Anda di halaman 1dari 24

PERADABAN ISLAM DIANDALUSIA SPANYOL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pembimbing:
A. SAMSUL MA’ARIF,M.Pd

Disusun Oleh
KELOMPOK 5:
Mariati 230201110170
Wildan Muhammad Rosyid 230201110179
Badriyatus Solikhah 230201110186

PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberi rahmat dan karunia serta kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa
selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah sejarah peradaban islam
yang berjudul “Peradaban Islam Di Andalusia Spanyol” yang dikerjakan secara
kelompok dan dipresentasikan sebagai bahan diskusi mahasiswa Program Studi Hukum
Keluarga Islam kelas F.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak A. Samsul Ma’arif, M.Pd selaku
dosen mata kuliah sejarah peradaban islam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada
teknis penulisan ataupun materi. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Malang, 10 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................

a. Latar Belakang.......................................................................................................

b. Rumusan Masalah..................................................................................................

c. Tujuan Dan Manfaat..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

a. Proses Masuknya Islam di Spanyol.......................................................................

b. Periode Kekuasaan Islam di Spanyol....................................................................

c. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol.................................................................

d. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam di Spanyol.................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

a. Kesimpulan............................................................................................................

b. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah berahirnya priode klasik islam, ketika islam mulai memasuki masa
kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangnya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat
dalam bidang positif dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan islam
dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan islam di Spanyol.
Dari Spanyol Islamlah Eropa banyak menimba ilmu. Pada priode klasik, ketika islam
mencapai masa sangan penting, menyaingi baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang
Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi islam disana. Islam menjadi
“guru” bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran islam di Spanyol banyak menarik
perhatian para sejarawan.
Prestasi sekaligus konstribusi Islam yang paling berharga bagi pencerahan
peradaban masyarakat Eropa. Spanyol, pintu gerbang Eropa yang oleh orang Arab Islam
disebut Andalusia, dikuasai dan menjadi basis kekuasaan Islam di benua itu selama
sembilan abad. Hingga kini, bukti-bukti zaman keemasan Islam tersebut masih dapat
disaksikandan menjadi objek wisata yang menarik para turis dari seluruh dunia.
Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk
mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol,
negeri ini banyak mengalami perkembangan peradaban yang pesat baik dari kebudayaan
maupun pendidikan Islam, Spanyol mengalami perkembangan pesat dalam kebudayaan
dan pendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan sastra,
kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal.Karena dalam waktu relatif
singkat Cardova dapat menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan
kesusastraan.Karena itu kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para
sejarawan.Secara politis, Islam di Andalusia telah memberi rasa aman bagi kaum yang
selama ini menjadi kelompok terpinggirkan seperti orang Yahudi dan rakyat kebanyakan.

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses Masuknya Peradaban Islam di Spanyol ?


2. Bagaimana Periode Kekuasaan Peradaban Islam di Spanyol ?
3. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol?
4. Apa faktor-faktor Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam di
Spanyol?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Masuknya Islam di Spanyol

Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara.
Spanyol sebelum keadaan Islam dikenal dengan nama Iberia/Asbania, kemudian disebut
Abdalusia, ketika negeri subuh itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal. Dari
perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya Andalusia.
Sebelum penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan
menjadikanya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi dizaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M).
Khalifah Abd al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubernur
didaerah itu. Pada masa Kalifah al-Wahid, Hasan ibn Nu’man sudah diganti oleh Musa
ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.
Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan
bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari
pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayyah
memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah
ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H(masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudin
dikuasai Islam, dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan
kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik.
Dalam sejarah islam pengetahuan dan peradaban islam, tanah spanyol (diujung
5
selatan Benua Eropa) lebih banyak di kenal dengan nama Andalusia, yang diambil dari
sebutan tanah semenanjung Iberia. Julukan Andalusia ini berasal dari kata Vandalusia,
yang artinya negeri Bangsa Vandal, karna bagian selatan semenanjung ini pernah
dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan oleh bangsa Gothia Barat pada
abad V.
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal
sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit
dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang
Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa.Selat sempit itu
sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik.1
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507 M,
didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan
Vandalusia. Dengan mengubah ejaanya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada
masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.
Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M),
salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum
penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya
sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika
Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik
mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi Gubernur di daerah itu. Pada masa
khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di
zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan
menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia menyempurnakan penaklukan ke daerah-
daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka
menyatakan setia dan berjanji akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah
mereka lakukan sebelumnya.
Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin
pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Namun,
yang sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke Andalusia adalah Tariq ibn
Ziyad.Ia yang telah memimpin pasukan tentera menyeberangi lautan Gibralta (Jabal
Thariq) menuju ke semenanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun 711 M, mengirim

1
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.

