Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
DI SPANYOL / ANDALUSIA

Dosen pengampu:

WAHDANIYA, S. Pd. I.,M. Pd. I

Disusun oleh:

KELOMPOK VII

Aditia (105191106622) 2022

Muhammad Haikal Fahresi (105191106222) 2022

St. Lutfia (105191107822) 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya


penulis bisa menyelesaikan laporan makalah dengan baik. Laporan
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kuliah yang mana
merupakan tugas kelompok dari salah satu komponen yang harus
dipenuhi pada perkuliahan semester III di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Selain daripada melaksanakan tugas laporan makalah, pada
hakikatnya penulis belajar serta menambah wawasan dan pengetahuan
yang bisa memberikan manfaat dan turut memperkaya wawasan materi
para pembaca.
Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat kekurangan sehingga
penulis mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sehingga
pada penulisan selanjutnya bisa lebih sempurna.

Makassar, 10 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1


1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................... 3
2.1 Sejarah Singkat Masuknya Islam di Spanyol ..................... 3
2.2 Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol...................... 4
2.3 Pola Pendidikan Islam di Spanyol....................................... 7
2.4 Pola Pendidikan Islam di Sisilia.......................................... 10
BAB III SIMPULAN ..................................................................... 13
A. Kesimpulan.......................................................................... 13
B. Saran..................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk
mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Kondisi Spanyol pra-
kedatangan Islam sungguh memprihatinkan, terutama ketika masa
pemerintahan Raja Ghotic yang melaksanakan pemerintahannya dengan besi.
Kondisi ini menyebabkan rakyat Spanyol menderita dan tertekan dan
menderita. Mereka sangat menrindukan datangnya kekuatan Ratu Adil sebagai
sebuah kekuatan yang mampu mengeluarkan mereka saat itu. Kerinduan
mereka akhirnya menemukan momentumnya ketika kedatangan Islam di
Spanyol.

Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami


perkembangan peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun
pendidikan Islam, karena Spanyol didukung oleh negerinya yang subur dengan
penghasilan ekonomi yang cukup tinggi sehingga menghasilkan para pemikir
hebat. Spanyol mengalami perkembangan pesat dalam kebudayaan dan
pendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan sastra.

Pada periode klasik paruh pertama – masa kemajuan – (650-1000M),


wilayah kekuasaan Islam meluas melalui Afrika Utara (Aljazair dan Maroko)
sampai ke Spanyol di Barat. Spanyol adalah nama baru bagi Andalusia zaman
dahulu. Nama Andalusia berasal dari suku yang menaklukkan Eropa Barat di
masa lalu sebelum bangsa Goth dan Arab (Islam).

Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715M),


salah seorang Khalifah dari Dinasti Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Ada tiga nama yang sering disebut berjasa dalam penaklukan
Spanyol, yaitu Musa bin Nushair, Tharif bin Malik dan Thariq bin Ziyad. Dari
ketiga nama tersebut, nama terakhirlah yang sering disebut paling terkenal,
karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri
dari sebagian suku Barbar (muslim dari Afrika Utara) yang didukung Musa
bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Al-Walid. Pasukannya
yang berjumlah 7000 orang menyeberang selat di bawah pimpinan Thariq bin

1
Ziyad. Tentara Spanyol di bawah pimpinan Raja Roderick dapat ditaklukkan.
Cordova jatuh pada tahun 711 M. Dari sana, wilayah-wilayah Spanyol, seperti
Toledo, Sevilla, Malaga, dan Granada dapat dikuasai dengan mudah.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya


kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peran yang sangat besar.
Masa itu berlangsung selama hampir 8 abad (711-1429 M).

Kedatangan Islam di Spanyol telah membawa perubahan yang sangat


besar, terutama di bidang sosial dan ilmu pengetahuan serta kebudayaan.
Perkembangan peradaban Spanyol Islam terbentuk bukan hanya karena
sentuhan dari tradisi Arab-Islam, akan tetapi lebih dari itu karena akibat
persentuhan peradaban yang di bawa oleh Arab-Islam dengan kebudayaan
masyarakat . Semua ini tidak terlepas dari kepiawaian dan dukungan dari
penguasa dalam memajukan ilmu pengetahuan dan tingginya motivasi umat
Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sehingga
dalam waktu singkat Spanyol berubah menjadi pusat pengembangan ilmu
pengetahuan Islam di belahan barat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam di Spanyol?

