Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Peradaban Islam dan Islam
Nusantara

Dosen Pengampu Dr. Abdul Wadud Nafis, Lc., MEI

Disusun Oleh :

Marcelia Eka Pradita

(211105030027)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkembangan Islam di
Spanyol” ini dengan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Peradaban Islam dan Islam Nusantara. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang perkembangan Islam di Spanyol bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
berkontribusi dalam penulisan makalah ini. Terutama Bapak Dosen yang telah memberikan tugas
ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang
kami tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 9 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
................................................................................................................................................................
ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii

BAB I......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan..........................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3

2.1 Perkembangan Islam di Spanyol......................................................................................................3

2.2 Dinamika Politik di Spanyol............................................................................................................6

2.3 Dinamika Intelektual di Spanyol......................................................................................................13

BAB III...................................................................................................................................................22

KESIMPULAN .....................................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................22

3.2 Saran.................................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Andalus yang sekarang bernama Spanyol, Adalah sebutan bagi Ibeia Periode Islam,
Sebuatan itu berasal dari kata Vaadalusia, yang berarti negeri bangsa Vandal, Karena Bagian
selatan Semenanjung Itu Pernah Diikuasai bangsa Vandal sebelum Mereka Diusir Oleh
Bangsa Gothia Barat Pada Abad V Masehi. Bani Umayyah merebut semenanjung ini dari
bangsa Gothia Barat Pada Zaman Khalifah Al Walid 99705-715 M), Salah seorang khalifah
dari bani Umayyah yang berpusat di damaskus.1
Sebelum Kehadiran Umat Islam, daerah Ieria merupakan kerajaan Hispania yang
dikuasai oleh orang Kristen Visigoth. Pada tahun 711 M, Pasukan Umayyah yang sebagian
besar merupakan bangsa Moor dari Afrika Barat Laut, Menyerbu Hispania dipimpin jenderal
Tariq bin Ziyad, dan dibawah Perintah dari Kekhalifahan Umayyah Damaskus. Kehadiran
Orang Orang Islam di spanyol merupakan awal munculnya islam dibenua Eropa karena
Spanyol merupakan pintu gerbang bagi benua tersebut.
Spanyol adalah sebuah Negara yang pernah ditaklukkan oleh islam untuk
mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam Masuk Kenegeri Spanyol,
negeri ini banyak mengalami peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan
Islam, Karena Spanyol didukung di negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang
cukup tinggi sehingga meghasilkan para pemikir hebat. Spenyol mengalami perkembangan
pesat dari kebudayaan dan peendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama
dan sastra, Kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal.
Spanyol merupaka tempat paling strategis bagi Eropa pada waktu itu untuk menggali
peradaban islam yang tak tertandingi baik dalam bentuk hubungan politik, social, maupun
perekonomian dan peradaban antar agama. Orang-Orang Eropa menjadi saksi sejarah bahwa
spanyol dibawah panji Islam jauh meninggalkan Negara-negara tetangganya di Eropa
terutama di bidang pemikiran, sains, dan peradaban.2

1
Siti Maryam et.al, Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: LESFI, 2012), 79.
2
Philip K. Hitti, History of The Arabs (London: Macmilan Press LTD,1974), h. 526-530.

iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Islam di Spanyol?
2. Bagaimana Dinamikan Politik Islam di Spanyol?
3. Bagaimana Dinamika Intelektual Islam di Spanyol?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Memahami Bagaimana Perkembangan Islam di Spanyol?
2. Memahami Dinamika Politik Islam di Spanyol?
3. Memahami Dinamika Intelektual Islam di Spanyol?

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Islam di Spanyol

Sejak pertama kali datang ke Spanyol Kerajaan Islam Tellah Memainkan Peran yang
sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah yang panjang yang
telat dilalui oleh umat Islam di Spanyol dapat dibagi menjadi enam periode yaitu :

a. Periode Pertama (711-755M)


Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintah para wali yang diangkat oleh
Khalifah Bani Umaayah yang berpussat di Damaskus. Pada Periode Ini Stabilitas politik
negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan- gangguan masih terjadi, baik
datang dai dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam diantaranya berupa perselisihaan di
antara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat
perbedaan pandangan antara Khalifah di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara yang bepusat
di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa, merekalah yang paling berhak menguasai
daerah spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian Wali (Gubernur)
Spanyol dalam waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik ini menyebabkan
sering terjadi perang saudara.

Gangguan dar luar datang dari sisa sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat
tinggal di daerah daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintah
Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya
mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol.

Karena seringnya terjadi konflik internal dan menghadapi musuh dari luar, maka
dalam periode ini Islam Spanyol belum memulai pembangunan dibidang peradaban dan
kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman al-Dakhil keSpanyol
padda 138H/755M.3

3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 94.

vi
b. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan,
baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abd Al-Rahman Al-Dakhil
mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol. Hisyam
dikenal berjasa dalam penegakan hukum Islam dan Hakam dikenal sebagai pembaharu
dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memperkasai tentara bayaran di Spanyol.
Sedangkan Abd Al-Rahman Al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan
abad ke-9, stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang
mencari Kesyahidan. Namun, Gereja Kristen lainnya diseluruh Spanyol tidak menaruh
simpati pada gerakan itu, karena pemerintah Islam mengembangkan kebebasan
beragama. Penduduk Kristen diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan
hukum Kristen.4
c. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd AlRahman III yang
bergelar “An-Nasir sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan
sebutan Muluk al-Thawaif. Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak
kemajuan dan kejayaan, menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd
AlRahman Al- Nashir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki
koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dari pendiri
perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.5
Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayah di Spanyol adalah ketika Hisyam
naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual berada pada
tangan para penjabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi’ Amir sebagai
pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil
menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan
menyingkirkan saingan-saingan dan rekan-rekannya. Atas keberhasilannya, ia mendapat
gelar Al-Manshur Billah. Ia wafat pada tahun 1002M dan digantikan oleh anaknya Al-
Muzaffar, yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 96.
5
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 97.

vii
wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi
jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan
dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun 1009 M khalifah mengundurkan diri.
Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup
memperbaiki keadaan. Akhirnya, pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah
Cordova menghapuskan jabatan Khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah terpecah dalam
banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.6
d. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan yang berpusat di suatu kota seperti Seville,
Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di
Seville. Pada peroide ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern.
Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang
meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang
menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada
periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun, kehidupan politik tidak
stabil, namun, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana
mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungandari suatu istana
ke istana lain.
e. Periode Kelima (1086-1248M)
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-
1143 M) dan dinasti Muwahiddun (1146- 1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya
adalah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Ia masuk
ke Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam pada saat itu yang tengah memikul
beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan orang-orang
Kristen. Ia dan tentaranya masuk ke Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil
mengalahkan pasukan Castilla. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin
adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir dan
digantikan dengan dinasti Muwahiddun, pada tahun 1146 M penguasa dinasti
6
W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990),
217-218.

