Anda di halaman 1dari 34

SEJARAH DAULAH UMAYYAH II

DI SPANYOL

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. H. Syamruddin Nasution, M.Ag.

Disusun Oleh :

Dennis Triadi (12230210592)

Edi Styawan (12230212897)

Ferdi Arnansyah (12231102362)

Hafiz Syah Putra (12230211524)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SUSKA RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang SEJARAH DAULAH UMAYYAH II DI
SPANYOL.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Harapan makalah semoga Allah SWT. Menerima amal kebaikan mereka


dan membalas nya dengan balasan yang setimpal. Semoga makalah ini
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan. Sekian terima kasih .

Pekanbaru, 9 November 2022

TimPenulis

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Permasalahan............................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Islam masuk ke Spanyol..........................................................................................3


B. Penduduk Spanyol sebelum islam masuk................................................................5
C. Faktor-faktor mudahnya menaklukkan Spanyol......................................................7
D. Komposisi penduduk Spanyol.................................................................................8
E. Periodisasi pemerintahan islam di Spanyol.............................................................9
F. Pembentukan daulah Umayyah di Spanyol.............................................................11
G. Kemajuan pemerintahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.............................16
H. Kemunduran pemerintahan dan faktor-faktornya....................................................25
I. Pengaruh peradaban islam Spanyol bagi kebangkitan Eropa..................................27

BAB III PENUTUP............................................................................................................28

A. Kesimpulan..............................................................................................................28
B. Saran........................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Spanyol adalah sebuah Negara yang perna di taklukkan oleh Islam


unutk mengembangkan agam Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk
ke ngeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami peradaban yang pesat baik
dari kebudayaan maupun pendidikan islam, karena Spanyol didukung
negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang cukup tinggi
sehingga menghasilkan para pemikir hebat. Spanyol mengalami
perkembangan pesat dan kebudayaan dan pendidikan islam yang dimulai
dengan mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkat dengan
mempelajari ilmu-ilmu akal. Dalam waktu relatif singkat Cordova dapat
menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesastraan1.
Karena itu kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para
sejarawan.
Ibukota Spanyol Islam yang dalam Bahasa Arab disebut al-
Andalus (dari kata Vandals). Dulu nya bernama Iberia. Kerika Romawi
berkuasa (abad ke-2) mereka dinamainya “Asbania” (Pantai Marmot).
Spanyol adalah sebuah Provinsi yang ber ibukota Cordova pada masa
pemerintahan Bani Umayyah di Barat (1756-1031 M), luas wilayahnya
13.727 km² dan jumlah penduduknya sekitar 782.999 jiwa.2 Islam pada
masa ini telah berubah menjadi perhatian bagi generasi sekarang.
Daulah Umayyah II, berkembang selama 320 tahun (711-1031 M)
di Andalusia dengan pusat pemerintahan di Cordoba. Kemenangan Islam
di Spanyol/Andalusia merupakan pintu gerbang pertama dan titik penting
bagi penyebaran Islam di Eropa.
Wilayah Andalusia, yang sekarang disebut Spanyol di ujung
Selatan Benua Eropa, masuk ke dalam kekuasaan Dinasti Bani Umayyah
semenjak (Thariq Ibnu Ziyad, bawahan Musa Ibnu Nushair) sebagai

1
. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Cet V.;Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,1997),hal.87
2
. Hasan Muarif Anbari, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT.Ikhtiar Baru Van Hoeve,1994),hal.275

1
gubernur Qairuwan, mengalahkan pasuka Andalusia pimpinan Roderick
raja Bangsa Gothia tahun 92 H/711 M. Kemenangan ini menjadi awal bagi
Thariq Ibnu Ziyad dalam menaklukkan kota-kota lain di semenanjung
Iberia (Andalus) tanpa mengalami banyak kesulitan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan itu muncullah
beberapa pembahasan yang akan di bahas dalam makalah ini.

B. PERMASALAHAN
1. Islam Masuk Ke Spanyol
2. Penduduk Spanyol sebelum Islam Masuk
3. Faktor-faktor Mudahnya Menaklukkan Spanyol
4. Komposisi Penduduk Spanyol
5. Periodisasi Pemerintahan Islam Di Spanyol
6. Pembentukan Daulah Umayyah di Spanyol
7. Kemajuan Pemerintahan dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
8. Kemunduran Pemerintahan dan Faktor-faktornya
9. Pengaruh Peradaban Islam Spanyol Bagi Kebangkitan Eropa

C. Tujuan permasalahan

Untuk mengetahui tentang Sejarah Daulah Umayyah II di Spanyol


bagi para pembaca dan pendengar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam Masuk Spanyol


Sebagaimana telah disebutkan dalam sejarah Ddaulah Umayyah di
Syiria bahwa Islam masuk Spanyol pada masa Khalifah al-Walid bin
Abdul Malik (705-715 M), salah seorang Khalifah Daulah Umayyah yang
berpusat di Damaskus. Islam masuk ke Spanyol lewat Afrika Utara, saat
itu telah menjadi salah satu Provinsi Daulah Umayyah.
Islam masuk Spanyol dalam dua gelombang; pertama, pada masa
Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (710-712 M), kedua, pada masa
Khlaifah Umar bin Abdul Aziz (717 M). Pada gelombang pertama ada tiga
pahlawan Islam yang dapat dikatakan lebih berjasa memimpin pasukan
Islam dalam proses penaklukkan Spanyol. Mereka adalah, pertama¸ Tharif
bin Malik sebagai pasukan perintis dan penyelidik. Dia berangkat di utus
oleh Musa bin Nushair pada tahum 710 M dengan jumlah pasukan
sebanyak 5.000 orang. Mereka berhasil menyebrangi selat yang berada di
antara Maroko dan Benua Eropa. Di antara pasukan Tharif adalah tentara
berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian.3
Kedua, Thariq bin Ziyad sebagai pasukan penakluk , mereka
berangkat pada tahun 711 M. Juga diutus Musa bin Nushair dengan jumlah
pasukan sebanyak 7.000 orang. Sebagian besar pasukannya adalah suku
Barbar yang didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian lainnya lagi
adalah orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Sebuah gunung
tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan
pasukannya untuk melakukan penyerangan disebut dengan nama Gibraltar
(Jabal Thariq).