2. Bagaimana Sejarah Perkembagan Pendidikan Islam di Spanyol?

3. Bagaimana Pola Pendidikan Islam di Spanyol?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui sejarah masuknya Islam di Spanyol.

2. Dapat mengetahui perkembangan pendidikan Islam.

3. Dapat mengetahui pola pendidikan Islam di Spanyol

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Masuknya Islam di Spanyol

Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah


Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah
selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu
dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa.
Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan
atlantik.

Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507 M,


didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan
Vandalusia. Dengan mengubah ejaanya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada
masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.

Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715
M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum
penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya
sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika
Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik
mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi Gubernur di daerah itu. Pada
masa khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair.
Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan
menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia menyempurnakan penaklukan ke
daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga
mereka menyatakan setia dan berjanji akan membuat kekacauan-kekacauan seperti
yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin


pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.
Namun, yang sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke Andalusia adalah
Tariq ibn Ziyad. Ia yang telah memimpin pasukan tentera menyeberangi lautan
Gibralta (Jabal Thariq) menuju ke semenanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun
711 M, mengirim pasukan Islam dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya
3
berjumlah 7000 orang dan tambahan pasukan 5000 personel yang memang tak
sebanding dengan tentera pasukan Gothik yang berkekuatan 100.000 lengkap
bersenjata. Namun, pada akhirnya, Thariq bin Ziyad mencapai kemenangan, dengan
mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan kota-kota penting seperti
Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya menguasai seluruh kota penting di
Spanyol.

2.2 Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol

A. Mendirikan Lembaga Pendidikan

Ketika umat Islam berkuasa di spanyol telah mendirikan madrasah-madrasah


yang tidak sedikit jumlahnya guna menopang pengembangan pendidikannya.
Madrasah-madrasah itu tersebar di seluruh daerah kekuasaan Islam, antara lain:
Qurthubah (Cardova), Isybiliah (Seville), Thulaitihillah (Toledo), Gharnathah
(Granada) dan lain sebagainya.

Guna melakukan sosialisasi ilmu pengetahuan lebih lanjut, khalifah Abdul


Rahman III mencoba merintisnya dengan mendirikan Universitass Cordova sebagai
pusat ilmu pengetahuan. Universitas ini mengambil tempat di sebuah masjid. Pada
masa pemerintahan Al-Hakam II (961-976 M), universitas tersebut diperluas
lokasinya, dan bahkan mendatangkan para professor dari timur (Al-Azhar dan
Nizhamiyyah) sebagai dosen undangan untuk memberikan perkuliahan di
sana.langkah yang diambil Al-Hakkam II dalam memajukan pendidikan di Spanyol
Islam, kemudian diikuti oleh para penguasa sesudahnya.

Semangat (ghirah) tinggi yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam menuntut


ilmu tidak pernah mundur, meskipun untuk memperkuat eksistensi lembaga
pendidikan para penguasa Spanyol Islam memberlakukan peraturan yang berbeda
dengan penguasa Abbasiyah di Baghdad. Peraturan tersebut dengan memungut biaya
bagi para siswanya. Hal ini dilakukan bagi terlaksananya penyelenggaraan pendidikan
yang diinginkan. Semangat menuntut ilimu yang diperkenalkan Spanyol Islam, bukan
hanya terbatas bagi para pelajar muslim saja, akan tetapi juga terbuka kepada para
pelajar nonmuslim. Sikap toleran yang ditawarkan membuat para pelajar nonmuslim
berlomba-lomba untuk menuntut ilmu di Spanyol Islam.

4
Dalam menunjang pendidikannya, pendidikan Spanyol Islam memberlakukan
kurikulum universal dan kompherensif. Artinya, menawarkan materi pendidikan
agama dan umum secara integral pada setiap tingkatan pendidikannya, khususnya
pada pendidikan tinggi. Indikasi dari kedalaman dan keluasan kurikulum spanyol
islam waktu itu boleh jadi ditentukan konsekuensi-konsekuensi pratikal yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, sehingga pola kurikulum yang diterapkan tidak
bersifat fleksibel dan adaptik.

B. Pengembangan Perpustakaan

Kelancaran proses pendidikan sangat tergantung dari prasarana-prasarana


yang mendukung. Diantaranya adalah fasilitas perpustakaan. Untuk itulah khalifah-
khalifah Umayah di Spanyol telah berupaya menyisihkan dana dari kas Negara untuk
membangun berbagai sarana pendukung tersebut secara intensif.