6
pasukan islam dibawah dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000
orang dan tambahan pasukan 5000 personel yang memang tak sebanding dengan tentera
pasukan Gothik yang berkekuatan 100.000 lengkap bersenjata. Namun, pada akhirnya,
Thariq bin Ziyad mencapai kemenangan, dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah
dan menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, Toledo dan hingga
akhirnya menguasai seluruh kota penting di Spanyol.

Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal ini


didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam yang
kuat, kompak dan penuh percaya diri dan juga didorong oleh faktor-faktor yang
menguntungkan.

B. Periode Kekuasaan Islam di Spanyol

Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa jatuhnya,
Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat
Islam.Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu
merupakan waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri
Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode:2

a) Periode pertama (711-755M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini
stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan
masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit
penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun
gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh islam di
Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan. Oleh karna itu, terjadi dua puluh kali
pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat.

2
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hlm. 98.

7
Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara.
Hal in ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal
Afrika Utara dan Arab.
Didalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus
bersaing yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan arab Yamani (Arab Selatan).
Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak
ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada
gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang
agak lama. Priode ini berahir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke
Spanyol pada tahun 138 H/755 M.

b) Periode kedua (755-912 M)

Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad.Amir


yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755
M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil.Abdurrahman Ad-Dakhil adalah
keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah
ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol.
Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam
bidang politik atau pun peradaban.Islam pada saat itu mulai mengalami
perkembangan yang begitu dashyat dan mampu memperluas wilayah
kekuasaannya di daerah Spanyol.Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid
cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol. Sedangkan Abd al-
Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat
juga mulai pada priode ini, terutama dizaman Abdurrahman al-Ausath.
Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara tergantung dengan munculnya
gerakan kristen fanatik yang mencari kesahidan (Martyrdom). Gangguan politik
yang paling serius pada priode ini datang dari umat islam sendiri. Golongan
pemberontakan di Toledo pada tahun 852 M. Membentuk negara kota yang
berlangsung selama 80 tahun. Disamping itu sejumlah orang tak puas
membangkitkan revolusi. Yang penting diantaranya adalah pemberontakkan
yang dipimpin oleh Hafshun dan anaknya yang berpusat dipegunungan dekat
Malaga. Sementara itu, perselisihan antara orang-orang Barbar dan orang-orang
Arab masih sering terjadi.
8
c) Periode ketiga (912-1013 M)

Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang
bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok (Muluk al-thawaif).
Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode
ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang
menyaingi daulah Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan
Universitas Cordoba.Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku.Pada masa ini,
masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah
50 tahun lamanya.50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek
moyangnya.Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat
gemilang dalam sejarah Arab Spanyol.Segala pemberontakan di padamkan,
perpecahan disatukan disatukan kembali, perselisihan di hapuskan. Pada saat
pemerintahan Abdurrahman III, islam telah sanggup mempertahankan kekuasaan
arab di Spanyol. Ia juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di
semenanjung Iberia tetapi juga seluruh Eropa.
Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh puteranya,
Al-Hakam II (961-976 M) dan putera Al-Hakam II, Hisyam II (976-1009 M).
Namun, ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun
merupakan awal dari kehancuran Bani Umayyah di Spanyol.

Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah terpecah menjadi negara-negara kecil
yang berpusat di kota-kota tertentu.3

d) Periode keempat (1013-1086 M)

Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil
yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah
menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau
Al-mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo
dan sebagainya.
3
W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian Krisis dari Tokoh Orientalis, (Yogyakarta: tiara Wacana,
1990), hlm 217-218

9
Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern.
Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai
itu meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.Namun, walau pun demikian,
kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana
mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari
istana ke istana yang lain.

e) Periode kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti
marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin (1146-1235 M):

a. Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang
kuat dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika
Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat
di marakesy. Dan akhirnya, islam dapat memasuki Spanyol dan dapat
menguasainya. Dalam perkembangannya selanjutnya, pada dinasti ini
dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan
wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118

Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti


Muwahhidun.

b. Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh Muhammad
ibn Tumart. Pada masa ini telah berdiri dua kerajaan kecil-kecil yang kuat
yaitu di Negeri Balansia (Valencia) dan Marsiah (Marcia).Dinasti ini datang
ke Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami
banyak kemajuan dimana kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria,
dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun
mengalami kemunduran dimana pada tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil
memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian
umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang
10
besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville
jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari
tangan penguasa islam.

f) Periode keenam (1248-1492 M)

Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau
daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana Alhambara di
kota Granada tu. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nasir.Akan tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan
terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Abbdullah Muhammad merasa tidak senang kepada
ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja.
Ia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu,
ayahnya terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah
kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk
menjatuhkannya.Dua penguasa ini Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang
sah, dan Abu Abdullah naik tahta.4

Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar


Kristen yaitu negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan.Setelah bersatu,
mereka mempersatukan kekuatan memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492
M. Namun, pada akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu
Abdullah.Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa
Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu Abdullah kalah dalam peperangan
tersebut.Abu Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan
Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di
Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa
oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang
memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang masih tetap
memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam. Pada tahun 1609 M, boleh

4
Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1, ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983). hlm. 76
11
dikatakan tidak ada lagi umat islam di wilayah ini. 5 Walau pun islam telah berjaya
dan dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya.

C. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol

1.Masa Kekahalifahan
Andalusia – spanyol diduduki umat islam pada zaman khalifah Al-Wahid
Rahimullah (706-715 M), salah seorang khalifah dari bani umayyah yang berpusat
diDamaskus, dimana umat islam sebelumnya telah menguasai Afrika Utara. Dalam
proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan islam yang dapat dikatakan paling
berjasa yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn ziyad, dan Musa ibn Nushair Rahimahullahum
ajma’in.
Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyebrangi selat yang
berada diantara Maroko dan Benua Eropa itu dengan pasukan perang, lima raus orang
diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki pempat buah kapal yang disediakan
oleh Julian.
Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang
dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlanya.
Didorong oleh keberhasilan Tharif dan da kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan
Visighothic yang berkuasa diSpanyo pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk
meperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nusahair pada tahun 711 M mengirim
pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang dibawah pimpinan Thariq ibn Zyiad
Rahimahullah.
Thariq ibn Ziyad Rahimahullh lebih banyak di kenal sebagai penakluk Spanyol
karna pasukanya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukanya terdiri dari sebagian
dari suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nusahir Rahimahullah dan sebagian lagi
orang arab yang dikirim Khalifah al-Wahid Rahimahullah. Pasukan ini kemudian
menyerangi selat dibawah pimpinan Thariq ibn Zyiad Rahimahullah. Sebuah gunung
tempat pertama kali Thariq dan pasukanya mendarat dan menyiapkan pasuannya, dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabar Thariq).
Dengan dikuasanya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untk memasuki
Spanyol. Dalam pertempuran disuatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat
dikalahkan. Dari situ Thariq Rahimahullah berhasil menaklukan kota Toledo, ia meminta
5
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, jilid , (Jakarta: UI Press, 1985, cetakan
kelima),hlm. 82
12
tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan
tambahaan pasukan seanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya
12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar,
100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuat jalan untuk
penalukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu Musa ibn Nushair Rahimahullah
merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu
perjuagan Thaariq. Dengan satu pasukan yang besar, ia berangkat menyelati Selat itu, dan
satu persatu kota yang dilewati dapat ditaklukkannya. Setelah Musa Rahimahullah
berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona,Seville, dan Merida serta mengalahkan pasukan
kerajaan Gothic,Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq dikota Toledo.
Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk
bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Golongan perluasan wilayah berikut muncul pada masa pemerintahan Khalifah
Umar ibn Abd al-aziz tahun Rahimahullah 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk
menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan perancis Selatan. Pimpinan pasukan
dipercayakan kepada Al-Samah Rahimahulla, tetap usahanya itu gagal dan ia sendiri
terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada
Abdurrahman ibn Abdullah Al-Ghafiqi Rahimahullah. Denagn pasukanya, ia menyerang
kota Bordreu, Poiter, dan dari sini ia mencoba mnyerang ota Tours. Akan tetap, diantara
kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke
Perancis gagal dan tentara yang dipimpinya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke Avirignon
tahun 734 M. Ke Lyon tahun 743 M. Dan pulau-pulau yang terdapat di Laut
Tengah,Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus, dan sebagian dari Sicilia juga
jatuh ke tangan islam zaman Bani Umayah. Golongan keduan terbesar dari penyerbuan
kaum muslimin yang gerakannya dimuai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah
menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tenagh dan bagian-
bagian penting dari italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat islam nampak
begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal yang
memungkinkan.
Yang dimaksud faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat didalam negri
Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang islam, kondisi sosisl,

