dua kelompok besar, yaitu
keturunan Arab Utara yang terdiri dari suku Mudhari dan keturunan Arab Selatan
yang terdiri dari suku Yamani. Kebanyakan orang Arab Mudhari tinggal di Toledo,
Saragossa, Sevilla dan Valensia. Sedangkan, orang Arab Yamani banyak bermukim
di Granada, Cordova, Sevilla, Murcia dan Badajoz.

Orang-orang Barbar banyak tinggal di daerah-daerah perbukitan yang kering dan


tandus di bagian utara negeri itu, berhadapan langsung dengan basis-basis kekuatan
Nasrani padahal orang Arab menempati lembah-lembah yang subur dan jauh dari
ancaman orang Nasrani. Itu sebabnya ketidakpuasan orang Barbar terhadap
orang Arab menjadi penyulut bagi terjadinya perang antara mereka. Orang
Spanyol terdiri dari tiga kelompok:
• Kelompok yang telah memeluk Islam.
• Kelompok yang tetap pada keyakinannya tetapi meniru adat kebiasaan
orang Arab. Baik bertingkah laku maupun bertutur kata, mereka disebut
Spanyol musta’ribah.
• Kelompok yang tetap berpegang teguh pada agama nenek moyangnya
dan warisan nenek moyangnya. Tidak sedikit di antara pemeluk agama
Nasrani ini yang menjadi pejabat sipil, militer dan bahkan sebagai
pemungut pajak serta menikmati kebebasan beragama yang cukup luas.
Sedangkan orang Yahudi banyak datang ke Spanyol pada tahun 133 M.

9
bersamaan dengan bangsa Romawi menguasai Spanyol.
Sebelum kedatangan umat Islam, daerah Iberia merupakan kerajaan Hispania
yang dikuasai oleh orang Kristen Visigoth. Pada tahun 711 M, pasukan Umayyah
yang sebagian besar merupakan bangsa Moor dari Afrika Barat Laut, menyerbu
Hispania dipimpin oleh Jenderal Tariq bin Ziyad, dan dibawah perintah dari
Kekhalifahan Umayyah di Damaskus.

Pasukan Thariq bin Ziyad mendarat di Gibraltar pada 30 April, dan terus
menuju Utara. Setelah mengalahkan Raja Roderik dari Visigoth dalam Pertempuran
Guadalete (711 M), kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada tahun 719 M.
Hanya daerah Galicia, Basque dan Asturias yang tidak tunduk kepada kekuasaan
Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi Pirenia untuk menaklukkan
Perancis, namun berhasil dihentikan oleh kaum Frank dalam pertempuran Tours
(732 M). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut provinsi Al-
Andalus, terdiri dari Spanyol, Portugal dan Perancis bagian Selatan yang disebut
sekarang.
2.5 Perkembangan Politik

Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri


(gubernur) yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan yang
biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740 M, terjadi perang saudara yang
menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf
Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang
tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus.

Pada tahun 750 M, Bani Abbasiyah menjatuhkan pemerintahan Umayyah di


Damaskus, dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun
756 M, Abdurrahman I (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi
penguasa Kordoba dengan gelar Amir Kordoba. Abdurrahman menolak untuk
tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan
Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya.

Ia memerintah selama 30 tahun, namun memiliki kekuasaan yang lemah di


Al-Andalus dan ia berusaha menekan perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun
khalifah Abbasiyah.

10
Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai
Amir Kordoba, yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan
kadang-kadang meliputi Afrika Utara bagian Barat. Pada kenyataannya,
kekuasaan Amir Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum
Kristen, sering mengalami naik-turun politik, itu tergantung kecakapan dari sang
Amir yang sedang berkuasa. Amir Abdullah bin Muhammad bahkan hanya
memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.

Cucu Abdullah, Abdurrahman III, menggantikannya pada tahun 912 M, dan


dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan
Afrika Utara bagian Barat. Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai
Khalifah, sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan
kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan kekhalifahan Syi’ah di Tunis.
2.6 Perkembangan Peradaban

Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak


prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga
dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan
intelektual.

Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam
telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh,
bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian membawa dunia kepada
kemajuan yang lebih kompleks.
2.7 Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Pada masa kemajuan pemerintahan ini juga terjadi perkembangan ilmu


pengetahuan yang sangat mempesona. Karena Spanyol adalah negeri yang subur.
Kesuburannya mendatangkan kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi
menghasilkan banyak pemikir. Masyarakatnya majemuk, terdiri dari orang Arab
(utara dan selatan), orang Barbar (dari Afrika Utara), al-muwalladun (orang
Spanyol yang masuk Islam), orang Spanyol yang masih Kristen dan orang Yahudi.
Semua komunitas itu , kecuali Kristen, memberikan saham intelektual bagi
terbentuknya kebangkitan budaya ilmiyah, sastra dan kesenian di Andalusia, di
antaranya yang terpenting adalah:

11
1. Filsafat

Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama
pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn
Abdurrahman (832-886 M).

Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari
Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan
universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin Dinasti Bani
Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof
besar pada masa sesudahnya.

Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut


Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari
Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah
kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam
menggeluti masalah- masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama.
Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid.
2. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga
berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya.
Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara
tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam
bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-
Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.

3. Sejarah & Geografi

Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian Barat melahirkan

12
banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145- 1228 M) menulis
tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari
Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-
1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah
perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol,
yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang
sains.

4. Fiqih
Dalam bidang fiqih dikenal di Spanyol sebagai penganut mazhab Maliki.
Mazhab ini disana diperkenalkan oleh Ziyad bin Abd. al-Rahman.
Hasyim I adalah penyokong mazhab Maliki. Dia menghormati Imam Malik,
salah satu mazhab dari empat mazhab fiqih di kalangan Sunni. Dia mendorong para
pencari ilmu, agar melakukan perjalanan ke Madinah guna mempelajari ajaran-
ajaran mazhab Maliki. Kitab al- Muwatho’ yang ditulis Imam Malik disalin
dan disebarluaskan ke seluruh wilayah kekuasaannya.208
Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada pemerintahan Hisyam bin Abdurahman III
adalah penyokong fiqih mazhab Maliki. Demikian pula Ibn Hazm pada mulanya
dia mempelajari fiqih mazhab Maliki karena kebanyakan masyarakat Andalusia
menganut mazhab ini, yaitu kitab al-muwatha’ dan kitab ikhtilaf. Tetapi
kemudian dia pindah ke mazhab Zahiri, setelah ia mempelajari kitab fiqih karangan
Munzir bin Sa’id al-Balluti (w.355 H.) seorang ulama mazhab Zahiri.
5. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan kesenian ususunya seni suara, Spanyol Islam mempunyai
kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan bin Nafi’ yang dikenal dengan Zaryab.
Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan Zaryab selalu tampil
mempertunjukkan kebolehannya. Dia juga terkenal sebagai pengubah lagu. Ilmu
yang dilikinya diturunkannya kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita.
6. Arsitektur
Dalam bidang arsitektur daulah Umayyah II di Spanyol telah juga mengukir
prestasi dalam bidang seni bangunan kota dan seni bangunan masjid. Di antara
bangunan kota yang memperbaharui bangunan kota yang lama ada pula yang
membangun kota yang baru.

13
1. Kota Cordova dijadikan al-Dakhil sebagai ibukota Negara. Dia
membangun kembali kota ini dan memperindahnya serta membangun
benteng di sekitarnya dan istananya. Supaya kota ini mendapatkan air bersih
digalinya danau dari pegunungan. Air danau itu dialirkan selain melalui pipa-
pipa ke istananya dan rumah-rumah penduduk, juga melalui parit-parit
dialirkan ke kolam-kolam dan lahan-lahan pertanian.
2. Peninggalan al-Dakhil yang masih ada sampai sekarang adalah masjid
Jami’ Cordova yang didirikan pada tahun 786 M. dengan dana 80.000
dinar.211 Hisyam I pada tahun 793 M. menyelesaikan bagian utama masjid
ini dan menambah menaranya. Demikian juga Abdurahman al-Autsah,
Abdurrahman al-Nashir, dan al-Manshur memperluas dan
memperindahnya sehingga menjadi masjid paling besar dan paling indah
pada masanya.212 Jelasnya panjang masjid itu dari utara ke selatan adalah 175
meter, sedangkan lebarnya dari barat ke timur adalah 134 meter, tinggi
menaranya 20 meter yang didukung oleh 300 buah pilar yang terbuat dari
marmer. Di tengah maajid terdapat tiang agung yang menyangga 1000
buah lentera.213 Ketika Cordova jatuh ke tangan Fernando III pada tahun
1236 M., masjid ini dijadikan gereja dengan nama yang lebih terkenal di
kalangan masyarakat Spanyol, yaitu La Mezquita,214 berasal dari kata Arab
al-masjid.
3. Pada tahun 936 M. al-Nashir membangun kota satelit dengan nama al-
Zahra di sebuah bukit di pegunungan sierra Morena, sekitar tiga mil di
sebelah utara Cordova. Bagian atas kota terdiri dari istana-istana dan
gedung- gedung Negara lainnya, bagian tengah adalah taman- taman dan
tempat rekreasi, sedangkan bagian bawah terdapat rumah-rumah dan toko-
toko, masjid-masjid dan bangunan-bangunan umum lainnya. Yang terbesar
di antara istana-istana al-Zahra tersebut adalah bernama Dar al-Raudhah.
2.8 Masa Kemunduran