3
. Ahmad Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam (Jakarta:Pustaka Al Husna,1983),hal.158

3
Mendengar kedatangan Thariq, raja Roderick mempersiapkan
pasukan Gothia sebanyak, ada yang mengatakan 70.000 orang, ada pula
yang mengatakan 100.000 orang yang terdiri dari orang-orang Yahudi dan
orang-orang yang selama ini di tindas oleh raja Roderick, suatu jumlah
yang jauh lebih besar di bandingkan pasukan Thariq.4 Maka Musa
mengirim pasukan tambahan sebanyak 5.000 orang atas permintaan
Thariq. Sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya hanya 12.000 orang.
Dalam pertempuran di suatu tempat bernama Wadi Bakkah, Raja
Roderick dapat diserang dan dipukul dengan pedang Thariq dan mati
terbunuh dan pasukannya dikalahkan, dari situ Thariq dan pasukannya
terus menaklukkan kota-kota penting lainnya, seperti Cordova, Granada,
dan Toledo (Ibukota Kerajaan Gothia saat itu).5
Kemenangan yang dicapai Thariq dan pasukan nya dalam
kemenangan pertama ini membuka jalan bagi penaklukkan lebih luas lagi
bagi Thariq. Selain itu, Musa bin Nushair merasa ingin turut serta
membantu pasukan Thariq.
Ketiga, Musa bin Nushair, dia berangkat dengan pasukan besar
menyebrangi selat pada tahun 712 M dan satu persatu kota yang dialuinya
dapat ditaklukkannya, seperti Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida. Dia
dan pasukannya bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo. Selanjutnya,
kedua nya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk
bagian Utaranya mulai dari Zaragoza sampai Navarre.6

Setelah jatuhnya wilayah Andalusia ke tangan pemerintahan


Daulah Umayyah, diperkirakan terdapat enam orang gubernur yang
bertugas mewakili pemerintahan Umayyah di Damaskus, mereka adalah:

4
. Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta:Kalam Mulia,2006),hal.68
5
. Ahmad Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam (Jakarta:Pustaka Al Husna,1983),hal.161
6
. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,1993),hal.90

4
a. Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, yang berkuasa selama 2
tahun (715-717 M). Pada masa ini dapat dikuasai beberapa
wilayah seperti Evora, Santarem, Cainbra, Malaga, dan Ellira.
b. Ayub bin Habib, pada masa pemerintahannya Cordova
dijadikan sebagai pusat pemerintahan.
c. Al-Harun bin Abdurrahman al-Tsafiqi (716-719 M)
d. Saman bin Malik Al-Chaulany (719-721 M)
e. Anbasah (723-726 M), pada masa pemerintahannya ia berhasil
menguasai wilayah Gallia, Setpimia dan terus ke lembah
sungai Rhone.
f. Abdul Rahman al-Ghafiqi (730 M), pada masa ini ia dapat
menguasai Hertongdom dan Aquitania yang termasuk wilayah
kekuasaan Prancis.
B. Penduduk Spanyol Sebelum Islam Masuk
Dulu, Spanyol sebelum Islam masuk, berada di bawah Kerajaan
Romawi. Bangsa Romawi dapat menguasai semenanjung itu pada tahun
133 M. Di masa pemerintahan mereka ini, masuk pula sejumlah besar
orang-orang Yahudi.7 Suku-suku Vandal pada abad ke-5 M dapat
menyerang Bangsa Romawi. Sejak itu nama Spanyol berubah menjadi
Vandalusia, yaitu negeri bangsa Vandal. Bangsa Arab kemudian
menamainya Al-Andalusia, yang lebih dikenal dengan nama Andalusia.8
Kemudian, pada abad ke-6 (507 M), Bangsa Gathia dapat berhasil
mendirikan pemerintahan yang kuat di Andalusia. Hingga berubah
menjadi bangsa yang lemah disebabkan merajalela nya perbudakan,
kepincangan ekonomi karena petani dan pedagang diharuskan
menanggung pajak yang memberatkan dan pemaksaan agama Kristen
kepada penduduk
Para budak dipaksa harus bekerja di lahan pertanian milik para
penguasa, lapisan menengah masyarakat Spanyol dipaksa menanggung
7
. A. Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam (Jakarta:Pustaka Al Husma Zikra,1995),hal.157

8
. Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta:Kalam Mulia,2006),hal.58

5
beban sebagai sumber pendapatan dan belanja Negara dengan berbagai
jenis pajak dan pihak yang menghimpun kekayaan untuk diserahkan
kepada para penguasa.
Itulah kondisi penduduk Andalusia sebelum ditaklukkan Islam,
sementara kondisi penduduk Afrika Utara hidup dalam keadaan sejahtera
sewaktu berada di bawah kekuasaan Islam yaitu Daulah Umayyah yang
memerintah dengan adil. Maka tidaklah mengherankan bila penduduk
Spanyol berharap agar mereka dapat membebaskan diri dari kekejaman
bangsa Gathia.
Para rahib Kristen berhasil mengeluarkan berbagai perintah dan
sanksi yang sangat keras kepada setiap orang yang enggan menerima dan
menjadi pemeluk agama Masehi. Akibatnya, rakyat menjadi menderita,
sengsara, dan tertekan.9 Upaya orang-orang Yahudi untuk tidak menerima
pemaksaan-pemaksaan, berulang kali melakukan pemberontakan gagal
dan hanya menyebabkan rumah-rumah hancur berantakan dan banyak
diantara orang Yahudi terpaksa menjadi pemeluk agama Masehi.10
Dari aspek sosial, masyarakat Spanyol mengalami kerusakan
karena masyarakat bertumpu pada system kelas, sehingga penduduk
Spanyol terpolarisasi ke dalam beberapa kelas, diantaranya:11
1. Kelas bangsawan
Kelas bangsawan berasal dari keturunan bangsa Gothik,
penakluk Spanyol yang menguasai mayoritas tanah pertanian
subur di sertai dengan pembebasan dari pajak.
2. Kelas tokoh agama
Kelas tokoh agama memiliki peran penting sehingga menguasai
sebagian besar tanah-tanah pertanian subur serta terbebas dari
pajak.
3. Kelas pedagang, petani, dan tuan-tuan tanah

9
. Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Riau: Yayasan Pustaka Riau,2013),hal.139
10
. Ibid.
11
. Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedia Sejarah Islam dari Masa Kenabian Sampai
Daulah Mamluk…, P.221-222

6
Pedagang, petani, dan tuan-tuan tanah memikul beban berat
untuk membayar pajak dan memuaskan keserakahan para
penguasa.
4. Kelas budak tanah
Kelas budak tanah mengolah tanah pertanian milik para tuan
tanah besar, dan para budak sendiri bersama keluarganya
termasuk bagian dari kekayaan tuan tanah.
5. Kelas tawanan perang
Kelas tawanan perang diperjualbelikan dan tidak memiliki hak
apapun.
6. Kelas Yahudi
Yahudi memiliki peran besar dalam kehidupan Negara.
Sebagaimana kebiasaannya, orang Yahudi mampu menguasai
sarana-sarana ekonomi secara umum, dan para penguasa pun
merasakan dampak dominasi orang-orang Yahudi.

