Anda di halaman 1dari 13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Menggambar Teknik


Gambar merupakan suatu alat yang memiliki maksud untuk menyatakan
bagi seorang perancang. Gambar merupakan bahasa teknik, oleh karena itu
gambar harus disertai dengan keterangan-keterangan yang tepat dan objektif.
Keterangan pada gambar, tidak dapat dinyatakan pada bahasa, harus diberikan
secukupnya saja sebagai lambang (Wahyudi, 2013).
Gambar teknik adalah gambar yang dibuat menggunakan cara-cara,
ketentuan-ketentuan, dan aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para
ahli teknik. Sebagai alat komunikasi, gambar teknik memiliki maksud tertentu.
Perintah ataupun informasi dari pembuat gambar untuk disampaikan kepada
pelaksana atau pekerja di lapangan dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi
dengan keterangan-keterangan berupa kode, simbol yang memiliki satu arti, satu
maksud, dan satu tujuan (Wahyudi, 2013).
Dengan semakin meluasnya perkembangan, di mana pembagian kerja
secara internasional mengingkat sangat pesat, juga perlunya saling mencari-cari
teknologi asing telah mengharuskan perusahaan untuk menggunakan standar yang
bersifat internasional. Keperluan itu sudah dibentuk suatu badan standar yang
bernama International Organization for Standardization Association (ISO).
Didirikan pada 14 Oktober 1946 sebagai badan yang serupa yaitu International
Federation of National Standardizing (ISA) yang bubar pada 1942 (Suratman dan
Juhana, 2000).

2.2 Menggambar Garis


Menggambar garis merupakan kumpulan titik-titik yang jumlahnya tak
terhingga dan jarak antar titik itu sangat dekat. Garis hanya mempunyai satu
ukuran(dimensi), yaitu panjang. Karena garis berdimensi satu, maka suatu garis
digambarkan hanya sebagian saja dengan maksud tak terbatas(Garis tidak
memiliki ujung). Garis bisa dibuat secara tegas dan juga spontan. Garis tegas
dibuat menggunakan alat bantu sementara garis spontan digoreskan dengan tangan
langsung tanpa menggunakan bantuan alat. Sementara itu, ada juga yang disebut
dengan “ruas garis” yang merupakan suatu garis yang dibatasi oleh suatu titik di
dua ujungnya. Dua ruas garis atau lebih dari dua bisa memiliki hubungan yang
sama seperti garis, seperti paralel, perpotongan, atau kemiringan (Rahmad, 2017).
Garis memiliki fungsi untuk memberikan makna simbolik, memberikan
bentuk wujud atau sosok geometri dan memberikan batasan suatu objek atau
gambar. Dalam suatu bangun geometri, garis dan titik saling bersinggungan. Jika
titik-titik terletak pada satu garis yang lurus,dikatakan titik tersebut koliner. Dan
garis-garis yang melalui satu titik yang sama disebut konkuren (Rahmad, 2017).