viii
Muwahiddun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini. Dinasti ini datang ke
Spanyol di bawah pimpinan Abd Al Mun’im. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota
muslim penting, Cordova, Almeria, Granada, jatuh kebawah kekuasaannya. Untuk jangka
beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen
dapat dipukul mendur. Akan tetapi, tidak lama setelah itu, Muwahiddun mengalami
keambrukan.7
f. Periode Keenam (1248-1492M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani
Ahmar (1232- 1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah
yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir
karena perselisihan orang-orang istana dalam merebutkan kekuasaan.14 Dan hal ini dapat
di manfaatkan dengan baik oleh umat Kristen untuk kembali merebut kekuasaan terakhir
yang dimiliki oleh umat Islam, umat Islam setelah itu dihadapkan pada dua pilihan,
masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan
tidak ada lagi umat Islam di daerah itu.8
2.2 Dinamika Poitik Islam di Spanyol

Dinamika politik umat Islam di Spanyol setidaknya ditandai dengan tiga fase. Pertama,
penaklukan Spanyol di bawah komando Thoriq bin Ziyad. Kedua, konsolidasi kekuasaan Islam
di Spanyol menjadi Dinasti Umayyah yang berawal dari Abdurrahman I. Ketiga, persaingan dan
perebutan kekuasaan antara kerajaan kecil sampai runtuhnya kekuasaan umat Islam di Spanyol.

Membaca penaklukkan umat Islam di Spanyol bermula dari misi Thoriq bin Ziyad.
Thoriq bin Ziyad mendapat perintah dari Gubernur Afrika Utara Musa bin Nusair. Sebelum
Thoriq mendarat di Spanyol, seorang mata-mata yang bernama hampir sama dengan Thoriq yaitu
Thorif telah diutus untuk memetakan semenanjung Iberia. Yang pertama pangkat militernya
lebih rendah dari yang kedua. Yang pertama tidak jelas asal usul klannya. Yang kedua adalah
anak keturunan suku as Shodaf, suku Berber dari daerah al Atlas Afrika Utara. Ada yang
mengatakan bekas budak yang telah dibebaskan. Memimpin 7000 pasukan, Thoriq

7
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 76
8
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jilid II (Jakarta: UI Press, 1985), 82.

ix
menyeberangi selat Gibraltar untuk mengekspansi Spanyol yang berada dalam kekuasaan
Roderik.9

Begitu Thoriq dan pasukannya menyeberang, sebelum terjadi peperangan, konon ia


memerintahkan agar kapal-kapalnya dibakar. Ia lalu berdiri di hadapan pasukannya dan
menyampaikan khotbah. Sebuah khotbah yang masyhur. Tentang pembakaran kapal itu tidak
semua sejarawan sepakat. Ada yang mengatakan itu cerita yang dibuat-buat sejarawan Kristen.
10
Namun, tentang khotbah Thoriq semua sepakat. Ia memang menyampaikan khotbah yang
membakar, agitatif dan inspiratif itu. Khotbah yang terjemahannya dalam bahasa Inggris didaftar
oleh Susan McIntire dan William Burn dalam buku Speeches of World History.11

Sejarah mengabarkan bahwa pasukan Thariq mampu mengalahkan pasukan Roderik


secara telak. Roderik sendiri awalnya seorang petinggi militer, tetapi ia mengkudeta putra Raja
Witiza dan memakzulkannya. Salah satu perilaku keji Roderik yang telah menjadi legenda dan
bumbu dalam penulisan kronik sejarah, adalah menodai putri Watiza, yaitu Florinda yang jelita.
Maka Roderiklah yang menjadi pucuk pimpinan menguasai Gotik (Visigoth). Sejak kekalahan
Roderik di Lembah Berbate, praktis umat Islam adalah penguasa baru bumi Andalusia. Pasukan
Islam terus merambah kekuasaan, melaju ke wilayah-wilayah yang lebih jauh ke utara nyaris
tanpa perlawanan.

Namun yang perlu dicatat, kemenangan umat Islam tidak lepas dari bantuan pribumi
lawan politik Roderik. Pangeran Julian dari Sabtah ikut membantu Thoriq. Ia bahkan yang
memberi bantuan armada kapal pada Thoriq untuk meyebarang ke Spanyol. Bantuan kapal-kapal
dari Julian semakin menguatkan tafsir sejarah bahwa pembakaran pada kapal-kapal tersebut
tidak pernah terjadi. Pendeta Opas yang merupakan sepupu Raja Watiza juga membantu
ekspansi umat Islam. Pendeta Opas merasa benci pada Roderik yang merebut kuasa kerajaan dari
Raja Watiza12

Laju pasukan umat Islam terus menembus semakin jauh. Ketika Thoriq hampir mencapai
Kota Jean, Cordova dan Toledo, Gubernur Musa bin Nusair memberi peringatan keras pada
Thoriq agar tidak menyerbu dulu Toledo. Namun Thoriq memiliki perhitungan sendiri. Ia
9
Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: Serambi, 2011), 627.
10
Roghib as-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, 64
11
Roghib as-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, 64
12
Philip K. Hitti, The History of Arab, 62

x
bergeming dengan keputusannya menyerbu Toledo dan bisa menaklukan kota itu. Tindakan
Thoriq itu konon membuat Musa marah besar pada bawahannya tersebut. Musa setahun
kemudian akhirnya menyusul Thoriq ke Andalusia dengan 10.000 bala tentara. Akan tetapi Musa
melewati jalur yang berbeda. Jalan pasukan yang dipimpin oleh Musa juga menaklukan banyak
wilayah di kawasan Spanyol yang belum ditaklukkan oleh Thoriq.

Di dekat Toledo, Musa berhasil menemui tersebut. Dalam riwayat, Musa konon
menghukum keras Thoriq. Thoriq dicambuk dan dirantai. Meja hidang (solomon table atau
maidah) yang didapat oleh Thoriq dirampas Musa untuk dipersembahkan pada Khalifah Walid
bin Abdul Malik. Dalam menafsirkan motivasi Musa menyusul Thoriq dan menemuinya, tidak
semua sejarawan sepakat. Hitti dengan merujuk pada Ibnu al-Hakam dan al-Idrisi mengisahkan
motivasi Musa menyusul ke Andalusia tidak lebih karena cemburu dan dengki pada kesuksesan
Thoriq.13

Namun Roghib as-Sirjani dengan mengutip Akhbar al-Majmu’ah karya Ibnu Adzari dan
al-Bayan al Mughrib menafsirkan bahwa Musa menyusul ke Spanyol untuk memberi bala
bantuan kepada Thoriq.