C. Faktor-Faktor Mudahnya Menaklukkan Spanyol


Faktor mudahnya Islam dalam menaklukkan Spanyol disebabkan
karena dua hal, Faktor internal dan Faktor eksternal. Faktor internal
adalah kondisi umat Islam mulai dari penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan
prajurit Islam yang ikut andil dalam penaklukkan Spanyol merupakan
orang-orang pilihan. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat,
pejuang dan prajuritnya kompak, bersatu, berani dan tabah menghadapi
tantang karena di motivasi oleh ajaran agama Islam untuk berjuang di jalan
Allah SWT.12
Sedangkan faktor eksternal adalah kondisi keagamaan, sosial,
politik dan ekonomi negeri Spanyol dalam keadaan rapuh dan
menyedihkan. Kondisi keagamaan, penguasa Gothia tidak toleran terhadap
aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran monofisit. Penganut
agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol

12
. Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok:Rajawali Pers,2022),cet 3, hal.122

7
dipaksa di baptis menurut agama Kristen, yang tidak bersedia disiksa dan
dibunuh secara brutal.13
Dengan demikian, buruknya kondisi keagamaan, sosial, politik, dan
ekonomi Spanyol di tambah lagi tentara-tentara Roderick yang terdiri dari
para budak yang tertindas, masyarakat di landa kemiskinan dan
penderitaan serta ketidakadilan, orang-orang yahudi yang dipaksa masuk
agama Kristen. Pada saat seperti itu mereka dipaksa ikut berperang
membela raja Roderick, sudah dapat dipastikan bahwa mereka tidak
mempunyai semangat untuk berperang dan tidak melakukan perlawanan
terhadap kaum muslimin, bahkan mereka mengadakan persekutuan dan
memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.14

D. Komposisi Penduduk Spanyol


Penduduk Andalusia terdiri dari banyak suku, antara lain Arab,
Barbar, Spanyol, dan Yahudi. Keturunan Arab ini terdiri dari dua
kelompok besar, yaitu keturunan Arab Utara yang terdiri dari suku
Mudhari dan keturunan Arab Selatan yang terdiri dari suku Yamani.
Kebanyakan orang Arab Mudhari tinggal di Toledo, Saragossa, Sevilla dan
Valencia, sedangkan orang Arab Yamani banyak bermukim di Granada,
Cordova, Sevilla, Murcia, dan Badajoz.15
Orang-orang Barbar banyak tinggal di daerah-daerah perbukitan
yang kering dan tandus, yang mana langsung berhadapan dengan orang-
orang Nasrani, sedangkan orang Arab menempati lembah-lembah yang
subur dan jauh dari ancaman orang Nasrani. Itu yang menyebabkan
terjadinya perang antara mereka.
Orang Spanyol terdiri dari tiga kelompok, pertama, kelompok yang
telah memeluk Islam, kedua, kelompok yang tetap pada keyakinannya
tetapi meniru adat kebiasaan orang Arab, dan ketiga kelompok yang tetap
berpegang teguh pada agama nenek moyangnya semula dan warisan nenek
13
. Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok:Rajawali Pers,2022),cet 3, hal.123
14
. Ahmad Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam (Jakarta:Pustaka Al Husna,1983),hal.158.
15
. M Tohir, Sejarah Islam Dari Andalus Sampai Indus (Jakarta: Pustaka Jaya,1981), hal.236-238

8
moyangnya. Sedangkan orang Yahudi banyak datang ke Spanyol pada
tahun 133 M bersamaan dengan bangsa Romawi menguasai Spanyol.

E. Periodisasi Pemerintahan Islam di Spanyol


Sejak pertama kali berkembang di Spanyol sampai dengan
berakhirnya kekuasaan Islam disana, Islam telah memainkan peranan yang
sangat besar. Masa ini berlangsung selama hampir 8 abad (711-1492 M).
Pada tahap awal semenjak menjadi wilayah kekuasaan Islam, Spanyol
diperintah oleh pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus. Pemerintahan
Islam dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama, (711-755 M),
pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada
periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara
sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi baik datang dari dalam
maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di
antara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan.
Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan terhadap khalifah di
Damaskus dan Gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Oleh
karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol
dalam jangka waktu yang amat singkat. Hal ini ada hubungannya dengan
perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di
dalam etnis Arab sendiri, terdapat dua golongan yang terus menerus
bersaing, yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yunani (Arab Selatan).
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol
yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak
pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Periode ini berakhir dengan
datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 13 H/755 M.
Periode kedua, (755-912 M), yaitu sejak pembentukan
pemerintahan Daulah Umayyah di Spanyol dibawah seorang yang bergelar
amir (gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintah. Pada saat ini
Daulah Umayyah di Cordova dipimpin oleh tujuh orang amir, yaitu

9
Abdurrahman I (756-788 M), Hisyam I (788-796 M), Hakam I (796-822
M), Abdurrahman II (822-852 M), Muhammad I (852-886 M), Munzir
(886-888 M), Abdullah (888-912 M).
Periode ketiga, (912-1013 M), Pada periode ini, Spanyol
diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah, pengguanaan gelar
khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai pada Abdurrahman III,
bahwa Al-Muktadir Khalifah Daulah Bani Abbas di Baghdad meninggal
dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Karena itulah, gelar ini dipakai
mulai tahun 929 M. khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode
ini ada tiga orang yaitu Abdurrahman An-Nasir (912-961 M), Hakam II
(961-976 M) dan Hisyam II (976-1009 M).
Periode keempat, (1013-1086 M), pada periode ini, Spanyol
terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan
raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat di suatu kota
seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar
diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam
Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern.

Periode kelima, (1086-1248 M), Sekalipun pada masa ini kekuatan


muslim Spanyol terpecah menjadi sejumlah negara kecil, namun terdapat
kekuatan yang dominan yakni dinasti Murabithun (1086-1143 m). Dan
dinasti Murabithun pada mulanya merupakan gerakan keagamaan di
Afrika Utara yang dipimpin oleh tokoh-tokoh agama (kiai) yang tinggal di
Ribath (sejenis surau) yang dipimpin oleh seorang guru yang bernama
Abdullah ibn Yasin. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir,
baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti
Muwahhidun.
Periode keenam, (1248-1492 M), Pada periode ini, islam hanya
berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M).
peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman
an- Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa diwilayah

1
yang terkecil. Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan terakhir di
Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan
Islam di Spanyol pada tahun 1492 M. Umat islam setelah itu dihadapkan
pada 2 pilihan, masuk Kristen atau meninggalkan Spanyol. Pada tahun
1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di daerah ini.