Ambisi untuk mnedirikan perpustakaan, bukan hanya dilakukan oleh para khalifah
saja. Akan tetapi, ambisi tersebut juga telah diwakili oleh setiap masyarakat Spanyol
Islam. Mereka mengoleksi berbagai buku bukan untuk kepentingannya dirinya
saja.besarnya perhatian umat Islam di Spanyol dalam penyediaan sarana perpustakaan
sangat luar biasa. Ini dapat dilihat dengan berdirinya perpustakaan Khazanatul
Humist-Tsani di Andalusia. Perpustakaan ini memiliki buku sebanyak 400.000 jilid.
Di samping perpustakaan-perpustakaan lain yang didirikan oleh perorangan untuk
dimanfaatkan secara umum, bahkan mereka berlomba-lomba untuk mendirikannya.

Penomena ini menyulap daerah Spanyol menjadi negara yang kaya dan makmur, di
samping kemerdekaan ilmiah yang dikembangkan. Kondisi ini terlihat dari peratuaran
yang berlaku saat itu. Ilmu pengetahuan bukan hanya milik orang merdeka, tetapi juga
merupakan milik para budak. Hubungan yang harmonis ini menjadi daya penggerak
tersendiri bagi kemajuan pendidikan yang diperkenalkan Spanyol Islam.

C. Faktor Penunjang Pendidikan Islam di Spanyol

Ilmu pengetahuan Spanyol Islam tidak telepas dari berbagai factor, baik factor
internal maupun eksternal. Factor internal dalam hal ini adalah factor ajaran islam
sebagai motivasi, nilai dan doktrin merupakan factor utama dalam memajukan
pendidikan Spanyol Islam. Ini terlihat dari gairah umat Islam dalam menyikapi
dorongan tersebut. Mereka menyikapi ilmu pengetahuan bukan untuk mencari

5
kedudukan tertentu dalam susunan pemerintahan, akan tetapi karena tuntutan ajaran
Islam.

Factor ekstrinsik merupakan factor yang berhubungan dengan upaya kaum


muslimin Spanyol dalam menciptakan kultur Islam dalam bentuk peradaban. Factor
tersebut antara lain:

 Factor kekuasaan. Factor ini direflesikan dalam bentuk kebijaksanaan penguasa


Umayah II dan penguasa lainnya, member dukungan yang sangat kuat dalam
perkembangan pendidikan.

 Faktor akademis. Munculnya lembaga pendidikan di Spanyol memiliki saham


yang cukup besar dalam menstimulasi dan mendinamisir kaum muslim untuk
mengembagkan pendidikan dan melalukan berbagai rangkaian riset.

 Factor kompetisi posotif. Dimensi ini memberikan nuansa, bahwa ketika mereka
berlomba-lomba mengembagkan ilmu pengetahuan akan tetapi mereka masih
menjaga kode etik dan harmonisasi hubungan pertransperan ilmu.

 Factor toleransi dan stabilitas nasional. Kondisi kondusif ini ikut memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan dan peradaban di Spanyol. Spanyol tidak
mendeskriditkan umat non Islam, mereka diperlakukan sama dalam semua aspek,
kecuali agama.

D. Bias Pendidikan Spanyol Islam Bagi Perkembangan Dunia Modern

Spanyol Islam mencapai jaman keemasan, dengan kebangkitan dinamika


intelektualitasnya dalam segala bidang ilmu pengetahuan secara integral dan harmonis
antara tahun 1050-1300 M. di sisi lain, pada waktu bersamaan dunia belahan Eropa
mengalami stagnasi ilmu pengetahuan. Dogma gerejani yang melarang mempelajari
dan menganggap filsafat dan ilmu Yunani berbahaya bagi agama Kristen.

Kondisi inilah yang menyebabkan banyak para ilmuan Eropa yang haus akan
ilmu pengetahuan, keluar dari negaranya. perkenalan mereka dengan dunia Islam
menyebabkan mereka kagum dengan kebijaksanaan pemerintah dan semangat umat
Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka berupaya mentransper ilmu
pengetahuan yang berkembang di dunia Islam ke dunia Eropa, dengan jalan
menerjemahkan sejumlah buku-buku.

6
Bunga dari pencerahan ilmu pengetahuan inilah yang menstimulus timbulnya
institusi baru ilmu pengetahuan di Eropa. Dari sinilah kemudian lahir beberapa
lembaga pendidikan di Eropa.