Masa kemunduran Islam di Spanyol diawali dengan munculnya muluk al-


Thawaif (Negara-negara kecil) di daerah-daerah propinsi, yang terbebas dari
pemerintahan pusat. Hajib al-Mansur digantikan oleh anaknya, Abdul Malik. Dia
mengikuti langkah-langkah ayahnya dalam pengelolaan Negara. Dalam masa

14
pemerintahannya, Spanyol Muslim tetap merupakan negeri yang makmur. Suku-
suku Kristen yang mencoba melakukan peemberontakan berhasil ditumpasnya
dan terus memerintah dengan tangan besi. Dia masih dapat mempertahankan
keunggulan perintahan ayahnya, tetapi sayangnya, dia hanya memerintah selama
6 tahun, karena diracun orang dan meninggal dunia pada tahun 1008.
Malapetaka kehancuran Daulah Umayyah di Spanyol mulai melanda istana ketika
terjadi kemelut perebutan kekuasaan sepeninggal Abdul Malik yang digantikan
oleh saudaranya Abdurrahman, karena dia tidak memiliki kemampuan seperti
ayah atau saudaranya, ditambah lagi dengan kebejatan moralnya yang menyolok,
sehingga dia tidak disukai rakyat, maka orang-orang Cordova memaksanya turun
dan digantikan oleh Muhammad bin Abdul Jabbar bin Abdurrahman III. dari
keluarga daulah Umayyah.
Tetapi mereka tidak dapat memperbaiki keadaan. Akhirnya, pada tahun
1013 M. Dewan Menteri yang penguasa kecil. Dalam kondisi seperti itu, umat
Islam tidak dapat bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar.
Tahun 1238 M. Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun
1248 M. Berarti seluruh Spanyol, kecuali Granada telah lepas dari kekuasaan
Islam.218
Kekuasaan Islam hanya tinggal di daerah Granada di bawah daulah Bani
Ahmar (1232-1492 M.) Pada masa ini peradaban Islam kembali mengalami
kemajuan, seperti pada masa kejayaan Abdurrahman III, akan tetapi karena berada
di daerah yang kecil secara politik tidak memberi pengaruh yang berarti.
Abu Abdullah, penguasa terakhir daulah Bani Ahmar tidak mampu menahan
serangan-serangan orang Kristen dan pada akhirnya menyerah mengaku kalah. Ia
menyerahkan kekuasaannya kepada Ferdenand dan Isabella untuk kemudian
dia hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Islam di
Spanyol pada tahun 1492 M. Nasib umat Islam setelah itu dihadapkan kepada
dua pilihan: masuk agama Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol.219
Adapun yang menjadi faktor kemunduran Islam di Spanyol, terdapat
beberapa penyebab bagi terjadinya kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol,
di antaranya:
1. Konflik Sesama Muslim