F. Pembentukan Daulah Umayyah di Spanyol


Ketika Daulah Abbasiyah berkuasa, banyak pemuka yang
mendukung pemerintahan Daulah Umayyah dan bani Umayyah dikejar-
kejar serta ditangkap. Salah seorang yang selamat dari kejaran para
pendukung Daulah Bani Abbas adalah Abdurrrahman. Melalui Palestina
dan Afrika Utara, ia berhasil memasuki wilayah Andalusia.
Keberhasilannya tidak dicapai dengan mudah tetapi melalui usaha yang
gigih, karena pada saat itu Andalusia diperintah oleh Yusuf bin
Abdurrahman al-Fikry. Pada masanya banyak terjadi pertentangan
antara sesama kabilah Arab serta bangsa Barbar. Pertentangan ini
membuka peluang bagi Abdurrahman untuk ikut serta dalam percaturan
politik saat itu, dan ia berhasil memperoleh pengikut yang banyak
Masuknya Abdurrahman ke wilayah Andalusia membuat Yusuf
marah. Ia berusaha mengusir Abdurrahman dari wilayah kekuasaannya itu.
Akibat dari tindakan Yusuf itu Abdurrahman melakukan perlawanan,
sehingga terjadi pertempuran antara keduanya di dekat Cordova pada
tahun 139 H/ 758 M. Peperangan ini dimenangkan oleh Abdurrahman Al-
Dakhil, dengan demikian ia memasuki Cordova dengan membawa
kemenangan dan sejak saat itulah Abdurrahman mendirikan kerajaan
Islam di Andalusia.
Karena keberhasilannya itulah ia diberi gelar al-Dakhil, artinya
orang yang berhasil memasuki wilayah Andalusia dan selamat dari kejaran
pemerintah Daulah Abbasiyah.

1
a. Abdurrahman Al-Dakhil ( 757-788 M )

Setelah mendirikan kerajaan besar di Andalusia, langkah pertama


yang dilakukannya adalah memperbaiki keadaan dalam negeri. Hampir
seluruh usianya dipergunakan untuk memerangi lawan-lawannya seperti
ancaman dari Abu Ja’far Al-Manshur (khalifah Abbasiyah kedua),
perlawanan dari raja Frank, Prancis, dan sebagainya. Setelah dirasa aman
barulah Abdurrahman melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan
rakyatnya. Diantaranya adalah mendirikan masjid agung di Cordova, yaitu
masjid Al-Hambra.

Abdul Al-Rahman I menjadikan Cordova sebagai pusat


pemerintahannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
pemberontakan kepala-kepala suku. Selama beberapa tahun pertama,
kekuasaannya diperebutkan oleh banyak pihak, yaitu kadang-kadang oleh
orang Barbar, atau orang Yamaniyah, tekadang oleh orang Tahiriyah.
Akhirnya dia memilih mendirikan pusat pemerintahannya di sekitar
Cordova.16

Abdurrahman I melihat masyarakat Andalusia terdiri dari berbagai


suku yang sangat heterogen, seperti Arab yang terdiri dari berbagai suku,
yaitu Mudhariyah, Yamaniyah, Tahiriyah, suku Barbar, orang Spanyol
Muslim dan non-Muslim dan lain-lain. Untuk itu, Abdurrahman I
menciptakan tentara yang terlatih dengan baik, yang terdiri 40.000 tentara
bayaran Barbar. Dengan pasukan yang kuat dan terlatih, sewaktu-waktu
dapat dipergunakan menumpas para pemberontak sehingga tercipta
pemerintahan yang stabil.

Dengan demikian, selama 32 tahun masa kekuasaannya, ia mampu


mengatasi ancaman dari dalam maupun luar negeri. Ketangguhannya itu

16
. Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok:Rajawali Pers,2022),cet 3, hal.127-
128.

1
dalam menghadapi berbagai ancaman menyebabkan dia dijuluki Rajawali
Quraisy. 17

Setelah dirasa aman barulah Abdurrahman melaksanakan


pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Diantaranya adalah
mendirikan masjid agung di Cordova, yaitu masjid Al-Hambra. Bangunan
yang monumental ini, diubah oleh Ferdinand III menjadi gereja Kristen,
pada penaklukkan Spanyol tahun 1236 M, masih berdiri sampai
sekarang.18

Selain itu, Cordova juga dijadikan sebagai pusat ilmu dan


kebudayaan yang paling menarik di Eropa sehingga banyak menarik minat
cendikiawan datang ke istananya. Juga Universitas-universitas Cordova,
Toledo, dan Seville berfungsi sebagai sumber asli ilmu dan kebudayaan
Arab dan non-Arab, Muslim, Kristen, dan Yahudi sampai berabad-abad
kemudian. Dia memerintah dengan penuh ketegasan dan keadilan di
bawah pemerintahan yang paling terorganisir di Eropa dan ibukotanya
yang paling megah, hingga wafatnya pada tahun 788 M.19

b. Hisyam bin Abdurrahman (788-796 M)

Ia menggantikan ayahnya Abdurrahman I. Ia merupakan penguasa


yang lemah lembut dan administrator yang liberal. Ia penguasa yang adil,
dan bermurah hati khususnya terhadap rakyat yang lemah dan miskin. Dia
di temukan di jalan-jalan Cordova bercampur dengan rakyat untuk
mengetahui sendiri keluhan dan penderitaan mereka. Kekuasaannya kuat,
setiap kekacauan ditindas dengan tangan besi.

Dalam bidang ilmu, Hisyam I menghormati Imam Malik, salah satu


mazhab dari empat mazhab fiqih di kalangan Sunni. Kitab al-Muwatho’
yang ditulis Imam Malik disalin dan disebarluaskan ke seluruh wilayah

17
. Ibid., hal.129
18
. Ibid
19
. Ibid

1
kekuasaannya.20 Dia mendorong orang memperdalam ilmu, terutama ilmu
kesastraan. Dia juga mendirikan sekolah-sekolah untuk pengajaran bahasa
Arab. Hisyam meninggal dunia pada tahun 796 M dalam usia 40 tahun.

c. Hakam I (796- 822 M)

Ia memerintah menggantikan ayahnya Hisyam I menduduki tahta


Spanyol. Dia adalah orang yang tidak baik dan tidak mulia. Dia suka
kemewahan dan hiburan-hiburan, karena suka dan sangat candu minum
anggur dan mabuk-mabukan. Maka tidak heran kalo kaum Faqih
melakukan pemberontakan-pemberontakan dan mencela Hakam I sebagai
orang yang tidak beragama. Karena kedermawanan, kebijakan Hisyam
yang disalahgunakan, kaum Faqih itu menjadi suatu kekuatan di negeri itu.
Dia menghindari semua campur tangan dalam urusan Negara karena
frustasi dalam harapannya memperoleh kekuasaan, dan merasa bangga
akan kependetaan mereka, mereka menjadi penghasut dengan pidato-
pidato. Oleh karena itu, kaum Faqih berusaha membakar kefanatikan
orang-orang Spanyol Muslim. Pengaruh mereka di antara orang-orang itu
tak terhingga. Sebagian besar penduduk di seleruh jazirah itu adalah
mualaf, yaitu orang-orang yang baru masuk Islam.