2.3 Pola Pendidikan Islam di Spanyol

A. Kuttab
Di Andalusia banyak terdapat kuttab-kuttab yang menyebar sampai ke
pinggira kota. Pada lembaga ini, para siswa mempelajari berbagai macam disiplin
ilmu pengetahuan, seperti fikih, bahasa dan sastra, music dan kesenian. Kuttab
termasuk lembaga pendidikan yang terendah yang sudah tertata dengan rapi di saat itu.
Pada lembaga ini siswa-siswanya mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan di
antaranya:

a) Fikih

Pemeluk Islam di Andalusia menganut mazhab Imam Maliki. Tokoh-tokoh


yang termahsyur di sini diantaranya tersebut nama Ziyad ibnu Abd. Ar-Rahman, Abu
Bakar ibn al-Qutiyah, Munzir Ibn Said al-Baluti dan Ibn Hazm yang sangat popular di
kala itu.

b) Bahasa dan Sastra

Bahasa arab menjadi bahasa resmi umat Islam di Spanyol, bahasa ini dapat
dipelajari di kuttab, bahkan kepada siswanya diwajibkan untuk selalu melakukan
dialog dengan memakai bahasa resmi Islam (bahasa arab), sehingga bahasa ini
menjadi cpat popular dan menjadi bahasa keseharian.

Totkoh-tokoh bahasa tersebut adalah Ibn Sayidih, Ibn Malik yang mengarang Al-
Fiyah, Ibn Khuruf dll. Di bidang sastra tersohor nama Ibn Abd. Rabbih, Ibn Bassam
dan Al-Fath ibn Khaqam.

c) Musik dan Seni

Di Spanyol berkembang music-musik yang bernuansa arab yang merangsang


tumbuhnya nilai-nilai kepahlawanan. Banyak tokoh music yang bermunculan ketika
itu, di antaranya Al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Ziryab (789-857)

7
Ziryab selalu tampil pada acara-acara perjamuan kenegaraan di Cordova, karena ia
merupakan aransemen music yang handal dan piawai pula mengubah syair-syair lagu
yang pantas dikonsumtifkan kepada seluruh lapisan dan tingkat timur.

B. Pendidikan Tinggi

Tidak dapat dipungkiri bahwa Islam di spanyol merupakan tonggak sejarah


peradaban, kebudayaan dan pendidikan pada abad kedelapan dan akhir abad ketiga
belas. Universitas Cordova berdiri megah dan menjadi ikon Spanyol, sehingga
Spanyol termashyur ke seluruh dunia.

Universitas ini tegak bersanding dengan Masjid Abdurrahman III, yang pada akhirnya
berkembang menjadi lembaga pendidikan tinggi yang terkenal dan setara dengan
Universitas Al-Azhar di Cairo dan Universitas Nizamiyah di Baghdad. Selain itu,
terdapat juga Universitas Sevilla, Malaga, dan Granada. Secara garis besar perguruan
tinggi di spanyol terdapat dua konsentrasi ilmu pengetahuan yaitu:

1) Filsafat

Universitas Cordova mampu menyaingi Baghdad, salah satu diantaranya


karena mampu mengimpor ilmu filsafat dari belahan timur dalam jumlah yang besar.

Ibnu Bajjah adalah filosof muslim yang pertama dan utama dalam sejarah
kefilsafatan di Andalus. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad ibnu Yahya
ibnu Al-Shaiq, yang lebih terkenal dengan nama ibnu Bajjah.

Dilahirkan di Zaragoza, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena


keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia muda. Seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina di
Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya
adalah Tadbir al-Mutawabbid

Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy,
sebuah dusun kecil di sebelah Timur Granada dan wafat pada usia lanjut pada tahun
1185 M. ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya
filsafatnya yang terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.

Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut


Aristotelis yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibnu Rusyd dari

8
Cordova, ia lahir tahun 1126 M dan wafatnya tahun 1198 M. ciri khasnya adalah
kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristotelis dan kehati-hatian dalam
menggeluti masalah-masalah klasik tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga
ahli fiqih dengan karyanya yang termasyhur Bidayah al-Mujtahid.

2) Sains

Tercatat nama Abbas ibn Farnas yang termasyur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia
adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Perkembangan
sains pada daerah ini diikuti pula oleh ilmu kedokteran, matematika, kimia dan music
serta ilmu lainnya, bahkan ada ilmuan wanita yang ahli kedokteran, yaitu Umm al-
Hasan binti Abi Ja’far.