2.2.1 Jenis Garis


Dalam gambar digunakan beberapa jenis garis yang masing-masing
memiliki arti dan penggunaannya sendiri. Oleh karena itu penggunaannya harus
sesuai dengan maksud dan tujuan. Dalam gambar juga ada beberapa jenis garis
dalam bentuk dan tebal sesuai penggunaannya (Wahyudi, 2013).
Garis memiliki bermacam jenis. Berikut ini berbagai macam garis dari
penggunaannya berdasarkan standar ISO (standar internasional) (Rahmad, 2017):
1. Garis tebal: garis ini berfungsi untuk membuar garis nyata serta digunakan
juga untuk membuat garis tepi. Ketebalan garis ini 0,7 mm.
2. Garis tipis (lurus atau lengkung): garis ini bisa digunakan untuk membuat
garis khayal suatu perpotongan atau tekukan. Garis ini juga digunakan untuk
membuat garis penunjuk atau bisa juga untuk garis arsir, garis nyata dari
penampang yang diputar di tempat atau digunakan untuk membuat garis
sumbu pendek. Ketebalan garis ini 0,3 mm.
3. Garis tipis bebas: Garis ini bisa untuk membuat garis batas suatu bagian yang
dipotong bila pemotongnya tidak tepat pada garis sumbu. Ketebalan garis ini
0,3 mm.
4. Garis tipis zig zag: Garis ini berfungsi sama dengan garis tipis bebas tetapi
lebih tepat digunakan untuk menggambar yang diproduksi dengan mesin.
Ketebalan garis ini juga sama 0,3 mm.
5. Garis gores tebal: garis ini digunakan untuk membuat garis nyata terhalang
dan garis tepi terhalang. Ketebalan garis ini 0,5 mm.
6. Garis gores tipis: garis ini juga digunakan untuk membuat garis nyata
terhalang dan garis tepi terhalang. Ketebalan garis ini 0,3 mm.
7. Garis gores titik tipis: Garis ini digunakan untuk membuat garis sumbu, garis
simetri dan lintasan.
8. Garis gores titik tipis yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan pada
belokannya: garis ini digunakan untuk membuat garis bidang potong.
Ketebalan garis ini 0,7 mm atau 0,3 mm.
9. Garis gores titik tebal: garis ini digunakan untuk membuat garis yang
menunjukkan permukaan yang akan mendapat pengerjaan tambahan.
Ketebalan garis ini 0.7 mm.
10. Garis gores titik ganda: garis ini digunakan membuat garis untuk benda yang
berdekatan, garis kedudukan benda yang bergerak, garis sistem, bentuk
semula sebelum ditekuk atau sebelum dibentuk, serta garis untuk
menunjukkan bagian benda yang berada di depan bidang potong. Garis ini
ketebalannya 0,3 mm.
Tabel 2.1 Jenis Garis
Jenis Garis Keterangan Contoh Penggunaan

A. Garis kontinu A1. Garis nyata


A2. Garis tepi

B. Garis tipis kontinu B1. Garis berpotongan khayal


B2. Garis ukur
B3. Garis proyeksi(bantu)
B4. Garis penunjuk
B5. Garis arsir
B6. Garis sumbu pndek
B7. Garis nyata dari penampang

C. Garis kontinu bebas C1. Garis batas dari suatu


potongan sebagian atau bagian
yang dipotong, bila batasnya
bukan garis bergores tipis.

(Sumber: Sato dan Hartanto, 1986)


Tabel 2.1 Jenis Garis (Lanjutan)
Jenis Garis Keterangan Contoh Penggunaan

D. Garis kontinu zig-zag D1. Memiliki fungsi yang sama


dengan C1

E. Garis gores tebal E1. Garis nyata terhalang


E2. Garis tepi terhalang

F. Garis gores tipis F1. Garis nyata terhalang


F2. Garis tepi terhalang

G. Garis gores titik tipis G1. Garis sumbu


G2. Garis simetri
G3. Lintasan

H. Garis gores titik tipis yang H1. Garis (bidang) potong


dipertebal pada ujung-
ujungnya dan pada
perubahan arah

J. Garis gores tebal J1. Garis penunjuk permukaan


yang harus mendapatkan
penanganan khusus

K. Garis gores titik ganda tipis K1. Bagian yang berdampingan


K2. Batas-batas kedudukan
benda yang bergerak
K3. Garis sistem (pada baja
profil)
K4. Bentuk semula sebelum
dibentuk
K5. Bagian benda yang berada
di depan bidang potong

(Sumber: Sato dan Hartanto, 1986)


2.3 Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial ialah suatu metode untuk memperlihatkan gambar benda
yang hampir mendekati bentuk dan ukuran yang sebenarnya secara tiga dimensi,
memalui pandangan tunggal. Gambar piktorial memperlihatkan wujud benda
melalui garesan garis-garis, sedangkan gambar ilustrasi teknik meliputi beraneka
gambar, baik gambar grafis dan juga gambar fotografis (Suratman dan Juhana,
2000).
Proyeksi piktorial digunakan juga untuk menyajikan ide-ide yang mudah
untuk dipahami oleh orang-orang bahkan tanpa pelatihan teknis dan pengetahuan
menggambar. Gambar piktorial menunjukkan beberapa tampilan dari suatu objek
dalam satu tampilan, seperti pandangan yang dapat dilihat oleh mata (Reddy,
2008).
Untuk menampilkan gambar tiga dimensi pada suatu bidang dua dimensi,
dapat dilakukan dengan beberapa cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar
(Wahyudi, 2013).
Ada beberapa jenis proyeksi, antara lain (Wahyudi, 2013):
1. Proyeksi isometri
2. Proyeksi dimetri
3. Proyeksi trimetri

