Jelaskan tentang
a. Perbedaan gambar dan gambar teknik
Gambar adalah suatu wadah yang digunakan untuk menuangkan ide-ide.
Gambar teknik adalah suatu wadah untuk menuangkan ide-ide dari
seorang engineer dengan syarat dan ketentuan yang sudah disepakati oleh
engineer tersebut
b. Fungsi gambar teknik
a. Media Penyampaian Informasi
Gambar sebagai media penyampai informasi dari engineer kepada
pembuat produk untuk membuat, memeriksa, merakit produk yang sesuai
dengan gambar.
b. Jenis-jenis garis
i. Garis Nyata
Garis nyata adalah garis yang menyatakan bagian yang tampak.
c. Fungsi garis
G.3 Lintasan
a. Pengertian
Proyeksi adalah cara memandang objek tiga dimensi yang disajikan
dalam bidang dua dimensi.
b. Jenis-jenis proyeksi
1. Proyeksi Tunggal
a. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri merupakan proyeksi dengan cara bidang-bidang
atau tepi-tepi dari benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi,
sehingga tiga bagian dari benda akan terlihat bersamaan dan
memberikan bentuk benda seperti sebenarnya. Proyeksi Aksonometri
terbagi sebagai berikut :
1) Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri memiliki ciri-ciri :
a) Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis
mendatar.
b) Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°
c) Ketiga sisinya memiliki ukuran yang sama
Penyajian Proyeksi Isometri
Penyajian gambar dengan proyeksi dapat isometri dapat beberapa
posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik dan horizontal.
2) Proyeksi Dimetri
Pada proyeksi dimetri skala perpendekan dua sisi dan dua sudut
dengan garis horizontal sama.
Gambar 2.5 (b) Proyeksi dimetri
3) Proyeksi Trimetri
Skala perpendekan dari tiga sisi dan tiga sudut tidak sama.
b. Proyeksi Miring
Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengen
garis-garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar
yang dihasilkan oleh cara proyeksi ini disebut proyeksi miring. Pada
proyeksi ini bedanya dapat diletakkan sesukanya, tetapi biasanya
pemukaan depan dari benda diletakkan sejajar dengan proyeksi
vertikal. Dengan demikian bentuk permukaan depan tergambar
seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada gambar proyeksi
ortogonal.
c. Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif adalah cara penggambaran suatu objek 3 dimensi
yang dilihat dari satu titik pandang.
1. Proyeksi Majemuk
1. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap garis proyeksi. Selain garis
proyeksinya tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga garis-garis
proyeksi tersebut sejajar satu sama lain.
i. Suaian longgar
Suaian longgar adalah suaian yang daerah toleransi lubang berada di
atas daerah toleransi poros.
Contoh : pompa dongkrak
Gambar 2.15 Pompa Dongkrak
ii. Suaian pas
Suaian pas adalah suaian yang daerah toleransi lubang sama dengan
daerah toleransi poros.
Contoh : shock breaker
Kebulatan
Keselindrisan
Ketirusan
Posisi
Konsentrasi dan
koaklisasi
Kesemitrisan
Rumus toleransi :
i = 0,45 3 D + 0,001 D
Proses produksi adalah suatu proses pengolahan bahan baku menjadi barang
setengah jadi/ barang jadi untuk meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis.
Energi + Teknologi
Informasi Modal
Manusia Material Mesin
Jenis Casting :
1. Permanent mold Casting
Jenis pengecoran ini, cetakannya dapat dipakai berulang kali ( terbuat logam
dan grafit ). Pengecoran ini dikhususkan untuk pengecoran logam non ferrous
dan paduan.