15
Perpecahan politik pada masa Muluk al- Thawa’if menjadi penyebab mundurnya
pemerintahan Islam Spanyol, walaupun tidak menjadi penyebab mundurnya
peradaban Islam Spanyol. Masa itu, setiap daulah (raja) di beberapa daerah seperti
di Malaga, Toledo, Seville, Granada, dan lain-lannya berusaha menyaingi
Cordova (ibu kota Negara Islam). Padahal sebelumnya, Cordova adalah satu-
satunya pusat pemerintahan dan pusat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam di
Spanyol.
Hal tersebut memberikan dampak terhadap keberadaan Islam di Spanyol, baik
yang positif (baik) maupun yang negatif (buruk). Dampak positifnya adalah
memberi peluang terbukannya pusat-pusat peradaban baru, di antaranya, justru
ada yang lebih maju dari peradaban Islam Cordova.220 Tetapi dampak negatifnya,
karena konflik antara sesama pemerintahan Islam mengakibatkan kemunduran
pemerintahan Islam di Spanyol.
2. Konflik dengan Kristen.
Sangat disayangkan para penguasa dan penakluk muslim ke Spanyol dahulu,
tidak melakukanislamisasi secara sempurna. Penguasa Islam Spanyol membiarkan
Kristen taklukannya mempertahankan hukum dan adat istiadat mereka, asalkan
tidak ada perlawanan bersenjata. Padahal kehadiran Islam di
Spanyol memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Kristen Spanyol.
Akibatnya, kehidupan Negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari
pertentangan dan perlawanan antara Islam dengan Kristen. Pada saat umat Islam
kuat dan memperoleh kemajuan, umat Kristen diam dan ikut menikmati hasilnya,
tetapi pada saat umat Kristen memperoleh kemajuan pesat sejak abad ke-11 M,
sementara umat Islam mengalami kemunduran, umat Islam diperangi, dihancurkan
dan diusir secara kejam dari Spanyol.
3. Kesulitan ekonomi
Dimana-mana Negara, termasuk Negara Spanyol, apabila mengalami
kesulitan ekonomi dapat mengakibatkan suatu kehancuran. Itulah yang dialami
pemerintahan Islam di Spanyol, pada masa kemundurannya, disebabkan sibuk
dengan konflik berkepanjangan antara sesama umat Islam dan antara umat Islam
dengan umat Kristen, mengakibatkan mereka lalai membina perekonomian,
akhirnya timbul kesulitan ekonomi yang sangat memberatkan, hal itu turut

16
mempengaruhi kondisi politik dan militer. Kekacauan politik itu dimanfaatkan
orang Kristen untuk memerangi umat Islam dan dengan mudah dapat mereka
kalahkan.
4. Letak geografis yang terpencil
Letak geografis Spanyol bagi dunia Islam lainnya terpencil, karena dia berada di
belahan Eropa, sementara Islam lainnya ada di belahan Asia dan Afrika. Sehingga
dia hanya berjuang sendirian, ketika
mendapat serangan musuh dari utara Spanyol, kalaupun ada bantuan hanya
dapat dari Afrika Utara. Maka di saat umat Islam Spanyol diganggu atau diperangi
oleh umat Kristen, maka negara Islam lainnya tidak dapat memberikan bantuan
mereka.
2.9 Pengaruh Peradaban Islam Spanyol bagi Kebangkitan Eropa

Kemajuan Eropa saat ini tidak dapat dimungkiri banyak berhutang budi kepada
khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik, termasuk
yang di Baghdad dan terutama yang di Spanyol. Banyak saluran peradaban Islam
mempengaruhi kebangkitan Eropa, yang terpenting di antaranya adalah Spanyol
Islam kemudian Perang Salib.
Spanyol Islam merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap dan
menyadap peradaban Islam. Karena Orang Eropa menyaksikan secara nyata
bahwa Spanyol yang berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan
negara-negara Eropa lainnya, termasuk tetangganya, seperti Perancis, Jerman,
Portugal dan lain- lainnya, terutama dalam bidang pemikiran dan sains, maupun
bangunan fisik.
Pengaruh peradaban Islam yang terpenting, dari Spanyol Islam adalah;
1. Pemikiran Ibn Rusyd (1120- 1198 M.). Pemikirannya dapat melepaskan
orang Eropa dari belenggu taklid yang sudah berurat berakar dan
menganjurkan kebebasan berpikir. Karena Ibn Rusyd mengulas pemikiran
Aristoteles dengan cara yang memikat, sehingga mengundang minat orang
banyak yang berpikiran bebas. Ia mengedepankan pengertian sunnatullah
menurut Islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen.
Begitu besarnya pengaruh pemikiran Ibn Rusyd di Eropa sehingga timbul
gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme)yang menuntut kebebesan berpikir. Tetapi