Setelah pemberontakan dari kaum Faqih, muncul lagi dari


pamannya Sulaiman dan Abdullah, demikian juga rakyat Cordova,
penduduk Toledo, sehingga waktunya habis menghadapi pemberontakan
demi pemberontakan dan tidak ada kesempatan melakukan pembangunan
hingga beliau wafat pada tahun 822 M.21

d. Abdurrahman II (822-852 M)

Setelah Hakam I wafat, ia di gantikan oleh anaknya Abdurrahman


II yang nama panggilannya Ausat. Mendengar pergantian amir itu maka
Alfonso II, kepala suku Leon melakukan pemberontakan, diikuti oleh

20
. Ibid., hal 130
21
. Ibid

1
kepala-kepala suku lainnya di utara. Beliau mengirim pasukan di bawah
pimpinan Abdul Karim dan Ubaidillah untuk menghukum mereka.
Abdurrahman menumpas para pemberontak dengan kekerasan sehingga
7.000 pemberontak dibunuh. 22

Kemudian Ia dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu23, usaha-


usaha yang dilakukannya pun begitu banyak baik di bidang politik,
ekonomi, maupun pembangunan. Ia juga mencintai kesenian dan
kesustraan, mencintai masyrakat yang berbakat dan berilmu sehingga para
seniman dan cendikiawan berduyun-duyun mengunjungi istananya. Beliau
bannynak memberikan hadiah kepada para seniman, penyair, dan musisi.24

Abdurrahman II menjadikan Cordova sebagai Baghdad kedua.


Beliau dapat memperindah kota dengan hebat seperti gedung-gedung
besar, masjid-masjid, taman-taman dan dapat menjadikan Cordova sebagai
kota kebudayaan yang indah. Setelah menjalankan pemerintahannya
selama 30 tahun, beliau meninggal pada tahun 852 M.

e. Muhammad I (852-886 M)

Muhammad menggantikan kedudukan ayahnya yaitu Abdurrahman


II. Pada masa ini masyarakat Kristen Toledo dengan bantuan pimpinan
suku Leon bangkit menentang Muhammad. Pasukan Muhammad
menumpas kekuatan pemberontak dalam pertempuran di Guadelet.
Kekacauan di pusat pemerintahan ini dimanfaatkan oleh bangsa Perancis
dengan menciptakan gangguan di wilayah utara, dan oleh Normandia yang
melancarkan serbuan terhadap wilayah pantai Spanyol.

22
. Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya,(Bandung:Rosda Bandung,1988),
hal.293.
23
. Ahmad Syalabi, Mausu’ah al Tarikh al Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, Jilid 4, (Kairo:
Maktabah Al-Nahdhah Al-Mishriyah, 1979 M), hal.41-50.
24
. Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya,(Bandung:Rosda Bandung,1988),
hal.294-295.

1
Setelah berhasil mengatasi kerusuhan –kerusuhan, Muhammad I
mengorganisir pemerintahan Andalusia secara teratur dan membuat
perundang-undangan bagi pengelolaan Negara, mensejahterakan
kehidupan rakyat dengan kedermawanannya. Ia meninggal dunia dalam
usia 65 tahun pada tahun 886 M.

f. Munzir (886-888 M)
Munzir menggantikan ayahnya naik takhta di Cordova. Ia
merupakan penguasa yang energik dan pemberani. Seandainya ia berusia
panjang, niscaya ia cukup mampu menegakkan kedamaian dan ketertiban
Negara. Dia mampu menumpas banyak pemberontakan ketika ayahnya
memerintah. Belum lagi ia sempat menumpas pemberontakan pada masa
pemerintahannya, dia meninggal karena diracun oleh dokternya atas
desakan saudaranya Abdullah.25

g. Abdullah (888-912 M)
Abdullah merupakan saudara Munzir, ia menggantikan saudaranya
naik tahta pada waktu yang sangat kritis. Menurut Ibnu al-Athir, “Pada
masa ini timbul gerakan pemberontakan dan kerusuhan di segenap penjuru
wilayah Spanyol. Kondisi ini berlangsung sejak awal masa pemerintahanm
Abdullah hingga berakhir”. Andalusia penuh dengan gangguan dan
pemberontakan. Bukan hanya oleh orang Spanyol asli tetapi juga oleh
bangsawan Arab. Pemberontakan pecah di setiap bagian kerajaan.
Sementara Abdullah seorang raja yang lemah gaagl menguasai keadaan. Ia
memerintah 25 tahun dan meninggal pada tahun 912 M.

G. Kemajuan Pemerintahan dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Pada periode ketiga ini, Abdurrahman III menggantikan ayahnya
naik tahta dalam usia 23 tahun pada tahun 912 M memakai gelar

25
. Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok:Rajawali Pers,2022),cet 3, hal.132.

1
Khalifah. Selama ini penguasa Daulah Umayyah di Spanyol sudah puas
dengan gelar amir. Dia termasuk khalifah yang kuat, mempesona, dan
berbakat sehingga membuka pertanda bagi munculnya fajar kedamaian,
kemakmuran dan kemegahan. Dia disebut sebagai penyelamat imperium
Muslin Spanyol, setelah melewati masa kemerosotan dan terancam bahaya
di tangan ayahnya Abdullah. 26
Orang-orang Kristen di utara merupakan musuh bebuyutan orang
Islam. Mereka bertekad memerangi orang Islam. Pada tahun 914 M,
Ordono II, kepala suku Leon menyerbu wilayah-wilayah Islam. Dia
dibantu oleh Sancho, kepala suku Navarre. Meskipun banyak rintangan-
rintangan, tetapi Abdurrahman berhasil menjadikan Daulah Umayyah kuat
kokoh dan lebih besar dari pemerintahan sebelumnya.
Uang Negara dalam jumlah besar dipergunakan untuk membangun
jalan-jalan, bangunan umum. Jembatan-jembatan, puri-puri, sekolah-
sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi dan lain-lainnya. Abdurrahman
melebur ras atau suku negeri itu benar-benar satu bangsa. Orang-orang
Kristen bebas bekerja di dalam dinas pemerintahan.27
Di dekat Cordova, ia pun membangun sebuah istana bernama al-
Zahra, dengan 400 buah kamar. Istana yang dibangun Abdurahman III ini
merupakan yang paling mengagumkan di Eropa. Tidak salah kalau duta-
duta dari raja-raja Jerman dan Italia berduyun-duyun mendatangi
istananya.
Perkembangan unversitas-universitas mencapai puncak kemajuan
yang pesat. Di Spanyol pada saat itu memiliki 75 perpustakaan, belum
pernah Cordova begitu makmur Andalusia begitu kaya dan Negara begitu
jaya seperti pada masa Abdurrahman III. Abdurrahman III meninggal
dunia pada bulan Oktober 961 M setelah memerintah selama 49 tahun
yang kemudian digantikan oleh anaknya Hakam II.