2. Centrifugal Casting
Prinsipnya dengan menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang berputar
dan akibat gaya centrifugal logam cair akan termampatkan sehingga diperoleh
benda kerja tanpa cacat. Biasanya digunakan untuk pengecoran plastik,
keramik, beton dan semua logam.
a. Invesment Casting
Proses pengecoran dengan pola tertanam dalam rangka cetak,
kemudian pola dihilangkan dengan cara pemanasan sehingga diperoleh
rongga cetak.
b. Die Casting
Proses ini mempergunakan tekanan dalam memasukkan logam cair ke
dalam rongga cetakan dan dengan dibawah tekanan dibiarkan
membeku.
c. Hot Chamber Die Casting
Pada proses ini, tungku pencair logam jadi satu dengan mesin cetak
dan silinder injeksi terendam logam cair.
d. Cold Chamber Die Casting
Pada mesin cetak ini, tungkunya terpisah dari mesinnya. Mesin
membutuhkan tekanan yang lebih besar untuk menutup cetakan dan
pengisian rongga cetakan.
e. Injection Molding
Tidak jauh berbeda dengan Die Casting, perbedaannya terletak pada
cara material diumpankan dan masuk ke rongga cetakan.
Contoh dari proses pengecoran antara lain yaitu blok mesin, karburator, dan
pelek.
Jenis Forming :
1. Rolling
Proses pembentukan yang dilakukan dengan cara menerapkan
penggilingan terhadap benda setengah jadi dengan bentuk penampang
seragam.
2. Forging
Proses pembentukan logam secara plastis dengan cara memberikan
gaya tekan terhadap benda yang akan dibentuk.
3. Deep drawing
Proses pembentukan plat lembaran menjadi benda mangkuk atau box
dengan alat bantu berupa punch dan dies forming tanpa terjadi
perubahan ketebalan material yang berarti.
4. Bending
Proses pembengkokan logam dengan cara pemberian deformasi plastis
terhadap sumbu linear dengan hanya sedikit atau hampir tidak
mengalami perubahan luas permukaan.
5. Blanking
Pengecilan penampang melintang dan pemanjangan batang dengan
timbulnya tegangan dengan diameter yang lebih kecil dan pengerjaan
yang kontinyu.
6. Wire drawing
Wire Drawing adalah penarikan bahan logam dengan tujuan
memperkecil penampangnya.
i. Penyambungan Permanen
Penyambungan permanen adalah penyambungan yang apabila dipisahkan
akan dapat merusak material utama dan material penyambung. Contoh:
penyambungan pada pengelasan, patri, solder, dan lain-lain.
Gambar ilustrasi alat dari metode -2 ini, dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 2.27 Proses Granulasi
Catatan:
Proses atomization ini, merupakan suatu cara yang cukup baik untuk membuat
serbuk dari logam yang bertitik didih relatif rendah, misalnya: Timah hitam,
Timah putih, Aluminium dan Seng (
Z n ). Proses atomisasi ini sering juga
disebut: granulasi
1. Perakitan manual
Perakitan yang dijalankan oleh manusia.
2. Perakitan otomatis
Perakitan yang dijalankan oleh mesin.
b. Surface Treatment
Merupakan suatu proses perlakuan panas pada permukaan benda kerja, tanpa
mengubah sifat mekaniknya secara keseluruhan, karena perubahan yang
dilakukan hanya pada bagian permukaan.
Flame Hardening
Flame Hardening ialah suatu proses perlakuan panas untuk merubah sifat
fisik suatu material dengan memberikan panas kepada permukaan benda
kerja.
b. Termosetting
Termosetting merupakan bahan polimer yang terbentuk dari rantai karbon
yang bercabang. Contohnya Bakelit dan Melamin.
Gambar 2.42 Rantai carbon Termosetting
c. Elastomer
Elastomer merupakan bahan polimer yang terbentuk dari rantai yang
berbentuk jala. Contohnya karet alam.
a. Proses Konvensional
Proses konvensional adalah proses untuk mengubah suatu produk dengan
menggunakan pahat potong dalam proses pemotongan logam.
i. Proses Bubut
Gambar 2.59 Proses Bubut
b. Abrasif
1) Gerinda
Proses gerinda adalah proses pemesinan yang menggunakan mesin gerinda
dengan pahat yang berupa batu gerinda berbentuk piringan yang dibuat dari
campuran serbuk abrasif dan bahan pengikat dengan komposisi dan struktur
tertentu. Proses gerinda diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Proses bubut
Pengertian
Mesin bubut adalah suatu proses permesinan yang dapat digunakan
untuk memproduksi material berbentuk konis atau silindrik.