13
politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik,
wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil.
Bersama dengan itu penguasa Gothic bersiap tidak toleran terhadap aliran agama yang
dianut oleh penguasa, yaitu aliran momofisit, apalagi terhadap penganut agama lain,
yahudi. Penganut agamaa yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk panypol
dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh
secara brutal.
Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaan diliputi oleh
kemelaratan, ketertindasn, dan ketiadaan persamaan hak. Didalam situasi seperti ini,
kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebanya mereka
temukan dari orang islam. Berkenaan dengan itu A mer Ali, seperti dikutip oleh
Immanuddin mengatakaan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan
dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah
Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan dibawah kekuasaan tangan besi penguasa
Viaighotic. Disisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada
penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni yahudi yang penting
menjadi tempat-tempat perlawann dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negri Spanyol
ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam ditahun 711 M. Perpecahan itu
amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika islam
masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu
Spanyol masih masih berada dibawah pemerintahan romawi (Byzantine), berkat
kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan
perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah
Spanyol berada dibawah kekuasaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan
masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik
ditutup, dan antara satu aderah dan daerah lain sulit dlalui akibat jalan-jalan tidak
mendapat perawatan.
Burunya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan
oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan raja
Roderick, Raja Goth terahir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth
adalah ketika raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo,
sementara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan

14
begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak
Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuasaan untuk menjatuhkan
Roderik. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin.
Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dan Ratu julian, mantan
penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara
dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan bemberikan
pinjaman empat bua kapal yang dipakai oleh Tharif, Thariq dan Musa Rahimahullah.
Hal menguntungkn tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang
terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu,
orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberian
bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat
dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam
penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang
kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan
tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran
islam yang ditunjukkan para tentara islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong
menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum
muslimin itu menyebabkan penduduk spanyol menyambut kehadiran islam di Spanyol.
Dalam kurun waktu tujuh abad Islam berkuasa di Spanyol (Andalusia), umat Islam
telah mengukir masa keemasannya di berbagai bidang. Banyak prestasi yang telah
diukurnya, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia pada kemajuan
yang lebih kompleks.
A. Kemajuan Intelektual

Sebagai negara yang subur, Spanyol telah menghasilkan banyak keuntungan secara
ekonomi.Tingkat ekonomi yang tinggi memunculkan banyak pemikir.Banyaknya
pemikir itu mengakibatkankan banyak bidang keilmuan yang menonjol di Spanyol.
1. Bidang Filsafat