26
. Ibid., hal.133
27
. Ibid., hal 134

1
Hakam II merupakan seorang penguasa yang adil, bijak dan penuh
pengertian, menjalankan ajaran agama dengan ketat dan memaksakan
ajaran-ajaran Sunnah di seluruh wilayah kekuasaannya. Namun Hakam II
lebih dikenal sebagai seorang pencinta ilmu pengetahuan dan kesustraan
serta menabur pemberian kepada para cendekiwian. Hakam II adalah
penguasa Daulah Umayyah yang menyempurnakan peradaban Spanyol
dan membuat Cordova bercahaya bagaikan mercusuar di atas kegelapan
Eropa.28
Banyak universitas yang dibangun di bawah kekuasaannya. Di
ibukota Negara saja terdapat 27 sekolah gratis. Tidak ada kota betapa pun
kecilnya yang tidak memiliki sekolah. Dia mengundang professor dan
dosen dari Baghdad untuk mengajar di universitas-universitas yabg ada di
Spanyol. Maka di Spanyol semua orang dapat membaca dan menulis,
sedang di Eropa berada dalam kegelapan ilmu pemgetahuan.
Khalifah yang baik dan saleh ini meninggal dunia pada tanggal 1
Oktober 967 M bersamaan dengan berakhirnya keagungan bahkan
kekuasaan Daulah Umayyah di Spanyol.29 Lalu ia digantikan oleh anaknya
Hisyam II yang pada saat itu baru berumur 11 tahun.
Di karenakan usiannya yang masih muda, ibunya bernama Sultanah
Subhi dan sekretaris Negara yang bernama Muhammad bin Abi Amir
mengambil alih tugas pemerintahan. Hakam II mengangkatnya sebagai
pengasuh anaknya yang masih muda, tetapi sepeninggal Hakam II,
Muhammad bin Abi Amir mengambil alih semua kekuasaan Negara
dengan memakai gelar Hajib Al-Mansur, sehingga dia menjadi penguasa
Negara yang sebenarnya.30
Langkah pertama yang dilakukan nya adalah menguasai tentara
dengan cara mengorganisir tentara. Ia merekrut orang-orang Berber dari
Afrika Utara untuk dijadikan tentara kerajaan. Kemudain ia membujuk
Hisyam II agar mengumumkan suatu ketetapan yang mempercayakan
28
. Ibid., hal. 135
29
. Ibid
30
. Ibid., hal. 136

1
semua urusan Negara kepadanya. Dengan demikian Muhammad bin Abi
Amir menjadi penguasa Spanyol yang tidak ada tandingannya dan dia
memakai gelar Al-Mansur Billah.
Muhammad II atau Al-Mansur adalah penguasa Spanyol yang
paling istimewa, setelah Abdurrahman III. Dia adalah seorang prajurit dan
negarawan terbesar di Eropa abad ke-10. Al-Mansur penyokong Ilmu
pengetahuan, kesenian dan kebudayaan, dia mendorong bagi setiap
pengembangan cabang ilmu pengetahuan. Bahkan dia adalah seorang
penyair yang telah menciptakan karya penting tentang kesutraan Arab.31
Setelah memerintah selama 26 tahun, Hajib Al-Mansur meninggal
dunia pada tahun 1009 M bersamaan dengan itu terjadi konflik politik
antara yang mendukung anak Hajib Al-Mansur dari keluarga Barbar dan
yang mendukung keluarga Bani Umayyah dan terpaksa Dewan Menteri
yang berkuasa di Cordova, saat itu menghapus jabatan khalifah pada tahun
1013 M dan berakhir pulalahh gelar khalifah dalam pemerintahan Islam
Spanyol.
Cordova adalah ibu kota Spanyol baik sebelum maupun sesudah
Islam masuk ke sana. Ketika Cordova di ambil alih di bawah kekuasaan
Daulah Umayyah kemudian dibangun dan diperindah. Jembatan besar
dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman kota
dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol tersebut.
Masyarakatnya majemuk terdiri dari orang Arab (utara dan
selatan), orang Barbar (dari Afrika Utara), al-muwalladun (orang Spanyol
yang masuk Islam), orang Spanyol yang masih Kristen dan orang Yahudi.
Semua komunitas itu, kecuali Kristen memberikan saham intelektual bagi
terbentuknya kebangkitan budaya ilmiah, sastra, dan kesenian di
Andalusia, di antaranya adalah:

31
. Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya,(Bandung:Rosda Bandung,1988),
hal.311

1
1. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat
brillian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan
penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa pada
abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai
dikembangkan pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa bani
Umayyah yang ke-5, Muhammad bin Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif Al-Hakam II (961-976 M), karya-karya ilmiah dan
filosofis di impor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova
dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu mernyaingi
Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Apa yang
dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini
merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa
sesudahnya.
Tokoh pertama dalam filsafat Arab-Spanyol dalah Abu Bakar
Muhammad bin al-Sayigh yang lebih kenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan
di Sargossa, pindah ke Seville dan Granada. Meninggal karena keracunan
di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Sama seperti Al-Farabi
dan Ibn Sina di Timur, dia melakukan kajian filsafat pada bidang yang
bersifat etis dan eskatologis.32
Magnum opusnya adalah Tadbir Al-Mutawahhid. Serta yang
terkenal lainnya ialah Abu Bakr Ibn Thufa'il, penduduk asli Wadhi' Asy,
sebuah dusun kecil disebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut
tahun 1185 M. ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan
filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang
pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam,
yaitu Ibn Rasyd, dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun
1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-
naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah

32
. Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok:Rajawali Pers,2022),cet 3, hal.139.

2
menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli Fiqh dengan
karyanya Bidayatul Mujtahid.
Dia banyak mengomentari karya-karya filsuf Muslim
pendahulunya, seperti Al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Bajjah, dan Al-Ghazali.
Sangat secara khusus kritik dan komentarnya terhadap karya-karya
Aristoteles mengantarkannya sangat terkenal di Eropa, sehingga dapat
membentuk sebuah aliran yang dinisbahkan kepadanya, yaitu aliran
averroisme.33

2. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan
lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas Ibn Farnash termasyhur
dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan
pembuatan kaca dari batu. Ibrahim Ibnu Yahya Al Naqqash terkenal dalam
Ilmu Astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari
dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong
modern yang dapat mnenetukan jarak antara tata surya dan bintang-
bintang. Ahmad Ibnu Ibas dari cordova adalah ahli dalam bidang obat-
obatan. Umm Al-Hasan binti Al Abi Jafar dan saudara perempuan Al-
Hafiz adalah dua orang ahli kedoktoran dari kalangan wanita.