Masih oleh as-Sirjani, Musa bin Nushair digambarkan tokoh pahlawan besar. Seluruh
hidupnya diabdikan untuk berjihad sampai pada usianya yang tua, yaitu 75 tahun. Dari
kehebatannya, Islam berkembang pesat di Afrika Utara. Ia berjuang selama 10 tahun
menyebarkan panji-panji Islam di Spanyol. Dengan mengendarai kuda secara gagah, ia
menaklukkan kota demi kota, mengepung Sevilla berbulan-bulan lamanya, mengepung
Mauridah, Barcelona, Zaragosa dan kawasan timur laut. Lalu ia mengarah ke barat laut bergerak
menuju ash-Shakrah. Ia bermaksud menaklukkan Prancis, Italia dan negeri-negeri lain hingga
sampai ke Konstatinopel.

Gambaran tentang Musa menjadi serba antagonis jika dilihat dari deskripsi kronik
sejarah, semisal tulisan Isidore dari Sevilla yang mendasarkan pada rujukan penulis-penulis
Visigoth. Musa adalah penginvasi yang kejam. Ia membakar kotakota indah di Spanyol dan
membumihanguskannya rata dengan tanah. Ia membawa para penguasa dan bangsawan Spanyol

13
Philip K. Hitti, The History of Arabs, 630.

xi
ke tiang salib. Tidak luput dari kekejaman itu, anak-anak remaja dan bayi ditebas dengan
pedang.

Namun ada gambaran yang lebih netral dan dianggap lebih akurat adalah bahwa
penaklukkan Spanyol oleh umat Islam itu manandai pergeseran situasi ekonomi dan politik baru.
Pada masa-masa itu, kawasan itu dilanda krisis politik dan ekonomi yang menyengsarakan
mayoritas penduduk kawasan itu. Kedatangan umat Islam adalah harapan baru bagi kemakmuran
Spanyol.14

Meskipun sukses menaklukan Spanyol, Musa dan Thoriq akhirnya dipanggil pulang oleh
Khlifah Walid bin Abdul Malik. Banyak tawanan perang yang terdiri dari pangeran dan
bangsawan Spanyol, barang rampasan dibawa ke Damaskus sebagai penghormatan pada
khalifah. Di Andalusia, Musa meninggalkan anaknya, Abdul Aziz bin Musa. Sejak saat itu,
Andalusia menjadi provinsi (wulat) bagian dari Imperium Umayyah. Putra Musa itu menjadi
amir pertama dan memilih Sevilla sebagai pusat administrasi Andalusia. Sejak saat itu,
kekuasaan umat Islam di wilayah itu terus mengukuhkan kekuatan politiknya. Satu amir berganti
dengan amir baru. Dinamika politik dan perebutan kekuasaan terjadi. Sampai pada masa as-
Samah Ibnu Malik, amir ke-14, ibukota Sevilla dipindah ke Kordova. Kekuatan politik dan
perebutan kekuasaan tetap berlangsung antara pihak Mudariayah dan Yamaniah. Sulit bagi kedua
faksi itu untuk melakukan kompromi atau mencari jalan penyatuan.

Pergolakan politik di Andalusia baik karena pertikaian domestik maupun karena upaya
meluaskan ekspansi ke luar terus berlangsung sampai akhirnya kekusaan Umayyah di Damaskus
diruntuhkan oleh Abasyiah. Pada saat Abasyiah berhasil merebut kekuasaan di pusat, seorang
pangeran Muawiyah berhasil melarikan diri. Ia mencari suaka politik (asylum) di Andalusia dan
berhasil mendarat di pantai Granada. Abdurrahman, namanya. Ia lolos dari sergapan
pembunuhan prajurit tempur Abasyiah yang menggulingkan Dinasti Umayyah. Pembesar
Abasyiah yang telah berhasil merebut kekuasaan Umayyah mengundang sisa-sisa bangsawan
Umayyah dalam jamuan makan, termasuk Abdurrahman. Dalam jamuan makan itu, para
bangsawan dan pengikut Umayyah dibantai. Tubuh yang sekarat dan menggelepar meregang
nyawa ditutupi kain. Selamat bagi Abdurrahman, ia bisa lolos dari sergapan itu, ia melarikan diri

14
Fairchid Ruggles, Garden, Landscape & Vision in The Palace of Islamic Spain, (Pannsylvania State University
Press, 2003), 4-5.

xii
dibantu pengikutnya. Adiknya tergoda dengan tawaran amnesti tidak meneruskan diri bereneng
menyeberang sungai Eufrat. Nahas adiknya yang dijanjikan ampunan dibunuh juga oleh tentara
Abasyiah.15

Kedatangan Abdurrahman di Spanyol menandai babak kedua dari dinamika politik di


kawasan itu. Babak kedua ini bisa disebut sebagai fase konsolidasi politik umat Islam di Spanyol
dari tahun 756 M sampai 1031 M. Kekuasaan di tangan dinasti Abdurrahman disebut sebagai
keamiran yang otonom, tetapi akhirnya, terutama pada masa Abdurrahman III, Andalusia
menjadi kekhalifahan Umayyah yang sejajar dengan Dinasti Abasyiah.

Abdurrahman I menebalkan kekuasaan setelah memukul pasukan Gubernur Yusuf di


Sungai Guadalquivir. Ia pun berhasil menguasai Kordova. Semenjak berada di tangan
Abdurrahman I, Andalusia bukan lagi sebuah propinsi minor dalam wilayah kekuasaan Islam di
Timur. Andalusia menjadi sebuah keamiran otonom secara administratif. Di Spanyol inilah, ia
yang kemudian dikenal sebagai Abdurrahman I atau Abdurrahman ad-Dakhil, sang pendiri
Dinasti Umayyah jilid kedua yang merdeka dan menjadi rival Dinasti Abasyiah di Iraq.

Sejumlah gejolak domestik, upaya pemberontakan dan gerakan perebutan kekuasaan atau
provokasi dari Abasyiah bisa diatasi oleh Abdurrahman I. Ia berhasil mengembangkan kekuatan
militer dengan jumlah personil mencapai 40.000 prajurit untuk mengamankan kekuasaannya.
Suksesi kekusaan diberikan secara turun temurun dengan cara penunjukan. Tercatat dalam
silsilah ada delapan penguasa dari anak cucuk Abdurrahman I yang memerintah Spanyol. Di
antara yang terkenal adalah Abdurrahman II dan Andurrahman III.