Elemen dasar
1.Kecepatan potong (Cutting speed )
.d.n
Vc = 1000 ; m/min
2
Z = A .V ; A = f . a ; mm
3
Z = f . a . Vc ; cm /min
b. Proses freis
Pengertian
Proses freis adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat
potong dengan mata potong jamak yang berputar.
Proses freis adalah suatu proses permesinan yang digunakan untuk
membuat produk dengan bentuk prismatik, spie dan roda gigi.
Mesin freis merupakan mesin yang paling mampu melakukan
banyak kerja dari semua mesin perkakas.Pahat freis mempunyai
jumlah mata potong banyak (jamak)sama dengan jumlah gigi
freis.Pada mesin freis pahat bergerak rotasi dan benda kerja
bergerak translasi.
Elemen dasar
1. Kecepatan potong
π .d.n
v = 1000 ; m/min
fz = Vf / (z n) ; mm/(gigi)
3. Waktu pemotongan
tc = lt / Vf ; min
dimana : lt = lv + lw + ln ; mm,
dimana :
lw = panjang pemotongan ; mm
lv = panjang mula-mula ; mm
ln = panjang pengakhiran ; mm
V f .a.w
Z = 1000 ; cm3 /min
Gambar mesin freis dan penjelasan
Keterangan:
b. Menfrais Sudut
c. Menfrais Alur
Bentuk atau ukuran pisau frais yang digunakan untuk menfrais alur adalah
tergantung dari bentuk alur itu, dalam hal ini kita dapat menggunakan
segala alur.
d. Menfrais Alur T
c. proses sekrap
Pengertian
Proses sekrap hampir sama dengan proses membubut, tapi gerak
potongnya tidak merupakan gerak rotasi melainkan gerak translasi yang
dilakukan oleh pahat (pada mesin sekrap) atau oleh benda kerja (pada
mesin sekrap meja) dengan arah gerak tegak lurus. Benda kerja
dipasang pada meja dan pahat (mirip dengan pahat bubut) dipasangkan
pada pemegangnya.
Elemen dasar
Perhitungan elemen dasar dalam proses menyekrap adalah :
1. Kecepatan potong rata-rata :
n p . l t (1+ Rs )
=
v 2 .1000 ; m / min
2. Kecepatan makan
Vf = f . np ; mm / min
3. Kecepatan menghasilkan geram :
Z = A .V ; cm3/min
dengan
A= f.a=h.b
4. Waktu pemotongan :
tc = w / Vf ; min
2. Proses penyekrapan
Proses penyekrapan dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut
penjelasannya:
a. Penyekrapan datar
Penyekrapan bidang rata adalah penyekrapan benda kerja agar
menghasilkan permukaan yang rata. Penyekrapan bidang rata dapat
dilakukan dengan cara mendatar ( horizontal) dan cara tegak
( vertikal ). Pada penyekrapan arah mendatar yang bergerak adalah
benda kerja atau meja kea rah kiri kanan. Pahat melakukan langkah
penyayatan dan ketebalan diatur dengan menggeser eretan pahat.
b. Penyekrapan tegak
Pengaturan ketebalan dilakukan dengan menggeser meja. Phat harus
diatur sedemikian rupa ( menyudut ) sehigga hanya bagian ujung saja
yang menyayat dan bagian sisi dalam keadaan bebas. Tebal pemakanan
diatur tipis ± 50 mm. langkah kerja penyekrapan tegak sesuai dengan
penyekrapan yang datar.
c. Penyekrapan menyudut
Penyekrapan bidang menyudut adalah penyekrapan benda kerja agar
menghasilkan permukaan yang mirig/sudut. Pada penyekrapan ini yang
bergerak adalah eretan pahat maju mundur. Pengaturan ketebalan
dilakukan dengan memutar eretan pahat sesuai dengan kebutuhan sudut
pemakanan.
d. Penyekrapan alur
Menurut alur penyekrapan, mesin sekrap dapat di gunakan untuk
membuat alur:
1. Alur terus luar.
2. Alur terus dalam
3. Alur terus buntu
4. Alur terus tembus
d. Proses gurdi
Pengertian
Proses gurdi merupakan proses pembuatan lubang atau memperbesar lubang
pada sebuah objek dengan diameter tertentu. Pahat gurdi mempunyai dua
mata potong dan melakukan gerak potong berupa rotasidan translasi,
sedangkan benda kerja dalam keadaan diam. Gerak makan dapat dipilih bila
mesin gurdi mempunyai sistem gerak makan dengan tenaga motor (power
feeding). Mesin gurdi terdiri dari beberapa jenis diantaranya mesin gurdi
drillpress dan mesin gurdi radial.Proses menggurdi dapat dilakukan pada
mesin bubut dimana benda kerja diputar oleh pencekam poros utama dan
gerak makan dilakukan oleh mata pahat gurdi yang dipasang pada arbor.