2.3.1 Proyeksi Isometri


Untuk mengetahui apakah sebuah gambar diperlihatkan dalam bentuk
proyeksi isometri, perlu kita ketahui ciri dan syarat untuk membuat gambar
dengan proyeksi isometri. Ciri dari proyeksi isometri adalah sebagai berikut
(Wahyudi, 2013).
1. Ciri pada sumbu
a. Sumbu x dan y mempunyai sudut 30 derajat terhadap garis mendatar.
b. Sudut antara sumbu satu terhadap sumbu lainnya 120 derajat.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.1

Gambar 2.1 Proyeksi Isometri


(Sumber: Wahyudi, 2013)

2. Ciri pada ukuran


Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda
yang digambarkan (Wahyudi, 2013).

2.3.2 Proyeksi Dimetri


Proyeksi dimetri adalah proyeksi aksonometri dari suatu objek dimana dua
buah smbu memiliki sudut yang sama terhadap bidang proyeksi, sedangkan
sudutyang ketiga memiliki sudut yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
sudut yang lain terhadap bidang proyeksi (Prastio, 2017).
Proyeksi dimetri memiliki ketentuan sebagai berikut:(Wahyudi, 2013)
1. Sumbu utama memiliki sudut a= 7 derajat dan b= 40 derajat.
2. Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1:1, pada sumbu y = 1:2, dan
pada sumbu z = 1:1.
Gambar 2.2 menunjukkan sudut-sudut yang diterapkan diproyeksi dimetri

Gambar 2.2 Proyeksi Dimetri


(Sumber: Wahyudi, 2013)
2.3.3 Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri adalah proyeksi aksonometri dimana sudut pada ketiga
sumbu berbeda satu sama lain. Dengan kata lain,masing-masing sumbu serta garis
yang sejajar dengan sumbu tersebut memiliki perbedaan rasio perpendekan. Jika
sebuah objek digambar pada bidang dua dimensi dimana sudut dari ketiga sumbu
tersebut tidak ada yang kurang dari 90 derajat, sementara objek tidak digambar
dengan proyeksi isometri maupun dimetri, maka hasil proyeksi dari objek tersebut
adalah proyeksi trimetri (Prastio, 2017).

Gambar 2.3 Proyeksi Trimetri


(Sumber: Prastio, 2017)

Tabel 2.2 Sudut proyeksi dan skala perpendekan proyeksi trimetri


Sudut proyeksi Skala perpendekan
Cara proyeksi
α β Sumbu-X Sumbu-Y Sumbu-Z

20 10 64 83 97

30 15 65 86 92

Trimetri 30 20 72 83 89

35 25 77 85 83

45 15 65 92 86

(Sumber: Prastio, 2017)

2.4 Proyeksi Orthogonal


Proyeksi orthogonal merupakan suatu gambar proyeksi yang bidang
proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis
yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Pada
proyeksi orthogonal benda yang dipandang akan digambarkan pada bidang
proyeksi dengan bentuk dan dimensi yang sebenarnya. Sedangkan gambar yang
dihasilkan pada bidang proyeksi hanya menampilkan satu sisi saja, oleh karena itu
untuk mendapatkan gambar yang lengkap diambil beberapa bidang proyeksi,
kemudian dari beberapa gambar tersebut digabung menjadi satu (Wardono, 2019).
Gambar proyeksi orthogonal biasa dipergunakan untuk memberi suatu
informasi yang lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Agar mendapat
hasil yang demikian, benda diletakkan sedemikian rupa sehingga bidang-
bidangnya sejajar dengan bidang proyeksi vertical (Wardono, 2019).

2.4.1 Cara Proyeksi Orthogonal


Dalam gambar teknik terutama untuk menggambar benda kerja
dipergunakan proyeksi orthogonal, dimana garis-garis proyeksi dari pandangan
pengamat sejajar satu sama lain dan tegak lurus bidang proyeksi. Bagian atau sisi
benda yang digambar diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi (Wardono,
2019).
Proyeksi orthogonal dibagi menjadi dua cara, cara-cara tersebut adalah
sebagai berikut (Suparno, 2008):
1. Cara Eropa
Cara Eropa cara melihatnya dengan jalan bendanya diberi sinar secara tegak
lurus sehingga bayangannya diterima oleh bidang gambar. (Suparno, 2008)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.4 Cara Eropa