Abdurrahman I meninggal pada usia 59 tahun. Ia digantikan oleh putranya Hisyam.


Hisyam ditunjuk sebagai putra mahkota meskipun ia memiliki kakak bernama Sulaiman. Ia
dianggap lebih cakap dari sang kakak. Begitu Hisyam diangkat menjadi penguasa, kakaknya
Sulaiman memberontak dari Toledo. Tidak saja kakaknya, adiknya, Abdullah juga
membangkang. Pemberontakan oleh dua saudaranya terjadi. Namun Hisyam berhasil
mengalahkan dua pemberontak kakak dan adiknya. Dua saudaranya tersebut terusir ke Afrika
Utara.16

15
Maria Rosa Menocal, Sepotong Surga di Andalusia, 8.
16
Maria Rosa Menocal, Sepotong Surga di Andalusia, 8.

xiii
Abdurrahman I meninggal pada usia 59 tahun. Ia digantikan oleh putranya Hisyam.
Hisyam ditunjuk sebagai putra mahkota meskipun ia memiliki kakak bernama Sulaiman. Ia
dianggap lebih cakap dari sang kakak. Begitu Hisyam diangkat menjadi penguasa, kakaknya
Sulaiman memberontak dari Toledo. Tidak saja kakaknya, adiknya, Abdullah juga
membangkang. Pemberontakan oleh dua saudaranya terjadi. Namun Hisyam berhasil
mengalahkan dua pemberontak kakak dan adiknya. Dua saudaranya tersebut terusir ke Afrika
Utara.

Hisyam bin Abdurrahman kemudian diganti oleh putranya al-Hakam bin Hisyam. Sayang
sekali, tabiat al-Hakam yang peminum dan suka pesta tidak disukai warga dan ulama. Didalangi
oleh pemuka agama, terjadi kerusuhan. Kerusuhan itu ditumpas dengan keji. Mereka dibuang,
daerah dan rumah mereka diratakan dengan tanah. Sebanyak 300 pemuka agama dibunuh. Cara-
cara memerintah al-Hakam berikut tabiatnya memicu kebencian penduduk padanya.17

Al-Hakam kemudian diganti oleh putranya, Abdurrahman II atau Abdurrahman Al


Awsath. Ia adalah penguasa yang cakap. Ia melanjutkan visi Abdurrahman I membangun
kemajuan kekuasaanya. Ia melanjutkan proyek mengamankan daerah-daerah yang sering dijarah
gerombolan pengacau yang berasal dari luar. Ia berhasil membangun armada laut untuk
menguasai kepulauan Balyar dan memukul orang-orang Viking, semacam gerombolan perompak
dari Skandinavia: Denmark, Finlandia, dan Swedia. Seperti kakeknya Abdurrahman I, ia terkenal
sebagi pecinta ilmu dan estetika.18

Abdurrahman II meninggalkan warisan kejayaan Andalusia. Namun kejayaan itu segera


merosot seiring dengan konflik domestik, persaingan anggota keluarga merebutkan kekuasaan
dan kontelasi politik di berbagai kawasan yang ikut memperkeruh suasana geopolitik. Kerajaan
Leon di barat laut Kordova dan Aragon yang beribukota di Barcelona semakin kuat. Di dalam
keluarga istana sendiri, putra mahkota yaitu Abdullah dibunuh oleh saudaranya sendiri,
keponakannya al-Mutarif bin Abdullah. Sementara di kawasan Afrika atau Maroko atau al-
Maghrib dan sekitarnya Daulah Fatimiyah semakin kokoh menguasai kawasan tersebut. Daulah
Fatimiayah merupakan ancaman serius bagi kedaulatan penguasa di Andalusia.

17
Ibid., 195.
18
Roghib as-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, 199

xiv
Ketika wilayah kekuasaan Diasti Umayyah Andalusia menyusut drastis, muncullah
pemimpin baru yang menisbatkan namanya dengan Abdurrahman III atau Abdurrahman An
Nashir. Di masa kekuasaan Adurrahman III, Andalusia mengukuhkan kekuatan politiknya di
kawasan itu. Abdurrahaman III selain dapat mengokohkan posisi tawarnya pada penguasa
Dinasti Fatimiyah di Afrika, ia berhasil memukul pasukan Ordano II dan Sancho yang
mengancam wilayah Andalusia dari sisi utara. Kekuasaannya membentang dari wilayah Ebro
sampai garis pantai Atlantik. Dari Pegunungan Pyrenees sampai Selat Gibraltar. Pada masanya
pula, dibangun sebuah kota istana atas saran istri simpanannya yang jelita bernama az-Zahra.
Nama istri simpanannya itu pula yang menjadi nama istana AlAzahra. Di bawah kuasa
Abdurrahman III, Andalusia mencapai puncak kejayaannya. Sampai usia 73 tahun akhirnya ia
meninggal dunia.19

Sepeninggal Abdurrahman III, Andalusia masih menyisakan kejayaan. Silih berganti


penguasa pasca Abdurrahman mempertahankan Daulah Umayyah yang kemudian berganti
mejadi Daulah Amiriyah naik dan turun ke pentas kekuasaan. Namun pertikaian dan perebutan
kekuasaan dalam tubuh dinasti itu dengan pasti membuat Andalusia mengalami fragmentasi
menjadi negara-negara kerajaan kecil (thowa>if). Tercatat ada tujuh negara kerajaan yang
mengoyak kawasan Andalusia. Mereka terbentuk karena ikatan primordialisme kesukuan dan
klan keluarga : 1) Bani Abad, kalangan Arab dari suku Lakhm menabalkan diri di Sevilla. 2)
Bani Zirry meduduki wilayah Granada. 3) Bani Jahur kalangan yang mengambil wilayah
Kordova. 4) Bani al-Afthas menguasai wilayah barat Andalusia mendirikan pemerintah
Bathalyus. 5) Bani Dzun-Nun, kalangan Berber yang mendirikan wilayah Toledo. 6) Bani Amir,
kalangan Arab dari suku Ma’arifi dari Yaman menguasai kawasan timur Andalusia yaitu
Valencia. 7) Bani Hud menguasai wilayah Zaragosa.20

Antarmereka seringkali terjadi konflik dan perang merebut kekusaan dan saling
mencaplok wilayah. Tidak ada lagi Andalusia raya dalam satu kekuasaan. Jatuh bangun
kekusaan secara silih berganti di antaranya akibat pertikaian antarnegara kerajaan. Berdiri
Dinasti Murabitun lalu segera jatuh dan digantikan oleh Bani Muwahiddun. Jatuh Bani
Muwahhidun dan dengan terseok beridiri Dinasti Nashiriah yang menduduki Granada. Salah satu
penguasanya, yaitu Muhammad al-Ghalib membangun al-Hambra. Granada ternyata menjadi
19
Philip K. Hitti, The History of Arabs, 666.
20
Roghib as-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, 372.

xv
garis akhir nasib kekuasaan umat Islam di Spanyol. Pernikahan Ferdinand dari Aragon dan
Isabella dari Castile semakin menyaringkan bunyi lonceng kematian kekuasaan umat Islam.
Kalau saja, di masa kekuasaan Abdurrahman III, ekspansi militer diteruskan untuk memukul
telak sisa-sisa orang Kristen di pegunungan Pyreness, cerita Spanyol hari ini mungkin akan jauh
berbeda.