Isam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan yang dilalui ilmu pengetahuan
Yunani –Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan lmu pengetahuan
mulai dikemangkan pada abad ke-9 M. Selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah
yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
15
Atas inisiatif al-Hakam (961-976), karya-karya ilmiah dan filosofis diinfor dari
Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustaaan dan universitas-
universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di
dunia islam. Apa yang dilakukan oleh pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini
merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada sesudahnya.
Bagian abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang
besar di gelanggang filsafat dalam islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun
1126 M. dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dan menafsirkan
naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah
menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqih.
Pada masa pemerintahan Muhammad bin Abdurrahman (852-866), mulai
dikembangkan minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan. Namun, usaha ini belum
banyak membuahkan hasil.Kemudian dilanjutkan al-Hakam (961-976 M).6
Hal itu membuat Kordoba dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu
menyaingi Bagdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan di dunia
Islam.Kemajuan ini merupakan jembatan ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad
ibn al-Sayig. Ia lebih di kenal dengan nama Ibnu Bajjah. Ia lahir di Zaragoza dan
meninggal di Fez karena keracunan. Karya besarnya adalah an-Nafs dan Risalahal-
Ittisal.
Tokoh kedua adalah Ibnu Tufail.Ia lahir di Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah
timur Granada dan wafat pada tahun 1185 M. Abu tufail banyak menulis tentang
kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hayy
ibn Yaqzan. Pada akhir abad ke-12 M, muncul seorang pengikut Aristoteles dalam bidang
filsafat, yaitu Ibnu Rusyd dari Kordoba. Ia lahir di Kordoba pada tahunn 1126 M dan
meninggal pada tahun 1198 M. Ibnu Rusyd sangat berhati-hati dalam menafsirkan karya-
karya filsafat Aristoteles. Ia berusaha menyerasikan antara filsafat dan agama. Tidaklah
mengherankan jika namanya cemerlang dalam filsafat islam. Karya terbesarnya adalah
Tahafut at-tahafut.
2. Bidang Sains

Dalam ilmu kedokteran, kita mengenal nama-nama Wafid al-Lakhmi, Khalaf az-
Zahrawi, dan Zurh. Dikalangan wanita, kita mengenal Umm al- Hasan binti Abi Ja’far

6
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
16
dan saudara perempuan al-Hafiz. Abul Qasim az-Zahrawi, seorang dokter bedah dan
menulis buku at-Tasrif sebanyak 30 jilid. Ibnu Khatimah, Ahli penyakit malaria. Ammar
al-Marsudi adalah ahli mata.
Dalam ilmu astronomi, ada Abbas Ibnu Farnas yang termasyhur dalam ilmu kimia
dan astronomi.Ia orang pertama yang menemukan kaca dari batu. Selain itu, ada Ibrahim
Ibnu Yahya an-Naqqas, seorang ahli Astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadi
gerhana matahari dan lama berlangsungnya. Beliau juga berhasil membuat teropong
bintang.Ahmad ibn Kas dari Kordoba adalah seorang yang ahli dalam bidang obat-
obatan.
Dalam bidang sejarah dan Geografi, Islam melahirkan banyak ilmuan terkenal.
Ibnu Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang perlawatan kenegeri-negeri
muslim, seperti Mediterania dan Sicilia. Ibnu Batutah dari Tangier (1304-1377 M)
mencapai Samuda Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat
Granada. Adapun Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah dalam
bukunya Muqaddimah.
Ilmu sejarah dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa
pemerintahan isalam. Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori
sejarah dan sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain; Ibnu Hazm
dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu Batutah
(1304-1374) seoraan sajarawan yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Asia Tenggara,
Ibnu Jubair dari Valencia (1145-1228 M) seorang hali sejarah dan geografis yang menulis
searah negri-negri muslim Mediterania dan Cicilia. Ibnu Khaldun dari Tunis, seorang ahli
filsafat sejarah yang terkenal dengan bukunya Mukaddimah.
3. Bidang Fikih

Dalam bidang fikih, Spanyol terkenal sebagai penganut mazhab Maliki.Mazhab ini
dibawa Ziyad ibn Abd al-Rahman. Selanjutnya, diteruskan Ibnu Yahya yang menjadi
qadi’ (hakim) pada massa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya, antara lain
Abu Bakr ibn al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi, dan Ibnu Hazm dengan karyanya
al-Muhalla bi al-Asar Fi Syah al-Mujalla bil Ikhtisar dan al-Hikam fil Usul Ahkam.
Adapun Ibnu Rusyd, selain sebagai ahli filsafat, ia pun ahli fikih (hukum Islam) dengan
bukunya Bidayah al-Mujtahid wan Nihayah al-Muqtasid.
4. Bidang Musik dan Kesenian

Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islammemiliki tokoh al-Hasan ibn
17
Nafi yang dijuluki Zaryab.Ia terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmunya diwariskan
kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan.Lebih dari itu, ilmu itu juga
diberikan kepada para budak.7
5. Bidang Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di


Spanyol.Bahkan penduduk asli pun mempergunakannya diatas bahasa mereka
sendiri.Dengan majunya bahasa Arab di Spanyol, banyak karya-karya sastra
bermunculan.Misalnya, al-Iqa’ al-Farid karya Ibn Aba Rabbih, az-Zakirah fi Mahasin
Ahl al-Jazirah karya Ibnu Bassam, dan kitab al-Qala’id karya al-Fath ibn Khaqan.

B. Kemajuan pembangunan fisik

Banyak pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam.Jalan-jjalan dan


pasar-pasar dibangun sebagai pendukung perdagangan.Sistem irigasi dibangun untuk
meningkatkan pertanian.Disamping pertanian dan perdagangan, banyak indusstri yang
berkembang, seperti tekstil, kayu kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.
Pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung,
seperti pembangunan kota, istana, mesjid dan taman-taman kota. Di antara bangunan
yang megah adalah Mesjid Kordoba, Kota az-Zahra, Tembok Toledo, Istana al-Ma’mur,
Masjid Sevilla, dan Masjid al-Hambra di Granada.

D. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam di Spanyol

Penguasa muslim yang ada saat itu tidak melakukan islamisasi secara sempurna.
Mereka hanya puas dengan upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya.Mereka
membiarkan kerajaan-kerajaan itu mempertahankan hukum dan adat istiadat masing-
masing. Akibatnya, kerajaan-kerajaan Kristen makin kuat persatuannya untuk bangkit
melawan penguasa muslim.
Keadaan itu diperparah lagi dengan lemahnya pertahanan dinasti Umayyah.Seluruh
kekuatan ditumpahkan sepenuhnya untuk ilmu pengetahuan dan mengabaikan pembinaan
pertahanan negara.Kelemahan inilah yang dimanfaatkan kaum Kristen di Spanyol.
Setelah ibu kota Andalusia diduduki Barat, buku-buku ilmu pengetahuan dari

7
Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1, ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983). Hlm. 88.
18
berbagai cabang ilmu dirampas. Kemudian, diterjemahkan ke bahasa Latin tanpa
menyebutkan pengarangnya.Bangunan-bangunan monumental dan masjid-masjid diubah
menjadi gereja, sementara kaum muslimin ditangkap dan dibunuh.
Menurut data sejarah, kerajaan-kerajaan kecil yang berkuasa di Spanyol berkisar 20
kerajaan. Diantaranya, Bani Ibad di Sevilla, Bani Hamud di Malaga, Bani Ziry di
Granada, Bani Hud di Zaragoza, dan yang terkenal adalah Bani Zun Nun yang menguasai
kota Toledo, Valencia, serta Mursia. Munculnya kerajaan-kerajaan kecil (Muluk al-
Tawa’if) itu memicu terjadinya disintegrasi.Disebelah utara, Raja Alfonso VI dari Leon
menjalin hubungan dengan Kerajaan Aragon dan Kastilia untuk menyerang
Andalusia.Itulah yang akhirnya membawa Andalusia berangsur-angsur mengalami
kemunduran.
a) Konflik Islam dengan Kristen

Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di


Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa
kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya.
Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan kristen dibawah
kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti saja, sudah cukup puas bagi
mereka. Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan
hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada
perlawanan senjata.8
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah
memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen.Hal ini menjadi salah satu
penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari
pertentangan antara Islam dan Kristen.Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam
Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan
pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.
b) Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim
sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang
berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat

8
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005, hlm 246

19
daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih
diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai
merendahkan.
Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar,
sering menggerogoti dan merusak perdamaian.Hal ini menimbulkan dampak besar
bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia.Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada ieologi pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka.
c) Kesulitan Ekonomi

Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para
penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam,
sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian.Akibatnya timbul kesulitan
ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan
militer.Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan
membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan
keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
d) Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan

Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris.Karena


inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul.Maka,
Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya
jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.

e) Keterpencilan

Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu
berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena
itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen
disana.