(Sumber: Suparno, 2008)
Dalam praktik sehari-hari apabila kita sudah dapat membaca/menguasai
gambar proyeksi cara Eropa, maka gambar yang digambarkan secara proyeksi
Amerika tetap dapat dibaca atau dimengerti, karena pada dasarnya sama saja.
Adapun ciri dari pada proyeksi Eropa adalah (Suparno, 2008) :
a. Gambar yang diperlukan hanya 3 macam pandangan.
b. Asal mula mendapatkan gambarnya dengan menarik garis dari setiap titik
benda jatuh kebelakang benda tadi secara tegak lurus,sehingga merupakan
bayangannya.
c. Bila dibuatkan alat peraga, bidang proyeksinya terbuat dari tiga buah
papan yang saling tegak lurus.
2. Cara Amerika
Cara Amerika cara melihatnya dari titik-titik benda ditarik ke mata kita secara
tegak lurus hingga memotong bidang gambar transparan. (Suparno, 2008)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.5 Cara Amerika


(Sumber: Suparno, 2008)

Seperti halnya pada proyeksi Eropa tampak pandangan depan merupakan


pandangan utama sedangkan pandangan sisi lain hanya melengkapi bila
diperlukan untuk menunjkkan bagian-bagian yang belum diwakili oleh tampak
depan. Tata letak gambar pandangan menurut proyeksi sudut ketiga atau amerika
adalah sebagai berikut (Wardono, 2019):
a. Gambar pandangan sisi kanan terletak di sebelah kanan pandangan depan.
b. Gambar pandangan sisi kiri terletak di sebelah kiri pandangan depan.
c. Gambar pandangan sisi atas terletak di sebelah atas pandangan depan.
d. Gambar pandangan sisi belakang terletak di sebelah kanan pandangan
kanan.
e. Gambar pandangan sisi bawah terletak di sebelah bawah padangan depan.
Tabel 2.3 Perbandingan Proyeksi Eropa dan Amerika
Proyeksi Eropa Proyeksi Amerika
1. Proyeksi Eropa bendanya dianggap a. Proyeksi Amerika bendanya
terletak pada kuadran pertama. dianggap terletak pada kuadran
ketiga.
2. Bendanya terletak diantara b. Bidang proyeksi terletak ditengah
pengamat dan bidang proyeksi. antara pengamat dan benda.

3. Benda terletak dekat pengamat c. Bidang proyeksinya seperti harus


(sebelum bidang proyeksi) maka selalu transparan karena benda
bidang proyeksi boleh transparan terletak setelah bidang proyeksi
atau tidak, tetapi kalau diletakkan dan pengamat.
dalam kotak, sisi-sisi kotaknya
harus transparan.
4. Gambar pandangan atau tampak d. Gambar pandanganatau tampak
yang berhubungan dengan sisi yang searah dengan sisi obyek
obyek gambar diletakkan atau benda yang digambar
berjauhan sehingga lebih sulit diletakkan berdekatan dan sejajar
untuk membacanya. sehingga lebih mudah untuk
membacanya.
(Sumber: Wardono, 2019)

2.5 AutoCAD
AutoCAD merupakan sebuah program atau aplikasi CAD (Computer
Aided Design) yang dibuat serta dikermbangkan oleh Autodesk. AutoCAD biasa
digunakan untuk mendesain maupun menggambar suatu rancangan baik itu dua
dimensi maupun tiga dimensi. Salah satu tujuan digunakannya AutoCAD adalah
untuk menghasilkan output rancangan yang mempunyai tingkat akurasi tinggi dan
dapat dirancang dalam waktu yang singkat (Yuniarti dan Elsha, 2018).

2.5.1 AutoCAD 2 DIMENSI


AutoCAD 2 DIMENSI merupakan suatu metode menggambar atau
mendesain menggunakan model 2D (2 Dimensi) dengan tujuan agar dapat
menghasilkan gambar yang memiliki kualitas atau output tinggi serta tingkat
akurasi yang tinggi dan proses pembuatannya yang singkat atau tidak memakan
banyak waktu (Wicaksono dan Sudarman, 2019)
2.5.2 AutoCAD 3 DIMENSI
AutoCAD 3 DIMENSI merupakan sebuat metode untuk mendesain dan
alat dokumentasi yang dikembangkan oleh Autodesk. AutoCAD 3D mendukung
untuk membuat gambar bangunan permodelan informasi (representasi digital dari
karakteristik fisik dan fungsional dari sebuah fasilitas) yang digunakan untuk
pemodelan, analisis, dan desain berbagai jenis proyek (Raji, dkk, 2017).