Di kepung pasukan berkuda dengan jumlah 10.000 personel dan tidak ada tanda-tanda
bala bantuan datang dari Afrika maupun Turki, akhirnya Granada jatuh juga sebagai tanda
runtuhnya kekuasaan umat Islam di Spanyol. Bulan sabit benatbenar telah digantikan oleh salib.
Proyek conquest yang dirintis oleh Thariq dan Musa diganti dengan Reconquesta Ferdinand
Isabella. Setelah itulah kekejian pada sipil non Kristen Spanyol bermula. Ferdinand dan Isabella
melakukan inkuisisi: geneocida. Pengusiran besar-besaran dilakukan. Masyarakat yang
membangkang dihabisi. Granada menjadi lautan api yang membakar sisa-sisa kekuasaan umat
Islam Spanyol. Sebuah peristiwa tragis dan masif yang tidak pernah terjadi selama kekuasaan
muslim di Spanyol. Kekejaman yang mungkin bisa disetarakan dengan Holocoust dan genocida
Serbia pada Bosnia. Tentang kekejaman Dewan Ingkuisisi Spanyol pada umat Islam dan Yahudi,
catatan Kolonel Prancis J.J. Lehmanowsky yang diutus oleh Napoleon untuk menguasai Spanyol
memberi kesaksian sisa-sisa pembantaian keji itu.21

2.3 Dinamika Intelektual

Kekuasaan umat Islam di Spanyol praktis berakhir dengan jatuhnya Granada. Namun
pengaruhnya pada dunia intelektual Barat, tidak terelakkan, berakar kuat sampai saat ini.
Menjelajahi sejarah inteletual Islam zaman Andalusia tetap relevan sebagai refleksi kekinian dan
kekitaan saat ini. Montgomery Watt memberi pandangan bahwa wajah sejarah Barat atau
Amerika saat ini tidak lain adalah pengaruh langsung dari sejarah umat Islam Spanyol.

Tentu ada latar kesejarahan yang menyuburkan dunia intelektual Islam Andalusia
sehingga berkembang pesat. Ada situasi sosial-politik yang melatarbelakangi perkembangan
sastra, pendidikan, dan keilmuan. Ketiga ranah itu cukup menjadi penanda tumbuh suburnya
dunia intelektual masa itu. Dengan batasan tiga ranah itu, makalah tidak membahas bidang-

21
Ibid, 828.

xvi
bidang peradaban lain semisal: pertanian, hukum, arsitektur, administrasi publik maupun
pemerintahan, militer, armada laut, ekonomi yang juga sangat menonjol saat itu.

Sebagian besar penguasa di Andalusia yang masuk dalam line up silsilah kekuasaan di
Andalusia adalah orang-orang yang memiliki komitmen sekaligus bakat keilmuan dan kecintaan
pada sastra. Abdurrahamn I, Hisyam, Abdurrahman II dan III dari muda adalah para pecinta ilmu
dan sastra. Tidak diragukan pemerintahan mereka mendorong tumbuh kembangnya budaya
keilmuan. Kelimpaham materi yang dicapai oleh penguasa Andalusia dimanfaatkan untuk
pengembangan dunia keilmuan dan kecintaan pada buku.

Edward Gibbon, penulis sejarah kekaisaran Romawi, membuat catatan, bahwa ia


terkagum-kagum dengan kecintaan masyarakat muslim di Andalusia yang jauh melampui kultur
Kristen zaman pertengahan yang antibuku. Di Kordova saja ada 70 gedung perpustakaan.
Khusus perpustakaan khalifah sendiri memiliki koleksi judul buku sebanyak 600.000.22 Sumber
yang lain menyatakan 400.000. Selain perpustakaan, sejumlah tempat-tempat penelitian, pusat-
pusat kesehatan dan teknologi dibangun23. Kordova benar-benar menjadi kota peradaban yang
dibangun sejak Abdurrahman I dan diperluas dan semasa Abdurrahamn II dan al-Hakam.

Pameran dan pasar buku sangat ramai. Tawar-menawar dan lelang buku di kalangan
pecinta dan kolektor buku menjadikan harga buku jauh melampui harga riilnya 24. Perpustkaan
Kordova bisa jadi semacam Conggres Nation Library di Washington saat ini. Sementara gairah
akan buku masyarakatnya bisa dianalogikan dengan Frankfrut Book Fair, perhelatan buku
terbesar di dunia saat ini.25

Jika di Eropa banyak buku-buku disegel oleh gereja, pikiran-pikiran kritis dan
bertentangan dengan penguasa dan gereja dibungkam seperti yang terjadi pada Copernicus dan
Galileo, di Andalusia, pemikiran tumbuh subur dan kritis. Semasa Abdurrahman III, seorang
khotib Bernama al-Mundzir bin Sa’id mengkritik keras megaproyek pembangunan Madinah az-
Zahra. Seorang penasihat khalifah membisiki agar sang khatib itu dipecat atau diberi sanksi.