3. Sejarah dan Geografi


Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat
melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibnu Jubair dari Valencia ( 1145-
1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Medinterania dan Sicilia
dan Ibnu Batutah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudra Pasai di
Indonesia dan Cina. Ibnu Al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat
Granada, Sedangkan Ibnu Khaldun dari Thunis perumus filsafat sejarah.

33
. Tim Penulis, Ensiklopedia Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,2001), hal.165.

2
Semua sejarawan bertempat tinggal di Spanyol, kemudian pindah ke
Afrika.34

4. Fiqih
Dalam bidang Fiqih, Spanyol dikenal sebagai penganut Mazhab
Maliki. Mazhab ini diperkenalkan oleh Ziyad bin Abd Al-Rahman.
Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi
Qadhi pada masa Hisyam Ibnu Abdul Al-Rahman. Ahli Fiqih lain
diantaranya adalah Abu Bakar Ibnu al-Qutiyah, Munzir Ibnu Said al-
Balluti seorang ulama Mazhab Zahiri, dan Ibnu Hazm yang terkenal.

5. Musik dan Kesenian


Dalam bidang musik dan bidang seni suara Spanyol Islam
mencapai kecermelangan dengan tokohnya al Hasan Ibnu Hafi yang
dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan perjamuan
Zaryab selalu tampil menunjukan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai
pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-
anaknya. Baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak,
sehingga kemasyhurannya tersebar luas.

6. Bahasa dan Sastra


Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang
Islam dan non Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menduakan bahasa
asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dalam bahasa arab baik
keterampilan membaca maupun tata bahasa mereka itu antara lain : Ibnu
Sayyidi, Ibnu Malik, pengarang Alfiyah, Ibnu Khuruf, Ibnu al Hajj, Abu
Ali Al Isybilli, Abu Al Hasan, Ibnu Usfur, dan Abu Hayyan al Gharnathi.
Seiring dengan kemajuan bahasa itu karya-karya sastra banyak
bermunculan seperti al 'Iqd Al Farid karya Ibnu Abdul Rabbih, Al

34
. Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok:Rajawali Pers,2022),cet 3, hal.140.

2
Dzakhirah Fi Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibnu Bassam, kitab al Qalaid
buah karya Al Fath Ibnu Khaqam dan banyak lagi yang lain.

7. Arsitektur
Di antara bangunan kota yang memperbarui bangunan kota yang
lama ada pula yang baru.
a. Cordova dijadikan Al-Dakhil sebagai ibu kota Negara. Olehnya
kota ini dibangun dan diperindah serta membangun banteng di
sekitarnya dan istananya. Jembatan besar dibangun di atas sungai
yang mengalir di tengah kota. Taman-taman kota dibangun untuk
menghiasi ibukota Spanyol.
b. Di antara kebanggaan kota Cordova yang masih ada sampai
sekarang ialah masjid Jami’ Cordova yang didirikan pada tahun
786 M, peninggalan al-Dakhil. Hisyam I pada tahun 793 M
menyelesaikan bagian utama masjid dan menambah menaranya.
Panjang masjid itu dari Utara ke Selatan adlah 175 meter, lebarnya
dari Barat ke Timur adalah 134 meter, tinggi menaranya 20 meter
yang didukung oleh 300 buah pilaar yang terbuat dari marmer. 35
Ketika Cordova jatuh ke tangan Fernando III pada tahun 1236 M,
masjid ini di jadikan gereja dengan nama yang terkenal di kalangan
masyarakat Spanyol, yaitu La Mezquita,36 berasal dari kata Arab al-
Masjid.
Berikut ini nama-nama ilmuwan beserta bidang keahlian yang
berkembang di Andalusia masa dinasti Bani Umayyah :

No Nama Bidang Keahlian Keterangan

1 Abu Ubaidah Astrolog , Ahli Dikenal sebagai


Muslim Ibn Ubaidah Hitung Shahih al Qiblat
al Balansi karena banyak sekali
Ahli gerakan
mengerjakan penentuan

35
. Ibid., hal 142.
36
. Philip K. Hitti, Dunia Arab, terj. Ushuluddin Hutagalung dan O.D.P.Sihombing (Bandung:Sumur
Bandung,1970), hal.162

2
bintang-bintang arah shalat.

2. Abu al Qasim - Astronomi Ilmi kimia, baik kimia


Abbas ibn Farnas murni maupun terapan
- Kimia adalah dasar bagi ilmu
farmasi yang erat
kaitannya dengan ilmu
kedokteran.

3 Ahmad ibn Iyas Kedokteran Hidup pada masa


al Qurthubi Khalifah Muhammad I
ibn abd al rahman II
Ausath

4. Al Harrani

5. Yahya ibn Ishaq Hidup pada masa


khalifah Badullah ibn
Mundzir

6. Abu Daud Hidup pada masa awal


Sulaiman ibn khalifah al Mu’ayyad
Hassan
7 Abu al Qasim - Dokter Bedah Di Barat dikenal
al Zahrawi dengan Abulcasis.
- Perintis ilmu Karyanya berjudul al
penyakit telinga Tashrif li man ‘Ajaza
- Pelopor ilmu ‘an al Ta’lif, dimana
penyakit kulit pada abad XII telah
diterjemahkan oleh
Gerard of Cremona
dan dicetak ulang di
Genoa (1497M), Basle
(1541
M) dan di Oxford
(1778 M) buku tersebut
menjadi rujukan di
universitas-universitas
di Eropa.
8 Abu Marwan Abd al Ahli sejarah, salah satu bukunya
Malik ibn Habib Penyair dan ahli berjudul al Tarikh

2
nahwu sharaf

9 Yahya ibn Hakam Sejarah, Penyair

10 Muhammad ibn Sejarah wafat 273/886.


Musa al razi Menetap di Andalusia
pada tahun 250/863

11 Abu Bakar - Sejarah Dikenal dengan Ibn


Muhammad ibn Quthiyah , Wafat
Umar 367/977 dan Bukunya
berjudul Tarikh
Iftitah al Andalus

12 Uraib ibn Saad - Sejarah Wafat 369/979,


Meringkas Tarikh al-
thabari, menambahkan
kepadanya tentang al
Maghrib dan
Andalusia, disamping
memberi catatan indek
terhadap buku tersebut.