2.5.3 Interface AutoCAD


Tampilan antarmuka (interface) AutoCAD secara default adalah
workspace 2D Drafting & Annotation. Tetapi tampilan antarmuka AutoCAD bisa
dirubah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dalam penggambaran, terutama
untuk penggambaran atau permodelan 3D yang banyak membutuhkan perangkat
atau tools pendukung (Sastra, 2016).
Keterangan tampilan antarmuka (interface) adalah sebagai berikut:
1. Baris Judul (Title Bar): Pada baris ini bertuliskan nama program tersebut,
yaitu AutoCAD serta nama file yang sedang aktif pasa saat program dibuka.
2. Baris Status (Status Bar): berisi tentang informasi dari beberapa fungsi
khusus, seperti Snap, Grid, Ortho, Polar, Object Snap Tracking (O Track,
Dinamic input, Linewight, Model or Paper space, Workspace Switching dan
lainnya.
3. Area Gambar (Drawing Area): merupakan tempat untuk menampilkan
gambar dan melakukan penggambaran. Pada area gambar dilengkapi dengan
crosshair yang berfungsi untuk menempatkan koordinat pada layar.
4. Menu Browser: Berisi tentang fungsi-fungsi untuk menggunakan AutoCAD,
antara lain perintah untuk penggambaran, pengeditan, mengubah pengaturan,
menyimpan dan juga menampilkan file gambar.
5. Ribbon Panel: Berisi tombol-tombol untuk menggunakan perintah-perintah
pada AutoCAD yang dapat dipergunakan secara cepat. Pada Ribbon Panel,
semua perintah ditampilkan dalam bentuk simbol-simbol yang berada dalam
sebuah kotak.
6. Baris Perintah (Command Line): Berfungsi untuk memasukkan perintah-
perintah penggambaran dalam AutoCAD, seperti Line, Circle, Rectangle,
Polyline, dan sebagainya.
7. Tools Palettes: Berfungsi untuk menggunakan perintah dan membuat
kelengkapan gambar.

2.5.4 Perintah pada AutoCAD


Pada penggunaan AutoCAD perintah ketik sangatlah berguna, ada
beberapa keuntungan menggunakan perintah ketik, yaitu (Darmawan, 2009):
1. Perintah ketik ada pada semua versi AutoCAD.
2. Layar kerja ketika menggambar tidak penuh dengan tampilan ikon-ikon
perintah.
3. Pekerjaan akan lebih mudah meskipun menggunakan komputer atau laptop
yang berbeda karena tidak perlu mencari-cari ikon perintah.
Tabel 2.4 Perintah ketik
NAMA KODE
KETERANGAN
PERINTAH PERINTAH
Ortho F8 Untuk mengunci gerakan
LINE L Membuat Garis
RECTANGLE REC Membuat kotak
CIRCLE C Membuat lingkaran
ELLIPSE EL Membuat elips
POLYLINE PL Membuat garis menerus
POLYGON POLYGON Membuat segi banyak beraturan
COPY CP Meng-copy
MOVE M Memindahkan
ROTATE RO Memutar
ARRAY AR Memperbanyak
TRIM TR Memotong
FILLET F Menyambung/melengkungkan
REGION REG Menyatukan
EDIT POLYLINE PEDIT Menyatukan
(Sumber: Darmawan, 2009)
Tabel 2.4 Perintah ketik (Lanjutan)
NAMA KODE
KETERANGAN
PERINTAH PERINTAH
HATCH H Mengarsir
TEXT T Menulis
ZOOM ALL Z-A Zoom keseluruhan
SCALE SC Mengatur skala
EXTEND EX Memanjangkan
EXPLODE X Memecah
CHAMFER CHA Memangkas miring
OFFSET O Menggandakan dengan jarak
ERASER E Menghapus
EXTRUDE EXT Memberi ketebalan atau ruang
SUBSTRACT SU Mengurangi atau memberi bolongan benda 3D
UNION UNI Menggabungkan benda 3D
REVOLVE REV Membetuk benda 3D dengan memutar
(Sumber: Darmawan, 2009)

Anda mungkin juga menyukai