22
Maria Rosa Menocal, Sepotong Surga di Andalusia, 39.
23
Janes S. Gerber, The Jews of Spain: A Historic of Sephardic Experoence (New York: McMillan, 1994), 29..
24
Philip K. Hitti, The History Arabs, 717
25
Tentang bergengsinya pameran buku di Frankfrut Jerman Dorothea Rosa Herliany, penyair Indonesia yang tinggal
di Jerman, menggambarkan dalam artikelnya ”Frankfurt Book Fair: Pentingnya Sastra di Sebuah Bangsa”, Kompas,
6/10/2013.

xvii
Akan tetapi, dengan besar hati, Abdurrahman III menerima kritik itu sebagai peringatan untuk
dirinya .26

Penguasa Bani Umayyah juga terkenal dekat dan akrab dengan banyak penyair.
Seringkali Abdurrahman II, misalnya mengundang sastrawan ke kediamannya. Seorang
pujangga yang dekat dengan penguasa adalah Abd Robbihi. Pujangga besar lain yang beraliran
platonis adalah Ibnu Hazm. Puisi platonis memandang keindahan romantisme sebagai wakil dari
keindahan abadi. Bagi puisi platonis, kecintaan pada dunia adalah anak tangga bagi kecintaan
pada Ilahi. Cinta sejati yang terungkap dalam puisi tidak lain adalah jalan pendakian untuk
berkontempelasi pada Yang Kuasa. “Love is a means of ascent to comtempletion of Devine,”
kata Stanford yang mengutip Plato.27

Ibnu Hazm seorang kristen yang menjadi mualaf. Pernah menjabat di kabinet, tetapi
kemudian mengundurkan diri dan lebih memilih jalan hidup sebagai seorang
sastrawan28.Kordova benar-benar menjadi enclave dan episentrum kegiatan ilmu dan satra.
Nyaris semua pengunjungnya baik dari Andalusia maupun manca negara memberi pujian
sebagai perhiasan dunia (The Ornament of World). Dicatat oleh as-Sirjani, sejumlah tokoh
semisal Ibnu Hauqal, al-Idrisi, al-Himyari Abu al-Hasan bin Bassam, Ibu al-Wardi memuji
Kordova sebagai pusat bertemunya orang-orang hebat, berilmu, dan cerdas29.30

Kesusastraan Islam zaman Andalusia, diakui mempengaruhi dunia sastra Eropa sampai
saat itu. Sampai saat inipun semua kritikus Don Xuisote karya Carvantes mengakui pengaruh
sastra Arab. Kekuatan prosaik Don Xuisote pun hanya bisa ditandingi oleh karya-karya
Sheakspear. Secara khusus Gunawan Muhhammad memberikan catatannya dan menerjemahkan
satire Don Xuisote yang pernah difilmkan.

Bersama dengan kemajuan dunia sastra di Andalusia, pendidikan dan pengembangan


ilmu pengetahuan juga berkembang pesat. Baik ilmu agama maupun ilmu alam berkembang
dengan pesat. Khusus tentang pengajaran al-Quran, dalam catatan Ibnu Khaldun, masyarakat
Andalusia sangat sadar akan pentingnya mengajarkan al-Quran. Pada anak kecil al-Quran
diajarkan dengan kemampuan membaca. Pelajaran al-Quran diberikan tanpa tambahan tafsir,
26
Roghib as-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, 22.
27
Stella Stanford, Plato and Sex (Cambridge, USA: Polity Press, 2010), 27.
28
Philip K. Hitti, The History of Arabs, 710.
29
Rogib, as-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, 367.

xviii
tambahan pelajaran menulis pada anak-anak tersebut. Ini dilakukan untuk menancapkan
kecintaan pertama kali pada al-Quran.30

Pada usia yang lebih remaja, mereka diajari menulis dan tata bahasa Arab. Sebagai
pelajaran tambahan, murid-murid diajari sejarah, tafsir al-Quran, tata bahasa Arab, puisi,
leksikografi dan geografi. Guru-guru mendapatkan tempat yang terhormat. Kaum wanita pun
tidak banyak dibatasi untuk belajar. Pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pemerataan
pendidikan dilakukan. Pada zaman Abdurrahman III dinyatakan bahawa tidak ada penduduk
dewasa di Kordova yang buta aksara. Kordova juga memiliki universitas besar. Asal-mulanya
adalah masjid Kordova yang dibangun tidak hanya untuk tempat ibadah, tetapi juga untuk
aktivitas intelektual. Barangkali Kordova saat itu adalah Sarbone University atau Harvard
Universiy saat ini.

Selain Kordova, kota-kota Spanyol seperti Sevilla, Malaga, Granada juga juga memiliki
universitas. Universitas Kordova membuka berbagai jurusan: astronomi, matematika,
kedokteran, hukum dan teologi. Univeritas Granada yang dibangun zaman Khalifah Nashiriah,
tidak kalah dengan univeristas Kordova, bahkan di Granada dibuka jurusan kimia menambahi
jurusan yang ada di Kordova. Kemajuan pendidikan di kota-kota Spanyol menjadikan kaum
Yahudi mengiblat. Kurikulum pendidikan mereka tidak lagi berusaha mengadopsi dan menyerap
tingkat perkembangan pendidikan Islam. Umat Yahudi ikut menikmati kejayaan Spanyol bagi
kesejahteraan hidup mereka. Dalam amatan orang Yahudi, tidak hanya Kordova yang menjadi
pusat perkembangan ilmu dan budaya, kota-kota lain seperti Sevilla, Granada, Malaga berusaha
keras bisa menyamai Kordova. Sejumlah orang Yahudi yang berkibar menjadi tokoh, pujangga,
ilmuwan di antaranya Juha Halevi, Maimondes, Joseph Ibnu Nagrela, Hasdai Ibn Shaprut 31.Kota-
kota Spanyol, terutama Kordova saat itu adalah tujuan kegiatan fellowship.

Dominasi intelektual generasi umat Islam di Andalusia, tidak pelak lagi, menjadikan
bahasa Arab adalah linguafrace saat itu. Bahasa menjadi kiblat ilmu pengetahuan saat itu. Bahasa
Latin yang sudah lama mendominasi konstelasi peradaban Eropa tergeser oleh bahasa Arab.
Digambarkan oleh Menocal, bagaimana seorang Pendeta Kristen Paul Alvarus menjadi gelisah
melihat kenyataan anak-anak muda Spanyol merasa lebih optimis belajar bahasa Arab. Banyak

30
Ibnu Khladun, Muqoddimah, terj. (Jakarta: Al Kaustar, 2001), 1003.
31
Janes R. Gerber, The Jews of Spain: A History of Sephardic Experience (Macmillan, 1994), 36- 38.

xix
orang Kristen juga senang mempelajari berbagai syair Arab. Tata bahasa Arab yang indah
menjadi daya tarik bagi orang Kristen Eropa. “Adakah rakyat jelata yang masih mau membaca
tafsir-tafsir kitab suci berbahasa latin,” begitu keluh Alvarus dalam bukunya The Unmistitakable
Sign. 34 Gejala ini mungkin tidak jauh beda dengan kondisi masyarakat intelektual kita sekarang
yang cenderung mengiblat pada bahasa Inggris.