Pada penghujung abad ke-15 M, Islam hanya berkuasa di daerah Granada yaitu di
bawah Dinasti Bani Ahmar. Abu Abdullah Muhammad (salah seorang anak raja Bani
Ahmar) merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain
(Muhammad ibn Sa’ad) sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak pada

20
ayahnya. Dalam pemberontakan itu Abu Abdullah dibantu oleh Ferdinand dan Isabella.
Ayah Abdullah terbunuh dan Muhammad ibn Sa’ad di-singkirkan. Akhirnya atas bantuan
Ferdinand dan Isabella, Abu Abdullah naik takhta menjadi raja.

Namun seperti yang sudah bisa diperkirakan, Ferdinand dan Isabella tidak puas
dengan hanya menguasai Abu Abdullah, tapi mereka ingin merebut kekuasaan Islam
terakhir di Spanyol tersebut. Akhirnya mereka menyerangnya dan Abu Abdullah kalah. Ia
kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada musuh dan selanjutnya ia pindah ke Afrika
utara.

Granada jatuh pada tahun 1491, dan kota lain telah lebih dahulu dikuasai oleh
kerajaan Kristen, seperti Cordova jatuh pada tahun 1238, Seville tahun 1248. Dengan
jatuhnya kota-kota penting di Spanyol, maka berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol, hal
ini terjadi pada tahun 1492 M.

Pada tahun 1492 M, umat Islam dihadapkan pada dua pilihan, memeluk agama
Kristen dengan tetap tinggal di Spanyol, atau meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1501
diumumkan suatu pernyataan raja yang mengharuskan semua muslimin di Castile dan
Leon, bertobat kembali. Maksudnya agar mereka meninggalkan Islam dan masuk
menjadi Kristen atau meninggalkan wilayah itu. Pengumuman yang sama juga ditujukan
kepada Muslimin di Aragon pada tahun 1526. Dengan demikian sejak tahun 1609, dapat
dikatakan bahwa di Spanyol tidak ada lagi umat Islam.Mereka telah diusir oleh penguasa
Kristen, dan umumnya mereka pindah ke pantai Afrika bagian utara.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Mulai dari tahap awal proses masuknya islam, dimana wilayah Spanyol diduduki
oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalm setiap
priodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting dan besar
dalam perkembanagan umat islam. Dimana pada akhirnya Islam pernah berjaya di
Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa kekuasaan yang
sangat lama untuk mengembangkan islam.

21
b. Perkembangan islam di Spanyol terbagi atas enam priode yaitu priode pertama
(711-755 M), priode kedua (755-912 M), priode ketiga (912-1013 M), priode
keempat(1013-1086 M), priode kelima (1086-1248 M), priode keenam(1248-1492
M).
c. Kemajuan peradaban islam di Spanyol meliputi dalam bidang pengetahuan yang
terdiri dari filsafat, sains, fiqih, musik dan kesenian, serta bahasa dan sastra.
Sedangkan dalam bidang pembangunan dibangunya masjid dan istana yang
megah.
d. Penyebab kemunduran islam di Spanyol yaitu konflik islam dengan kristen, tidak
adanya idiologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan, dan keterpencilan.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan yaitu tetap tingkatkan keimanan
kepada Allah SWT. karna bilamelihat sejarah peradaban islam di Spanyol. Begitu
pesat kemajuan yang dapat dirah, tapi itu semua dapat hancur hanya beberapa hal, dan
lengahnya kekuatan diahir masa kekuasaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan mengenai sejarah peradaban islam di Spanyol ini bagi
penulis dan pembacanya. Dan mohon untuk para pembaca jika menemukan kalimat
yang salah dan keliru bantu pengoreksiannya agar dapat kami buat lebih baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.

W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: kajian Krisis dari Tokoh Orientalis, (Yogyakarta:
tiara Wacana, 1990)

Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan islam, 1, ( Jakarta: Pustaka al-husna, 1983).

Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.

www.harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/sejarah-peradaban-islam-di-andalusia
diakses tanggal 9 Oktober 2016

www.muhlis.files.wordpress.com/2007/08/12peradabaan-islam-di-spanyol
diakses tanggal 20 November 2016

23
24

Anda mungkin juga menyukai