17
pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme
ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah kemudian di Eropa melahirkan gerakan
reformasi pada abad ke-16 M. dan gerakan rasionalisme pada abad ke-17 M.
melalui buku-buku Ibn Rusyd yang dicetak di Venesia, tahun
1481,1482,1483,1489 dan 1500 M., edisi lengkapnya pada tahun 1553 dan 1557 M.
Jugadi terbitkan pada abad ke-16 M. di Napoli, Bologna, Lyonms, dan Strasbourg
dan di awal abad ke-17 di Jenewa.
2. saluran lainnya, adalah melalui mahasiswa- mahasiswa Kristen Eropa
yang belajar di Universitas- universitas Islam di Spanyol, seperti Universitas
Cordova, Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol
mereka aktif menerjamahkan dan mempelajari buku- buku karya ilmuwan-
ilmuwan muslim. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah-
sekolah dan Universitas-universitas yang sama di Eropa.
Seperti Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M merupakan
Universitas pertama di Eropa, dia didirikan setelah tiga puluh tahun Ibn Rusyd
wafat. Dalam perkembangannya, di akhir Periode Pertengahan telah berdiri 18
Universitas. Di dalam Universitas-universitas itu, mereka ajarkan ilmu yang
mereka peroleh dari Universitas-universitas Islam, seperti ilmu pasti, ilmu
kedokteran dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah
pemikiran al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd.222
Maka pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah
berlangsung sejak abad ke-12 M. hingga abad ke- 14 M. itu menimbulkan
kembali gerakan kebangkitan renaissance pusaka Yunani di Eropa pada abad
ke-14 M. Kebangkitan kembali pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah
melalui terjamahan-terjamahan Arab, kemudian diterjamahkan kembali ke
dalam bahasa Latin.223
Dengan demikian, pengaruh peradaban Islam Spanyol telah dapat
melahirkan tiga gerakan penting bagi kebangkitan Eropa. Pertama, gerakan
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani kuno atau klasik (renaissance) pada
abad ke-14 M. bermula di Italia, Kedua, gerakan reformasi pada abad ke-16
M. Ketiga, gerakan rasionalisme pada abad ke-17 M. Selanjutnya Eropa

18
bangkit dari ketertidurannya selama ini.
3. Perang Salib, meskipun pihak Kristen Eropa mengalami kekalahan dalam
Perang Salib akan tetapi mereka mendapatkan hikmah yang tidak ternilai
harganya, sebab mereka dapat menyaksikan dan berkenalan langsung dengan
peradaban Islam yang sudah maju menyebabkan lahirnya renaisans di Eropa.
Adapun peradaban yang mereka bawa ke Barat lewat Perang Salib terdiri dari
kemajuan peradaban Islam di bidang militer, seni, perindustrian, pertanian,
perdagangan, astronomi, kesehatan dan sikap kepribadian umat Islam yang
luhur yang tidak mendapat perhatian di Barat sebelumnya.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah:


1. Peradaban Islam di Spanyol banyak menghasilkan pencapaian sosial budaya
serta kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang sampai hari ini masih menjadi
referensi peradaban.
2. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam pada penyerangan pertama
tidak terlepas dari beberapa faktor internal dan eksternal yang menguntungkan.

3. Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi
yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia
kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan
intelektual.
4. Spanyol Islam merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap dan
menyadap peradaban Islam. Karena Orang Eropa menyaksikan secara nyata
bahwa Spanyol yang berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan
negara-negara Eropa lainnya, termasuk tetangganya, seperti Perancis, Jerman,
Portugal dan lain- lainnya, terutama dalam bidang pemikiran dan sains, maupun
bangunan fisik.
5. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Konflik Islam dengan Kristen, Tidak
adanya Ideologi Pemersatu, Kesulitan Ekonomi, Tidak Jelasnya Sistem Peralihan
Kekuasaan, Keterpencilan.

20
Daftar Pustaka

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, j. 1. (Jakarta: UI


Press, 1985)

Luthfi abd al-Badi’, al-Islam fi Isbaniya (Kairo: Maktabah al-Nahdhah


alMisriyah, 1969)

Ahmad Syalabi, Mausu’ah al-Tarikhh al-Islami wa al-Hadharah al-


Islamiyah

A. Hasymi, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1979)


Jurji Zaidan, Tarikh al-Tamadun, J. 5 (Kairo: dar al-Hilal, t.t.)
Tim Penulis, Ensklopedi Islam, Jilid 4 (Jakarta: PT Ichtiar Baru, 1994).

21

Anda mungkin juga menyukai