Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 3 – GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF

Kelas / Semester :X/1

Materi Pokok : Garis, huruf, angka, dan etiket dalam gabar teknik

Kompetensi Dasar :

3.2 Memahami garis-garis gambar teknik sesuai bentuk dan fungsi garis

3.3 Memahami huruf, angka, dan etiket gambar teknik

4.2 Membedakan garis-garis gambar teknik sesuai bentuk dan fungsi garis

4.3 Menyajikan huruf, angka, dan etiket gambar teknik

Indikator :

1. Menjelaskan cara memilih peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan


fungsi dan cara penggunaan.
2. Mengetahui cara menggunakan peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai
fungsi dan prosedur penggunaan.

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis dan penggunaan garis pada gambar
teknik sesuai bentuk dan fungsi garis.
2. Peserta didik dapat menjelaskan huruf, angka, dan etiket dalam gambar teknik.
3. Peserta didik dapat mendeskripsikan bentuk dan ukuran huruf dan angka gambar
teknik.
GARIS, HURUF, ANGKA, DAN ETIKET DALAM GABAR TEKNIK

A. Garis Gambar
Dalam gambar teknik digunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing
mempunyai arti dan kegunaan sendiri-sendiri. Beberapa jenis garis, ketebalan dan
contoh penggunaannya menurut ISO 128-1982 ditunjukkan pada Tabel 1 di
bawah.

Tabel 1. Jenis garis gambar dan penggunaanya

Tebal Jenis garis Keterangan Contoh penggunaan

1. Garis gambar (nyata/benda)


0,7 Garis tebal
2. Garis tepi

1. Garis khayal suatu perpotongan


atau tekukan
2. Garis ukuran
3. Garis (bantu) proyeksi
Garis tipis
0,35 (lurus atau 4. Garis penunjuk
lengkung)
5. Garis arsir
6. Garis nyata dari penampang
yang diputar di tempat
7. Garis sumbu pendek

1. Garis batas dari suatu bagian


Garis tipis
0,35 yang dipotong bila
bebas pemotongannya tidak tepat pada
garis sumbu

1. Sama dengan C1, lebih tepat


0,35 Garis tipis zig-
untuk gambar yang diproduksi
zag
dengan mesin

Garis gores 1. Garis nyata/benda terhalang


0,5
tebal 2. Garis tepi terhalang

Garis gores 1. Garis nyata/benda terhalang


0,35
tipis 2. Garis tepi terhalang
Tebal Jenis garis Keterangan Contoh penggunaan

1. Garis sumbu
0,35 Garis gores
2. Garis simetri
titik tipis
3. Lintasan

Garis gores
titik tipis yang
0,7/ dipertebal
pada ujung- 1. Garis (bidang) potong
0,35 ujungnya dan
pada
belokannya

1. Garis untuk menunjukkan


0,7 Garis gores
permuka-an yang akan mendapat
titik tebal
pengerjaan tambahan

1. Garis untuk benda yang


berdekatan
2. Garis batas kedudukan benda
yang bergerak
0,35 Garis gores
3. Garis sistem (pada baja profil)
titik ganda
4. Bentuk semula sebelum
dibentuk (ditekuk)
5. Bagian benda yang berada di
depan bidang potong

* Meskipun kedua jenis garis (E dan F) penggunaannya sama, tetapi pemakaian dalam
satu lembar gambar harus dipilih salah satu saja (tidak dicampur)

Dalam suatu gambar, kadang-kadang ditemukan ada dua atau lebih garis
yang saling berimpit, padahal garis-garis itu berbeda jenisnya. Untuk menentukan
jenis garis mana yang dimunculkan dan garis mana yang dihilangkan (ditutupi),
dapat digunakan urutan prioritas sebagai berikut:
1. Garis nyata (garis tebal, jenis A)
2. Garis nyata yang terhalang (garis gores tipis, jenis F)
3. Garis bidang potong (garis gores titik tipis yang dipertebal pada ujung-
ujungnya dan pada belokannya, jenis H)
4. Garis sumbu (garis gores titik, jenis G)
5. Garis bantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis, jenis B)
Tebal garis dalam standar ISO diambil berbanding, dimulai dari yang paling
tipis, yaitu: 0,13; 0,18; 0,25; 0,5; 0,7; 1,0; 1,4 dan 2,0 dalam satuan mm. Macam-
macam tebal garis yang dikelompokkan menurut tebal pasangannya (tebal,
sedang dan tipis) seperti ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah.