Elemen dasar
1. Kecepatan potong :
π .d.n
v = 1000 ; m/min
3. Kedalaman potong:
a = d/2 ; mm
4. Waktu pemotongan:
tc = lt / V f ; min
dimana:
l t = lv + lw + ln ; mm
ln = (d/2) tan Kr ; mm
2
π .d .V f
Z = 4.1000 ; cm3/m
Keterangan:
a. Drilling head sebagai kepala drilling tempat gear box
b. Spindle merupakan lubang tempat memasang pencekam
c. Arm merupakan lengan untuk mengatur center pahat pada benda
kerja
d. Base merupakan dasar mesin
e. Table merupakan meja meletakkan benda kerja
f. Handle feeding merupakan handle untuk megatur kecepatan makan
Pahat adalah sesuatu yang digunakan untuk memotong. Pahat berfungsi untuk
pemotongan material dalam proses pemesinan. Selain itu pahat berfungsi
sebagai pembentuk dari geometri benda kerja yang diinginkan, pahat
dibedakan atas tiga pokok yaitu : elemen, bidang aktif, dan mata potong pahat,
sehingga secara lebih rinci bagian-bagiannya dapat didefenisikan. Dengan
mengetahui defenisinya maka berbagai jenis pahat yang digunakan dalam
proses pemesinan dapat dikenal dengan lebih baik.
1. Badan (body)
Bagian pahat yang dibentuk menjadi mata potong atau tempat untuk sisipan
pahat (dari karbida atau keramik).
5. Dasar (base)
Bidang rata pada pemegang untuk meletakkan pahat sehingga mempermudah
proses pembuatan, pengukuran maupun pengasahan pahat.
Permukaan transien benda kerja akan terpotong akibat gerakan pahat relatif
terhadap benda kerja. Karena adanya gaya pemotongan sebagianbidang utama
akan terdeformasi sehingga bergesekan dengan permukaan transienbenda
kerja.
Mata potong utama bertemu dengan mata potong bantu pada pojok pahat
(tool corner). Untuk memperkuat pahat maka pojok pahat dibuat
melingkar dengan jari-jari tertentu, yaitu :
r= radius pojok (corner radius/nose radius) ; mm
1. Kekerasan yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja tidak saja pada
temperatur ruang melainkan juga pada temperatur tinggi atau memiliki hot
hardness yang tinggi pada saat proses pembentukan geram berlangsung.
2. Keuletan yang cukup besar untuk menahan beban kejut yang terjadi
sewaktu pemesinan dengan interupsi maupun sewaktu memotong benda kerja
yang mengandung partikel/bagian yang keras (hard spot).
3. Ketahanan beban kejut termal; diperlukan bila terjadi perubahan
temperatur yang cukup besar secara berkala / periodik.
4. Sifat adhesi yang rendah; untuk mengurangi afinitas benda kerja terhadap
pahat, mengurangi laju keausan ,serta penurunan gaya potong.
5. Daya larut elemen/komponen material pahat yang rendah, dibutuhkan
untuk memperkecil laju keausan akibat mekanisme difusi
dan persentase unsur lain yang rendah (Mn, W, Cr) serta memiliki kekerasan
permukaan yang sangat tinggi. Baja karbon ini bisa digunakan untuk kecepatan
jenis ini hanya dapat memotong logam yang lunak ataupun kayu. Karena
harganya yang relatif murah maka sering digunakan untuk tap (untuk membuat
ulir).