13 Hayyan Ibn - Sejarah & sastra Wafat 469/1076,


Khallaf ibn Hayyan Karyanya : al
Muqtabis fi Tarikh
Rija al Andalus dan al
Matin.
14 Abu al Walid - Sejarah Lahir di Cordova
Abdullah ibn tahun 351/962 dan
Muhammad ibn al - Penulis biografi wafat 403/1013. Salah
faradli. satu karyanya berjudul
Tarikh Ulama’i al
Andalus

H. Kemunduran Pemerintahan dan Faktor-Faktornya


Pada periode keempat, adalah masa kemunduran Islam di Spanyol
dengan munculnya Muluk al-Thawaif (Negara-negara kecil) di daerah-
daerah provinsi, yang terbebas dari pemerintahan pusat.

2
Adapun faktor-faktor yang menjadi sebab keruntuhan Daulah
Umayyah II di antara lain:
a. Konflik Islam dengan Kristen
Pada penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara
sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih
upeti dari kerajaan–kerajaan Kristen taklukannya dan
membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka,
termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan
bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah
memperkuat rasa kebangsaan orang–orang Spanyol Kristen.
Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak
pernah berhenti dari pertentangan tentara Islam dan Kristen.
Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat,
sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.
b. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa kedua Islam di Spanyol, para
penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
Kekacauan politik itu dimanfaatkan orang Kristen untuk
memerangi umat Islam dan dengan mudah dapat dikalahkan.
c. Letak Geografis yang Terpencil
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang
lain. Ia selalu berjuang sendiri, tanpa mendapat bantuan
kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen
disana.

2
I. Pengaruh Peradaban Islam Spanyol Bagi Kebangkitan Eropa
Pengaruh peradaban Islam yang terpenting dari Islam Spanyol
adalah: pertama, pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M). pemikirannya
dapat melepaskan orang Eropa dari belenggu taklid yang sudah berurat
berakar dan menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengedepankan
pengertian sunnatullah menurut Islam terhadap pantheisme dan
anthropomorphisme Kristen.37
Begitu besarnya pengaruh pemikiran Ibn Rusyd di Eropa sehingga
timbul gerakan Averroisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan
berpikir.
Kedua, melalui mahasiswa-mahasiswa Kristen Eropa yang belajar
di Universitas-universitas Islam di Spanyol, seprti Universitas Cordova,
Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Mereka aktif menerjemahkan
dan mempelajari buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim. Setelah
pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah-sekolah dan universitas-
universitas yang sama di Eropa.38
Di dalam universitas-universitas yang mereka didirikan itu, mereka
ajarkan ilmu mereka yang diperoleh dari universitas-universitas Islam,
seperti ilmu pasti, ilmu kedokteran, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang
paling banyak dipelajari adalah pemikiran Al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn
Rusyd.39
Ketiga, perang salib, meskipun pihak Kristen Eropa mengalami
kekalahan dalam perang salib akan tetapi mereka mendapatkan hikmah
yang tidak ternilai harganya, sebab mereka dapat menyaksikan dan
berkenalan langsung dengan peradaban Islam yang sudah maju di Eropa.
Peradaban yang mereka bawa ke Barat lewat perang ini yaitu
peradaban Islam di bidang militer, seni, perindustrian, pertanian,
perdagangan, astronomi, kesehatan dan sikap kepribadian Umat Islam
yang luhur.
37
. Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok:Rajawali Pers,2022),cet 3, hal.147
38
. Ibid
39
. Ibid.

2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Daulah bani Umayyah II didirikan oleh salah seorang keluarga bani


Umayyah yang berhasil meloloskan diri dari kejaran orang-orang bani
Abbasiyah, yaitu Abdurrahman. Selanjutnya karena kemampuannya
meloloskan diri ke Andalusia di diberi julukan “Ad-Dakhil”. Dalam
perkembangan selanjutnya daulah Umayyah di Andalusia meneruskan
usaha perluasan wilayah islam ke beberapa daerah di eropa. Bukan hanya
usaha perluasan wilayah saja yang mereka lakukan, melainkan juga
pengembangan seni, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.
Islam masuk ke Andalusia sekitar tahun 710 M, hal ini ditandai
dengan Musa bin Nusair mengutus Thariq bin Ziyad untuk mengirim
pasukan yang lebih besar ke Andalusia. Banyak kemajuan yang dilakukan
oleh umat islam di Andalusia antara lain di bidang kedokteran, pertanian,
seni, sains, dan geografi. Kemajuan islam di Andalusia akhirnya membawa
barat bangkit dan maju dari kemunduran. Namun kemajuan islam di
Andalusia secara berangsur-angsur pudar dan akhirnya hilang, yang
tinggal adalah peninggalan masa lampau yang gemilang.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dinasti Umayyah di
Andalusia memiliki beberapa Khalifah yang mempunyai pengaruh sangat
besar seperti Abdurrahman I, Abdurrahman III, Al-Hakam II, Al-Hajib al-
Mansur Billa atau Muhammad II. Kebijakan-kebijakan penting para
Khalifah inilah yang menjadikan perekonomian dinasti Umayyah
mengalami kemajuan seperti mendirikan lembaga-lembaga pemerintahan
yang independen sehingga memudahkan relasi antar mereka tanpa ada
intervensi dari kekuatan lain, menjadikan Cordova sebagai pusat bisnis dan
ilmu pengetahuan, melakukan reformasi agraria dan pembukuan pasar
khusus, menjalin hubungan harmonis, penguasa, pengusaha dan ulama,
serta peningkatan bidang perindustrian dan kelautan.

2
B. SARAN
Makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna baik dari segi isi
maupun tata penulisannya. Oleh karenanya, saran dari pembaca sangat
diperlukan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

2
DAFTAR PUSTAKA

Nasution Syamruddin, Sejarah Peradaban Islam, (Riau: Yayasan Pustaka


Riau,2013),hal.139
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam (Cet V.;Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada,1997)
Anbari, Hasan Muarif, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT.Ikhtiar Baru Van
Hoeve,1994)
Syalabi Ahmad, Sejarah Dan Kebudayaan Islam (Jakarta:Pustaka Al
Husna,1983)
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta:Kalam
Mulia,2006)
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada,1993)
Hitti Philip K., Dunia Arab, terj. Ushuluddin Hutagalung dan
O.D.P.Sihombing (Bandung:Sumur Bandung,1970)
Mahmudunnasir Syed, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya,(Bandung:Rosda
Bandung,1988)
Tim Penulis, Ensiklopedia Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve,2001)
Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedia Sejarah Islam dari Masa
Kenabian Sampai Daulah Mamluk

3
3

Anda mungkin juga menyukai