Universitas-universitas di kota-kota Andalusia benar-benar menunjukkan diri sebagai


center of excellent. Jika saja saat itu sudah ada badan pemeringkatan PT sebagaimana Time
Higher Education, tidak mustahil, univeritas Kordova akan menduduki peringkat atas jajaran
World Class University. Peringkat yang saat ini diidam-idamkan dan dikejar-kejar oleh PT
seluruh dunia. Sayang sekali belum ada univeritas Islam di dunia Islam, jangan lagi UIN di
Indonesia masuk dalam daftar World Class University itu32.

Dari rahim kemajuan dunia intelektual di Andalusia itu, lahirlah tokohtokoh ilmuwan
muslim pengembang berbagai bidang keilmuan. Tentu tidak bisa di daftar satu-persatu. Beberapa
berikut yang disebut cukuplah mewakili gambaran keunggulan warisan inteletual dan dunia
keilmuan umat Islam di Andalusia. Diantara mereka yang mewakili zamannya sepanjang sejarah
Islam di Spanyol adalah al-Zahrawi, Ibnu Khaldun, Ibny Rusyd, dan Ibnu Bathutah.

Al-Zahrawi, adalah dokter ahli bedah semasa kekuasaan al-Hajib alMuzaffar. Al Zahrawi
pula yang memperkenalkan pada dunia medis modern alatalat bedah, prinsip-prinsip
pembedahan yang mengikuti jalur pembuluh darah dan menemukan benang jahit pascabedah.
33
Ibnu Khaldun (1332-1406) mengulas sejarah dan sosiologi dengan melihat faktor fisik
demografis dan spritualitas yang berpengaruh kuat pada dinamika kesejarahan bangsa Arab dan
Berber.

Ibnu Rusyd (1126-1198), selain dokter dan hakim, ia tekenal terutama di kalangan Barat
karena ulasanya tentang Arsitoteles. Nalar Barat terbantu dalam memahami alam pikiran Yunani
terutama karya-karya Aristoteles berkat ulasamulasan Ibnu Rusyd. Ia hidup semasa Ya’qub al-
Manshur salah satu penguasa Dinasti Muwahhidun. Di dunia Islam, pandangan-pandangan Ibnu
Rusyd dikenal bertentangan dengan pandangan al-Ghazali. Dalam perkembangan sejarah

32
Soal ulasan capaian peringkat PT Indonesia dan sejumlah PT dunia yang berhasil menembus daftar World Class
University, “Bambang Cipto, Di Balik Terpuruknya Peringkat PT” (Kompas: 14/10/2013).
33
Roghib as-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, 328.

xx
berikutnya, al-Ghazali lebih diakrabi oleh kaum muslimin di belahan Asia dan Afrika. Sementara
orang-orang Kristen Barat mengiblat pada Ibnu Rusyd. Andai saja umat Islam dalam kesejarahan
mutakhir bisa melakukan elaborasi yang seimbang pemikiran Ghazali dan Ibnu Rusyd, mungkin
saja akan berdampak lain pada wajah peradaban umat Islam hari ini.

Ibnu Bathutah (1304-1377), sebenarnya ahli fikih, tetapi pengembaraannya


menjadikannya terkenal karena catatan demografi, etnografi dan geografi dari wilayah-wilayah
yang dikunjuginya dari Afrika, India, China, Konstantonopel dan ke Andaluisa 34. Dalam
perjalanannya dari Delhi ke China, Ibnu Bathutah, singgah di Samudra Pasai pada tahun 1345.
Saat itu penguasa kerajaan Islam pertama di nusantara adalah Sultan Malikus Zahir.

 Kemajuan Intelektual
Spanyol merupakan sebuah negeri yang subur. Kondisi yang subur itu menjadi sumber
penghasilan ekonomi, kemapanan ekonomi inilah yang kemudian akan melahirkan
sejumlah pemikir dari Spanyol. Masyarakat Spanyol merupakan masyarakat yang
majemuk yang terdiri dari komunitas Arab (utara dan selatan), Al-Muwaladun (orang
Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), As-
Saqalibah (penduduk antara Konstantinopel dan Bulgaria yang dijadikan tawanan
Jerman), Yahudi Kristen yang sejak lama berinteraksi dengan budaya Arab, dan Kristen
yang menentang Islam. Semua komunitas itu kecuali Kristen, mempunyai andil dalam
melahirkan kaum intelektual Andalusia yang menghasilkan kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan, sastra dan pembangunan fisik di Spanyol (Yatim, 2008).
a. Filsafat
Kejayaan Islam di Spanyol telah menghasilkan kebudayaan dan peradaban yang
sangat brilian sepanjang sejarah Islam. Spanyol memiliki peranan sebagai perantara
ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12 M. Minat terhadap filsafat
dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke 9 M, Selama Penguasa Bani
Umayyah yang ke-5 Muhammad ibn Al-Rahman (832-886 M) (Fakri,1986)
Islam yang berkembang di Spanyol menjadi menjadi awal lahirnya para filosof di
kemudian hari, seperti abu bakar Muhammad Ibn Al- Sayigh atau lebih dikenal
dengan ibn Bajjah, selain itu Abu Bakar ibn Tufail, ia banyak menulis masalah

34
7 Ibid, 839.

xxi
kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal adalah Hay ibn
Yaqzan. Tokoh yang terbesar adalah Ibn Rusyd dari Cordova dengan kelebihannya
adalah ahli dalam menafsirkan karya-karya Aristoteles dan kehati-hatian serta
mengakomodir antara filsafat dan agama. Dia juga ahli dalam bidang fiqh, salah satu
karya terkenal yang berhasil ia tulis adalah Bidayah al-Mujtahid (Yatim, 2008).
b. Sains
Dalam bidang sains, ilmu yang berkembang ketika itu adalah ilmu kedokteran,
musik, matematika, astronomi, kimia. Ilmuwan yang terkenal ketika itu adalah Abbas
ibn Farnas yang merupakan ahli dalam bidang kimia dan astronomi. Ia adalah orang
pertama yang menemukaan pembuataan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya Al-
Naqqas terkenal dalam ahli astronomi. Beliau juga menemukan alat yang dapat
menentukan waktu terjadi gerhana matahari dan berapa lama waktunya. Selain itu, ia
juga berhasil menemukan teropong modern. Ahmad ibn Abbas dari Cordova adalah
ahli dalam bidang obat-obatan. Umm Al-Hasan binti Abi Ja’far dan saudara
perempuannya AlHafidz juga merupakan ilmuan dan ahli dalam bidang kedokteran
(Yatim, 2008).

Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan
ilmuwan dan pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M), Ibn Batutah
dari Tangier (1304-1337 M), Ibn Al-Katib (1317-1374 M), Ibn Khaldun dari Tunis
adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di
Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika (Fakri, 1986).

c. Fiqh
Spanyol ketika itu dikenal menganut mazhab Maliki. Orang yang memperkenalkan
mazhab Maliki di sana adalah Ziyad ibn Abd. Al-Rahman. Selanjutnya diteruskan
oleh Ibn Yahya ketika menjadi qadi pada masa Hisyam bin Abd Ar-Rahman. Ahli
fiqh lainnya adalah Abu Bakar Ibn Al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id, Al-Baluti, dan yang
terkenal adalah Ibn Hamzah (Fakri, 1986)
d. Musik dan Kesenian
Kemajuan peradaban juga menyentuh bidang musik dan seni suara. Islam di
Spanyol mencapai kejayaan dalam bidang musik dan kesenian dipelopori oleh Al-

xxii
Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan
jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal
sebagai penggubaah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepaada anak-
anaknya termasuk kepada budak-budak, sehingga kemasyhuran tersebar luas
(Syalabi, 1983).

e. Bahasa dan Sastra


Kemajuan dalam bidang bahasa juga dirasakan di mana bahasa Arab dijadikan
sebagai bahasa resmi pemerintahan Islam di Spanyol. Kebijakaan ini dapat diterima
dengan suka rela oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan penduduk asli
Spanyol lebih mengutamakan bahasa Arab dari pada bahasa ibu mereka. Banyak yang
kemudian muncul sebagai ahli bahasa Arab, antara lain: Ibn Sayyidi, Ibn Malik
penulis kitab Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isbili, Abu Al-Hasan Ibn
Usfur, dan Abu Hayyan Al-Gharnati. Seiring dengan kemajuan bahasa, karya-karya
sastra banyak bermunculan, seperti Al-‘Iqad al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, Kitab
Al-Qalaid karya AlFath ibn Khan, dan banyak lagi karya yang lain (Yatim, 2008).
f. Al-Ma’had ‘Ali (Pendidikan Tinggi)
Di bawah kekuasaannya, Al-Hakam menyelenggarakan pengajaran dan telah
banyak memberikan penghargaan kepada para sarjana. Ia telah membangun
universitas Cordova yang menjadi salah satu lembaaga pendidikaan tinggi yang
terkenal di dunia. Universitas ini menandingi universitas Al-Azhar Cairo dan
Nizamiyah di Baghdad dan telah menarik perhatiaan para pelajar, tidak hanya dari
Spanyol, tetapi juga dari berbagai wilayah lainnya di Eropa.
Diantara para ulama yang mengajar di Universitas Cordova adalah Ibn Qutaybah,
beliau dikenal sebagai ahli tata bahasa. Abu Ali Al-Qali yang sangat terkenal sebagai
ahli filologi (El-Haji, 2008). Universitas Cordova memiliki perpustakaan yang
mengoleksi lebih dari empat juta buku. Universitas Cordova memiliki jurusan
astronomi, matematika, kedokteran, teologi dan hukum. Menurut Ubadah, jumlah
mahasiswanya ketika itu mencapai seribu orang. Mata kuliah yang diajarkan di
Universitas Cordova adalah teologi, hukum Islam, kedokteran, kimia, filsafat, dan
astronomi. Di pintu gerbang universitas Cordova terdapat prasasti yang bertuliskan
sebagai berikut: “Dunia ini ditopang oleh empat hal, yaitu pengajaran tentang

xxiii
kebijaksanaan, keadilan dari penguasa, ibadah dari orang-orang yang saleh dan
keberanian yang pantang menyerah” (El-Haji, 2008).
g. Perpusstakaan
Keberadaan perputakaan dengan sejumlah besar bukunya merupakan salah satu
diantara sekian sarana penunjang kependidikan yang menjadi pusat perhatian. sebagai
contoh, perpustakaan Al-Hakam dengan jumlah bukunya 400.000 buah, selain itu
pameran atau bazaar buku merupakan kegiatan yang paling sering dijumpai di
Universitas Cordova. Satu kondisi logis dari masyarakat sadar dalam urusan ilmu
pengetahuan adalah mereka memusatkan perhatian pada pengkajian ilmiah. Sumber
dana perpustakaan berasal dari wakaf yang membantu peningkaan kualitas
perpustakaan. Administrasi dalam hal peminjamaan buku juga dilaksanakan dengan
baik, yaitu adanya ketentuan khusus bagi dua golongan peminjam buku yaitu,
kalangan ulama dan non-ulama (El-Haji, 2008)

BAB III

KESIMPULAN

xxiv
3.1 KESIMPULAN
Sebelum Islam hadir, terjadi kekacauan oleh kerajaan Gotic yang memaksa umat
yahudi untuk di baptis. Hal ini membawa dampak perpecahan yang sangat signifikan
diantara bangsa Spanyol itu sendiri. Keadaan ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh
umat Islam dalam penaklukannya ke Spanyol. Dengan datangnya Islam ke Spanyol dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat Spanyol karena Islam membebaskan mereka untuk
memeluk agama yang mereka yakini.
Masuknya Islam ke Spanyol diawali oleh tiga pahlawan, mereka yaitu, Tharif,
Thariq dan Musa yang melakukan ekspansi dengan melakukan penyeberangan melalui
selat diantara Maroko dan Eropa. Dan mereka berhasil menguasai Spanyol, kemenangan-
kemenangan yang dicapai umat Islam nampak sangat begitu mudah. Hal itu tidak dapat
dipisahkan dari faktor eksternal dan internal yang menguntungkan.
Masuknya Islam ke Eropa membawa dampak kemajuan yang sangat pesat dalam
peradaban, antara lain kemajuan intelektual dan kemegahan bangunan. Banyak sekali
manfaat yang didapat oleh peradaban Islam di Spanyol pada masa itu. Orangorang Arab
banyak memperkenalkan hal-hal tentang pembangunan baru yang belum mereka temui
sebelumnya.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat penulis paparkan, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca,
Karena Keterbatasan Pengetahuan serta Referensi, Kami mohon Kritikan serta saran yang
mendukung Supaya Makalah Ini dapat Disusun menjadi lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

xxv
A. Shalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, diterjemah; Sanusi Latief, Jakarta: Pustaka
AlHusna Baru, 2013.

A. Shalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Al-Husna Zikra, 2012.

Asari, H. (2006). Menguak Sejarah Mencari ‘Ibrah: Risalah Sejarah Sosial- Intlektual
Muslim Klasik. Bandung: Citapustaka Media.

El-Haji, U. (2008). Peradaban Islam di Spanyol dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Barat.
Hunafa: Jurnal Studia Islamika, 5(2), 151–164.

Fakri, M. (1986). Sejarah Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Jaya.

Mubarok, J. (2005). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006)

xxvi

Anda mungkin juga menyukai