C. Faktor Pendukung Kemajuan Islam di Spanyol

 Adanya dukungan dari penguasa, membuat pendidikan Islam cepat sekali maju,
karena penguasa sangat mencintai ilmu pengetahuan dan berwawasan jauh ke
depan.

 Adanya beberapa sekolah dan universitas di beberapa kota Spanyol yang sangat
terkenal (Universitas Cordova, Malaga, Sevilla, dan Granada).

 Banyaknya para sarjana Islam yang dating dari ujung timur dan ujung barat
wilayah Islam dengan membawa berbagai buku dan berbagai wawasan.

 Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol dalam


bidang ilmu pengetahuan dan peradaban.

D. Runtuhnya Kedigdayaan Islam di Andalusia

Di antara penyebab keruntuhan peradaban dan pendidikan Islam di Andalusia


adalah:

1) Konflik Agama

Pada akhir-akhir kemajuan peradaban pendidikan Islam di Andalusia, telah muncul ke


permukaan paham-paham dan perbedayaan keyakinan. Kondisi yang tidak
menguntungkan bagi umat Islam telah membuat “berani” umat Kristiani

9
menampakkan dirinya ke permukaan. Bahkan terang-terangan berani menentang
kebijakan penguasa Islam di kala itu.

2) Ideologi Perpecahan

Kultur social kemasyarakatan ketika itu amat berpeluang besar terjadinya pertikaian,
apalagi dengan tida adanya sosok pemimpin yang dapat mempersatukan ideology
yang telah memecah belah persatuan. Sehingga keamanan negeri tidak lagi bisa
terjamin dan terjadinya perampokan di mana-mana. Kondisi seperti ini dimanfaatkan
oleh umat Kristiani untuk menyusun kekuatan.

3) Krisis Ekonomi

Dalam situasi semakin sulit, umat kristiani tidak lagi jujur dalam membayar upetinya
kepada penguasa Islam, dengan berbagai dalih. Sering terjadi perampokan yang
diskenario oleh kelompok Kristiani, dan pada akhirnya menuduh Islam yang berbuat
aniaya kepadanya. Pemerintah lebih memperhatikan kemajuan pendidikan dan lupa
menata perekonomian, sehingga melemahkan ekonomi Negara.

4) Peralihan Kekuasaan

Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan
Fendinand dan Isabella, sementara di kalangan Islam sendiri terjadi perpindahan
kekuasaan dengan system ahli waris. Pola yang masih dipertahankan umat Islam
dalam menggantikan tampuk kepemimpinan kadang jauh dari kelayakan.

2.4 Pola Pendidikan Islam di Sisilia

A. Kuttab

Kuttab adalah pola pendidikan terendah di Sisilia. Di sana anak belajar


menulis, berhitung, dan bahasa arab. Dengan bukti banyaknya kuttab-kuttab yang
berkembang dan lembaga pendidikan dapat diprediksi bahwa dalam waktu yang
singkat Sisilia dapat mewujudkan mimpi besarnya. Terbukti sampai sekarang dengan
masih eksisnya Universitas Palermo. Kehadiran Palermo dapat menjawab dan
menyalurkan generasi muda yang belajar di kuttab, sehingga memekarkan kesturi
intelektual di masa itu.

10
B. Sains dan Teknologi

Sisilia telah menorehkan sejarah yang tak dapat didustakan untuk peradabab
dan perkembangan ilmu pengetahuan, karena pada masa ini telah menetaskan ulama-
ulama besar yang melahirkan karya-karya besar, diantaranya yaitu:

a. Muhammad ibn Khurasan dan Ismail ibn Khalaf, di bidang ilmu Al-Quran dan
Qiraat.

b. Abu Abbas dan Abu Bakar ibn Muhammad al-Yamimi, dalam bidang hadis.

c. Ibnu al-Farra dan Musa ibn Hasan, dalam bidang ilmu kalam.

d. Ali Hamzah al-Bashri dalam bidang sastra.

e. Abu Sa’id Ibrahim dan Abu Bakar al-Shiqali, bidang fisika, kimia dan matematika.

f. Abu Al-Abbas Ahmad ibn al-Salam, dalam bidang kedokteran.

C. Faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan Islam di Sisilia

a. Para penguasa muslim di Sisilia adalah orang pencinta ilmu dan berwawasan luas.
Mereka mengirim siswa-siswa berbakat untuk belajar di universitas-universitas
terkemuka di dunia Islam.

b. Menggaji para dosen, peneliti dan ilmuwan.

c. Membebaskan para dosen, peneliti, dan ilmuwan dari wajib militer.

d. Migrasi para ilmuan, peneliti, dosen dan guru dari berbagai penjuru dunia Islam ke
Sisilia, karena tertarik tunjangan yang memadai.

D. Perang Salib dan Akibatnya Terhadap Pendidikan Islam dan Ilmuwan


Muslim di Andalusia dan Sisilia

Philip K. Hitti berpendapat bahwa perang salib terjadi tiga angkatan. semua
Negara Kristen mempersiapkan tentara yang lengkap persenjataannya untuk pergi
berperang merebut palestina. Dari sisnilah bermula suatu penyerbuan Barat Kristen ke
dunia Islam yang berjalan selama 200 tahun lamanya dari mulai 1095-1293.

11
Dengan akal sehat dapat difahami bahwa, peperangan yang memakan waktu
lama, mau tidak mau memorak-porandakan segalanya. Keadaan seperti ini
mengakibatnya leburnya seluruh perjuangan yang sudah ditata dengan baik.
Keamanan tidak lagi bisa dijamin, penduduk saling mencurigai, pendidikan tidak lagi
berjalan seperti yang diharapkan.

Akibat yang ditimbulkan oleh perang salib yang berlangsung selama dua abad
itu amat banyak, diantaranya:

Pemelik Islam yang menduduki Andalusia dan Sisilia terpaksa hengkang dari
dua daerah ini, karena kemenangan Ratu Isabella dan Raja Ferdinand membuat
mereka memberikan tiga tawaran yang tidak menggantungkan satupun (keluar dari
spanyol, memeluk Kristen, atau dibunuh).

Delapan kalai perang salib, hanya serangan pertama yang dianggap menang,
sedangkan yang lainnya adalah gagal, sehingga tujuan perang dialihkan untuk
merebut kota Mesir.

Kegagalan merebut mesir membuat perang salib selanjutnya tidak terarah,


maka Spanyol dan Sisilia diserang dengan membabibuta tanpa pandang bulu,
sehingga daerah ini mendapat getah dari perang salib.

Dengan dikuasainya Sisilia dan Spanyol oleh Raja Ferdinand dan Ratu
Isabella yang sangat membenci Islam karena perang salib, sehingga mereka mengikis
habis seluruh jejak Islam dan peradabannya, kecuali bangunan-bangunan yang
dianggap perlu yang masih eksis sampai sekarang.

12
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan

Pengembangan ilmu pengetahuan di Spanyol Islam dimulai dengan


mendirikannya mendirikan lembaga pendidikan, seperti madrasah-madrasah dan
Universitas Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan. Selain itu, demi kelancaran
proses pendidikan, maka dibangunlah fasilitas perpustakaan. Perpustakaan itu
dibangun atas upaya Abdurrahman III juga dilakukan oleh Al-Hakam II dengan
membangun perpustakaan terbesar di seluruh Eropa pada masa itu.

Selain itu, sejarah pendidikan Islam di Spanyol Islam dapat disimpulkan


sebagai berikut:

Islam berkuasa di Spanyol kurang lebih delapan abad lamanya, sedangkan di


Sisilia kurang lebih empat abad, sehingga membuat kedua wilayah tersebut menjadi
terkenal di dunia di bidang pendidikan dan peradaban.

Kedua daerah ini diselenggarakan pendidikan dengan kuttab yang mempelajari


pengetahuan dasar dan menengah (Al-Qur’an, fikih, bahasa, kesenian dan lain-lain).
Pada perguruan tinggi telah mengarak pada disiplin ilmu khusus (agama, sains, dan
teknologi).

Keegoan faham agama telah merusak tatanan kehidupan pendidikan Islam pada
kedua daerah tersebut, ditambah dengan keberhasilan bangsa Kristiani mengalahkan
Islam, dan mengakibatkan tenggelamnya daerah ini beberapa lama dari peradaban
dunia Islam.

B. Saran

Dari pembahasan makalah di atas, hendaknya intelektual muslim dapat


mengambil pelajaran berharga sejarah. Kemegahan ummat islam masa lampau tidak
untuk dijadikan sebagai nostalgiah belaka, tapi diambil sisi positifnya sembari
memperbaiki kekeliruan di masa lampau. Dengan demikian ummat islam akan
kembali bangkit memimpin peradaban dunia.

13

Anda mungkin juga menyukai