Tabel 2. Pengelompokan Tebal Garis


Kelompok Tebal Sedang Tipis Ukuran kertas
yang sesuai
Tebal garis (A dan G) (D) (B,C,E, F, H)

0,25 0,25 0,18 0,13 A5


0,35 0,35 0,25 0,18 A4-A2
0,5* 0,5 0,35 0,25 A4-A1
0,7* 0,7 0,5 0,35 A4-A0
1,0 1,0 0,7 0,5 A3-A0
1,4 1,4 1,0 0,7 A3-A0
2,0 2,0 1,4 1,0 A2-A0

*) Kelompok dengan pasangan (0,7; 0,5; 0,35) dan (0,5; 0,35; 0,25) adalah tebal
garis yang banyak dipakai dalam menggambar teknik mesin.

Pada umumnya tebal garis tebal adalah 0,5 atau 0,7 mm. Jarak minimum
antara garis-garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar termasuk garis arsir,
tidak boleh kurang dari tiga kali tebal garis yang paling tebal pada suatu gambar.
Dianjurkan agar ruang antara garis tidak kurang dari 0,7 mm.

Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan, atau bertemu, harus
diperlihatkan secara jelas titik pertemuannya atau titik perpotongannya, seperti
terlihat pada Gambar 1. Panjang garis gores dan jarak antaranya pada satu
gambar harus sama. Panjang ruang antara harus cukup pendek dan jangan terlalu
panjang.
Gambar 1. Garis gores dan garis bertitik

Gambar 2. Contoh penggunaan garis

B. Huruf dan Angka


Dalam gambar huruf, angka dan lambang-lambang dipergunakan untuk
memberi ukuran-ukuran, catatan, judul dan sebagainya, di samping gambar itu
sendiri.
Syarat-syarat yang diperlukan untuk huruf dan angka pada gambar teknik
adalah:
 Jelas
 Seragam, dan
 Dapat dibuat microfilm, atau cara reproduksi yang lain.
Oleh karena itu huruf dan angka harus ditulis dengan dengan cermat dan
jelas, supaya tidak menimbulkan salah baca. Angka-angka harus dapat dibedakan
dengan jelas, supaya tidak menimbulkan keraguan di antar pembaca gambar.
Bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Dalam ISO 3098/1-1974
diberikan contoh huruf dan angka sebagai panduan. Salah satu berupa huruf
miring (15o) Gambar 3, sementara yang lainnya berupa huruf tegak Gambar 4.

Gambar 3. Bentuk huruf ISO (miring)

Gambar 4. Bentuk huruf ISO (tegak)


Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Tinggi h (tinggi huruf
besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Perbandingan
yang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang
minimum antara garis dasar, dan jarak-jarak lainnya diberikan pada Tabel 3.

Tabel 5. Perbandingan huruf

Huruf tipe A (d= h/14)

Sifat Ukuran dalam mm

Tinggi huruf besar (h) 2,5 3,5 5 7 10 14 20


Tinggi huruf kecil (c) - 2,5 3,5 5 7 10 14

Jarak antara huruf (a) 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8


Jarak min. antara baris (b) 3,5 5 7 10 14 20 28
Jarak min. antara kata (e) 1,05 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4

Tebal garis huruf (d) 0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4

Huruf tipe B (d= h/10)

Sifat Ukuran dalam mm

Tinggi huruf besar (h) 2,5 3,5 5 7 10 14 20


Tinggi huruf kecil (c) - 2,5 3,5 5 7 10 14

Jarak antara huruf (a) 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4


Jarak min. antara baris (b) 3,5 5 7 10 14 20 28
Jarak min. antara kata (e) 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2

Tebal garis huruf (d) 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2


C. Kepala Gambar

Kepala Gambar (Etiket) ditempatkan dalam ruang gambar di sudut kanan


bawah. Keterangan yang dicantumkan dalam kepala gambar harus merupakan
keterangan yang secara umum menunjukkan isi gambar, yaitu meliputi hal-hal
sebagai berikut:
 Judul/nama gambar
 Nomor gambar
 Nama instansi/perusahaan
 Skala gambar
 Nama yang menggambar, yang memeriksa, dan yang mengesahkan atau
menyetujui.
 Cara proyeksi yang digunakan, dan
 Keterangan lainnya sesuai keperluan.
Dibawah ini disajikan contoh bentuk kepala gambar yang biasa digunakan di
lingkungan pendidikan teknik, khususnya pendidikan teknik mesin dan otomotif.
Bentuk kepala gambar tersebut tidak bersifat mengikat untuk selalu digunakan
dalam setiap gambar. Boleh saja digunakan bentuk lain, asalkan hal-hal prinsip
yang disebutkan di atas tercantum di dalamnya. Bisa juga menggunakan bentuk
yang sudah dibakukan dalam perusahaan.

Gambar di bawah ini beberapa contoh gambar etiket atau kepala gambar:

Anda mungkin juga menyukai