Keuntungannya :
Pengaruh unsur tersebut pada unsur dasar besi (Fe) dan karbon (C) adalah
sebagai berikut :
b. Chromium (Cr)
Menaikkan hardenability dan hot hardness.Crom merupakan elemen
pembentuk karbida akan tetapi Cr menaikkan sensitivitas terhadap over
heating.
c. Vanadium (V)
Menurunkan sensitiviitas terhadap over heating serta menghaluskan
besar butir. Juga merupakan elemen pembentuk karbida.
d. Molybdenum (Mo)
Mempunyai efek yang sama seperti W, akan tetapi lebih terasa ( 2% W, dapat
digantikan oleh 1% Mo). Selain itu Mo – HSS lebih liat, sehingga mampu
menahan beban kejut. Kejelekannya adalah lebih sensilif terhadap over heating
(hangusnya ujung – ujung yang runcing sewaktu dilakukan proses Heat
treatment.
e. Cobalt (Co)
Bukan elemen pembentuk karbida. Ditambahkan dalam HSS untuk menaikkan
Hot hardness dan tahanan keausan. Besar butir menjadi lebih halus sehingga
ujung – ujung yang runcing tetap terpelihara selama heat treatment pada
temperatur tinggi.
1. HSS Konvesional
a. Molybdenum HSS : standar AISI(American Iron and Stell Institute)
M1;M2; M7; M10.
b. Tungsten HSS : standar AISI T1; T2
2. HSS Special
3. Cobalt Added HSS : standar AISI M33; M36; T4; T5 dan T6.
4. High VanadiumHSS : standar AISI M3-1; M3 – 2; M4 ;T15.
5. High Hardness Co. HSS :standar AISI M42; M43;M44 ;M45;M 46.
a. Cast HSS.
b. Powdered HSS
c. Coated HSS.
pilihan dimana karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai Hardness dan Wear
100 m/min.
Gambar 2.102 Pahat Cast Non Ferrous Alloys
Jenis pahat ini dibuat dalam bentuk toolbit (sisipan). Paduan Nonferro terdiri
a. Co sebagai pelarut
b. Cr membentuk karbida
c. Wolfram pembentuk karbida
d. C1%
4. Karbida
Merupakan pahat yang dibuat dengan cara menyinter serbuk karbida (Nitrida &
Oksida) dengan bahan pengikat yang umum yaitu Cobalt. Semakin besar
keuletannya membaik serta memiliki modulus elastisitas dan berat jenis yang
tinggi. Karbida mempunya Vc= 100-300 m/min, bahan penyusun karbida ini
Grad)
b. Karbida tungsten paduan
Untuk memotong baja (Steel Cutting Grade)
7. Intan
Intan mempunya Vc sampai dengan 1300 m/min.Intan merupakan pahat
potong yang sangat keras yang merupakan hasilprosescentering serbuk
intan tiruan dengan bahan pengikat Co (5%-10%). Hot hardeness yang
sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini
ditentukan oleh besar butir intan serta persentase dankomposisi material
pengikat.Karena intan pada temperatur tinggi mudah berubah menjadi
grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi, maka pahat intan tidak bisa
digunakan untuk memotong bahan yang mengandung besi.
Ketahanan terhadap
2 Tidak baik Baik
suhu tinggi
Vc = 80 - 120
5 Kecepatan potong Vc = 10-20 m/min
mm/min
Tn = Umur Pahat
f = Gerak Makan
a = Kedalaman Potong
Keausan pada pahat sering kali terjadi karena adanya keausan secara
bertahap membesar pada bidang aktif pahat.
Berikut macam-macam keausan pahat berdasarkan tempat terjadinya:
1. Keausan kawah (crater wear) - Terjadi pada bidang geram.
2. Keausan tepi (flank wear) - Terjadi pada mata potong utama
3. Keausan ujung - Disebabkan karena kedalaman makan yang
berlebihan.
2. Proses Kimia
a. Benda kerja yang baru saja terpotong sangat kimiawi aktif sehingga
memudahkan reaksi yang mengakibatkan derajat penyatuan (afinitas)
berkurang pada bidang geram pahat.
b. Hal di atas menjadi penyebab terjadinya keausan kawah pada bidang
geram.
3. Proses Adhesi
a. Pada tekanan dan temperatur yang cukup tinggi, terjadi penempelan
material benda kerja pada bidang geram dikenal dengan BUE (Build Up
Edge). BUE adalah timbulnya mata potong yang baru karena
penumpukan geram pada mata potong pahat.
b. BUE sangat dinamis, sangat tergantung pada kecepatan potong.
c. Proses pertumbuhan dan pengelupasan BUE secara periodik
memperpendek umur pahat.
d. BUE yang stabil akan memperpanjang umur pahat.
4. Proses Difusi
a. Perpindahan atom metal dari daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah karena material pengikat melamah pada temperatur yang tinggi.
b. Pada HSS , atom Fe dan C terdifusi sehingga Fe3C terkelupas
c. Pada pahat karbida Co sebagai pengikat karbida terdifusi
d. Penyebab keausahan kawah
5. Proses Oksidasi
Karena temperatur tinggi maka karbida akan teroksidasi (bereaksi dengan
oksigen) sehingga struktur pahat melemah dan tidak tahan deformasi akibat
gaya potong. Kelelahan
6. Deformasi Plastis
10. Jelaskan teori pembentukan geram berdasarkan teori lama dan teori
baru
2. Dibanjirkan (flooding)
Sistem pendingin yang terdiri atas pompa, saluran, nozel dan tangki, dimiliki
oleh hampir semua mesin perkakas. Satu atau beberapa nozel dengan selang
fleksibel diatur sehingga fluida pendingin disemprotkan pada bidang aktif
pemotongan.
-Keseragaman pendinginan harus diusahakan dan bila perlu dapat dibuat nozel
khusus seperti Gambar berikut ini.
Gambar 2.118 Pemakaian Coolantdengan Menggunakan Nozel
4. Dikabutkan (mist)
Fluida pendingin disemprotkan berupa kabut. Partikel cairan sintetik, semi–
sintetik atau emulsi disemprotkan melalui aspirator yang bekerja dengan prinsip
seperti semprotan nyamuk. Cairan dalam tabung akannaik melalui pipa
berdiameter kecil karena daya vakum akibat aliranudara diujung atas pipa dan
menjadi kabut yang menyemprot keluar. Selang yang pertama membawa udara
tekan dan yang kedua membawa cairan dari tabung yang diberi tekanan.
Pengabut ini berukuran kecil dan mudah dibuat dan dipasangkan pada bench
drilling/milling machines menggantikan cara manual. Pemakaian cairan dengan
cara dikabutkan dimaksudkan untuk memanfaatkan daya pendinginan karena
penguapan. Pendingin jenis minyak jarang dikabutkan (karena masalah asap)
kecuali dalam penggerindaan pahat karbida misalnya pada pembuatan alur
pematah geram (chip breaker) dengan batu gerinda intan. Karena kabut tidak
dapat masuk ke dalam lubang yang realatif dalam, maka teknik pegabutan ini
jarang dipakai dalam proses gurdi (drilling).
Gambar 2.120 ressure Feed Aspirator, Alat Pengabut Fluida Pendingin
2.8.2 Tapping
Pada prinsipnya tap digunakan untuk memproduksi dengan tangan pada ulir
sebelah dalam. Perkakas tap itu sendiri adalah benda yang dikeraskan dari baja
karbon atau baja paduan yang mirip baut dengan pemotongan galur sepanjang
sisinya untuk memberikan mata potong.
Prosedur Mengetap :
1. Sebelum mengetap harus dibuat lubang dengan mesin gurdi pada diameter
tap.
2. Tap harus berada pada sudut 900 terhadap bidang kerja,kelebihangaya yang
tidak diingini akan mengakibatkan tap patah.
3. Tempatkan tap konis kedalam lubang tegak lurus pada bidang kerja. Mulailah
memutar pelan-pelan dengan mendesak tap menggunakan telapak tangan.
4. Mengetap dilakukan dengan menekan sambil memutar setengah putaran
searah jarum jam dan diikuti dengan pembalikan putaran seperempat putaran
untuk memutuskan geram-geram hasil pengetapan.
5. Teruskan pengetapan sampai dengan kedalaman yang diinginkan, setelah itu
tukar pahat tap dengan jenis tap berikutnya dan ulangi pekerjaan seperti prosedur
sebelumnya.
Gambar 2.124 Pahat Tapping